PENATALAKSANAAN. Pengobatan sirosis hai pada prinsipnya berupa : 1. Simtomais. 2. Supporif, yaitu : a. Isirahat yang cukup

dokumen-dokumen yang mirip
SIROSIS HEPATITIS SRI MARYANI SUTADI. Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. fosfolipid dan asam asetoasetat (Amirudin, 2009).

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Etiology dan Faktor Resiko

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

HEPATITIS FUNGSI HATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. varises pada pasien dengan sirosis sekitar 60-80% dan risiko perdarahannya

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

Antibiotik Profilaksis terhadap Spontaneous Bacterial Peritonitis pada Asites dengan Sirosis

Hubungan Albumin Serum Awal Perawatan dengan Perbaikan Klinis Infeksi Ulkus Kaki Diabetik di Rumah Sakit di Jakarta

Akreditasi PB IDI 2 SKP. Sindrom Hepatorenal. Hamzah Pratama RSU Siloam, Tangerang, Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

SIROSIS HEPATIS R E J O

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pengobatan Terkini Hepatitis Kronik B dan C

I. SEJARAH HIV AIDS II.APA ITU HIV? III. Dimanakah virus HIV ini berada? IV. APAKAH CD4 ITU?

BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV

BAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif (Sherlock dan Dooley,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I.PENDAHULUAN. dengan penurunan glomerular filtrate rate (GFR) serta peningkatan kadar

STEFANI EDITH P

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

ABSTRAK (STUDI PUST AKA) Interferon Sebagai Terapi Terhadap Penderita Hepatitis C Roni Aldiano, Pembimbing : dr. Fanny Rahardja, MSi.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

I. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

ABSTRAK PATOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbanyak yang sering dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. dari 14 tahun. Kasus SN lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

Preeklampsia dan Eklampsia

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

"' ' '''l$'-zfi'mei. 1nn. Editdi: SltiNurdianah FufutBayupurnamn. InnaEaruda. llotelyugyakarta. 'ir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proteinuria masif (lebih dari 3,5 gram/hari pada dewasa atau 40 mg/ m 2 / hari pada

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan rancangan pre and post

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. yang menggunakan sinar-x dengan melakukan suntikan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

BAB IV METODE PENELITIAN. Dalam, Sub Bagian Gastroenterohepatologi.

BAB I PENDAHULUAN. kurang lebih 21 hari. Albumin mengisi 50% protein dalam darah dan menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Sirosis hati merupakan jalur akhir yang umum untuk histologis berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

Persalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. virus DEN 1, 2, 3, dan 4 dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedesal

Vitamin C dan E untuk Mencegah Komplikasi Kehamilan-Terkait Hipertensi

EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

SOAL SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL ILMU PENYAKIT DALAM FK UNILA, SEMESTER GANJIL. MATA KULIAH : HIPERTENSI, GAGAL GINJAL DAN GERIATRI.

Sirosis Hepatis. Etiologi Penyebab yang pasti dari Sirosis Hepatis sampai sekarang belum jelas.

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang albuminuria, yakni: mikroalbuminuria (>30 dan <300 mg/hari) sampai

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN Pengobatan sirosis hai pada prinsipnya berupa : 1. Simtomais 2. Supporif, yaitu : a. Isirahat yang cukup b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin c. Pengobatan berdasarkan eiologi Misalnya pada sirosis hai akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian pasien dengan hepaiis C kronik yang belum pernah mendapatkan pengobatan IFN seperi a) kombinasi IFN dengan ribavirin, b) terapi induksi IFN, c) terapi dosis IFN iap hari A) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan (1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untukjangka waktu 24-48 minggu. B) Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang lebih inggi dari 3 juta unit seiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu dengan atau tanpa kombinasi dengan RIB. C) Terapi dosis interferon seiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit iap hari sampai HCV-RNA negaif di serum dan jaringan hai. 3. Pengobatan yang spesiik dari sirosishai akan diberikan jika telah terjadi komplikasi seperi 1. Asises

2. Spontaneous bacterial peritoniis 3. Hepatorenal syndrome 4. Ensefalophaty hepaic Ad. Asites Dalat dikendalikan dengan terapi konservaif yang terdiri atas : - isirahat - diet rendah garam : untuk asites ringan dicoba dulu dengan isirahat dan diet rendah garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila gagal maka penderita harus dirawat. - Diureik Pemberian diureic hanya bagi penderita yang telah menjalani diet rendah garam dan pembatasan cairan namun penurunan berat badannya kurang dari 1 kg setelah 4 hari. Mengingat salah satu komplikasi akibat pemberian diureic adalah hipokalemia dan hal ini dapat mencetuskan encepalophaty hepaic, maka pilihan utama diureic adalah spironolacton, dan dimulai dengan dosis rendah, serta dapat dinaikkan dosisnya bertahap iap 3-4 hari, apabila dengan dosis maksimal diuresinya belum tercapai maka dapat kita kombinasikan dengan furosemid. 2003 Digiized by USU digital library 5 Terapi lain : Sebagian kecil penderita asites idak berhasil dengan pengobatan konservaif. Pada keadaan demikian pilihan kita adalah parasintesis. Mengenai parasintesis cairan asites dapat dilakukan 5 10 liter / hari, dengan catatan harus dilakukan infus albumin sebanyak 6 8 gr/l cairan asites yang dikeluarkan. Ternyata parasintesa dapat menurunkan masa opname pasien. Prosedur ini idak dianjurkan pada Child s C, Protrombin < 40%, serum bilirubin > dari 10 mg/dl, trombosit < 40.000/mm3,

creainin > 3 mg/dl dan natrium urin < 10 mmol/24 jam. Ad. Spontaneus Bacterial Peritoniis (SBP) Infeksi cairan dapat terjadi secara spontan, atau setelah indakan parasintese. Tipe yang spontan terjadi 80% pada penderita sirosis hai dengan asites, sekitar 20% kasus. Keadaan ini lebih sering terjadi pada sirosis hai stadium kompesata yang berat. Pada kebanyakan kasus penyakit ini imbul selama masa rawatan. Infeksi umumnya terjadi secara Blood Borne dan 90% Monomicroba. Pada sirosis hai terjadi permiabilitas usus menurun dan mikroba ini beraasal dari usus. Adanya kecurigaan akan SBP bila dijumpai keadaan sebagai berikut : Spontaneous bacterial peritoniis Sucpect grade B dan C cirrhosis with ascites Clinical feature my be absent and WBC normal Ascites protein usually <1 g/dl Usually monomicrobial and Gram-Negaive Start anibioic if ascites > 250 mm polymorphs 50% die 69 % recur in 1 year Pengobatan SBP dengan memberikan Cephalosporins Generasi III (Cefotaxime), secara parental selama lima hari, atau Qinolon secara oral. Mengingat akan rekurennya inggi maka untuk Proilaxis dapat diberikan Norloxacin (400mg/hari) selama 2-3 minggu. Ad. Hepatorenal Sindrome Adapun criteria diagnosik dapat kita lihat sebagai berikut :

Criteria for diagnosis of hepato-renal syndrome Major Chronic liver disease with ascietes Low glomerular itraion rate Serum creain > 1,5 mg/dl Creaine clearance (24 hour) < 4,0 ml/minute Absence of shock, severe infecion,luid losses and Nephrotoxic drugs Proteinuria < 500 mg/day No improvement following plasma volume expansion Minor Urine volume < 1 liter / day Urine Sodium < 10 mmol/litre Urine osmolarity > plasma osmolarity Serum Sodium concentraion < 13 mmol / litre Sindroma ini dicegah dengan menghindari pemberian Diureik yang berlebihan, pengenalan secara dini seiap penyakit seperi gangguan elekterolit, perdarahan dan infeksi. Penanganan secara konservaif dapat dilakukan berupa : Ritriksi 2003 Digiized by USU digital library 6 cairan,garam, potassium dan protein. Serta menghenikan obat-obatan yang Nefrotoxic. Manitol idak bermanfaat bahkan dapat menyebabkan Asifosis intra seluler. Diureik dengan dosis yang inggi juga idak bermanfaat, dapat mencetuskan perdarahan dan shock. TIPS hasil jelek pada Child s C, dan dapat diperimbangkan pada pasien yang akan dilakukan transplantasi. Pilihan terbaik adalah transplantasi hai yang diikui dengan perbaikan dan fungsi

Please download full document at www.docfoc.com Thanks