Gambaran Fungsi Ginjal pada Pasien Gagal Jantung yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari Desember 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

I. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. Acute kidney injury (AKI) telah menjadi masalah kesehatan global di seluruh

Gambaran Fungsi Ginjal pada Pasien Gagal Jantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun dan Fraksi Ejeksi Normal di RSUP Dr. M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang tinggi dan seringkali tidak terdiagnosis, padahal dengan menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

I. PENDAHULUAN penduduk Amerika menderita penyakit gagal jantung kongestif (Brashesrs,

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manifestasinya dapat sangat bervariasi, mulai dari yang ringan tanpa gejala,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

KADAR SERUM KREATININ PADA PASIEN SEPSIS YANG DIRAWAT DI RUANG ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kasus sebanyak 300 juta penduduk dunia, dengan asumsi 2,3%

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

I. PENDAHULUAN. Gagal jantung merupakan sindrom yang ditandai dengan ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Singapura dan 9,1% di Thailand (Susalit, 2009). Di Indonesia sendiri belum ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN GINJAL AKUT DAN MORTALITAS PADA ANAK DENGAN PENYAKIT KRITIS DI UNIT PERAWATAN INTENSIF ANAK TESIS PUTRI AMELIA IKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. tindakan radiologi. Contrast induced nephropathy didefinisikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. irreversible. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

Hubungan Kejadian Anemia dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Pasien yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr M Djamil Padang Tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. nyeri. Nyeri menjadi penyebab angka kesakitan yang tinggi di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel,

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

KARAKTERISTIK PASIEN ACUTE DECOMPENSATED HEAR FAILURE DENOVO DI RSUDZA

BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah kronik (Asdi, 2000).

PENDAHULUAN. Gagal jantung adalah saat kondisi jantung tidak mampu memompa darah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Riche Anggresti 1, Nuzulia Irawati 2, Roza Kurniati 3

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 2, APRIL 2015:

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

GAMBARAN HEMATOLOGI RUTIN, TES FUNGSI HATI, DAN TES FUNGSI GINJAL PADA PASIEN PREEKLAMPSIA, EKLAMPSIA, DAN HIPERTENSI GESTASIONAL DI RS

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Departemen kesehatan RI menyatakan bahwa setiap tahunnya lebih

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 1990, penyakit ginjal kronik merupakan penyakit ke-27 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

HUBUNGAN ANTARA KADAR FERITIN DENGAN KREATININ SERUM PADA PASIEN THALASSEMIA DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2007) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

404 Artikel Penelitian Gambaran Fungsi Ginjal pada Pasien Gagal Jantung yang Dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2010-31 Desember 2012 Putri Reno Indrisia 1, Saptino Miro 2, Detty Iryani 3 Abstrak Hubungan hemodinamik antara jantung dan yang disebut sebagai cardiorenal connector bertanggung jawab dalam perburukkan fungsi ginjal. Gagal jantung yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal termasuk dalam kategori sindrom kardiorenal. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran fungsi ginjal pada pasien gagal jantung. Desain penelitian menggunakan study retrospektif dengan populasi adalah pasien gagal jantung yang dirawat di RSUP Dr. M. Djamil periode 2010-2012. Lebih dari setengah pasien gagal jantung (63,63%) mengalami penurunan fungsi ginjal sedang, 18,18% penurunan fungsi ginjal ringan dan 18,18% penurunan fungsi ginjal berat. Pada pasien dengan CHF I, 40% mengalami penurunan fungsi ginjal ringan dan 20% mengalami penurunan fungsi ginjal sedang. Pada pasien dengan CHF II, 18,92% mengalami penurunan fungsi ginjal ringan, 59,56% mengalami penurunan fungsi ginjal sedang, 2,7% mengalami penurunan fungsi ginjal berat. Pada pasien CHF III terdapat 35,85% penurunan fungsi ginjal ringan, 50,94% penurunan fungsi ginjal sedang dan 3,77% penurunan fungsi ginjal berat. Pada pasien CHF IV 14,81% mengalami penurunan fungsi ginjal ringan, 62,97% sedang dan 7,41% mengalami penurunan fungsi ginjal berat. Nilai rerata LFG pasien CHF semakin menurun sesuai dengan peningkatan derajat klasifikasi fungsional gagal jantung. Kata kunci : gagal jantung, sindroma kardiorenal, fungsi ginjal Abstract Hemodinamic relation between heart and kidney called cardiorenal connector is responsible for worsening kidney function. The objective of this study was to description kidney function among heart failure patients, more than half (about 63.63%) had moderate worsening kidney function, 18.18% mild worsening kidney function and 18.18% severe worsening kidney function. Patients who were diagnosed with CHF I, 40% mild worsening kidney function and 20% moderate worsening kidney function. In CHF II patients, 18.92% mild worsening kidney function, 59.56% moderate worsening kidney function and 2.7% severe worsening kidney function. In CHF III patients, about 35.85% had mild worsening kidney function, 50.94% moderate worsening kidney function and 3.77% severe worsening kidney function. Mild worsening kidney function occurs in 14.81% patients with CHF IV, moderate worsening kidney function occurs in 62.97% patients with CHF IV and severe worsening kidney function occurs in 7.41% patients with CHF IV. Mean of GFR level in CHF patient is desreasing consistent to its enhancement functional class of HF. Keywords: heart failure, cardiorenal syndrome, kidney function Affiliasi penulis : 1. Pendidikan kedokteran FK UNAND (Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang), 2. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNAND/RSUP Dr. M. Djamil Padang, 3. Bagian Fisiologi FK UNAND. Korespondensi : Putri Reno Indrisia, E-mail : Putri_ri@rocketmail.com, Telp : 08111929844 PENDAHULUAN Gagal jantung ialah keadaan jantung tidak mampu lagi memompa darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun aliran darah balik masih normal. 1 Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang

405 menjadi masalah serius di dunia, diperkirakan lebih dari 15 juta kasus baru gagal jantung setiap tahunnya di dunia. 2 Di Indonesia belum terdapat data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional 2003 didapatkan penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia yakni sebesar 26,4% dan pada profil kesehatan Indonesia disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke delapan (2,8%) pada sepuluh penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia. 3 Saat ini, 50% penderita gagal jantung akan meninggal dalam waktu 5 tahun sejak diagnosanya ditegakkan. Hal yang sama juga pada risiko untuk menderita gagal jantung, belum bergerak dari 10% untuk kelompok di atas 70 tahun dan 5% untuk kelompok usia 60-69 tahun serta 2% untuk kelompok usia 40-59 tahun. 4 Jantung bertanggung jawab untuk menyuplai darah ke jaringan tubuh dan organ termasuk ginjal yang berfungsi sebagai filtrasi hasil metabolisme dan toksin dari darah, serta menjaga keseimbangan cairan tubuh. 5 Gagal jantung disertai gangguan pada ginjal nantinya akan memberikan outcome yang buruk. Gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh gagal jantung termasuk kategori sindroma kardiorenal. 6 Fried et al melakukan penelitian retrospektif pada populasi, melaporkan bahwa kematian akibat Penyakit Kardiovaskular (PKV) mengalami peningkatan yang berbanding lurus dengan kadar kreatinin serum, yakni 11,3/1000/tahun pada populasi dengan kadar kreatinin serum <1,10 mg/dl, 34,5/1000/tahun pada populasi dengan kadar kreatinin serum >1,70 mg/dl. 7 Review kepustakaan mendapatkan data dari 80.098 pasien dirawat karena gagal jantung mengalami perburukkan fungsi ginjal sebanyak 63%. Tingkat perburukkan fungsi ginjal sebanding dengan peningkatan angka kematian, untuk setiap kenaikkan kadar kreatinin serum sebesar 0,5 mg/dl terjadi peningkatan angka kematian sebesar 15%. 7 The recent Atherosclerosis Risk in Communities Study (ARIC) dan Cardiovascular Health Study (CHS) menemukan pasien dengan penyakit dasar PKV yakni sebanyak 12,9%, pada awal penelitian pasien ini rerata memiliki kadar kreatinin serum sebesar 79,6 µmol/l (0,9 mg/dl) dan memiliki laju filtrasi glomerulus (LFG) sebesar 86,2 ml/l/1,73m². Setelah 9,3 tahun pasien tersebut ditinjau kembali, sebanyak 7,2% dari pasien PKV mengalami penurunan fungsi ginjal yang apabila didefinisikan sebagai peningkatan kreatinin sebesar 35,4 µmol/l (0,4 mg/dl) dan sebanyak 34% bila penurunan fungsi ginjal didefinisikan sebagai penurunan LFG estimasi sebanyak 15 ml/l/1,73m². 8 Interaksi antar organ tidak hanya terjadi pada kasus-kasus kronis. Penelitian kohort yang dilakukan oleh Gottlieb dan Abraham dalam Ronco et al menemukan bahwa pada pasien dengan gagal jantung akut yang tidak terkompensasi atau Acute Decompensated Heart Failure (ADHF), 47% diantaranya mengalami perburukkan fungsi ginjal setelah tiga hari masuk rumah sakit. 8 Pada studi The Acute Decompensated Heart Failure National Registry (ADHERE), dataset sebesar 118.465 juga menunjukkan bahwa individu yang dirawat inap dengan ADHF, 27,4% diantaranya ditemukan dengan perburukkan fungsi ginjal ringan, 43,5% dengan perburukkan fungsi ginjal sedang dan 13,1% dengan perburukkan fungsi ginjal berat. Semakin berat disfungsi dari ginjal berkorelasi dengan hasil klinis. 8 Suatu penelitian kohort prospektif melaporkan terjadinya kerusakan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) sebesar 3,9% pada penderita PKV. Sebagai tambahan Chittineni et al dalam Bagshaw dan Dinna melaporkan angka kejadian yang lebih tinggi yaitu 21% kasus AKI pada penderita yang dirawat karena gagal jantung. 6 METODE Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain retrospektif untuk mengetahui gambaran fungsi ginjal pada pasien gagal jantung di RSUP Dr. M. Djamil Periode 1 Januari 2010-31 Desember 2012.

406 HASIL Tabel 1. Distribusi kadar kreatinin serum pada pasien gagal jantung Klasifikasi Kreatinin Kreatinin gagal Normal Meningkat jantung (%) Frek (%) Frek AHF 63,64 4 36,36 11 CHF I 100 0 0 5 CHF II 89,19 4 10,81 37 CHF III 64,15 19 35,85 53 CHF IV 66,67 9 33,33 27 Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kadar kreatinin serum terutama pada pasien CHF kelas III. Gambar 1. Distribusi LFG pada pasien gagal jantung Tabel 2. Distribusi kadar rerata kreatinin serum pada pasien gagal jantung Klasifikas Mean Standar i gagal kreatini Rerata Deviasi jantung n AHF 1,18 0,3 1,18±0,3 CHF I 0,86 0,18 0,86±0,18 CHF II 0,98 0,26 0,98±0,26 CHF III 1,17 0,38 1,17±0,38 CHF IV 1,26 0,62 1,26±0,62 Berdasarkan Tabel 2 didapatkan nilai rerata kreatinin serum pada pasien gagal jantung. Pasien AHF memiliki kadar kreatinin serum rerata 1,18±0,3 mg/dl. Pasien CHF I memiliki kadar kreatinin serum rerata 0,86±0,18 mg/dl. Pada pasien CHF II memilki kadar kreatinin serum rerata sebesar 0,98±0,26mg/dl. Pasien CHF III memilki kadar kreatinin rerata sebesar 1,17 ± 0,38 mg/dl. Pasien dengan CHF IV memiliki kadar kreatinin rerata sebesar 1,26±0,62 mg/dl. Pada Gambar 1 dapat dilihat distribusi fungsi ginjal pada pasien gagal jantung. Pada pasien dengan CHF I umumnya memiliki LFG >60 ml/menit, yakni sebanyak 80%. Pada pasien CHF II cenderung memiliki LFG berkisar antara 30-59 ml/menit yakni sebanyak 59,46%. Pada pasien dengan CHF III cenderung memiliki LFG 30-59ml/menit yakni sebanyak 50,94% dan 35,85% memiliki kadar LFG 60-89 ml/menit. Pada pasien dengan CHF IV lebih dari setengahnya, yakni sebanyak 62,97% memiliki kadar LFG 30-59 ml/menit. Hampir serupa, pada pasien dengan AHF sebagian besar yakni 63,64% memiliki kadar LFG 30-59 ml/menit. Tabel 3. Distribusi rerata LFG pada gagal jantung Klasifikasi Mean Standar Rerata gagal jantung LFG Deviasi AHF 50,93 9,53 50,93±9,53 CHF I 80,00 22,54 80±22,54 CHF II 65,07 30,31 65,07±30,31 CHF III 61,00 28,61 61±28,61 CHF IV 54,98 24 54,98±24 Pada tabel 3 terlihat distribusi rerata LFG pada gagal jantung sebanyak 133 kasus didapatkan nilai rerata kadar LFG pada pasien AHF yakni 50,93±9,53 ml/menit, nilai rerata kadar LFG pada pasien CHF I yakni 80±22,54 ml/menit, CHF II 65,07±30,31 ml/menit, CHF III dengan kadar rerata 61±28,61 ml/menit dan 54,98±24 ml/menit pada CHF IV.

407 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sebanyak 36,46% pasien AHF memiliki kadar kreatinin serum yang meningkat, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya pada 1.186 pasien AHF yang mendapatkan intervensi perkutaneus koroner, lebih dari 25% mengalami peningkatan kreatinin serum. 10 Nilai mean kreatinin serum pada pasien gagal jantung yakni sebesar 1,18 mg/dl pada pasien AHF, 0,86 mg/dl pada pasien CHF I, 0,98 mg/dl pada pasien CHF II, 1,17 mg/dl pada pasien CHF III dan 1,26 mg/dl pada pasien CHF IV. Hal ini hampir sebanding dengan penelitian yang telah dilakukan oleh The recent Atherosclerosis Risk in Communities Study (ARIC) dan Cardiovascular Health Study (CHS) yang menemukan pasien dengan penyakit dasar PKV yakni sebanyak 12,90%, pada awal penelitian pasien tersebut rerata memiliki kadar kreatinin serum sebesar 79,6 µmol/l (0,90 mg/dl). 8 Berdasarkan hasil penelitian ditemukan perburukkan fungsi ginjal pada pasien gagal jantung Pada pasien dengan AHF, 18,18% terjadi penurunan fungsi ginjal ringan (LFG 60-89 ml/menit), 63,64% mengalami penurunan fungsi ginjal sedang (LFG 30-59 ml/menit), dan 18,18% mengalami penurunan fungsi ginjal berat (LFG 15-29 ml/menit). Hal ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh ADHERE dengan data set sebesar 118.465 pada individu yang dirawat dengan ADHF, 27,4% ditemukan dengan penurunan fungsi ginjal ringan, 43,5% dengan penurunan fungsi ginjal sedang dan 13,1% dengan penurunan fungsi ginjal berat. 8 Pasien dengan CHF juga terdapat penurunan fungsi ginjal ringan (LFG 60-89 ml/menit), yakni sebanyak 40% pada pasien CHF I, 18,96% pada pasien dengan CHF II, 35,85% pada pasien CHF III dan 14,81% pada pasien CHF IV. Keseluruhan pasien CHF yang mengalami penurunan fungsi ginjal ringan sebanyak 27,4%. Hal ini lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hans pada tahun 2006, yang menemukan pasien CHF yang mengalami penurunan fungsi ginjal ringan sebanyak 36%. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh persamaan yang digunakan pada penghitungan LFG. Penelitian yang dilakukan oleh Hans, menggunakan persamaan Modified Diet of Renal Disease (MDRD). 10 Berdasarkan hasil penelitian, pada pasien dengan CHF terjadi penurunan fungsi ginjal sedangberat. Penurunan fungsi ginjal sedang-berat terjadi pada 20% pasien dengan CHF I, 62,16% pada pasien dengan CHF II, 54,71% pada pasien dengan CHF III serta 70,38% pada pasien dengan CHF IV. Keseluruhan pasien CHF yang mengalami penurunan fungsi ginjal sedang-berat sebanyak 50,69%. Hal ini lebih timggi dibandingkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hans pada tahun 2006, yang menemukan pasien CHF yang mengalami penurunan fungsi ginjal sedang-berat sebanyak 42,42%. 10 Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh persamaan yang digunakan pada penghitugan LFG. Penelitian yang dilakukan oleh Hans, menggunakan persamaan Modified Diet of Renal Disease (MDRD). Pada hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata kadar LFG pada pasien gagal jantung. Pada pasien dengan AHF nilai mean kadar LFG yakni sebesar 50,93 ml/menit, pada pasien CHF I sebesar 80 ml/menit, pada pasien CHF II sebesar 65,07 ml/menit, pada pasien CHF III sebesar 61 ml/menit, dan 54,98 ml/menit pada pasien CHF IV. Hal tersebut lebih sedikit rendah dibandingkan penelitian yang telah dilakukan pada ARIC dan CHS pada yang melaporkan bahwa pada awalnya pasien dengan penyakit dasar PKV memiliki LFG estimasi rata-rata sebesar 86,2 ml/menit/1,73m 2. Perbedaan tersebut mungkin dikarenakan perbedaan persamaan yang dipakai dalam menghitung laju filtrasi glomerulus. 8 KESIMPULAN Terjadi peningkatan kadar kreatinin serum pada pasien gagal jantung, kecuali pada pasien CHF I. Rerata LFG pada CHF semakin menurun sesuai dengan peningkatan derajat klasifikasi fungsional CHF. Nilai rerata LFG pada pasien dengan AHF lebih rendah dibandingkan pada pasien dengan CHF. Terjadi penurunan fungsi ginjal ringan, sedang, sampai berat pada pasien gagal jantung. DAFTAR PUSTAKA 1. Sitompul B, J Irawan. Gagal jantung. Dalam: Buku

408 Ajar Kardiologi. Jakarta: Gaya baru; 2002. 2. Cokat. Gagal jantung. 2008 (diunduh 24 Juni 2012). Tersedia dari: URL: HYPERLINK http://cokat.multiply.com 3. Purnomo B. Dasar-dasar urologi. Edisi ke-3. Malang: Sagung Set0; 2011. 4. Ronco C, Mc Cullogh, Anker SD, Anand I, Aspromonte N, Bagshaw SM, et al. Cardiorenal syndromes : report from the consensus conference of the acute dialysis quality initiative (ADQI). European heart journal. 2010;31:703 11. 5. Roesli RMA, Gondodiputro RS, Bandiara R, Sindroma Kardiorenal. Dalam: Diagnosis dan Pengelolaan Gangguan Ginjal Akut. Bandung: Pusat Penerbitan Ilmiah; 2008. 6. Bagshaw SM, Dinna NC. Epidemiology of cardiorenal. In Cardiorenal syndromes in critical care. Italia: Karger. 2010; 68-83. 7. Notoatmodjo S. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta; 2002. 8. Ronco C, Mikko H, Andrew A, House, Nagesh A, Rinaldo B, et al. Cardiorenal syndrome. Journal of the American College of cardiology. 2008; 52(19): 1527-39. 9. Robusto. Report from comference WONCA: Cardiorenal syndrome : serum creatinine and estimation of glomerular filtration rate in general practice. Article, Vienna; 2012. 10. Hans L, Hilege, Dorothea N, Marc A, Pfeffer, Karl, et al. Renal function as a predictor of outcome in a broad spectrum of Patients with heart failure, Journal Circulation. 2006;113:671-8.