GLOSARY Agama Helo: Amun: Andau: Angkat Pahari: Atei: Baduruh dahae: Bahalai: Bahasa sangen: Balanga atau tajau Basir: Batuah: Batu kaja:

dokumen-dokumen yang mirip
UPACARA ADAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH ACARA ADAT PENGANTEN MANDAI

E. Siklus Kehidupan Masyarakat Dayak 1. Kelahiran

BAB III PERJANJIAN PERKAWINAN ADAT DAYAK NGAJU

BAB IV MAKNA PERJANJIAN PERKAWINAN ADAT DAYAK NGAJU

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. : Kristen Protestan

Pengertian Damang diatur dalam Pasal 1 angka (24) Peraturan. Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2008 adalah:

GLOSARI. : Tokoh yang menjadi sumber dalam mitologi. : Tanda pada beras hambaruan yang biasanya berupa

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh suku Dayak. Secara geografis dan domisili penduduk suku Dayak umumnya

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

TAHUN 2002 NOMOR 03 SERI D BUPATI BARITO UTARA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN ADAT DAYAK DI KABUPATEN KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suku bangsa yang hidup dan tinggal di daerah-daerah tertentu di

PERKAWINAN ADAT SUKU DAYAK NGAJU DI DESA DANDANG KABUPATEN KAPUAS

dan Pertunangan Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

SURAT PERJANJIAN KAWIN ADAT DAYAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERDATA ISLAM DI INDONESIA *)

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

BAB IV. Gambaran Umum Wilayah Penelitian. 4.1 Gambaran Umum Kota Palangka Raya

I. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN


BAB V LAPORAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

PUTUSAN. Nomor 1552/Pdt.G/2014/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, sebuah tindakan yang telah disyari atkan oleh Allah SWT

PEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu:

BAB II KERANGKA TEORITIK. isteri tidak akan dapat hidup rukun lagi sebagai suami isteri

Keluarga inti merupakan kelompok primer yang dapat dikatakan sebagai institusi dasar berkembangnya institusi sosial yang lain.

Kalender Doa Februari 2017

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG KELEMBAGAAN ADAT DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dari Bukit Turun Ke Sawah PLPBK di Kawasan Heritage Mentirotiku dan Lakessi

Oleh : TIM DOSEN SPAI

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

PUTUSAN. Nomor : 0088/Pdt.P/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB5 PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974.

BERITA NEGARA. No.1109, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS

Undang-undang Republik Indonesia. Nomor 1 Tahun Tentang. Perkawinan

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kota Nanga Bulik (ibu kota Kabupaten Lamandau). Adapun desa-desa yang berbatasan dengan Desa Cuhai adalah :

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

P U T U S A N. Nomor : 0673/Pdt.G/2010/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan),

P U T U S A N Nomor 0792/Pdt.G/2015/PA.Plg

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

BAB I PENDAHULUAN. 1 A Sopaheluwakan, Tjeritera tentang Perdjandjian Persaudaraan Pela (Bongso-bongso) antara negeri

Halaman 1dari 8 hal. Putusan Nomor 139/Pdt.G/2012/PA.Pkc

BAB IV STUDI ANALISIS TENTANG SIMBOL. A. Simbol Menurut Masyarakat Desa. Kedungrejo, Kecamatan. Kerek,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

I. PENDAHULUAN. terpenuhi, sehingga kadang-kadang terdapat suatu keluarga yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah ini berdataran tinggi dan rendah mudah dilanda banjir karena desa

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

Bab 3 PEMBAGIAN HARTA BERSAMA SEBELUM PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

P U T U S A N. Nomor : 24/Pdt.G/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. diberi nama. Meski demikian, Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri dari

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0004/Pdt.P/2009/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. selamatan dan hajatan. Dalam pelaksanaan hajatan dan selamatan tersebut

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN. mana masyarakat itu berada serta pergaulan masyarakatnya. 2 Kehidupan

Transkripsi:

GLOSARY Agama Helo: Agama jaman dulu, agama kepercayaan nenek moyang Dayak Ngaju sebelum agama Hindu Kaharingan. Amun: jika; kalau Andau:hari Angkat Pahari: menjadikan saudara Atei: hati Baduruh dahae: mengalami keguguran Bahalai: kain panjang Bahasa sangen: bahasa yang digunakan penduduk Dayak Ngaju sebelum menggunakan bahasa Dayak Ngaju Balanga atau tajau: guci Basir: Orang yang memimpin ritual keagamaan dalam agama Kaharingan. Dalam upacara tiwah mereka berfungsi sebagai mediator/pengantara Batuah: beruntung Batu kaja: komponen hukum adat perkawinan; pemberian barang oleh mertua kepada menantu perempuan saat pakaja manantu Belep: padam Belom Bahadat; hidup sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat Dayak Ngaju Behas Hambaruan: beras Bisik kurik: bisikan kecil Bulau Ngandung/Panginan Jandau: biaya pesta untuk jamuan makan dalam acara perkawinan Banama Bulau Pahalendang Tanjung Anjung Rabia Pahalingei Lunuk (bahasa sangiang): sebuah peti mati Bunu habunu: bunuh membunuh. Bukit lampayung Nyahu (Sandon): tempat tulang Bukit Tampung Karuhei: sebuah tempat kumpulan rejeki dan kekayaan Damang: Kepala Adat Dayak Duit kumbang: uang yang diberikan sebagai tanda kesungguhan Duit turus: uang saksi Dulang bawui: tempat makan babi Dumah:datang Entang: kain panjang untuk menggendong bayi. Garantung Kolok Pelek: gong kuningan Haguet: berangkat Hamputan Hila Hatue: keluarga pihak laki-laki. Hamputan Hila Bawi: keluarga pihak perempuan. Handak: mau; ingin Handep: bergotong-royong Hanjenan: sepupu dua kali Hantuen: sejenis drakula, yang menghisap darah manusia yang sakit dan melahirkan, leak (Bali) Hakumbang auh: pembahasan keliling Hakambelom sampai hentang tulang: Hidup bersama sampai maut memisahkan Hetoh: sini

Huma: rumah Ikei: kami Jalan hadat: persyaratan adat; ketentuan-ketentuan adat yang harus dipenuhi oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak perempuan Jangkut Amak: separangkat peralatan tidur Jipen: budak Kaharingan: hidup dengan sendirinya secara alami, tanpa dibibit, tanpa ditanam. Kalunen: manusia Kawin suntu:perkawinan yang dijadikan contoh atau teladan. Kawin Hatamput: kawin lari Kawin hisek: perkawinan yang sesuai dengan tatanan adat Dayak Ngaju Kawin Manyakei: kawin menaiki; seorang laki-laki atau wanita datang ke tempat kekasihnya agar bisa dinikahkan. Kayau Mangayau: kebiasaan berburu kepala manusia Keton:kalian Laladang: tenda Lamiang: gelang terbuat dari batu lamiang berwarna merah Lapik Ruji: uang perak sebagai alas kehidupan Lawang Sakepeng: pintu gerbang yang dibuat dari pelepah kelapa yang dihiasi dengan benang bersusun tiga yang diberi bunga. Let Perdamaian Adat: wadah; tempat; forum gabungan para mantir adat baik yang ada di Kecamatan maupun di desa/kelurahan, dalam persidangan-persidangan adat, guna menegakan menyelesaikan suatu perkara. Lewu Tatau: dunia yang penuh dengan kesenangan, kekayaan dan kemakmuran. Luang: juru bicara, kurir Maja misek: bertamu dan menanyakan Mamanggul: meminang Mampendeng: mendirikan Mandai balai sumbang: perkawinan sumbang; perkawinan tulah Mangarangka pambelom: merencanakan kehidupan; mendirikan rumah tangga sendiri. Manggau: mencari Manggetem parei: memetik; menuai padi Mantir Adat: pelaksana hukum adat tingkat Desa/Kelurahan Manugal: menanam padi Manukie: pekikan Manyaki/mamalas: mengoleskan/memercik Mimbul: menanam Ngaju: hulu sungai Pahinje arep: menyatukan diri Pakaian sinde mendeng: satu stel pakaian lengkap Pakaja manantu: upacara menjamu menantu oleh orang tua pihak laki-laki Palaku:permintaan, sehakekat dengan mas kawin, simbol harkat dan martabat wanita. Pambelep: arah matahari terbenam Panganten: pengantin; mempelai Petak: sebidang tanah Pinggan Pananan Pahinjean Kuman: seperangkat alat makan

Rahian: belakangan Raja Uju Hakanduang: raja tujuh bersaudara Ramun paisek: barang-barang pertunangan Rapin Tuak:hasil fermentasi beras ketan yang diberi ragi Rewar: budak yang dianggap tidak memiliki nilai sama sekali Sala hurui: salah silsilah; sumbang Sandong: bangunan tempat menyimpan tulang Saput:bingkisan kehormatan untuk saudara laki-laki dari calon mempelai wanita. Singer: denda adat Singer tekap bau mate: denda penutup muka dan mata; penutup malu Tampung Tawar: memercikan air yang diisi bunga segar dan harum, atau bisa juga air diberi bunga dan parfum Tanda Panggul: tanda bahwa wanita itu sudah ada yang meminang; Tapih: kain kurung Tege kikeh: ada rasa takut Timbuk Tangga: timbun tangga, dalam arti bentuk penghargaan atas kerjasama dalam acara perkawinan, diberikan dalam bentuk sebuah piring yang diisi Tiwah: ritual kematian untuk mengantar arwah yang telah meninggal ke Lewu Tataw Turus:tonggak Tutup uwan: tutup uban, berupa kain hitam Utus randah: golongan rendah Uwei: rotan Rabayang: sejenis trisula

SURAT PERJANJIAN PERKAWINAN MENURUT ADAT DAYAK NGAJU, KALIMANTAN TENGAH I. Pada hari.tanggal.bulan..tahun... kami yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing: 1. Nama : Bin...... 2. TempatTanggalLahir :...... 3. Alamat : Jl. Kelurahan.. Kecamatan.. Selanjutnya dalam hal ini disebut PIHAK PERTAMA (I) 1. Nama : Bin... 2. TempatTanggalLahir :... 3. Alamat : Jl Kelurahan...Kecamatan... Selanjutnya dalam hal ini disebut PIHAK KEDUA (II) II. Bahwa kami Pihak Pertama dan Pihak Kedua atas mufakat/kehendak bersama dan persetujuan orang tua kedua belah pihak, melangsungkan pernikahan menurut Tata Gereja Kristen Protestan dan tercatat pada Kantor Catatan Sipil.. serta memenuhi ketentuan hukum adat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah: Jalan hadat yang dipenuhi oleh PIHAK PERTAMA (I) kepada KEDUA (II) sebagai berikut: PIHAK 1. PALAKU : 5 (lima) Pikul Garantung diganti dengan 2. SAPUT : Rp.... 3. PAKAIAN : 1 stel pakaian lengkap 4. GARANTUNG KULUK PELEK : 1 (satu) Buah Garantung 5. BULAU SINGAH PELEK : 1 (satu) emas 6. LAMIANG TURUS PELEK : 1 (satu) Pucuk Lilis Lamiang 7. SINJANG ENTANG : 1 (satu) lembar Kain Bahalai 8. LAPIK LUANG : 1 (satu) lembar Kain Bahalai 9. DUIT RINGGIT LAPIK RUJI : 1 (satu) Buah Ringgit Duit Perak 10. ADAS IJE BATA TUTUP UWAN : 2 (dua) meter Kain Hitam 11. PINGGAN PANANAN PAHANJEAN KUMAN : 1 (satu) PasangPiringMangkok 12. BULAU NGANDUNG (Panginan Jandau) : Ditanggung Bersama (kesepakatan) 13. RAPIK TUAK : Secukupnya 14. TIMBUN TANGGA : Ditanggung Bersama 15. JANGKUT AMAK (Perlengkapan Tempat Tidur) : KesepakatanBersama 16. BATU KAJA : Diserahkan pada waktu Pakaja Manantu

oleh orang tua pihak pertama 17. TURUS KAWIN : Ditanggung Bersama III. PERJANJIAN KAWIN 1. Saya, Nama, Pihak Pertama telah mengambil Perempuan bernama., (PihakKedua) untuk menjadi isteri saya, saya berjanji untuk mencintai dia dan menolong, memelihara kerukunan rumah tangga dalam suka maupun duka serta tidak menceraikan dia sampai akhir hidup/hayat. 2. Saya, Nama, Pihak Kedua telah mengambil laki-laki bernama.., (PihakPertama) untuk menjadi suami saya, saya berjanji untuk mencintai dia dan menolong, memelihara kerukunan rumah tangga dalam suka maupun duka serta tidak menceraikan dia sampai akhir hidup/hayat. 3. Harta benda yang diperoleh selama berumah tangga menjadi hak bersama. Apabila salah satu dari kami berdua meninggal dunia, maka pengaturan harta benda tersebut kami sepakati dan ditetapkan sebagai berikut: a. Jika kami mempunyai anak, maka seluruh harta benda yang diperoleh selama berumah tangga menjadi hak milik yang masih hidup dan hak milik anak-anak kami. b. Jika kami tidak mempuyai anak, maka seluruh harta benda yang diperoleh selama berumah tangga dibagi dua, sama banyaknya, sebagian menjadi hak milik yang masih hidup dan sebagian lagi diserahkan kepada ahli waris, orang tua yang meninggal. 4. Apabila dikemudian hari terjadi permasalahan dalam rumah tangga kami, dan kami tidak mampu menyelesaikan sendiri, kami bersepakat diselesaikan melalui jalur kekeluargaan, dan apabila masih belum dapat penyelesaian maka kami sepakat menyerahkan penyelesaian permasalahan melalui Lembaga Adat Dayak (Damang). 5. Apabila terpaksa terjadi perceraian maka: a. Pihak yang bersalah menyebabkan perceraian dikenakan sanksi Adat dengan membayar kepada Pihak yang tidak bersalah sebesar atau dengan Emas Murni..gram. b. Palaku (Mas Kawin) tetap menjadi hak Pihak Kedua (isteri) c. Harta benda yang diperoleh selama berumah tangga (barang rupa tangan) menjadi hak anak-anak dan hak yang tidak bersalah. Demikian Surat Perjanjian Kawin menurut Adat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah ini dibuat dan ditandatangani bersama di atas materai, dihadapan Orang Tua/ahli waris, saksi-saksi dari kedua belah pihak, dikuatkan oleh Damang Kepala Adat Palangka Raya. Palangka Raya,

Pihak Kedua (II) KAMI YANG BERJANJI Materai Pihak Pertama (I) (...) Rp. 6.000,- ORANG TUA (...) Orang Tua Pihak II Orang Tua Pihak I ( ) (.) SAKSI-SAKSI PihakKedua 1.. 2. PihakPertama 1.. 2.. YANG MENGUKUHKAN: MANTIR ADAT KELURAHAN. ------------------------------------ YANG MENGUKUHKAN/DIKUATKAN OLEH: DAMANG KEPALA ADAT WILAYAH......

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2008, TANGGAL 18 DESEMBER 2008 BAGAN KELEMBAGAAN ADAT DAYAK DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH MAJELIS ADAT DAYAK NASIONAL DEWAN ADAT DAYAK Provinsi Kalimantan Tengah DEWAN ADAT DAYAK Kabupaten/Kota DEWAN ADAT DAYAK Kecamatan Kedamangan dan Kerapatan Mantir Perdamaian Adat Kecamatan DEWAN ADAT DAYAK Desa/Kelurahan Kerapatan Mantir Perdamaian Adat Desa/Kelurahan

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2008, TANGGAL 18 DESEMBER 2008 BAGAN KELEMBAGAAN ADAT DAYAK DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH MAJELIS ADAT DAYAK NASIONAL (MADN) FOTO PENELITIAN DEWAN ADAT DAYAK (DAD) Povinsi Kalimantan Tengah DEWAN ADAT DAYAK (DAD) Kabupaten/Kota DEWAN ADAT DAYAK (DAD) Kecamatan Kedamangan dan Kerapatan Mantir Perdamaian Adat Kecamatan DEWAN ADAT DAYAK (DAD) Desa/Kelurahan Kerapatan Mantir Perdamaian Adat Desa/Kelurahan

Peneliti bersama keluarga Mantir Adat Kereng Bangkirai Penyerahan barang hadat oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan Sangku yang berisi barang hadat diangkat seraya mengucapkan doa