BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Rezha, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Tenis Meja Tenis meja adalah olahraga permainan yang menggunakan meja sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Hogdes (2000: XII) bahwa pukulan backhand merupakan setiap

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

SKRIPSI. Oleh: Tatag Widiantoro NIM

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

OLEH DILLA FARID W. T

TENIS MEJA. Materi Tenis meja Kelas X 1 Tahun 2015 design by Bramasto

MODUL 6: BOLA VOLI Pendahuluan

HERU PAMUNGKAS 1) H. ABDUL NARLAN 2)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

Tatang Iskandar 1 Universitas Islam 45 Bekasi

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND,

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang populer di masyarakat. Permainan. masyarakat dari berbagai tingkat usia, anak-anak, remaja dan dewasa baik

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan yang cukup digemari di dunia, disamping olahraga lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas, teori-teori yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua baik pria maupun wanita. Permainan ini dapat dimainkan di dalam rumah dengan peralatan yang relatif murah dan tidak membutuhkan tempat yang luas, sehingga olahraga tenis meja ini cukup digemari oleh semua kalangan masyarakat. Permainan bola kecil ini merupakan olahraga yang mempunyai karakter cepat, sehingga bagi seseorang yang bermain tenis meja diperlukan kemampuankemampuan tertentu, seperti ketangkasan, kecerdasan, refleks, dan daya bereaksi tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Siregar (1976:10), bahwa: Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang sangat mementingkan ketangkasan, kecerdasan, refleks dan daya bereaksi tinggi. Dengan demikian, untuk dapat menjadi seorang pemain tenis meja yang baik yang kemudian diharapkan dapat berprestasi di Nasional dan Internasional, selain bakat yang harus dimiliki, juga harus pula dilengkapi dengan unsur-unsur tersebut di atas baik dilakukan pada waktu memainkan stroke maupun service.

2 Olahraga yang menggunakan bet sebagai alat pemukul ini dapat dijadikan sebagai olahraga untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran jasmani dan prestasi. Selain itu juga dapat melatih kesabaran dan kemampuan menahan diri. Untuk dapat mencapai prestasi pada cabang ini, maka diperlukan penguasaan teknik bagi seorang pemain, seperti yang dijelaskan oleh Pengda PTMSI Jawa Barat (2004:108) bahwa: Teknik dasar permainan tenis meja yaitu terdiri dari: 1) Grip (pegangan), 2) Stance (posisi siap), 3) Stroke (Teknik pukulan), dan 4) Footwork (posisi kaki). Simpulan dari kutipan tersebut menunjukan bahwa untuk meningkatkan keterampilan dalam bermain tenis meja, setiap pemain harus berusaha dan menguasai berbagai teknik dasar dalam permainan tenis meja. Salah satu teknik dasar yang sering dipakai ketika bermain tenis meja adalah teknik pukulan servis. Mengenai servis, Simpson (1986:83) yang dialih bahasakan oleh Pionir Jaya mengemukakan bahwa: Servis adalah salah satu teknik yang sangat penting, kita harus menguasai servis yang baik karena servis adalah kesempatan pertama untuk menguasai permainan dan memegang inisiatif. Pukulan servis ini sangat penting untuk dikuasai dengan benar, karena salah satu cara untuk memperoleh angka/point dari lawan yaitu dengan melakukan servis dengan baik dan juga dapat dipakai sebagai senjata untuk mengadakan serangan serta dapat dijadikan kesempatan pertama untuk menguasai permainan. Teknik pukulan servis dalam permainan tenis meja umumnya dilakukan dengan forehand maupun backhand.

3 Servis dari arah forehand bisa dilakukan baik dengan menggunakan putaran (spin) maupun tanpa putaran (spin). Servis yang dilakukan dengan menggunakan putaran bola bisa dilakukan dengan putaran ke depan (topspin), putaran ke belakang (backspin), dan putaran ke samping (sidespin) baik dilakukan ke dalam (inward) maupun ke luar (outward). Service forehand sidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola dengan gerakan bet dari kiri mengarah ke kanan atau sebaliknya dan bola akan berbelok ke samping saat mantul di meja. Hodges yang diterjemahkan oleh Nasution (1996:30) menjelaskan bahwa: Melakukan sidespin yaitu lambungkan bola kira-kira satu atau dua kaki dan pukul bola itu dengan salah satu sisi bet dengan gerakan menyerempet ke arah samping untuk menimbulkan sidespin. Bola harus memantul ke arah samping saat menyentuh lantai. Dari pendapat di tersebut, bola yang dihasilkan dari servis ini berputar ke samping dan jika menyentuh di meja akan berbelok ke kanan ataupun ke kiri sesuai dengan putarannya. Servis ini sering dilakukan dan menjadi andalan senjata dengan maksud agar lawan salah menerka arah putaran bola. Apabila lawan telah salah menduga, maka lawan akan mengembalikannya tidak sempurna yang kemudian dapat dimatikan. Teknik pukulan service forehand sidespin merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh angka/point. Untuk menunjang keberhasilan dalam melakukan teknik pukulan service forehand sidespin diperlukan komponenkomponen kondisi fisik yang baik, seperti kecepatan, fleksibilitas dan lain-lain.

4 Komponen fisik tersebut merupakan suatu satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Dalam permainan tenis meja komponen kondisi fisik tersebut cukup berpengaruh terhadap prestasi atlet. Dalam konteks penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada dua komponen kondisi fisik yaitu kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan. Kedua komponen fisik tersebut dapat memberikan peran yang penting terhadap pencapaian prestasi olahraga khususnya dalam service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja. Dalam servis kecepatan reaksi merupakan kemampuan seseorang bergerak secepat-cepatnya dalam menanggapi rangsangan-rangsangan yang datang lewat indra. Terkait dengan komponen fisik yang mendukung terhadap service forehand sidespin, salah satunya komponen fisik kecepatan reaksi mata tangan. Karena dalam melakukan service ketika bola dilambungkan ke atas dan berada pada titik untuk dipukul, untuk segera bereaksi melakukan gerakan tangan ke depan agar terjadi suatu kontak antara bet dengan bola. Seperti yang dijelaskan Nina Sutresna dalam wawancara (di gedung FPOK lt 1, senin, 14 januari 2013, jam 11.45 WIB, salah satu dosen tenis meja UPI Bandung) bahwa, kecepatan reaksi gerakan mata tangan dibutuhkan terutama pada saat menentukan sentuhan antara bola dengan bet. Dan untuk mendapatkan spin yang kuat bukan hanya dihasilkan oleh gesekan gerakan pergelangan tangan, tetapi juga turut ditentukan oleh kapan saatnya persentuhan tersebut. Dengan demikian, komponen fisik kecepatan reaksi mata tangan cukup

5 diperlukan untuk menunjang hasil service yang maksimal, agar persentuhan antara bet dengan bola tepat dan menghasilkan spin yang kuat, yang pada akhirnya akan menyulitkan lawan, serta mendapatkan angka/point. Komponen fisik fleksibilitas pergelangan tangan juga berpengaruh terhadap hasil servis, Simpson (1986:83) yang dialih bahasakan oleh Pionir Jaya menjelaskan bahwa: Servis adalah suatu gerakan yang membutuhkan kecepatan. Pergelangan tangan adalah bagian dari tangan yang sanggup bergerak paling cepat. Dengan pergerakan pergelangan tangan, kita dapat merubah besar sudut raket waktu raket menyentuh bola. Mengacu pada pendapat di atas, bahwa dengan pergelangan tangan pemain bisa memvariasikan besar sudut raket, yang akan mengahasilkan putaran bola yang berlainan sehingga lawan akan sulit untuk menebak servis yang dilancarkan. Pada saat mengayun bet ke depan serempet pada bagian belakang bola dengan gerakan ke samping kanan maupun kiri, kemudian pukul bola dengan gerakan mengesek yang lebih kuat untuk menimbulkan sidespin yang lebih kuat. Pada fase ayunan bet ke depan dan perkenaan dengan bola (forward swing to contact point), melalui teknik pukulan service forehand sidespin mengakibatkan bola hasil pukulan bergerak cepat dan kuat. Hal ini disebabkan adanya momentum dari gerak ayunan bet (impuls), massa bet, massa bola, dan kecepatan gerak pergelangan tangan. Hidayat (1999:55) menjelaskan bahwa: Momentum ialah besarnya gaya dorong dari suatu benda. Dikatakan juga momentum adalah kekuatan gerak. Dalam hal ini adalah momentum

6 angular yaitu H = I.. H = momentum angular (jumlah gerak ayunan), I = momen inersia (m.r 2 ), dan = kecepatan angular. Dengan kata lain, semakin luas pergerakan pergelangan tangan, mengakibatkan pada saat benturan antara bet dengan bola memberikan hasil putaran lebih kuat. Dan lebih lanjut, Kertamanah (2003:69) bahwa: Pada saat bagian tubuh mengerahkan seluruh tenaga, jari-jari tangan merupakan bagian yang paling dekat dengan bola dan paling sensitif. Jari tangan bagaikan ujung ekor dari panjangnya sebuah cambuk, dalam lukisan sering digambarkannya sebagai titik matanya seekor naga. Terutama pada waktu servis dilancarkan, detik-detik raket menyentuh bola, keistimewaan keseluruhannya terletak kepada konsentrasi curahan tenaga pergelangan serta jari-jari tangan. Dalam permainan tenis meja, fleksibilitas pergelangan tangan merupakan poros dari gerakan tangan untuk melakukan teknik pukulan servis. Fleksibilitas pergelangan tangan yang baik akan menghasilkan lecutan yang akan menambah putaran bola (spin). Fleksibilitas pergelangan tangan juga dapat membantu untuk mengarahkan dan menempatkan bola pada daerah meja lawan yang jauh dari jangkauan lawan, sehingga akan menyulitkan lawan untuk mengembalikan bola dari hasil servis tersebut. Mengenai hal ini diperjelas oleh Pengda PTMSI Jawa Barat (2004:96) mengatakan bahwa : Seorang atlet tenis meja harus memiliki tingkat kelentukan yang baik terutama pada daerah-daerah persendian pergelangan tangan, sikut, bahu, pinggang dan pinggul. Dari komponen kondisi fisik kecepatan reaksi mata tangan dan fleksibilitas pergelangan tangan dapat memberikan dukungan terhadap hasil service forehand

7 sidespin pada permainan tenis meja, tetapi sejauh ini belum diketahui seberapa besar hubungan yang diberikan terhadap hasil service forehand sidespin. Dengan demikian, hal inilah yang melatarbelakangi permasalahan sebagai isu untuk mengetahui hubungan yang lebih konkrit pada komponen fisik tersebut, tanpa mengesampingkan aspek yang lainnya. Bertitik tolak pada permasalahan di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan antara Kecepatan Reaksi dan Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Hasil Service Forehand Sidespin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja? 2. Apakah terdapat korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja? 3. Apakah terdapat korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

8 1. Untuk mengetahui korelasi antara kecepatan reaksi dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja? 2. Untuk mengetahui korelasi antara fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja? 3. Untuk mengetahui korelasi antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan secara bersama-sama dengan hasil service forehand sidespin pada cabang olahraga tenis meja? D. Kegunaan Penelitian 1) Secara teoritis a. Dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah serta masukan bagi segenap insane olahraga terutama bagi para pelatih maupun pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya pembinaan atlet tenis meja. b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi para pakar dalam bidang olahraga tenis meja dalam penggunaan teknik pukulan servis dapat diterapkan seefisien serta seefektif mungkin guna mendapatkan ketepatan hasil pukulan yang akurat. c. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menentukan latihan kondisi fisik dan sebagai satu pertimbangan dalam penyusunan program latihan dan perkembangan olahraga tenis meja.

9 2) Secara praktis a. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak yang berkepentingan, terutama untuk para pelatih cabang olahraga tenis meja dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelatih. b. Dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama bagi para pelatih, pembina olahraga dan para atlet tenis meja untuk meningkatkan keterampilan service forehand sidespin dalam cabang olahraga tenis meja. E. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas dan lebih akurat dalam pelaksanaannya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Variabel bebas pada penelitian ini adalah kecepatan reaksi mata tangan dan fleksibilitas pergelangan tangan. 2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil service forehand sidespin dalam cabang olahraga tenis meja. 3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah para atlet tenis meja UKM UPI sebanyak 20 orang dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

10 4. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik korelasional. 5. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan the nelson hand reaction test untuk mengukur kecepatan reaksi mata tangan, goniometer untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan, dan tes keterampilan servis dengan menggunakan target nilai. F. Definisi Operasional Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan ketidakcocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh karena itu, penulis menafsirkan penjelasan ini dengan mengacu pada pakar olahraga sebagai berikut : 1) Kecepatan menurut Sukadiyanto (2011:116) adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menjawab rangsang dalam waktu secepat (sesingkat) mungkin. Kecepatan reaksi menurut Harsono (1988:217) adalah waktu antara pemberian rangsang (stimulus) dengan gerakan pertama. Dalam konteks penelitian ini, kecepatan reaksi yang dimaksud adalah kecepatan reaksi mata tangan. kecepatan reaksi disini adalah kemampuan gerakan yang dilakukan oleh mata dan tangan sekelompok atlet yang berumur 18-22 tahun dalam bentuk kecepatan reaksi yang diukur dengan menggunakan The Nelson Reaction test.

11 2) Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon, dan ligamen. (Harsono, 1988:163). Dalam penelitian ini fleksibilitas yang dimaksud adalah ruang gerak sendi pergelangan tangan atau wrist joint pada atlet tenis meja UKM UPI Bandung yang diukur dengan menggunakan Goniometer. 3) Service menurut Sutarmin (2007:17) yaitu memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Service forehand sidespin adalah kemampuan memukul bola bagian belakang dengan gerakan bet dari kiri mengarah ke kanan atau sebaliknya dan bolanya menyimpang (membelok). (Theo Bakker, 1987:28). Dalam konteks penelitian ini, yang dimaksud dengan hasil service forehand sidespin adalah kemampuan pemain dalam melakukan servis ini dilihat dari ketepatan bola, putaran bola dan pantulan bola yang mengarah pada sasaran yang diharapkan.