Ext: halaman sekolah - siang Tiga orang anak bersaudara yang bernama Tino, Amar, Dista sedang berlari-lari di sepanjang jalan halaman. Mereka berlari dengan riang, sampai pada saat mereka telah merasa lelah dan panas teriknya matahari. Dan mereka memutuskan untuk berteduh, tapi tidak ada satupun pepohonan yang bisa di jadikan tempat berteduh dan beristirahat dari teriknya matahari.
flash back Dista: huft... Capek... Aku gak kuat sama panasnya matahari ini... Amar: iya, sama aku juga. Dista: ayo cari tempat berteduh aja. Amar: ayo! Ext: taman pagi mereka berputar-putar mencari tempat rindang untuk berteduh, melihat kesana kemari tapi tetap tidak menemukan satupun tempat yang cocok. Dista: hah...hah...hah... Ini halaman kok gersang amat ya?!...
Amar: Tino:??? Dista: iya, namanya halaman tapi kok gak ada satupun pohon di sekitar sini. Coba kalian lihat bukit di delakang sana (sambil menunjuk ke arah bukit) Amar dan Tino: (melihat kearah bukit) Dista: disana banyak terdapat pohon-pohon besar yang rindang, pasti udaranya sangat sejuk, tidak seperti disini. Ext: jalanan sekitar halaman siang mereka bertiga berjalan menusuri halaman dengan lemas dan tertunduk lesu sambil sesekali bercanda tawa.
Ext: rumah malam sepanjang malam Dista berfikir untuk pergi ke bukit belakang rumah untuk mengambil beberapa bibit pohon, untuk di tanam di halaman sekolah. Ia memikirkan rencana itu hingga akhirnya ia tertidur pulas Ext: rumah pagi seperti biasa mereka sarapan dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Dista: hari ini aku gak berangkat sekolh ya?. Tino: kenapa?? Andro: aku males gara gara banyak melamun. Amar: emangnya apa yang kamu lamunin??
Dista: bukan apa-apa, Cuma masalah pohon di halaman sekolah kita saja. Ext: halaman sekolah pagi Tino dan Amar pergi berlari-lari pagi tanpa Dista seperti biasanya di halaman Tino: tumben dy memikirkan sesuatu seserius itu. Amar: iya, gak biasanya dy begini.
Ext: bukit belakang sekolah pagi sementara itu dista yang tidak mau ikut ke sekolah menuju bukit belakang sekolah sendirian untuk mencari bibit-bibit pohon untuk di bawa pulang. ia bermaksud untuk membuat kejutan bagi kedua saudaranya. Dista: wah sejuk sekali tempat ini, berbeda jauh sama di halaman sana. Dari pohon sebanyak ini kalau aku mengambil beberapa bibit pasti tidak masalah, lagian juga kan niat ku baik. setelah mencari cari sekian lama Dista pun menemukan tunas-tunas baru dari pohon yang iya sukai. Dista pun mengambil tiga batang tunas dan membawanya pulang.
Ext: rumah pagi sesampainya di rumah Dista mengambil peralatan untuk bercocok tanam. Dan langsung pergi ke halaman sekolah untuk menanam bibit-bibit tersebut. Ext: halaman sekolah-pagi Dista menanam bibit-bibit tersebut di bagian belakang taman agar jika besar nanti udara halaman jadi sejuk. Dista: (bersiul) fu...fu...fu... flash back
Dista: ayo cari ke halaman Ext: halaman pagi Tino dan Amar berjalan ke halaman disana mereka menemukan Dista sedang jongkok di halaman ekolah. Amar: ngapain dia?? Tino:?? Hemmm... Paling dia lagi mau menyembunyikan sesuatu. Amar: hahahaha... Ayo kita lihat apa yang dia sembunyikan, aku penasaran. Tino: hemmmm... Ayo.
Tino dan Amar menghampiri Dista, mereka terkejut karena Dista sedang menanam bibit pohon. Tino: Dis, itu bibit kamu ambil dari mana?? jangan bilang kalo tadi sewaktu kami pergi lari pagi kamu ke bukit belakang untuk mengambil ini!! Amar: itu bahaya loh!! Bukit belakang rumah kan sangat sepi, bahaya kalo pergi sendiri... Tino: jadi ini yang buat kamu gak bisa tidur semalaman?? Kamu buat rencana untuk pergi ngambil bibit-bibit ini?! Dista: tenang aja, buktinya sekarang aku ada disini sambil nanam. Udah dari pada brisik mendingan kalian bantuin aku nanam ini bibit-bibit, biar besar. Klo pohon ini sudah besar nanti kan bisa jadi tempat berteduh untuk kita kalo sedang lelah.
Tino: hemm... Pohon-pohon ini butuh waktu lama, mungkin bertahun-tahun baru bisa besar dan rindang. Kita mungkin sudah tidak tinggal di sini lagi. Dista: ya gak papa, kalaupun kita gak bisa nikmati pohonpohon ini generasi berikutnya dari kita bisa merasakan keuntungan dari pohon ini. Selain jadi tempat berteduh kan tempat ini juga jadi sejuk. Amar: butuh banyak pohon untuk menyejukkan tempat ini. Hanya dengan tiga bibit ini gak akan bisa menyejukkan dis. Dista: ya... Kalo kurang kan kita bisa ngambil lagi di bukit belakang dan menanamnya disini mar! Amar: emangnya masi banyak bibit-bibit disana dis?? Dista: ya masih lah, bukit selebat itu menyediakan banyak bibit untuk kita
Mereka bertiga menanam bibit-bibit tersebut dengan baik. Ext jalan pulang siang Mereka berjalan pulang dan berbincang-bincang Tino: ayo kita cari lagi bibit untuk kita tanam di halaman dista: nanti dulu aku capek kita istirahat dulu aja di rumah aku butuh energi ini. Tino dan Amar: hahahahahahhaha... Ext: halaman sekolah enam tahun kemudian pagi Setelah enam tahun berselang Tino, Amar, dan Dista sudah tidak bersekolah di tempat itu lagi. Tapi apa yang mereka tanam kini membuat halaman yang gresang menjadi rindang dan sejuk.
Dwi Wahyu Nugroho