Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Terminologi Berkaitan dengan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendaliannya (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan g hidup, termasuk sumberdaya kedalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi hidup membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup)
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lain (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). Pelestarian daya dukung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan g hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan mahluk hidup lain (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan an lingkungan ngan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang termasuk atau dimasukkan ke dalammnya (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup). Pencemaran lingkungan g hidup adalah masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya (UU no 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Perusakan Lingkungan. k Tindakan yang menimbulkan perubahan langsung terhadap sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan, yang mengakibatkan lingkungan g itu kurang atau tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkesinambungan. (UU RI Nomor 4. Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup). Sumberdaya: Unsur-unsur Lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumberdaya alam hayati dan non hayati, dan sumberdaya buatan (UU RI Nomor 4. Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Tata Ruang: Wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan atau tidak direncanakan. (UU RI Nomor 24. Tahun 1992 tentang Penataan Ruang). Wilayah: Ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional (UU RI Nomor 24. Tahun 1992 tentang Penataan Ruang).
Sustainable agroecosystems upaya-upaya lebih spesifik berkaitan dengan: Memelihara atau mempertahankan sumberdaya alam Meminimumkan penggunaan input artificial dari luar sistem usahatani Menangani gangguan hama dan penyakit sesuai dengan aturan internal Memperbaiki kerusakan akibat pengelolaan pertanian. Gliessman (1998) menjelaskan kaitan antara sustainable agriculture dan sustainable agroecosystem pertanian berkelanjutan merupakan suatu sistem pendekatan terhadap produksi pertanian (pangan, pakan, dan serat) yang mempertimbangkan keseimbangan lingkungan, keadilan sosial dan kelangsungan ekonomi diantara semua sektor publik termasuk masyarakat internasional dan antara generasi manusia.
Masyarakat konsumen dapat memberikan andil didalam mencipatakan sistem pangan yang sustainable, mereka dapat menuntut dan mengingatkan pihak produsen, penjual, dan yang lainnya akan pentingnya praktek-praktek produksi yang sustainable. Kualitas gizi produk pangan pada akhirnya akan dipengaruhi oleh keputusan atau apa yang diinginkan konsumen. Persoalannya sekarang adalah strategi apa yang dapat mempengaruhi sikap konsumen, agar setiap mereka berbelanja selalu mengangkat isu kualitas lingkungan, penggunaan sumberdaya, dan keadilan sosial. Pada saat yang sama, kebijakan dan peraturan juga harus dibuat agar produsen didalam memproduksi dan memasarkan produk pertanian menerapkan praktek-praktek p cara bertani demikian. (SAREP, 1998).
Daya Tampung (Carrying Capacity) Merupakan konsep teoritis mengenai keseimbangan ukuran populasi dimana pada ukuran populasi tersebut kondisi lingkungan stabil dan suplai sumberdaya konstan. Dapat juga diartikan sebagai ukuran populasi maksimum yang secara terus menerus mampu didukung oleh lingkungannya, tanpa menimbulkan penurunan (degradasi) lingkungan bagi generasi yang akan datang
Indikator Lingkungan Pertanian Ukuran-ukuran indikator lingkungan pertanian (Agri-environmental) : akan bergantung kepada keadaan sumber daya lingkungan atau akibat aktivitas usahatani terhadap kondisi sumberdaya lingkungan g setempat Pertanian yang berkelanjutan didasarkan kepada penilaian kualitas tanah, kualitas air, keanekaragaman hayati ati (biodiversity), perubahan iklim, managemen sumberdaya usahatani, dan efisiensi produksi (DF Acton and LJ Gregorich 1995). sustainable agriculture diartikan sebagai suatu sistem terpadu antara produksi tanaman dan ternak pada lokasi yang spesifik
Sistem Produksi Pertanian Integrated Farming Systems (IFS)/Integrated Food and Farming Systems (IFFS) Riset : mulai mengakui bahwa dengan memandang sistem produksi pertanian sebagai suatu sistem yang terintegrasi dan menyeluruh, maka penggunaan sumber daya alam, ekonomi dan sosial akan lebih efisien. Tujuannya adalah mengintegrasikan sistem usahatani tanaman dan ternak yang efisien dalam rangka mempertahankan produktivitas, keuntungan serta menjaga kesehatan lingkungan, petani dan keluarganya, serta mengatasi berbagai hambatan terhadap penerapan sistem pertanian yang sustainable (Oren B. Hesterman and Tom L. Thorburn. 1994).
Pertanian Organik (Organic Farming) pertanian organik (organic farming) sebagai suatu sistem produksi yang menghindarkan atau meminimumkan penggunaan input sintesis seperti pupuk buatan, pestisida, pemicu pertumbuhan, dan feed additives pada ternak. Sistem pertanian organik mengandalkan pada penerapan rotasi tanaman, pemanfaatan pupuk p yang berasal dari kotoran ternak (animal manure), leguminosa, pupuk kompos, limbah organik dari off farm, pengolahan secara mekanis, penggunaan mineral dari bahan batuan serta pengendalian hama secara biologis.
USDA (1995) memberikan batasan bahwa pertanian organik merupakan suatu sistem manajemen produksi berwawasan lingkungan yang mendukung dan mengembangkan keanekaragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah, penggunaan input off farm yang minimal dan praktek-praktek managemen yang mampu memulihkan, mempertahankan dan mengembangkan keharmonisan lingkungan Tujuan utama dari pertanian organik adalah mengoptimalkan produktivitas dan kesehatan unsur-unsur komunitas yang satu sama lain saling membutuhkan (interdependent) yaitu tanah berikut unsur-unsur biologi, fisik dan kimia didalamnya, tanaman, hewan dan manusia.