ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP KAYU.

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP KAYU TERHADAP MUTU, BIAYA DAN WAKTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

Kata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan

PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA KONSTRUKSI BAJA KONVENSIONAL DAN KAYU SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP BANGUNAN

Analisis Alternatif Rangka Atap..I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 95

DAFTAR PUSTAKA. Analisis Harga Satuan Pekerjaan Kota Bandung. Dinas Tata Kota Propinsi Jawa Barat

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

JURNAL TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: HANANYA WENES KABANGA D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP PADA BENTANGAN 9 METER TUGAS PENGGANTI UJIAN

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB IV ANALISIS DAN DESAIN

PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN

Gambar 5.1. Proses perancangan

V. PENDIMENSIAN BATANG

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. air hujan, dan cuaca yang berubah-ubah sesuai musimnya. Salah satu bagian dari

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

ANALISIS KUDA-KUDA BAJA DENGAN SAP (Structure Analysis Program) 2000 V.11. Ninik Paryati

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PENGGUNAAN KAWAT BAJA SEBAGAI PENGGANTI BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

TUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )

Studi Analisis Gording Baja pada Pembangunan Gedung Auto2000 Kabupaten Sukabumi

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS A1=1.655 L2=10. Gambar 4.1 Struktur 1/2 rangka atap dengan 3 buah kuda-kuda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP PRYDA PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA

Pertemuan 8 KUBAH TRUSS BAJA

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

Oleh : As at Pujianto

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB III METODOLOGI START. Persiapan : Studi literatur Survey

BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

PERBANDINGAN HARGA PENGGUNAAN KONSTRUKSI KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP PADA BANGUNAN SEDERHANA

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

4. Perhitungan dimensi Kuda-kuda

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

TINJAUAN KEKUATAN DAN BIAYA STRUKTUR ATAP BAJA RINGAN DAN BAJA KONVENSIONAL GEDUNG DIKLAT RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI

PENGEMBANGAN ALAT BANTU TABEL SAMBUNGAN KAKU PADA PROFIL WF BERDASARKAN KAPASITAS PROFIL MENURUT SNI 1729:2015

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STUDI KOMPARASI PEMAKAIAN TIPE STRUKTUR BAJA PADA ATAP KUDA-KUDA BAJA

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS

Transkripsi:

NLISIS PERBNDINGN BIY PEKERJN RNGK TP BJ RINGN DENGN RNGK TP KYU gussugianto 1, ndi Marini Indriani 2 1,2 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Balikpapan Email: agus.fadhil@yahoo.co.id, marini_sabrina@yahoo.com.sg Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan atau mengalirkan beban-beban dari atap. Fungsi rangka atap adalah untuk menahan beban dari bahan penutup atap baik berupa beban mati, hidup dan angin, sehingga umumnya berupa susunan balok balok (dari kayuataubaja) secara vertikal dan horizontal. Pada penelitian ini membandingakan penggunaan rangka baja atap ringan dan kayu dengan bentang 5 m dengan bentuk rangka model atap pelana dan limas, dari sisi biaya. Model struktur dianalisa dengan SP 2000 versi 14 dan anggaran biaya menggunakan Penetapan Standarisasi Harga Satuan Barang dan Jasa Bagi Keperluan Pemerintah Kota Balikpapan Tahun nggaran 2015. Dari hasil analisa didapatkan bahwa rangka kuda kuda dengan model pelana dibandingkan dengan bahan kayu dan baja didapatkan hasil dengan bahwa kuda kuda dengan bahan baja lebih murah 33,16% daripada yang berbahan kayu. Untuk rangka kuda kuda dengan model limasan dibandingkan dengan bahan kayu dan baja didapatkan hasil dengan bahwa kuda kuda dengan bahan baja lebih murah 28,51% daripada yang berbahan kayu. Kata kunci : Struktur, tap, Kuda-Kuda, Baja, Kayu 1. PENDHULUN Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memberikan perubahan yang baik dibidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Dahulu sering kita temui penggunaan kayu sebagai bahan dasar konstruksi rangka atap. Namun karena sumber daya alam ini mulai mengalami krisis akibat lahan untuk menanam sudah berkurang, maka perlu alternatif lain. Hal ini terlihat pada perkembangan penggunaan bahan konstruksi atap yang saat ini lebih banyak menggunakan rangka atap dengan bahan dasar baja ringan dan bukan lagi menggunakan bahan dasar kayu. Rangka atap baja ringan adalah sebuah perkembangan teknologi struktur atap menggunakan konstruksi baja yang kuat tetapi ringan, memiliki derajat kekuatan tarik 550 MPa. Di Indonesia, ketebalan baja ringan berkisar dari 0,4 1 mm dengan jenis material yang umum digunakan adalah galvanized Z-22, galvalume Z-100, Zincalume dan ZMZG-90. Untuk rumah sederhana masyarakat Indonesia sering menggunakan bentuk atap tipe pelana dan perisai tetapi sering merasa bingung material mana yang sebaiknya dipilih untuk mendapatkan bahan konstruksi rangka atap yang baik, aman, awet dan murah. Karena tidak memiliki informasi yang cukup tentang biaya konstruksi masing-masing material sehingga perlu dilakukan analisa tentang perbandingan harga kedua material tersebut. 2. TINJUN PUSTK 2.1 Rangka tap Kayu Sebelum rangka atap baja ringan diperkenalkan hampir semua bangunan sederhana di Indonesia menggunakan konstruksi rangka atap kayu karena materialnya yang mudah didapatkan dan tenaga pekerjanya juga banyak. Sebelum digunakan, perlu mengenal sifat-sifat 16 nalisis Perbandingan Biaya Pekerjaan Rangka tap Baja Dengan Rangka tap Kayu

kayu, seperti kulit, warna kayu, arah serat dan sebagainya. Menurut Iswanto (2007: 11), kayu yang kokoh memiliki kulit tebal, arah serat searah tinggi batang, dan tidak mudah lapuk merupakan rekomendasi untuk dipilih. Umumnya bentuk rangka atap kayu untuk bentang-bentang pendek dapat dibuat seperti Gambar 1. (1a) (1a) pada profil baja ringan biasanya ditulis dengan format : nama profil tebal tinggi. Sebagai contoh : Profil HC dengan tinggi 100 mm dan tebal 1,6 mm biasanya ditulis : HC10016 (Wicaksono. 2011). Struktur baja ringan yang diyakini mempunyai kelebihan dalam hal umur pakai dan kekuatan, memang mempunyai perilaku yang berbeda dibandingkan dengan struktur kuda-kuda kayu. Struktur kuda-kuda baja ringan memiliki dimensi yang lebih tipis dibandingkan kuda-kuda kayu, mulai dari ketebalan 0,75 mm hingga ketebalan 1 mm. Baja ringan ini termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin (cold form steel) (Rene mon, 2002). Bentuk rangka atap baja ringan yang sering digunakan pada atap bentuk pelana dapat dilihat pada Gambar 2. (2a) (1b) Gambar 1Bentuk rangka atap kayu 2.2 Rangka tap Baja Bahan dasar pembentukan baja ringan pada umumnya terdiri dari seng (Zinc) dan almunium (l). Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan atap baja ringan dalam konstruksi sipil. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 Mpa (Oentoeng, 2001). Di pasaran, perbedaan yang terjadi pada profil baja ringan ada pada dimensi dan guratan sisi. Penamaan (2b) Gambar 2 Bentuk rangka atap baja ringan 3. METODE PENELITIN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang didasarkan dari pengumpulan data, Jurnal TRNSUKM Volume 02 Nomor 01 Desember 2016 ISSN cetak 2502-1028 17

analisis kemudian diinterprestasikan. Data-data tersebut berdasarkan kemudian diolah menggunakan permodelan dengan program komputerisasi untuk perhitungan struktur menggunakan program bantu uto CD 2014 untuk permodelan, SP Versi 2014 untuk perhitungan struktur dan Program Microsoft Exel untuk perhitungan biaya. 4. HSIL DN PEMBHSN 4.1 Permodelan dan Perhitungan Struktur Rangka tap a. Bentuk Pelana Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangunbangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap terdiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan (Gambar 3). Gambar 3 Gambar rangka kayu atap pelana Gambar 5 Beban mati akibat beban gording Tabel 1 Perhitungan Beban Mati Pada tap Jenis Beban Beban Berat Sendiri Gording Berat gording = 5.832 kg/m Berat gording jarak antar kuda-kuda = 20.412 kg = 5.832 3.5 Berat sendiri penutup atap Berat penutup atap jarak antar = 24,48 kg kuda-kuda jarak antar gording posisi miring = 5.832 3.5 1.3 Berat alat penyambung (baut-baut) 10% (berat gording + berat penutup = 10,49 kg atap + berat kuda kuda) = 10% (20.412 + 24,48 + 60) Total Beban Mati = 55,38 kg = 24,48 kg + 10,49 kg Tabel 2 Perhitungan Beban Hidup (Live Load) Pada tap Jenis Beban Beban Beban hidup pada atap Berat muatan hidup LL = 100 kg/m 2 Berat terpusat LL = 100 kg Beban ngin (Wind Load) Gambar 4 Pembebanan yang diterima gording 18 Gambar 5 Beban angin Desain Penampang Rangka tap Kayu Pelana Setelah dilakukan analisis struktur, desain penampang profil secara manual menggunakan acuan PKKI. Desain penampang ini dilakukan melalui proses trial penampang yang memenuhi syarat nalisis Perbandingan Biaya Pekerjaan Rangka tap Baja Dengan Rangka tap Kayu

minimum yang paling efisien dan murah. Penulis melakukan desain dengan penampang kayu untuk rangka atap dari hasil output SP 2000. Berikut ini disajikan perhitungan untuk setiap jenis elemen batang dengan mengambil nilai gaya dalam maksimum dari seluruh jenis batang tersebut. Desain penampang atas Gaya dalam maksimum (P) = 5,257 KN (tekan) Panjang batang (L) = 0,845 m Penampang digunakan = 6 cm 12 cm Untuk penampang kotak ; i y = I 3 y = 1/12 b. h 0, 0173 b. h L y 0,845m λ = 48, 84 i 0,0173m y (0 < λ < 100) 300 300 ω= = 1,48-2 300 (-2 48,84) 300 x P < σ ijin (tekan sejajar serat) 1,48 536,11 < 130kg/cm 2 6 12 = 11,02 kg/cm 2 < 130kg/cm 2 Digunakan penampang 6/12 untuk batang tekan. Desain penampang bawah Gaya dalam maksimum (P) = 5,257 KN (tarik) Panjang batang (L) = 0,845m Penampang digunakan = 6 cm 12 cm Karena penampang bawah adalah batang tarik, maka cek desain terhadap tegangan tarik sejajar serat penampng. P < σ ijin (tekan sejajar serat) 536,11 < 130kg/cm 2 6 12 7,44 kg/cm 2 < 130kg/cm 2 Digunakan profil 6/12 untuk batang tarik b. Bentuk Perisai tap perisai teridiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satugaris bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nok. Gambar 6 Rangka atap kayu Desain penampang atas Gaya dalam maksimum (P) = 20,919 KN (tekan) Panjang batang (L) = 0,73187 m Penampang digunakan = 6 cm 12 cm Untuk penampang kotak ; i y = I 3 y = 1/12 b. h 0, 0173 b. h L λ = y 0,73187m 42, 30 i y 0,0173m (0 < λ < 100) ω = 300 300 = 1,40-2 300 (-2 43,20) 300 x P < σ ijin (tekan sejajar serat) 1,40 2133,17 < 130kg/cm 2 6 12 41,47 kg/cm 2 < 130kg/cm 2 Digunakan penampang 6/12 untuk batang tekan. Desain penampang bawah Gaya dalam maksimum (P) = 20,919 KN (tarik) Panjang batang (L) = 0,73187 m Penampang digunakan = 6 cm 12 cm Karena penampag bawah adalah batang tarik, maka cek desain terhadap tegangan tarik sejajar serat penampang. Jurnal TRNSUKM Volume 02 Nomor 01 Desember 2016 ISSN cetak 2502-1028 19

P < σ ijin (tekan sejajar serat) 2133,17 < 130kg/cm 2 6 12 29,62 kg/cm 2 < 130kg/cm 2 Digunakan profil 6/12 untuk batang tarik 4.2 Permodelan dan Perhitungan Struktur Rangka tap Baja Perhitungan pada rangka atap baja ringan terdapat dua metode desain batang, yaitu desain batang tekan dan desain batang tarik. a. tap pelana Perhitungan rangka atap baja ringan atap pelana berdasarkan desain batang tekan dan batang tarik. Gambar 8 Properti Dimensi Profil C b. tap Limas Perhitungan rangka atap baja ringan atap limas berdasarkan desain batang tekan dan batang tarik. Gambar 9 Rangka tap Baja Limas Berikut ini perhitungan desain batang tekan struktur kuda-kuda: Data analisis Gaya batang = 7704,7N Panjang batang = 750 mm Profil desain = Profil C 75 75 Gambar 7 Gambar Rangka tap Baja Berikut perhitungan desain batang tekan struktur kuda-kuda: Data analisis Gaya batang =13446,4 N Panjang batang = 870,65 mm Profil desain = Profil C 75 75 Gambar 10 Properti Dimensi 20 nalisis Perbandingan Biaya Pekerjaan Rangka tap Baja Dengan Rangka tap Kayu

4.3 Rencana nggaran Biaya Tabel 3 RB Rangka tap Kayu Pelana No Uraian Volume Harga satuan (Rp.) Jumlah harga (Rp.) 1 Pek. tap Seng 53,06 m 3 297.873,42 15.805.163,80 2 Rangka atap 68,46 m 2 1.304.757,64 89.323.708,03 3 Pek. Kasau dan reng 70,00 m 2 279.018,53 19.531.297,28 4 Pek. Bubungan 8,00 m 2 894.285,65 7.154.285,21 5 Pek. Lisplank 34,00 m 2 390.186,53 13.266.342,10 TOTL 145.080.796,43 Sumber : Perhitungan volume rangka atap pelana kayu dan analisis biaya Tabel 4 RB Rangka tap Kayu Limas No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Jumlah harga (Rp.) 1 Pek. tap seng 75,80 m 3 297.873,42 22.578.805,43 2 Rangka atap 79,61 m 2 1.304.757,64 103.871.755,72 3 Pek. Kasau dan reng 100,00 m 2 279.018,53 27.901.853,26 4 Pek. Bubungan 20,69 m 2 894.285,65 18.502.770,13 5 Pek. Lisplank 40,00 m 2 390.186,53 15.607.461,29 TOTL 188.462.645,83 Sumber : hasil analisis Tabel 5 RB Rangka tap Baja Pelana No. Uraian Volume Harga satuan (Rp.) Jumlah harga (Rp.) 1 Pek. tap seng 53,90 m 3 293.820,42 15.836.920,77 2 Rangka atap 68,46 m 2 627.384,14 42.950.718,22 3 Pek. Reng 70,00 m 2 40.390,66 2.827.346,03 4 Pek. Bubungan 8,00 m 2 697.999,85 5.583.998,81 5 Pek. Lisplank 34,00 m 2 165.477,98 5.626.251,40 TOTL 72.825.235,24 Sumber : hasil analisis Tabel 6 RB Rangka tap Baja Limas No. Uraian Volume Harga Satuan (Rp.) Jumlah harga (Rp.) 1 Pek. tap seng 77,00 m 3 293.820,42 22.624.172,53 2 Rangka atap 92,34 m 2 627.384,14 57.932.651,49 3 Pek. Reng 100,00 m 2 40.390,66 4.039.065,76 4 Pek. Bubungan 19,52 m 2 697.999,85 13.624.957,10 5 Pek. Lisplank 40,00 m 2 165.477,98 6.619.119,29 TOTL 104.839.966,18 Sumber : hasil analisis Jurnal TRNSUKM Volume 02 Nomor 01 Desember 2016 ISSN cetak 2502-1028 21

Tabel 7 Perbandingan Biaya Upah Material Perbandingan Rangka Baja Rangka Baja Biaya Rangka Kayu Rangka Kayu Pelana (Rp) 27.216.829,37 27.251.659,88 117.863.967,06 45.573.575,36 Presentase (%) 49,97 50,03 72,12 27,88 Selisih (%) 0,06 44,23 Limas (Rp) 35.699.722,71 38.509.941,04 152.762.923,12 66.330.025,14 Presentase (%) 48,11 51,89 69,73 30,27 Selisih (%) 3,79 39,45 Pelana Limas TOTL Rangka Baja Rangka Baja Rangka Kayu Rangka Kayu (upah+material) 145.080.796,43 72.825.235,24 188.462.645,83 104.839.966,18 Presentase (%) 66,58 33,42 64,26 35,74 Selisih (%) 33,16 28,51 Sumber : hasil analisis 80% 72,12% 69,73% 60% 49,97% 50,03% 48,11% 51,89% 40% 27,88% 30,27% 20% 0% Upah (Pelana) Material (Pelana) Upah (Limas) Material (Limas) Kayu Baja Gambar 11 Diagram perbandingan selisih biaya upah dan material rangka atap kayu dan baja ringan Berdasarkan dimensi atau ukuran yang sama penggunaan kayu lebih mahal dibandingkan dengan rangka atap baja ringan. Selisih biaya atap pelana antara rangka atap kayu dan rangka atap baja ringan sebesar Rp.72.255.561,19 dengan presentase 33,16% (tiga puluh tiga koma enam belas persen). Selisih biaya atap limas antara rangka atap kayu dan rangka atap baja ringan sebesar Rp.83.622.679,65 dengan presentase 28,51% (dua puluh delapan koma lima puluh satu persen). 22 5. KESIMPULN DN SRN Harga upah atap pelana untuk rangka kayu sebesar Rp.27.216.829,37 dengan presentase 49,97% dan rangka baja ringan sebesar Rp.27.251.659,88 dengan presentase 50,03%, sehingga selisih biaya upah antara rangka kayu dengan baja ringan adalah 0,06%. Sedangkan harga material atap pelana untuk rangka kayu sebesar Rp.117.863.967,06 dengan presentase 72,12% dan rangka baja ringan sebesar Rp.45.573.575,36 dengan presenatase 27,88%, sehingga selisih biaya material atap pelana adalah 44,23%. Jadi total rangka kayu atap nalisis Perbandingan Biaya Pekerjaan Rangka tap Baja Dengan Rangka tap Kayu

pelana sebesar Rp.145.080.796,43 dengan presentase 66,58% dan rangka baja ringa pelana sebesar Rp.72.825.235,24 dengan presentase 33,42%. Selisih biaya atap pelana antara rangka atap kayu dan rangka atap baja ringan sebesar Rp.72.255.561,19 dengan presentase 33,16% (tiga puluh tiga koma enam belas persen). Harga upah atap limas untuk rangka kayu sebesar Rp.35.699.722,71 dengan presentase 48,11% dan rangka baja ringan sebesar Rp.38.509.941,04 dengan presentase 51,89%, sehingga selisih biaya upah antara rangka kayu dengan baja ringan adalah 3,79%. Sedangkan harga material atap limas untuk rangka kayu sebesar Rp.152.762.923,12 dengan presentase 69,73% dan rangka baja ringan sebesar Rp.66.330.025,14 dengan presenatase 30,27%, sehingga selisih biaya material atap limas adalah 39,45%. Jadi total rangka kayu atap limas sebesar Rp.188.462.645,83 dengan presentase 64,26% dan rangka baja ringa limas sebesar Rp.104.839.966,18 dengan presentase 35,74%. Selisih biaya atap limas antara rangka atap kayu dan rangka atap baja ringan sebesar Rp.83.622.679,65 dengan presentase 28,51% (dua puluh delapan koma lima puluh satu persen). DFTR PUSTK gustinus Wicaksono, Panduan Konsumen Memilih Konstruksi Baja OFFSET, 2011, NDI mon, Rene dkk, Perencanaan Konstruksi Baja Untuk Insinyur dan rsitek I dan 2, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2000 Felix Yap, Konstruksi Kayu, Penerbit Bina Cipta, Bandung, 2001 Heinz Frick, Ilmu Konstruksi Bangunan 2, Penerbit Kanisius Yogyakarta, 2002 Oentoeng, lr, Konstruksi Baja, NDI, Surabaya., 2001 Wildensyah, I, Rangka tap Baja untuk semua, lfabeta, Bandung, 2011 HesnaY, Komparasi penggunaan Kayu dan Baja sebagai Kontruksi Rangka tap, Jurnal Teknik Sipil Universitas ndalas, 2009. Jurnal TRNSUKM Volume 02 Nomor 01 Desember 2016 ISSN cetak 2502-1028 23