BAB I PENDAHULUAN. tinggi adat ketimuran yaitu masyarakatnya terkenal ramah, sopan dan santun.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan interaksi antara sesama pengguna bahasa. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari. pembangunan sumber daya manusia, yaitu mewujudkan bangsa yang maju

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012:19). Menurut Undang-Undang RI

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. didik di perlukan proses belajar-mengajar. Belajar merupakan tindakan dan

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi atau alat interaksi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dalam bentuk tulisan. Sejalan dengan pendapat Parera menulis

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. Siswa sebagai penuntut ilmu yang terdaftar dan belajar disuatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota ini. Khusus untuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. aspek-aspek yang harus dikembangkan dan ditanamkan dalam diri siswa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYKARTA

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Inti dari kegiatan

Tinjauan Umum Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekuasaan atau adat yang berlaku untuk semua orang dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. siswa memahami materi yang diajarkannya, sangat sesuai dengan kurikulum 2013.

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

2015 D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI

Kecakapan Antar Personal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi adat ketimuran yaitu masyarakatnya terkenal ramah, sopan dan santun. Pendidikan dewasa ini menitikberatkan pada pendidikan karakter. Salah satu karakter yang dikembangkan ialah karakter santun.visi kementrian pendidikan dan kebudayaan yaitu terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan nasional untuk membentuk insan indonesia yang cerdas dan berkarakter kuat. Salah satu karakter yang harus dikembangkan ialah karakter santun. Melihat satu dari enam misi kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia pula yaitu melestarikan dan memperkukuh Bahasa dan Kebudayaan Indonesia. Penekanan yang tampak pada visi tersebut ialah memperkukuh bahasa Indonesia. Mengkaji dari visi dan misi tersebut maka kesantunan berbahasa hendaknya ditanamkan sejak dini kepada para peserta didik. Kesantunan dalam berbahasa perlu diperhatikan, setidaknya ada dua hal penting yang perlu diperhatikan yaitu dengan siapa lawan rtutur dan cara bertutur. Hakikat kesantunan berbahasa yaitu tata cara atau etika dalam berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu karakteristik kurikulum 2013 sebagaimana yang terdapat pada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yaitu mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama 1

2 dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir yang diantaranya pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama. Berdasarkan karakteristik dan penyempurnaan pola pikir kurikulum 2013 di atas maka proses pembelajaran harus interaktif yang memungkinkan terjadinya interaksi komunikasi antara guru dan siswa. Adanya komunikasi mencerminkan respon siswa atau kepahaman dan ketidakpahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Stix (2007:38) menambahkan bahwa guru harus mampu mendengar dari sudut pandang siswa. Kedudukan siswa dalam proses pembelajaran bukan menjadi objek tetapi sebagai subjek yang berhak bertanya dan berpendapat. Bertanya dalam KBBI (2008:1448) yaitu meminta keterangan (penjelasan dsb); meminta supaya diberi tahu (tentang sesuatu), berdasarkan hal tersebut, maka dapat diartikan bertanya yaitu meminta bantuan kepada orang lain untuk mendapatkan suatu keterangan tentang sesuatu yang belum diketahui. Selama proses pembelajaran di sekolah berlangsug kegiatan tanya jawab merupakan kegiatan yang tidak boleh dilupakan. Seringkali Guru bertanya kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi dan begitu pula sebaliknya siswa bisa bertanya apabila ada sesuatu yang belum dipahaminya. Setiap orang berhak mengeluarkan pendapatnya. Berpendapat artinya mengemukakan apa yang ada atau terlintas dipikiran kita. Penyampaian pendapat harus memperhatikan kesantunan, dalam artian harus memperhatikan cara mengemukakan pendapat. Ketika berpendapat, baik dalam hal mengomentari

3 suatu permasalahan maupun memberikan saran harus memperhatikan pilihan kata yang santun dalam berbahasa. Semua siswa memiliki hak untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya selama pembelajaran berlangsung, namun demikian perlu diperhatikan pula kesantunan siswa dalam bertanya dan mengeluarkan pendapat. Kesantunan dalam hal ini meliputi bahasa siswa ketika bertanya dan berpendapat. Pada materi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V sekolah dasar telah dibahas mengenai mengomentari persoalan faktual dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa. Pada materi itu, tentunya siswa sudah diajarkan tentang tata cara menyampaikan pendapat yang santun, Oleh karena itu diusia siswa kelas V Sekolah dasar harusnya siswa sudah bisa memahami penggunaan kesantunan berbahasa dalam pembelajaran. Salah satu contoh penerapannya pada saat mengeluarkan pendapat. Sejalan dengan kondisi di atas, realitanya masih banyak siswa kelas V yang belum memperhatikan kesantunan saat menyampaikan pendapat maupun bertanya. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa kerap kali bertanya jika ada hal yang belum dipahami. Bahasa siswa pada saat bertanya masih seringkali terdengar kurang santun. Respon guru ketika ada siswa yang bertanya biasanya berbeda, ada yang langsung menanggapi namun ada juga yang meminta siswa untuk mendengarkan penjelasan guru sampai selesai. Kegiatan bertanya biasanya antara guru pada siswa atau siswa pada gurunya. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, masih sering kita menjumpai siswa mengemukakan pendapatnya terhadap suatu permasalahan, ketika siswa tidak setuju dengan pendapat temannya biasanya langsung mengatakan itu lho

4 salah. Seringkali juga siswa tidak menghormati pendapat temannya dengan mengejek apa yang disampaikan temannya namun mengemukakan pendapatnya sendiri bahasanya masih belum runtut dan terkesan ceplas ceplos atau asal menjawab saja. Sesuai dengan fakta yang peneliti temukan, sekiranya diperlukan untuk melakukan analisa terhadap kesantunan berbahasa yang telah ada pada diri siswa, dikarenakan santun harus dimulai sejak dini. Lebih khusunya untuk siswasiswi di di SD Muhammadiyah 09 Malang. Hal ini dikarenakan SD Muhammadiyah 09 Malang senantiasa membiasakan perilaku santun dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan perilaku santun kemungkinan akan terlihat pula pada kesantunan berbahasa. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti Kesantunan Bertanya dan Berpendapat Siswa Kelas V dalam Proses Pembelajaran di SD Muhammadiyah 09 Malang. B. Rumusan Masalah Berasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk kesantunan bertanya dan berpendapat siswa kelas V dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 09 Malang? 2. Bagaimana respon guru terhadap kesantunan bertanya dan berpendapat siswa kelas V dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 09 Malang? 3. Bagaimanakah strategi bertanya dan berpendapat siswa kelas V dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 09 Malang?

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas maka, tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan bentuk kesantunan bertanya dan berpendapat siswa kelas V dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 09 Malang. 2. Mendeskripsikan respon guru terhadap kesantunan bertanya dan berpendapat siswa kelas V dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 09 Malang. 3. Mendeskripsikan strategi bertanya dan berpendapat siswa kelas V dalam proses pembelajaran di SD Muhammadiyah 09 Malang. D. Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis. Manfaat dari penelitian ini yakni sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Mengembangkan atau mempraktikkan teori kesantunan berbahasa siswa dalam hal bertanya dan berpendapat sehingga bisa dijadikan saran atau masukan dalam membudayakan santun berbahasa selama proses pembelajaran berlangsung serta sebagai pedoman bagi peneliti lain dengan penelitian serupa. 2. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, nantinya diharapkan dapat digunakan dan dirasakan manfaatnya oleh beberapa pihak, diantaranya yaitu sebagai berikut. a. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan bisa membuat siswa menyadari pentingnya berbahasa secara santun salama proses pembelajaran berlangsung.

6 b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran bagi Guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung agar memperhatikan kesantuanan siswa dalam bertanya dan berpendapat. c. Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini diharapakan bisa menjadi masukan untuk senantiasa memperhatikan kesantunan dalam lingkungan sekolah, karena secara tidak langsung kesantunan yang ditunjukkan kepala sekolah, guru, staf TU dan pengurus sekolah lainnya akan berpengaruh terhadap kesantunan siswa pula. E. Definisi Operasional Dalam penelitian ini terdapat definisi operasional agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah, yakni sebagai berikut. 1. Kesantunan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:997), Santun berarti: (1) halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya) sabar dan tenang, sopan, (2) penuh rasa belas kasihan, suka menolong.berdasarkan definisi tersebut, maka kesantunan bisa dikatakan sebagai tatakrama, tatakrama sendiri memiliki beberapa macam, yaitu tatakrama dalam berpakaian, tatakrama dalam berprilaku dan tatakrama dalam berbahasa. Penelitian ini lebih dalam mendeskripsikan mengenai kesantunan berbahasa.

7 2. Bentuk Kesantunan Pernyataan atau tuturan yang dapat terwujud dalam penggunaan gaya bahasa dan kiasan serta pernyataan tersirat yang berupa maksud tidak sebenarnya maupun implisit. 3. Bertanya Secara umum bertanya adalah meminta keterangan atau informasi kepada orang lain dengan harapan akan mengetahui sesuatu tentang hal penting yang diinginkannya. 4. Berpendapat Mengemukakan apa yang ada atau terlintas dipikiran atau penyampaian ide/gagasan terhadap sesuatu hal. 5. Strategi Cara anak dalam menyampaikan pendapat dan pertanyaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 6. Respon Guru Timbal balik yang dilakukan guru terhadap pertanyaan dan pendapat siswa baik berupa ucapan atau ungkapan yang berkenaan dengan kesantunan berbahasa siswa ketika berkomunikasi selama proses pembelajaran berlangsung.