BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa bentuk dan isi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagai pengguna anggaran negara, wajib untuk melakukan pengelolaan

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah wajib menyampaikan laporan keuangan sebagai wujud

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan laporan keuangan. Sesuai amanat undang-undang yaitu Pasal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian. pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan good governance mutlak diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyusun laporan keuangannya, suatu Badan Layanan Umum (BLU)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi Keuangan Negara yang ditandai dengan lahirnya paket Undang

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pada waktu yang akan datang. Tercapainya realisasi atas anggaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah. dana, menentukan arah, tujuan dan target penggunaan anggaran.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Akuntansi. Pemerintah Pusat. Jurnal.

I. PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. dalam UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian 2011 (Audited)

BAB I PENDAHULUAN. informasi bagi para pemakainya. Keberadaan ini membuat penulis

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215/PMK.05/2013 TENTANG JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT

BERITA NEGARA. No.677, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Akuntansi. Pelaporan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-A TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

2016, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN

Penerapan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam sektor pemerintahan. Penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

SISTEMATIKA DAN CONTOH FORMAT PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TINGKAT KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. suatu era transparansi dan akuntabilitas. Hal itu ditandai dengan. pemberlakuan undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROSEDUR PELAPORAN KEUANGAN REALISASI ANGGARAN PADA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong


PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah otonomi daerah. pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pula. Reformasi di bidang keuangan negara menjadi sarana peningkatan performa

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk terwujudnya good governance dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL KOREKSI KESALAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

RUANG LINGKUP Laporan keuangan untuk tujuan umum dari unit pemerintahan yang ditetapkan sebagai entitas pelaporan disajikan secara terkonsolidasi menu

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2

BAB XVIII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

dan pertanggungjawaban Anggaran Kantor/Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

Organisasi Tata Laksana. Ditulis oleh arief Rabu, 12 Juni :09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 12 Juni :02

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 dijelaskan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang disingkat dengan SAP. SAP pertama kali diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 pada tanggal 13 Juli 2005 tentang Standa Akuntansi Pemerintahan. Dengan adanya PP ini, berarti untuk pertama kalinya Indonesia memiliki standar akuntansi pemerintah sejak Indonesia merdeka. Terbitnya SAP ini juga mengukuhkan peran penting akuntansi dalam pelaporan keuangan di pemerintahan. Kemudian diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Penggantian PP Nomor 24 Tahun 2005 dengan PP Nomor 71 Tahun 2010 didasarkan pada ketentuan yang ada dalam Pasal 36 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003 dan Pasal 70 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2004 yang menetapkan bahwa basis akrual dalam sistem akuntansi pemerintahan selambat-lambatnya dilaksanakan 5 tahun setelah UU Nomor 17 Tahun 2003 ditetapkan atau pada Tahun Anggaran 2008. Namun demikian, dalam ketentuan tersebut diberikan aturan fleksibilitas dalam masa transisi yang mengatur bahwa selama basis akrual belum dapat dilaksanakan maka dapat digunakan basis kas untuk pendapatan dan belanja. 1

Karena adanya ketentuan masa transisi maka dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 dimuat Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang berbasis akrual yang berada di Lampiran I dan PSAP berbasis kas menuju akrual yang berada di Lampiran II. Memang ada masa transisi dalam penerapan basis akrual dalam sistem akuntansi pemerintahan namun masa transisi tersebut telah ditetapkan batasan waktunya. Dalam bagian tanggal efektif pemberlakuan PSAP dinyatakan bahwa PSAP berbasis akrual berlaku efektif untuk laporan keuangan atas pertanggungjwaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun Anggaran 2010, namun dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP berbasis akrual maka entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010. Berdasarkan hal tersebut maka tahun 2014 merupakan tahun di mana sistem akuntansi pemerintahan berbasis kas menuju akrual terakhir dilaksanakan, dengan kata lain tahun 2015 akuntansi pemerintahan harus dijalankan dengan menggunakan basis akrual. Pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 270 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat pada Pasal 2 menyatakan bahwa Pemerintah Pusat menerapkan SAP Berbasis Akrual mulai tahun 2015. Dan pada Bab III dinyatakan bahwa berdasarkan SAP berbasis akrual tersebut, telah dikembangkan sistem akuntansi yang tercantum dalam PMK Nomor 213 Tahun 2013 tentang Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP), penetapan Bagan Akun Standar sebagaimana tercantum dalam PMK Nomor 214 Tahun 2013 dan Kepdirjen Perbendaharaan Nomor 311 Tahun 2014, serta 2

Jurnal Standar sebagaimana tercantum dalam PMK Nomor 215 Tahun 2013, dan Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual sebagaimana tercantum dalam PMK Nomor 219 Tahun 2013. Ketentuan-ketentuan tersebut sesuai dengan amanat pada PP Nomor 71 Tahun 2010 pasal 7 ayat 1 yang menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan dan pada ayat 3 untuk pemerintahan daerah diatur oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah (LKP) yang diluncurkan pada tahun 2015 adalah laporan luncuran SAP Berbasis Akrual yang pertama kalinya di lingkungan Pemerintahan Pusat. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengevaluasi penerapan SAP Basis Akrual pada Pemerintahan Pusat untuk yang pertama ini, apakah sudah sesuai berdasarkan amanat peraturan-peraturan tersebut. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual (APBA) adalah suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah, sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010. Dalam lampiran III PP Nomor 71 Tahun 2010 paragraf ke 22 dinyatakan bahwa tanggung jawab dari penerapan SAP Berbasis Akrual diterapkan dalam lingkup pemerintahan adalah pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib melakukan laporan keuangan, maka entitas pelaporan wajib menerapkan SAP Berbasis Akrual. Selanjutnya pada lampiran I.02 paragraf 8 diuraikan bahwa Entitas Pelaporan dapat diartikan sebagai unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih Entitas Akuntansi yang menurut ketentuan peraturan 3

perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban, berupa laporan, dan Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Berdasarkan pengertian tersebut Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh sebagai tempat penulis bekerja merupakan salah satu Entitas Akuntansi yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dibawah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat laporan penelitian dengan judul EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAHAN PUSAT (Studi Kasus Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh untuk masa Laporan Keuangan periode tahun 2015? 2. Apakah pelaksanaan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh sudah sesuai dengan arahan yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan sebagai penanggung jawab pengembangan APBA Pemerintahan Pusat. 4

1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada evaluasi atau mengetahui kesesuaian pelaksanaan APBA Pemerintahan Pusat yang dikomandoi oleh Kementerian Keuangan pada Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, sebagai tempat studi kasus diangkat. Pembahasan sebatas pada penerapan SAP Berbasis Akrual sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010, yang untuk Pemerintahan Pusat yang diatur lebih lanjut dengan PMK. Dalam melakukan evaluasi penulis membuat panduan kertas kerja berdasarkan pada PMK yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan yaitu : 1. PMK No.213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat 2. PMK No.214/PMK.05/2013 dan Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-311/PB/2014 tentang Bagan Akun 3. PMK No.215/PMK.05/2013 tentang Jurnal Standar 4. PMK No.219/PMK.05/2013 tentang Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual 5. PMK No.270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat 6. PMK No.177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga 7. PMK No.255/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga 5

1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mencoba memahami pelaksanaan atau sejauh mana implementasi penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual sudah dilakukan pada Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 2. Mencoba memahami apakah Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh sudah mematuhi arahan yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan sebagai penanggung jawab pengembangan APBA pemerintahan pusat 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat praktis bagi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh adalah sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi permasalahan dan kendala dalam usaha pelaksanaan penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. 2. Dengan hasil penelitian ini diharapkan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dapat meningkatkan kesiapan instansinya dalam pelaksanaan penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan bagi penelitian selanjutnya terkait dengan topik yang dibahas. 4. Manfaat bagi penulis adalah dapat menambah ilmu dan wawasan tentang sistem akuntansi instansi serta memenuhi persyaratan untuk menuntaskan perkuliahan metodologi penelitian pada program S1 beasiswa intake D3 beach 1 di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. 6

1.6. Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN Dalam Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan. Bab II KERANGKA TEORITIS Menguraikan tentang konsep definisi variabel yang diteliti, faktorfaktor yang mempengaruhi, teori yang digunakan, hasil-hasil penelitian sebelumnya dan kerangka berfikir. Bab III METODOLOGI PENELITIAN Memuat daerah lokasi penelitian, waktu penelitian, desain penelitian, variabel dan metode pengumpulan serta metode analisis data. Bab IV KONDISI UMUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH Menguraikan tentang Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, visi dan misi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, struktur organisasi dan uraian tugas di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dan gambaran umum Unit Akuntansi Pelaporan. Bab V HASIL DAN PEMBAHASAN Berisikan evaluasi penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh berdasarkan instrumen penelitian yang sudah ditetapkan dan 7

peraturan-peraturan terkait yang berlaku serta teori-teori yang relevan. Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran. 8