BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN PASKA STROKE SAAT DI RUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS HEMIPARESE POST STROKE NON HEMORAGE DEXTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI HEMIPARESE DEXTRA POST STROKE NON HAEMORAGIK DI RSUP DR.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tanda klinis. Gangguan ini berlangsung lebih dari 24 jam dapat. World, 2008). Di Amerika, dua per tiga orang mengalami defisit

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang mencakup disegala bidang antara lain : politik, ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang secara menyeluruh. Termasuk pembangunan di bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak dan akibat gangguan pembuluh darah di otak (Pinzon et.al, 2010).Stroke merupakan penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia.penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua pertiga stroke sekarang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang (Feigin, 2007). Stroke juga merupakan penyebab kecatatan yang utama (Pinzon, et.al 2010). Yayasan Stroke Indonesia tahun 2011 menyatakan Indonesia sebagai negara dengan jumlah stroke terbesar di Asia. Gejala stroke dapat bersifat fisik, dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya sensasi di wajah, lengan, atau tungkai di salah satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami (tanpa gangguan pendengaran), kesulitan menelan, dan hilangnya sebagian penglihatan di salah satu sisi (Feigin, 2010). Dari segi neurologik, tindakan medis dan upaya pemulihan yang dilakukan berdasarkan pada usaha untuk mencega kerusakan sel otak yang lebih luas, kemungkinan terbentuk sirkuit-sirkuit atau lintasan-lintasan penghubung yang baru, dan fungsi yang lebih aktif dari sel-sel otak yang semula pasif atau menjadi hipoaktif. Dengan perkatan lain berusaha memanfaatkan semaksimal mungkin keberadaan sel-sel otak yang masi sehat (Enny Mulyatsih, 2008). 1

2 Strok memerupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia denganlaju mortalitas 18-37 % untuk strokepertama dan 62 % untuk stroke berulang (Smeltzer, 2007), artinya penderita stroke berulang memiliki resiko kematian duakali lebih besar dibandingkan penderita stroke. Tingginya insiden kematian padapenderita stroke maupun strokeberulang perlu mendapatkan perhatian khusus karena diperkirakan 25% orang yang sembuh dari stroke pertama akan mendapatkan strokeberulang dalam waktu 1-5 tahun (Adientya & Handayani,2012). Bagi penderita stroke, mengalami stroke merupakan salah satu pukulan yang sangat berat. Hal ini dikarenakan ketidak mampuan penderita stroke untuk melakukan aktivitas secara baik karena kecacatan yang dialami penderita stroke ini berupa cacat fisik (meliputi ketidak mampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi, mengganti pakaian hingga dalam proses buang air besar dan buang air kecil) dan cacatan mental (meliputi kehilangan fungsi memori, kognitif, berbahasa, tingka laku, orientasi abstraksi dan afek). Gangguan emosi terutama ansietas, frustasi dan depresi juga merupakan masalah umum yang dijumpai pada penderita stroke. Diperkirakan 50% yang hidup tidak lagi dapat bekerja seperti biasa dan sekitar 26-60 menunjukan gejala klinis seperti depresi (Lumbantobing, 2009). Karena yang menderita stroke yang menjadi cacat baik ringan maupun berat maka selain mengawasi intensif dari dokter yang merawat enderita stroke juga sangat menentukan kesembuhannya (Gustiana, 2010). Kecacatan berat pada pasien paska stroke misalnya keadaan kehilangan fungsi motorik (hemiplegi), kehilangan komunikasi atau kesulitan berbicara

3 (disatria), gangguan persepsi, kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologik, atau disfungsi kandung kemih, bahkan pasien mengalami keadaan bedrest total. Karena itu, perawatan yang diberikan kepada pasien stroke harus dilakukan secara terus menerus (Pinzon et.al, 2009).Keluarga sangat berperan dalam rehabilitasi pasien paska stroke, karena pemulihan pasien akan sangat terbantu jika keluarga memberikan dorongan, memperlihatkan kepercayaan pada perbaikan pasien, dan memungkinkan pasien melakukan sebanyak mungkin hal yang dapat mereka lakukan dan hidup semandiri mungkin (Feigin et.al, 2007). Pratt (1982) dalam Mubarak et.al (2010) mengatakan bahwa tugas keluarga adalah memberikan perawatan kesehatan yang preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga.merawat anggota keluarga secara terus-menerus dapat menjadi pekerjaan yang sulit dan melelahkan. Apalagi harus mengubah rutinitas dan gaya hidup untuk merawat anggota keluarganya yang sedang sakit (Waston,2010). Stroke menduduki urutan ketiga terbesarpenyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker,dengan laju mortalitas18 % sampai 37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk sroke berulang. Diperkirakan 25 % orang yang sembuh dari stroke yang pertama akan mendapatkan strokeberulang dalam kurun waktu 5 tahun. Hasil penelitian epidemiologis menunujukan bahwa terjadinya resiko kematian pada 5 tahun pasca stroke adalah 45% -61 % dan terjadinya stroke berulang 25 % - 37 % (Yulianto, 2011). Masalah-masalah yang timbul pada penderita stroke menyebabkan stres berat pada keluarga, persoalan kecil menjadi besar, kadang menimbulkan kemarahan yang akhirnya menyebabkan perpisahan antara anggota keluarga,

4 saudara laki-laki dan perempuan bertengkar masalah tanggung jawab, sementara yang lainnya merasa depresi dan ingin bunuh diri. Kebanyakan keluarga ingin membantu orang-orang yang mereka sayangi, mereka kadang tidak mengerti atau tahu harus berbuat apa (Shimberg, 2010). Masa pengobatan adalah masa-masa menyusahkan seperti goncangan yang disebabkan oleh serangan stroke yang tiba-tiba, biaya pengobatan yang sangat besar dan memerlukan perawatan secara terus-menurus dalam jangka waktu lama. Melihat keadaan ini keluarga merasa frustasi dan menghawatirkan tentang apa yang akan terjadi kemudian hari (Henderson,2007). WHO (World Health Organization) menetapkan bahwa stroke merupakan suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal atau global yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vascular. Data statistik dunia bersama WHO Tahun 2002-2006, menunjukkan 15 juta orang menderita stroke diseluruh dunia setiap tahun. Sebanyak 5 juta orang lainnya mengalami kematian dan 5 juta orang mengalami kecacatan yang menetap. Diperkirakan setiap tahun sekitar 500.000 orang penduduk Indonesia terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat berat ataupun ringan (Ovina,Riowastu &Yuwono, 2013). Berdasarkan data dari seluruh duniadidapatkankan 15 juta orang terkena strokesetiap tahunnya yang sepertiganya akanmeninggal pada tahun berikutnya dansepertiganya bertahan hidup dengan kecacatan,dan sepertiga sisanya dapat sembuh kembaliseperti semula (Ramadhini & Angliadi, 2011).

5 Kasus stroke meningkat di negara majuseperti Amerika Serikat. Berdasarkan datastatistik di Amerika, setiap tahunnya terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika.Dari datatersebut menunjukan bahwa setiap 45 menit, adasatu orang di Amerika yang terkena seranganstroke. Dan pada tahun 2020 diperkirakan 7,6juta orang akan meninggal karena stroke (Ramadhini & Angliadi, 2011). Di Indonesia, stroke menduduki peringkat ke tiga sebagai penyakit mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan menurut survey tahun 2004 stroke merupakan pembunuh nomor 1 di RS pemerintah di seluruh Indonesia. Usia ratarata stroke dari data 28 rumah sakit di Indonesia adalah 58,8 tahun ±13,3 tahun. Usia rata - rata wanita lebih tua darilaki-laki (60,4 ± 13,8 tahun versus 57,5 ± 12,7 tahun). Usia kurang dari 45 tahun sebanyak 12,9 % dan lebih dari 65 tahun sebanyak 35,8 % (Yulianto,2011) Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berhubungan dengan peningkatanangka kejadian faktor risiko stroke. Faktor risikostroke adalah diabetes mellitus, gangguankesehatan mental, merokok, obesitas, danhipertensi.hipertensi adalah masalah yangsering dijumpai pada pasien stroke, dan menetapsetelah serangan stroke (Ramadhini & Angliadi, 2011). Menurut data Riskesdas Depkes RI, 2007 data laporan nasionalnya mendapatkan bahwa penyebab kematian utama untuk semua umur adalah stroke (15,4%), tuberkolosis (7,5%), hipertensi (6,8%). Bila dibandingkan dengan hasil SKRT 1995 dan 2001, menurut 4 kelompok penyebab kematian, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi yang ikut transisi demografi, dan akan berjalan terus. Di Rumah Sakit Umum pusat Dr. Kardiadi,

6 stroke juga selalu menduduki urutan ketiga dari seluruh jumlah pasien yang dirawat di bangsal saraf (Depkes, 2007). Situasi dan tuntunan yang menimbulkan stress memaksa keluarga untuk dapat beradaptasi dan mengatasi tuntunan tersebut agar keluarga dapat berlangsung hidup dan terus berkembang (Frietman, 2009). Reaksi suatu prilaku dalam mengatasi tuntunan dan situasi yang menimbulkan stres tersebut (Siswono,2008). Penderita stroke yang dirawat inap di Rumah Sakit Propinsi Sumatra utara tahun 2006 pada golongan umur diatas atau sama dengan 60 tahun adalah 174 orang pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak 7,6 juta jiwa akan meninggal akibat stroke (Siswono, 2008). Akankah jumla anggota keluarga merawat anggota yang menderita stroke juga meningkat? Berdasarkan penjelasan diatas bahwa stroke dapat menyebabkan utama kematian di Indonesia peneliti juga perna mengalami stress ketika merawat anggota keluarga yang menderita stroke. Secara teori merawat anggota keluarga yang sakit mengalami stres (Sienye,2009) dan peneliti ingin meneliti beban tersebut. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Stres Keluarga Merawat Anggota Keluarga yang Menderita Stroke di Poli Stroke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Stress pada keluarga dengan stroke. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah stres keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.?

7 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi mengidentifikasi stres keluarga merawat anggota keluarga yang menderita stroke di Poli Stroke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2015. 1.5 Tujuan Khusus Mengidentifikasi stress keluarga merawat anggota keluarga yang menderita stroke, dalam tingkat stress ringan, sedang dan berat. 1.6 Manfaat penelitian 1.7 Pendidikan Keperawatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan khususnya tentang stress keluarga merawat anggota keluarga yang menderita stroke di poli stroke rumah sakit umum pusat haji adam malik medan. 1.8 Pelayanan Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi perawat agar lebih menyadari kondisi pasien stroke sehingga dapat memberikan dan mengembangkan intervensi keperawatan yang tepat. 1.9 Penelitian Keperawatan Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi tambahan yang berhubungan dengan stres keluarga.