PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA SKRIPSI

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

ANGGI PRATIWI A

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KEDUNG LUMBU KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

NASKAH PUBLIKASI SRI LESTARI A

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. rusaknya ekologi. Akhir Tahun 2012 hingga saat ini di Tahun 2013, hujan. sebagian kota kota di Indonesia antara lain kota solo.

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN MITIGASI TERHADAP BENCANA BANJIR SMP NEGERI 3 GROGOL, KECAMATAN GROGOL, KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA PALUR KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1 Sungai Apit Kabupaten Siak jalan Gajahmada RT 3 RW 7 Sungai Apit.

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB III LANDASAN TEORI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KELURAHAN JOYOTAKAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Naskah Publikasi Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS KAPASITAS SARANA PRASARANA SEKOLAH DI KAWASAN RAWAN BENCANA BANJIR DI KELURAHAN SEWU KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh :

PENGARUH PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA BANJIR TERHADAP MINAT BELAJAR PRAMUKA SMP NEGERI 3 MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Banjir bukan masalah yang ringan. 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pola curah hujan. Kedua samudera ini merupakan sumber udara lembab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

KERENTANAN (VULNERABILITY)

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Konsep Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi Disusun Oleh: DWI INDAH PATMAWATI A610090034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Dwi Indah Patmawati,A610090034, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakulatas Keguruan dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,2013 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui bagimana partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana banjir di Kecamatan jebres, dan mengetahui tingkat ancaman banjir. Metode penelitian ini mengunakan metode kuantitatif. Lokasi di Kecamatan Jebres populasi 146,299 jiwa sampel 100 responden. Kecamatan Jebres terdiri dari 11 kelurahan Tapi hanya beberapa kelurahan yang terkena bencana banjir (kelurahan pucang sawit, Jebres, kampung sewu,jagalan), Penelitian ini menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan angket/kuesioner yang di berikan ke responden dengan menjawab beberapa pertanyan mengenai partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana banjir. Validitas data menggunakan uji internal dengan menggunakan korelasi product moment. Reliabilitas angket menggunakan rumus alpha, hasil uji reliabilitas nilai koefisien menggunakan angket partisipasi langsung dan angket partisipasi tidak langsung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat ancaman banjir dikecamatan Jebres tergolong sedang, indeks ancaman masuk dalam kelas rendah. indeks penduduk terpapar tergolong tinggi. Total Partisipasi masyarakat dalam pengurangan risiko bencana banjir di kecamatan jebres dapat di kategorikan dalam tingkat sedang dengan nilai total 48,8%. Hasil partisipasi langsung yaitu 47,6% yang masuk dalam tingkat sedang dan partisipasi tidak langsung sebesar 45,45% yang masuk dalam tingkat sedang. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Tingkat Ancaman

A. PENDAHULUAN Kecamatan Jebres juga sering terjadi banjir, saat musim penghujan karena sebagian wilayah Jebres berada di bantaran sungai, bencana banjir termasuk bencana alam yang terjadi saat sungai bengawan solo langganan banjir yang berada di bantaran Bengawan Solo. Akibatnya sejumlah kawasan di Kota Solo tergenang air cukup tinggi. Di antaranya adalah di Kelurahan Sewu, Pusangsawit, Jagalan, dan Gandekan, yang berada di sisi barat meluap pada musim penghujan, Bengawan. Kondisi serupa juga banjir juga sering terjadi karena ulah manusia yang tidak sadarkan dengan menebangi pohon sembarangan dan membuang sampah disungai. Banjir juga termasuk ancaman musiman yang terjadi apabila tubuh air meluap terjadi di desa-desa bantaran di Kecamatan Grogol dan Mojolaban, Sukoharjo yang berada di sisi timur Bengawan Solo Tabel 1 Letak Administrasi kecamatn jebres dan mengenangi wilayah sekitarnya, banjir adakala nya dengan waktu genangan yang cepat pula, tetapi juga dapat terjadi pada waktu yang lama dengan genangan yang lama pula, Pada 7 Desember 2010, Negara Provinsi Kota Kecamatan Luas Jumlah penduduk Kepadatan Indonesia Jawa Tengah Surakarta Jebres 1.258,18Ha 146,299 jiwa 11.019 per km² detik.com mengabarkan terjadi banjir di kawasan-kawasan Desa/kelurahan 11 Sumber: Penelitian Tahun 2013

Berdasarkan deskripsi dan latar belakang tersebut peneliti mengambil judul penelitian PARTISIPASI MASYARAKAT 1. Sebagai sumbangan bagi ilmu sosial, khususnya ilmu geografi. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu DALAM MENGURANGI geografi baik bagi ilmu murni RESIKO BENCANA BANJIR DI ataupun ilmu pendidikan. KECAMATAN SURAKARTA. JEBRES 2.Memberikan informasi kepada semua pihak yang ingin Tujuuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui tingkat ancaman bencana banjir di Kecamatan Jebres, Kabupaten Surakarta? 2. Mengetahui partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana banjir di kecamatan Jebres Surakarta? Dengan adanya penelitian tentang partisipasi masyarakat terhadap bencana banjir diharapakan dapat bermanfaat dan berguna sebagai: memanfaatkan dan mendapatkan informasi dari hasil penelitian ini. 3.Sebagai bahan masukan bagi instansi atau lembaga yang berkompeten, terutama bagi pemerintah daerah dan badan penanggulangan bencana daerah setempat. 4.Sebagai referensi biro skripsi pendidikan geografi di lingkup UMS, agar setelah penelitian melakukan penelitian ini muncul penelitian-penelitian baru sehingga dapat menumbuhkan

inovasi khususnya dalam studi geografi. terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang. Banjir B. LANDASAN TEORI merupakan peristiwa alam yang Bencana adalah terjadinya kerusakan pada pola-pola kehidupan normal, bersifat merugikan kehidupan manusia, struktur sosial dan muncul nya kebutuhan masyarakat (Haryanto 2001). Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana Banjir adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air dalam saluran pembuang (kali) atau dapat menimbulkan kerugian harta benda penduduk serta dapat pula menimbulkan korban jiwa. Menurut Soemitro (2010) resiko bencana adalah kemungkinan suatu kejadian yang tidak di harapkan terjadi sehingga menggangu apa yang seharusnya terjadi suatu kegiatan atau menggangu tujuan. Hardaz merupakan segala sesuatu yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap kehidupan, kesehatan dan lingkung Partisipasi Langsung Menurut Sundariningrun (2000) Partisipasi Langsung yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat

mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. Partisipasi tidak langsung yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak partisipasinya. C. METODE PENELITIAN Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Menurut Sugiyono (2001: 55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan jebres yang totalnya adalah 146,299 jiwa tetapi diambil beberapa kelurahan. Purposive Sampling yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu berdasarkan wilayah administrasi di Kecamatan Jebres yaitu ada 11 kelurahan dengan sampel sekitar 100 orang dengan jumlah 20-25 orang dalam tiap-tiap kelurahan yang sering terendam banjir. Moh.Nazir, (1999) variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variabel merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk

memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Variable dalam penelitian ini meliputi: 1. Tingkat ancaman a. Indeks ancaman bencana banjir b. Indeks penduduk terpapar 2.Partisipasi masyarakat a. Partisipasi langsung b. Partisipasi tdak langsung Metode pengumpulan data dengan Observasi, angket atau kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisi indeks dan analisis persentase untuk mengeahui partisipasi masyarakat, indeks ancaman bencana banjir mengunakan peta rawan bencana banjir. Data yang diperoleh kemudian dibagi dalam 3 kelas ancaman, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Indeks Penduduk Terpapar dihitung dari komponen sosial budaya di kawasan yang diperkirakan terlanda bencana. Komponen ini diperoleh dari indikator kepadatan penduduk dan indikator kelompok rentan pada suatu daerah bila terkena bencana. Tingkat Ancaman dihitung dengan menggunakan hasil Indeks Ancaman dan Indeks Penduduk Terpapar. Indeks ancaman bencana banjir Kecamatan Jebres masuk dalam kelas indeks rendah, dan indeks penduduk terpapar Kecamatan Jebres masuk dalam kelas tinggi. Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan persentase masing-masing variabel bebas yaitu partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung. Pengukuran pada variabel yang diungkap dilakukan dengan memberikan skor dari jawaban angket

yang diisi oleh responden. Tingkat Partisipasi. Tabel 2 Tingakt Partisipasi No Kelas Kategori 1 0% - Rendah 33,33% 2 33,34% - Sedang 66,66% 3 66,67% - 100% Tinggi Sumber: hasil Penelitian D. HASIL PENELITIAN Jebres adalah kecamatan di Kota Surakarta yang terletak di bagian utara. Luas wilayah Kecamatan Jebres 1.258,18 Ha. Jumlah penduduk di Kecamatan Jebres 146,299 jiwa sedangkan kelurahan berjumlah 11 kelurahan yang terdiri dari (Kep Kulon,Kep Wetan,Sdr Prajan, Gandekan, Sewu, Pucangsawit, Jagalan, Pwd Ratan, tegalharjo, Jebres, Mojosongo). Tabel 3 Data Penduduk Kecamatan Jebres NO Kelurahan Penduduk akhir bulan Januari Lakilaki perempua Jumlah n 1 Kep.Kulon 1.438 1.546 2.984 2 Kep.Wetan 1.576 1.501 3.077 3 Kep.Prajan 2.499 2.522 5.021 4 Gandekan 4.788 4.745 9.533 5 Sewu 3.823 3.722 7.545 6 Pucangsawit 6.960 6.704 13.664 7 Jagalan 6.056 6.375 12.431 8 Pwd.Ratan 2.585 2.880 5.465 9 Tegalharjo 3.037 3.087 6.124 10 Jebres 15.819 16.289 32.108 11 Mojosongo 24.065 24.345 48.410 Jumlah 72.646 73.716 146.362 Sumber: Data Profil Kecamatan Jebres Tahun 2013 Uji validitas yang dilakukan adalah validitas internal, yaitu konsistensi masing-masing item dengan item keseluruhan, yaitu dengan cara mengkorelasikan masingmasing item dengan item keseluruhan menggunakan korelasi product moment. Kriteria uji validitas adalah item dikatakan valid jika harga r hitung

> r tabel atau nilai signifikansi < 0,05 dan item dikatakan tidak valid jika harga r hitung < r tabel atau nilai signifikansi > 0,05. Adapun ringkasan hasil uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 Uji reliabilitas angket dilakukan menggunakan rumus alpha. Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas angket parisipasi aktif responden sebesar 0,684, angket partisiasi pasif sebesar 0,698. Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut dapat dikatakan bahwa angket partisipasi aktif dan parisipasi pasif responden memiliki reliabilitas yang tinggi. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, maka dapat simpulkan bahwa angket partisipasi aktif dan parisipasi tidak langsung sudah layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. N o Analisis tingkat ancaman bencana banjir meteorologis di Kecamatan Jebres Kabupaten Surakarta ini berdasarkan peta rawan bencana banjir dari BMKG. Menentukan indeks ancaman bencana banjir mengunakan peta rawan bencana banjir. Data yang diperoleh kemudian dibagi dalam 3 kelas ancaman, yaitu rendah, sedang dan tinggi Tabel 5 Indeks Ancaman Bencana Indikato r 1 Peta bahaya banjir Banjir Kelas indeks Rendah Sedang Ting gi <1meter 1-3 >3 meter meter Sumber: Peraturan Kepala BNPB no 2 Tahun 2012 Kecamatan Jebres memasuki daerah rendah jadi dapat

disimpulkan bahwa indeks ancaman bencana banjir di Kecamatan Jebres termasuk dalam kelas indeks rendah. Sedangkan Indeks Penduduk Terpapar dihitung dari komponen sosial budaya di kawasan yang diperkirakan terlanda bencana. Komponen ini diperoleh dari indikator kepadatan penduduk dan indikator kelompok rentan pada suatu daerah bila terkena bencana. Tabel 6 Matrik Tingkat Ancaman Bencana Tabel 7 Tingkat Partisipasi tidak langsung No Kategori Jumlah % Responden 1 Rendah 25 25% 2 Sedang 67 67% 3 Tinggi 8 8% Sumber: hasil penelitian Tabel 8 Tingkat Partisipasi langsung No Kategori Jumalah % Responden 1 Rendah 36 36% 2 Sedang 41 41% 3 Tinggi 23 23% Tabel 9 Presentase Partisispasi Masyarakat E. Kesimpulan 1. Tingkat Ancaman Banjir Di Sumber: Peraturan Kepala BNPB no 2 Tahun 2012 Kecamatan Jebres Berdasarkan data kejadian yang terjadi di Kecamatan jebres. Tingkat ancaman bencana banjir di Kecamatan Jebres memasuki dalam

tingkat sedang. indeks ancaman bencana banjir di Kecamatan Jebres termasuk dalam kelas rendah. Indeks Penduduk Terpapar masuk dalam tingkat tinggi 2. Partisipasi Masyrakat dalam mengurangai Resiko Bencana banjir. Hasil penelitian menunjukan tingkat partisipasi tidak langsung responden yang termasuk dalam kategori rendah sebesar 25% responden, Termasuk kategori sedang 67% dan responden yang Hasil Persentase Partisipasi Langsung Masuk dalam tingkat sedang 52,88% dari jumlah partisipasi, sedangakan tingkat parisipasi masuk dalam tingkat sedang 45,45 dari jumlah partisipasi. Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat terhadap bencana banjir di Kecamatn Jebres, Kabupaten Surakarta, maka penulis memberi saran sebagai berikut 1. Saran Bagi Masyarakat Masyarakat lebih aktif termasuk kategori tinggi sebesar berpartisipasidalam menanggulangi 8%. resiko bencana banjir dengan Hasil penelitian menunjukan tingkat partisipasi langsung responden yang termasuk katagori rendah sebesar 36% responden, Termasuk katagori Sedang 41% dan responden yang termasuk kategori tinggi sebesar 23% berpartisipasi dengan bergotong royong menjaga kebersihan lingkungan maupun membuat bendungan bantaran sungai dan membuang sampah pada bak sampah, jangan membuang sampah sembarangan karena itu salah satu

penyebab terjadinya banjir, maupun dengan ikut bermusyawarah dalam penggulangan banjir atau ikut penyuluhan tentang bencana banjir.sehingga masyarakat dapat melakukan upaya untuk mengurangi resiko bencana dengan berpartisipasi dalam mengurangi resiko bencana banjir. 2. Saran bagi Pemerintah Daerah dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Bagi Pemerintah Daerah dan BPBD diharapkan agar mampu meningkatkan partisipasi masyarakat dengan cara mengadakan penyuluhan, seminar, dan pelatihan tentang kebencanaan banjir di Kecamatan Jebres, dan juga mengadakan program-program khusus pembangunan dalam menanggulangi bencana dengan membuat tanggul disekitar bantaran sungai. 3. Saran bagi Peneliti berikutnya Bagi peneliti berikutnya diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi, sehingga mampu mengembangkan dan meneliti lebih dalam tentang partisipasi masyarakat dalam mengurangi resiko bencana banjir. Daftar Pustaka Ach. Wazir Ws., et al., ed. (1999). Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: Sekretariat Bina Desa dengan dukungan AusAID melalui Indonesia HIV/AIDS and STD Prevention and Care Project Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara. Agustinus budi prasetyo 2007 Pemetaan lokasi rawan dan resiko bencana banjir dikota Surakarta, UNS 2007 BNPB. 2012. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 2 Tahun 2012

Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, Jakarta; BNPB. Carter dalam buku Disaster Management-A Disaster Managers s Handbook (1991) bencana Davis 1989 dalam buku dhuraerah, Abu., M.Si. 2008. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. Bandung : Humaniora.. IDEP. 2007. Penanggualangan Bencana Berbasis Masyarakat. Bali: IDEP. Krisna S. 2008. Karakteristik banjir dalam penanggulangan, UGM Maryono A. 2005. Eko Hidraulik Pembangunan Sungai (Edisi Kedua). Yogyakarta: Magister Teknik Program Pascasarjan Mohammad Nazir(1991),Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia 1991 Pengendalian Banjir.ISBN 979-3173-24-2 Ronny Hanitijo Soemitro, Metologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985 hal 62 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), hal. 24 Robert Kodoatie. 2006 Penyebab Bencana. Jakarta: ghalia indonesia Soemitro, ronny h.2010. metodologi penelitian hukum. Jakarta: ghalia indonesia. Sugiono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung : anggota Ikatan penerbit Indonesia (ALFABETA 200 Sundariningrum. 2001. Partisipasi Masyarakat. penerbit pelajar Yogjakart Nawawi.1998, Metode Penelitian. Jakarta Ghalia Indonesia 1991. Pusat Litbang SDA;2002.Kriteria Desain Bangunan