BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Produksi Program Berita Lintas Siang (Mei - Juni 2012), penulis. (case study) yang bertujuan deskriptif (menggambarkan).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Program Pesbukers di ANTV (Episode Tukang Sayur ), penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang spesifik. Paradigma ini meliputi asumsi asumsi tentang berbagai hal dari

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) 35

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB III METODE PENELITIAN. kategoris dari data itu sendiri dan bukannya teknik-teknik yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. & Knipe, 2006 ) menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan longgar dari

BAB III METODOLOGI. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

atau menjalaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 37 rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu Negeri 5 Menara dengan cara menonton film tersebut. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Penentuan dan teknik yang digunakan haruslah dapat mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara berkesinambungan, yang bertujuan untuk mengubah perilaku. manusia berdasarkan pengetahuan dan sikap yang benar yakni untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efektivitas Program Acara Democrazy Di Metro TV sebagai Medium

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

DOMINASI KHARISMATIK DALAM FILM SANG PENCERAH

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. konsep, atau proposisi yang secara logis dipakai peneliti 1. Paradigma (paradigm)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan induktif, sedang pendekatan deduktif dari sebuah

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh

Transkripsi:

55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitiian ini menggunakan sifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan yang dilakukan kepada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 53 Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlangsung. Dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1975:5). 54 Menurut Lofland dan Lofland, sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen 53 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, I PT. Remaja Rosdakarya. Bandung, 1989 hal 3 (dikutip dalam skripsi Peranan Lembaga Ombudsman dalam Menilai Karya Foto Jurnalistik pada Kasus Foto Jurnalistik pada kasus majalh Aceh vs Tabloid Modus. 54 Ibid 55

56 dan lain-lain. Selain itu, titik penelitian kualitatif diarahkan pada latar dan induvidu secara holistic (utuh). Karenanya, penelitian ini tidak memperbolehkan adanya hipotesis ataupun variabel, melainkan pengisolasian individu atau organisasi harus dipandang sebagai bagian dari suatu keutuhan. 55 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi semiotika (simbolik). Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tandatanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia, semiotika, atau dalam istilah Barthes, Semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukan dengan mengkomunikasikan (to comunicate). Memaknai brarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda (Barthes, 1998:179; Kurniawan, 2001:53). Interaksionisme simbolik termasuk ke dalam salah satu dari sejumlah tradisi penelitian kualitatif yang berasumsi bahwa penelitian sistematik harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang alamiah alih-alih lingkungan yang artifisial seperti eksperimen. Muhadjir menyebutkan, sejumlah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif atau fenomenologis adalah graunded 55 Lopland, John, Lyn Lofland, Nalyzing Social Setting : A Guideto to Qualitative (Bervaton and Analisis), Belmont, California : Wadsworth Publishing Company, 1984, hal. 47

57 research, etnometodologi, paradigma naturalistik, interaksi simbolik, semiotik, heuristik, hermeneutik, atau holistik. 56 Mengemukakan tujuh prisnsip metodologis berdasarkan teori interaksi simbolik, yaitu : 57 1. Simbol dan interaksi harus dipadukan sebelum penelitian tuntas. 2. Penelitian harus mengambil perspektif atau peran orang lain yang bertindak (the acting other) dan memandang dunia dari sudut pandang subjek namun dalam berbuat demikian peneliti membedakan antara konsepsi realitas kehidupan sehari-hari dengan konsepsi demikian. 3. Peneliti harus mengaitkan simbol dan definisi subjek dengan hubungan sosial dan kelompok-kelompok yang memberikan konsepsi demikian 4. Setting prilakudalam interaksi tersebut dan pengamatan ilmiah harus dicatat. 5. Metode penelitian harus mampu mencerminkan proses atau perubahan, juga bentuk prilaku yang statis. 6. Pelaksanaan penelitian paling baik dipandang sebagai suatu tindakan interaksi simbolik. 7. Penggunan konsep-konsep yang layak adalah pertama-tama mengarahkan (sensitizing) dan kemudian oprasional; teori yang layak menjadi teori formal, bukan teori agung (grand theory) atau teori menengah (middle- 56 DR.deddy mulyana, M.A. Metodologi penelitian kualitatif. PT remaja rosdakarya bandung. Hal 149 57 ibid

58 range theory); dan proposisi yang di bangun menjadi interaksional dan universal. Pada berlangsungnya proses tersebut diolah dan dianalisa secara mendalam sesuai dengan pokok permasalahan. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data yang terbentuk berupa uraian kata-kata atau lampiran untuk dikumpulkan dan kemudian dilakukan anlisa secara deskriptif. 3.3 Unit Analisis Data Setiap unit yang akan di analisa, di gambarkan atau di jelaskan dengan pernyataan-pernyataan deskriptif yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah tanda- tanda verbal maupun non verbal yang ada pada film Sang Pencerah. Penelitian ini di fokuskan pada makna masing-masing tanda baik berupa ikon, indeks, maupun simbol yang ada pada Sang Pencerah. Karena itu unit analisis penelitian ini adalah tanda-tanda verbal dan non verbal yang ada pada adegan-adegan dalam film Sang Pencerah.

59 3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan memudahkan peneliti melakukan penggolongan jenis data maka terdiri data tersebut pada dua bagian, yaitu data visual dan data sekunder. 3.4.1 Data Visual Data visual adalah data yang diperoleh dengan cara melihat, mengamati, dan menggambarkan bagaimana audio dan video dalam film Sang Pencerah tersebut menampikan sisi pahlawan sosok ahmad dahlan. 3.4.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dapat dijadikan pelengkap guna memperlancar proses penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan untuk mendapatkan informasi dari literatur-literatur yang berhubungan dengan tema penelitian. Literatur yang dapat digunakan tersebut antara lain buku pedoman, surat kabar, majalah, artikel, jurnal, internet, atau dokumen lainnya. 3.5 Definisi konsep Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Adapun definisi konsepnya sebagai berikut : 1) Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga

60 atau berguna bagi kehidupan manusia.adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. 2) Film Sang Pencerah adalah film drama tahun 2010 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Ihsan Idol sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan. Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran di masa kini tentang toleransi, koeksistensi (bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang. Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. 3) Sosok Pahlawan Adalah pahlawan yang dengan gagah berani mengorbankan harta dan jiwa mereka demi sebuah harapan kebebasan dan kedaulatan. Itulah sosok pahlawan yang dengan gagah berani berjuang untuk menegakkan kebenaran, tanpa mengharapkan suatu apapun dari usahanya. Pahlawan bukan sekedar gelar yang dicatat dalam sebuah monumen atas jasa mereka terhadap negaranya, namun pahlawan adalah sosok pribadi yang berani dan jujur dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran. Pahlawan tidak hanya orang yang berjuang di medan juang

61 tetapi juga sosok yang berjuang di arena keagamaan serta berpikir untuk membentuk tatanan kehidupan bagi Indonesia. 3.6 Teknik analisa data Data yang diperoleh dari dokumen dan melalui gambar/audio diolah atau dianalisa dengan pendekatan deskripsi kualitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk video adegan-adegan. Setelah dilakukan analisa video menggunakan alat pemutar film, data yang diperoleh kemudian di catat ke dalam suatu catatan atau transkip. Analisa deskriptif ini memaparkan dan menjelaskan secara rinci mengenai penggambaran nilai-nilai kepahlawanan terhadap film sang pencerah. Dan teknik anaisis ini menggunakan teori Roland Barthes, dan Barthes menciptakan sebuah peta yaitu sebagai berikut : 4. Signifier (penanda) 5. Signified (petanda) 6. Denotative sign (tanda denotative) 7. CONNOTATIVE SIGNIFER (PENANDA KONOTATIF) 8. CONNOTATIVE SIGNIFIED 9. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF) Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif

62 adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika yang mengenal tanda singa, berulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin (Cobley dan Jansz, 1999:51). Mengacu kepada nilai kepahlawanan diatas, sudah banyak film-film indonesia yang menyajikan film-film yang tidak mengacu terhadap nilai nasionalisme indonesia, banyak film-film di indonesia yang tidak terlalu mendidik, dan teori yang pantas di gunakan dalamp analisis ini ada teori semiotika.semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia, semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (thingks).