PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah adanya Klub Jusma Table Tennis School. Klub ini melahirkan pemain. terus-menerus dan bertahap di Yogyakarta.

Pengembangan Model Penilaian Otentik Penjasorkes Materi Permainan Invasi Bolabasket di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

PENGEMBANGAN PENILAIAN TEKNIK SERVIS BACKSPIN FOREHAND DAN BACKHAND ATLET TENIS MEJA YUNIOR KLUB JUSMA TABLE TENNIS SCHOOL YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGEMBANGAN ALAT BANTU RETURN BOARD UNTUK FOREHAND TOPSPIN TENIS MEJA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DRIVE

216 - Jurnal Keolahragaan, Volume 2 Nomor 2, 2014

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN PUKULAN LOOP DRIVE FOREHAND TENIS MEJA DI PTM TRI DHARMA MALANG

SKRIPSI. Oleh: Tatag Widiantoro NIM

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. serta raket dan bola sebagai alatnya. Sedangkan menurut Depdiknas (2003:

Oleh : Rony Dwi Saputro, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENGARUH METODE LATIHAN MULTI BALL TERHADAP KETERAMPILAN DRIVE TENIS MEJA SISWA SD NEGERI 15 LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

Vol 1 No 1 Desember 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRAPYAK KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

PENGARUH LATIHAN MULTIBALL

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND,

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian dibutuhkan metode. Metode merupakan suatu

HUBUNGAN FOOTWORK DAN PUKULAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA MAHASISWA UKM TENIS MEJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

TINGKAT KETERAMPILAN FOREHAND STROKE DAN BACKHAND STROKE SISWA KELAS VIII PESERTA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SMP N 1 PUNUNG KABUPATEN PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mengenai

III. METODE PENELITIAN. dihadapi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:3) penelitian eksperimen adalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam hal melakukan gerak, contoh dalam olahraga tenis meja. Permainan

VALIDITAS ISI TES KELINCAHAN KHUSUS TENIS MEJA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PUKULAN FOREHAND

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

MODEL LATIHAN SERVIS FOREHAND TENIS MEJA UNTUK ATLET PEMULA USIA 12 TAHUN KE BAWAH

HUBUNGAN FOREHAND DAN BACKHAND DENGAN KETERAMPILAN TENIS MEJA EKSTRAKULIKULER SMPN 2 KEBUNTEBU. Oleh

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Ditengah-tengah meja terbentang tegak lurus

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Tenis Meja Kode Mata Kuliah : IOF 109. Program Studi : PJKR Prasyarat : -

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DAN KECEPATAN REAKSI TERHADAP KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN SKRIPSI

SKRIPSI. Disusun oleh : SEFI ASIS TRI CAHYANI NPM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tenis meja merupakan sebuah permainan yang sederhana. Tenis. tunggal) dan dimainkan oleh empat orang (untuk ganda) kadang orang

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan pada bulan mei 2013 sampai. a. Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Kemampuan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SERVIS FOREHAND TOPSPIN DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VII DI SMP N 1 LIMBOTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

HERU PAMUNGKAS 1) H. ABDUL NARLAN 2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi, karena data penelitian ini berupa angka-angka. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Transkripsi:

1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMAMPUAN KETEPATAN FORE HAND, BACKHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA Tomoliyus FIK Universitas Negeri Yogyakarta Emil : tomoliyus@yahoo.com, Hp: 0816681282, Abstrak: Pengembangan Instrumen Kemampuan Ketepatan Forehand, Backhand Drive Dalam Permainan Tenis Meja. Pengembangan instrumen ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa kontruksi instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive permainan tenis meja bagi atlit pemula dan yunior, serta memperoleh validitas dan reliabilitas instrumen.ketepatan forehand dan backhand drive permainan tenis meja. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan penelitian dan pengembangan, yang dilakukan 2 tahap, yaitu: (1) tahap pengembangan dan validasi instrumen dan (2) tahap uji keandalan dan keajegan instrumen. Analisa uji validitas isi menggunakan content validity ratio (CVR). Analisa uji reliabilitas menggunakan tes retest, hasil kedua tes tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment (korelasi Pearson). Hasil penelitian berupa kontruksi meja yang diberi tanda sasaran, petunjuk tes, dan petunjuk penyekoran untuk mengukur kemampuan keterampilan forehand dan backhand drive permainan tenis meja. Dan instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive permainan tenis meja diketemukan validitas isi tinggi. Tes kemampuan ketepatan forehand drive relibilitasnya 0.96 bagi atlet yunior, dan relibilitas 0.95 bagi atlet pemula. Dan tes ketepatan kemampuan backhand drive reliabilitasnya 0.944 bagi atlet yunior, dan relibilitas 0. 934 bagi atlet pemula. Kata kunci: instrumen kemampuan ketepatan, forehand dan backhand drive, tenis meja PENDAHULUAN Permainan tenis meja merupakan salah satu dari permainan net (net game). Sekarang ini masyarat pada usia anak-anak sampai dewasa megemari permainan tenis meja. Pengertian tenis meja adalah suatu permainan yang menggunakan meja sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola kecil yang terbuat

2 dari celluloid dan permainannya menggunakan pemukul atau yang disebut bet (Depdiknas, 2003: 3). Ide dasar perminan tenis meja adalah menyajikan bola pertama dengan terlebih dahulu memantulkan bola tersebut ke meja penyaji, dan bola harus melewati atas net dan masuk kesasaran meja lawan dan juga mengembalikan bola setelah memantul di meja dengan menggunakan bet untuk memukul bola, hasil pukulan bolanya lewat di atas net dan masuk kesasaran meja lawan. Dalam menyajikan dan mengembalikan bola dapat dilakukan dengan cara pukulan forehand dan backhand. Agar seseorang dapat bermain tenis meja diperlukan belajar dan berlatih keterampilan gerak servis dan mengembalikan bola masuk kesasaran. Keterampilan gerak mengembalikan bola masuk kesasaran dalam permainan tenis meja yang harus dikuasi olah seorang pemain. Keterampilan gerak mengembalikan bola dapat dilakukan dengan cara keterampilan stroke (pukulan) forehand dan backhand. Pukulan secara umum dapat dikelompokkan sebagai pukulan yang bersifat serangan (offensive, menghasilkan bola topspin) dan pukulan bersifat bertahan (defensive, menghasilkan bola backspin). Menurut Napitupulu (1982: 57) secara umum pukulan forehand dan backhand yang penting dalam permainan tenis meja ada lima macam yaitu (1) pukulan drive,(2) pukulan push, (3) pukulan block, (4) pukulan chop, dan (4) pukulan service. Begitu juga Larry Hodges, (1993:64) membagi pukulan forehand dan backhand meliputi teknik pukulan drive, push, block, chop dan service. Drive adalah teknik pukulan (stroke) dimulai sikap bet tertutup dan gerakan bet dari bawah serong ke atas diakhiri di depan dahi. Drive digunakan sebagai pukulan serangan atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan keinginan. Push adalah teknik pukulan dimulai dari sikap bet sedikit terbuka dengan gerakan mendorong. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan pukulan push dan pukulan chop lawan. Block adalah teknik blocking dengan sikap bat tertutup untuk menghentikan atau membendung. Block biasanya digunakan untuk mengembalikan bola drive atau bola melambung dengan putaran atas. Chop adalah teknik pukulan dimulai dari posisi bat

3 terbuka kemudian digerakan seperti menebang pohon dengan kapak atau disebut juga gerakan membacok. Servis adalah teknik pukulan untuk menyajikan bola pertama dengan terlebih dahulu memantulkan bola tersebut ke meja penyaji, dan bola harus melewati atas net dan masuk kesasaran meja lawan. Forehand dan backhand drive adalah salah satu senjata offensif yang paling efektif dalam tenis meja. Forehand drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet clip, dengan bet berada disebelah kanan depan pemukul. Backhand drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serong ke atas dan sikap bet clip, dengan bet berada disebelah kiri depan pemukul. Dalam permainan tenis meja ketepatan sasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam bermain. Ketepatan sasaran yang dimaksud disini adalah ketepatan penepatan bola pukulan forehand dan backhand pada sasaran yang telah ditetapkan. Karena dalam permainan tenis meja agar dapat skor, maka sorang pemain berusaha menempatan bola ketepat sasaran dengan laju bola cepat yang jauh dari jangkauan lawan, sehingga lawan kesulitan mengembalikan bolanya. Forehand dan backhand drive dikatakan efektif apabila hasil pukulannya tepat dengan laju bola yang cepat masuk sasaran lawan. Adapun yang dimaksud sasaran forehand dan backhand drive yang sangat efektif adalah daerah sudut lapangan tenis meja sebelah kanan dan kiri pemain lawan. Oleh karena itu, seorang pemain tenis meja hendaknya memiliki kemampuan ketepatan forehand drive dan backhand drive dengan laju bola yang cepat kearah sasaran ke sudut meja sebelah kanan dan kiri pemain lawan. Pemain tenis meja agar memiliki kemampuan ketepatan forehand drive dan backhand drive diperlukan belajar dan berlatih secara kontinyu. Peningkatan kualitas keterampilan pukulan tenis meja merupakan salah satu prasarat mutlak untuk mencapai prestasi tenis meja. Upaya peningkatan kualitas keterampilan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja antara lain dapat ditempuh melalui peningkatan pembelajaran serta latihan dan penilaian. Keduanya saling terkait satu sama lain, karena pembelajaran yang baik akan menghasilkan

4 penilaian yang baik. Selanjutnya, penilaian yang baik akan mendorong Guru dan Pelatih untuk menentukan program, strategi dan pendekatan pembelajaran yang baik dan mendorong motivasi atlit untuk belajar yang lebih baik. Penilaian adalah merupakan terpenting dalam proses pembelajaran dan pelatihan. Melalui penilaian guru dan pelatih dapat informasi yang tepat secara menyeluruh mengenai kemajuan belajar dan latihan atlit, sehingga dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan belajar dan latihan keterampilan tenis meja. Dalam penilaian hasil belajar dan latihan keterampilan tenis meja diperlukan instrumen. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penilaian. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variasi karakteristik variabel penilaian secara objektif. Hal ini senada dengan yag dikatakan Djemari Mardapi (2004:14) alat penilaian merupakan bagian dari system pengujian, yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan, minat dan motivasi siswa atau atlit. Untuk menilai keterampilan forehand dan backhand drive tenis meja perlu instrumen yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu dikembangkan instrumen kemampuan keterampilan yang sudah ada. Maka tujuan penelitian ini untuk mengembangkan instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive permaianan tenis meja. Terkait pengembangan instrumen terdapat dua hal yang harus diperhatikan dan dipenuhi untuk memperoleh instrumen yang berkualitas yaitu instrumen tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itu, perlu pemahaman yang mendalam tentang validitas dan reliabilitas instrumen. Sesungguhnya persoalan validitas berhubungan dengan pertanyaan apakah suatu instrumen mampu menggambarkan ciri, sifat-sifat atau aspek apa saja yang akan diukur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Menurut Sugiyono (2007: 173) menyatakan bahwa instrumennya valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Relevan dan accuracy adalah terkandung dalam konsep validitas (Kerlinger, 1986: 708). Relevan menunjukkan pada kemampuan instrumen untuk memerankan fungsi untuk apa instrumen

5 dimaksudkan. Accuracy menunjuk pada ketepatan instrumen mengidentifikasi aspekaspek yang akan diukur secara tepat dan menggambarkan keaadaan sebenarnya. Jadi, validitas instrumen dapat dimaknai sebagai ketepatan dalam memberikan interpretasi terhadap hasil penilaian. Menurut Kerlinger (1986:708) dan Baumgartner (2007: 97) secara umum membagi validitas menjadi tiga, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas yang berhubungan kriteria (criterion validity). Masing-masing tipe validitas tersebut mempunyai ciri dan pendekatan yang berbeda satu sama lain. Penilaian terhadap pencapaian belajar menekankan pada validitas isi, penilaian psikologi menekankan pada validitas konstruk, sedangkan penilaian sistem seleksi menekankan pada kesahihan kriteria. Validitas isi berhubungan dengan kemampuan instrumen untuk menggambarkan secara tepat domain perilaku yang diakses. Langkah validitas isi adalah menjabarkan dalam aspek yang terinci selanjutnya dideskripsikan indikatorindikatornya. Selanjutnya, diminta pertimbangan kolega atau ahli yang berkompeten melalui forum diskusi antar ahli, untuk memperoleh masukkan, saran, kritik, dan evaluasi guna menyempurnakan instrumen yang disusun. Reliabilitas adalah menunjukkan tingkat kestabilan, konsestensi, keajegan dan keandalan untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya. Hal ini senada dengan yang dinyatakan oleh Sugiyono (2007: 172) reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu perangkat penilaian yang memberikan hasil yang relatif sama dalam waktu yang berlainan. Secara konsep instrumen reliabilitas adalah apabila digunakan terhadap subjek yang sama akan menunjukkan hasil yang sama, walaupun dalam waktu dan kondisi yang berbeda. Reliabilitas tes yang menunjukkan derajat kekeliruan pengukuran tidak dapat ditentukan dengan pasti melainkan hanya dapat diestimasi. Koefesien reliabilitas dapat dilakukan melalui berbagai metode pendekatan yaitu pendekatan tes-ulang (tes-retest), pendekatan paralel (parallelforms), pendekatan satu kali pengukuran dan reliabilitas antar penilai. Masing-masing

6 metode dikembangkan sesuai dengan sifat dan fungsi tes dengan mempertimbangkan segi kepraktisan. METODE Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah para pelatih atlit pemula tenis meja di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diambil secara purposive sampling, dengan mempertimbangkan pendidikan, kemampuan dan pengalaman serta keberadaan atlit. Untuk kepentingan penelitian pendahuluan, ditetapkan dua puluh pelatih tenis meja di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk ujicoba skala kecil menggunakan tiga puluh atlit pemula tenis meja. Untuk ujicoba skala luas menggunakan enam puluh atlit pemula tenis meja. Model Pengembangan Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Dasar pertimbangan jenis penelitian dan pengembangan digunakan untuk mengembangkan instrumen kemampuan keterampilan permainan tenis meja, karena jenis penelitian dan pengembangan ini berorientasi pada produk. Melalui penelitian dan pengembangan diharapkan dapat menjembatani kesejangan penelitian yang lebih banyak menguji teori ke arah menghasilkan produk-produk yang langsung digunakan oleh pengguna. Borg dan Gall (1983) menyatakan bahwa, prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya tujuan utama terdiri dari, yaitu: mengembangkan produk dan menguji keefektifan produk untuk mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan sedangkan tujuan kedua disebut sebagai fungsi validasi. Adapun dalam penelitian dan pengembangan terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) tahap pra-pengembangan, (2) tahap pengembangan produk, (3) tahap validasi produk.

7 Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap atau prosedur utama yaitu: tahap pra-pengembangan, tahap pengembangan produk dan tahap validasi. Secara operasional dijabarkan sebagai berikut. Pada tahap Pra-pengembangan, diilakukan studi pendahuluan dengan melakukan survei dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pelatih tentang cara menilai hasil latihan kemampuan keterampilan forehand dan backhand pukulan drive tenis meja, studi dokumentasi tentang kompetensi pelatih penyelenggaraan kepelatihan tenis meja, studi dokumentasi tentang tercatatnya secara resmi pada Pengprop penyelenggaran kepelatihan tenis meja, studi pustaka tentang kompetensi keterampilan forehand dan backhand pukulan drive tenis meja dan studi pustaka tes tenis meja yang sudah ada yaitu Table Tennis Backbord Test (Jane A Mott and Aileen Lockhart. 1946:550) Pada tahap pengembangan, dilakukan langkah merencanakan dan mengembangan produk awal ini dirumuskan arah pengembangan instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand pukulan drive Tenis Meja berdasarkan penelitian pendahuluan, kajian pustaka, dan kebutuhan di lapangan yang telah dihasilkan. Langkah-langkah dalam merencanakan dan mengembangkan produk awal adalah sebagai berikut: (1) analisis dan mendifinisikan kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive permainan tenis meja yang terpenting, (2) analisis posisi meja dan tanda tempat sasaran yang digunakan, (3) analisis jarak tanda di meja dan pemberian skor daerah sasaran, (4) analisis tujuan dan ciri-ciri instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja, (5) analisis petunujuk tes dan petunjuk penyekoran instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja, (6) menyusun kontruksi rancangan produk awal instrumen kemampuan ketepaatan forehand dan backhand drive permainan tenis meja. Tahap validasi produk dilakukan secara validasi isi dan validasi emperik terhadap instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive permainan tenis meja. Validasi dimaksud untuk memperoleh informasi tentang kelayakan

8 instrumen yang telah disusun guna mengukur kemampuan ketepatan forehand dan backhand pukulan drive permainan tenis meja. Validasi isi dilakukan dengan teknik Delphi yang dipakai mengacu Dunn (1994: 366), terhadap tujuh orang pakar, yaitu satu pakar evaluasi, tiga pakar kepelatihan tenis meja, satu pakar metodologi, dan dua pakar pendidikan olahraga. Penilaian para ahli dilakukan untuk mengadakan perbaikan terhadap rancangan produk awal yang dikembangkan, terutama dilihat dari ketepatan tanda meja dan ukuran sasaran serta skor sasaran, ketepatan raly yang digunakan, ketepatan petunjuk tes, ketepatan penyekoran serta untuk mendapatkan ligimitasi dan pihak yang terkait bidang keilmuan. Produk awal dicapai apabila sudah terjadi penyempurnan terhadap ketepatan tanda meja dan ukuran sasaran serta skor sasaran, ketepatan raly yang digunakan, ketepatan petunjuk tes, ketepatan penyekoran dengan terpenuhinya kriteria sebagai berikut: kesesuaian antara komponen yang dinilai dengan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja. Evaluasi dilakukan setelah mendapat masukan-masukan dari ahli. Kemudian dilakukan revisi produk untuk memperbaiki produk sebelum produk akhir digunakan. Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan dari para ahli Validasi emperik dilakukan melalui uji coba lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan tanggapan serta revisi produk, sehingga nantinya dapat menghasilkan instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand pukulan drive yang sesuai dengan permainan tenis meja. Uji coba dilakukan skala kecil dan skala luas. Evaluasi dilakukan setelah mendapat masukan-masukan dari ujicoba skala kecil dan skala luas. Kemudian dilakukan revisi produk untuk memperbaiki produk sebelum produk akhir digunakan. Revisi dilakukan berdasarkan masukan-masukan pada saat ujicoba lapangan.. Teknik pengumpulan data pada studi pendahuluan menggunakan cara surve dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pada pelatih tenis meja.. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi pendapat ahli dan informasi tentang

9 pelaksanaan proses instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja Data hasil penelitian yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dan kwantitatif. Guna menjawab tujuan penelitian tersebut dan mengetahui efektifitas produk yang dihasilkan dalam penelitian ini, maka data terkumpul diolah dan dianalisis dengan teknik (1) analisis deskriptif, dan (2) analisis korelasi product moment. Pengujian validitas isi instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja dilakukan melalui pendapat para pakar bidang olahraga permainan tenis meja. Validitas isi dihitung dengan rasio validitas isi (content validity ratio/cvr) dan Koefisien Kappa (Shultz, 2005: 89) Pengujian reliabilitas menggunakan pendekatan tes-ulang (tes-retest). Pendekatan tes ulang dilakukan dengan menyajikan tes yang sama sebanyak dua kali pada sekelompok responden (atlit) pada waktu yang berbeda untuk melihat kestabilan jawaban responden. Koefisien reliabilitas pendekatan ini adalah koefisien korelasi linier di antara sekor ukur dengan sekor ukur ulang. hasil kedua tes tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus product moment (korelasi Pearson). HASIL PENGEMBANGAN Berdasarkan studi pendahuluan, analisis kebutuhan dan kajian teoritik yang telah dilakukan, dihasilkan produk awal seperangkat instrumen untuk kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive bagi atlet pemula (umur usia dibawah 12 tahun) dan yunior (umur 13 sampai 18 tahun). Garis besar perangkat instrumen berisi tujuan instrumen, peralatan, tanda di meja tempat sasaran yang digunakan, pemberian skor daerah sasaran, petunujuk tes dan petunjuk penyekoran. Produk awal instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja yang telah tersusun, kemudian dilanjutkan validasi ahli. Hasil dari validasi ahli kemudian dihitung berdasarkan content validity ratio (CVR). Hasilnya instrumen tersebut nilai CVR = 1, berdasarkan tabel CVR nilai minimum 0.99 untuk

10 jumlah ahli kurang dari 7 orang, dengan uji signifikansi satu ekor dengan p =.0.05 menunjukkan validitas isi tinggi untuk instrumen tersebut. Produk instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja yang telah divalidasi ahli yang kedua tes tersebut hasilnya menunjukkan validitas isi tinggi, maka instrumen tersebut bisa dilanjutkan ujicoba kecil dan ujicoba luas. Dalam uji coba kecil maupun ujicoba besar tes kemampuan ketepatan forehand drive diketumakan reliabilitas 0.96 bagi atlet yunior (umur 13 tahun samapi 18 tahun), dan diketemukan reliabilitas 0.95 bagi atlet pemula umur 8 tahun sampai 12 tahun). Dalam uji coba kecil maupun ujicoba skala besar tes kemampuan ketepatan backhand drive diketemukan reliabilitas 0.944 bagi atlet yunior (umur 13 tahun sampai 18 tahun), dan diketemukan reliabilitas 0.934 bagi atlet pemula (umur 8 tahun sampai 12 tahun). Dibawah ini hasil instrumen kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive tenis meja. Instrumen kemampuan ketepatan Forhand Drive Tenis Meja Tujuan instrumen : untuk mengukur ketepatan forehand drive. Peralatan : Bola tenis meja, bet, meja, stop wacth dan skor shet Tanda Meja (Table marking) : Tanda untuk dua sasaran sebelah kiri testi yaitu pertama luas 30 cm x 30 cm, kedua luasnya 60cm x 60cm

11 Meja yang diberi tanda sasaran Pengumpan 5 30cm 30 cm 60cm 3 60 cm 1 Testi Petunjuk Tes : a. Subyek disuruh melakukan pemanasan dan latihan (practice) b. Bola pertama dimulai dari testi.

12 c. Subyek melakukan raly forehand drive diagonal selama 30 detik. Setelah istirahat 10 detik. subyek melakukan lagi raly 30 detik. Petunjuk Penyekoran : a. Penyekoran dilakukan 3 orang, satu orang pencatat, satu orang pemegang stop wacth, dan satu orang mengamati bola masuk kesasaran. b. Bola yang masuk sasaran daerah 30 cm persegi beri nilai 5. Dan bola yang masuk sasaran daerah 60 em persegi beri nilai 3. Dan bola yang masuk sasaran sisanya beri nilai 1 c. Bola pertama dari testi tidak dicatat atau tidak dihitung d. Pencatat menjumlahkan skor setiap raly selama 30 detik e. Jumlah skor yang tertinggi dari raly selama 30 detik yang dipakai. Jumlah skor Penilaian Ketepatan Forehand drive = x 100 = 150 Instrumen kemampuan ketepatan Backhand Drive Tenis Meja Tujuan instrumen : untuk mengukur ketepatan backhand drive Peralatan : Bola tenis meja, bet, meja, stop wacth dan skor shet Tanda Meja (Table marking) : Tanda untuk dua sasaran sebelah kanan testi yaitu pertama luas 30 cm x 30 cm, kedua luasnya 60 cm x 60 cm

13 Meja yang diberi tanda sasaran Pengumpan 30cm 5 30cm 60cm 3 60cm 1 Testi Testi Petunjuk Tes : a. Subyek disuruh melakukan pemanasan dan latihan (practice) b. Bola pertama dimulai dari testi

14 Petunjuk Penyekoran : c. Subyek melakukan raly backhand drive diagonal selama 30 detik. Setelah istirahat 10 detik. subyek melakukan lagi raly 30 detik. a. Penyekoran dilakukan 3 orang, satu orang pencatat, satu orang pemegang stop wacth, dan satu orang mengamati bola masuk kesasaran. b. Bola yang masuk sasaran daerah 30 cm persegi beri nilai 5. Dan bola yang masuk sasaran daerah 60 em persegi beri nilai 3. Dan bola yang masuk sasaran sisanya beri nilai 1 c. Bola pertama dari testi tidak dicatat atau tidak dihitung d. Pencatat menjumlahkan skor setiap raly selama 30 detik e. Jumlah skor yang tertinggi dari raly selama 30 detik yang dipakai. Jumlah skor Penilaian Ketepatan backhand drive = x 100 = 150 KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian pengembangan instrumen tersebut di atas, telah dihasilkan produk pengembangan instrumen untuk mengukur kemampuan ketepatan forehand dan backhand drive yang telah teruji validitas isi. Juga telah teruji reliabilitas untuk instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan ketepatan forehand drive, dan kemampuan ketepatan backhand drive permainan tenis meja bagi atlit pemula maupun untuk atlet yunior.