Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

BAHAN-BAHAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN SEKOLAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA PENDIDIKAN ASING. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EDISI - 3 PANDUAN PENYELENGGARAAN PROGRAM RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL (R-SMA BI)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

RENCANA STRATEGIS

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASlONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

PROFIL PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA SMK PASUNDAN 1 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN

KEBIJAKAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Amat Jaedun (Dosen Jurdiknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEDOMAN PELAKSANAAN APRESIASI GURU DAN PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SEKOLAH TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

LATAR BELAKANG MASALAH

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

SOSIALISASI PERMEN NO 22, NO 23, DAN NO 24*)

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3

Transkripsi:

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri untuk berbagi pengalaman Oleh: Mardiyana Disampaikan pada Seminar Nasional Di FKIP UNS Surakarta, 26 Februari 2011

Landasan hukum SBI Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 (UUSPN 20/2003) pasal 50 ayat 3 pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional.

Latar Belakang (1) Tuntutan akan adanya angkatan kerja yang dapat berkompetisi di tingkat internasional atau global. Pada saat ini dapat dianggap rasio angkatan kerja terdidik Indonesia dan produktivitasnya lebih rendah dibandingkan negara lain. Situasi ini mendorong pemerintah untuk memperbaiki kualitas sekolah dasar, menengah dan PT, baik umum maupun kejuruan sehingga dapat dihasilkan lulusan yang lebih unggul.

Latar Belakang (2) Keberadaan siswa Indonesia yang kuliah di luar negeri cenderung meningkat jumlahnya. Kebanyakan mereka harus mengikuti program matrikulasi minimal 6 bulan sebelum mereka diterima di sebuah perguruan tinggi. Hal ini sudah barang tentu akan menambah jumlah devisa yang mengalir keluar negeri. Diharapkan dengan adanya SBI yang diakui secara internasional, lulusannya tidak lagi harus mengikuti matrikulasi.

Latar Belakang (3) Persaingan global. Adanya fenomena munculnya sekolahsekolah luar negeri yang membuka cabang atau afiliasinya di Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut dikhawatirkan dapat mengurangi pangsa pasar sekolah nasional. Dengan adanya SBI kekhawatiran akan terserapnya pangsa pasar sekolah nasional dapat dikurangi.

Latar Belakang (4) Pencegahan erosi identitas nasional. Adanya fenomena munculnya sekolahsekolah yang menyatakan bertaraf internasional dengan menggunakan kurikulum asing dan tidak mengikuti ujian nasional dikhawatirkan akan memunculkan erosi identitas nasional. Program peningkatan mutu menuju SBI merupakan upaya untuk mencegah adanya erosi identitas nasional tersebut.

Berdasarkan landasan hukum dan latar belakang yang diberikan di depan tersebut untuk jangka panjang setiap kabupaten dan kotamadya diharapkan memiliki minimal: Sebuah SD Negeri atau MIN Sebuah SMP Negeri atau MTs Negeri Sebuah SMA Negeri atau MAN Sebuah SMK Negeri yang bertaraf internasional.

TABEL TARGET PERKEMBANGAN RSBI & SBI SMA Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 ke- RSBI SBI RSBI SBI RSBI SBI RSBI SBI RSBI SBI RSBI SBI RSBI SBI RSBI SBI 1 100 100 0 120 0 0 0 0 2 100 100 0 120 0 0 0 3 100 100 0 120 0 0 4 100 100 0 120 0 5 60 40 60 40 0 72 48 6 60 40 60 40 0 7 60 40 60 40 8 60 40 100 0 200 0 200 0 320 0 280 40 240 80 240 80 192 128 Jumlah 100 200 200 320 320 320 320 320 keterangan : target ketercapaian SBI 40 %

Kondisi Sampai 2010 Kemendiknas telah memberikan block grant kepada 351 SMA, 118 SMK, 285 SMP dan 136 SD untuk membantu sekolah-sekolah tersebut dalam mengembangkan program menuju SBI. Dikti telah memberikan block grant kepada 20 LPTK untuk menyelenggarakan pendidikan guru MIPA bertaraf internasional (PG-MIPA-BI)

Pengertian SBI (1) SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.

Pengertian SBI (2) Sekolah bertaraf internasional adalah sekolah yang memenuhi seluruh standar nasional pendidikan serta mempunyai keunggulan yang merujuk pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional.

Formulasi SBI Satuan Pendidikan SNP SBI SD SNP 1, 2, 3 SBI SMP SNP + 1, 2, 3 SBI SMA SNP 1, 2, 3, 4 SBI SMK SNP 1, 2, 3, 4 X Keterangan: 1 = penguatan, pendalaman, pengayaan, perluasan/dan atau penambahan terhadap SNP 2 = ICT (information communication technology) 3 = Bahasa Asing (Inggris, Cina, Jepang, Arab, Perancis, Jerman, dsb.) 4 = Budaya lintas bangsa

TUJUAN PENGEMBANGAN SBI Meningkatnya efektivitas sekolah dalam memfasilitasi siswa mengembangkan potensi diri sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab serta berdaya saing pada taraf internasional 13

INDIKATOR KINERJA SBI Menghasilkan lulusan berdaya saing pada taraf nasional dan internasional yang memiliki karakter sebagai berikut : 1. Memiliki keimanan dan ketaqwaan, berakhlaq mulia. 2. Memiliki jasmani dan rohani yang sehat; 3. Memiliki kompetensi akademik yang ditandai dengan lulusan UN berstandar lebih tinggi daripada standar kompetensi lulusan nasional 4. Berkeunggulan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, olah raga dan seni; 5. Menunjukkan motivasi belajar mandiri dan cakap berpikir kritis 14

INDIKATOR KINERJA SBI 6. Menunjukan kompetensi dalam mewujudkan karya-karya kreatif dan inovatif. 7. Menunjukkan daya persaingan yang kuat dalam meraih prestasi terbaik. 8. Bersikap jujur, objektif, disiplin, demokratis dan bertanggung jawab. 9. Menunjukkan kecintaan pada sesama serta menjujung persatuan dan kesatuan bangsa. 10. Berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan menguasai teknologi informasi dan komunikasi.

SISTEM PEMBINAAN RSBI

TUJUAN PENGEMBANGAN SBI Low (kinerja < 76) Max. pada tahun ke-4 diganti dengan sekolah lain Middle (kinerja 76 85,9) Mendapat pembinaan untuk menjadi SBI sampai tahun ke-4 High (kinerja 86-100) Mendapat pembinaan sebagai SBI

STRATEGI MENUJU SBI MANDIRI 1. Memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar: Isi, Proses, Penilaian, Kompetensi Lulusan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan. 2. Pemberian blockgrand selama masa rintisan (5 tahun) 3. Pendampingan, pembimbingan dan penguatan 4. Pemberian buku panduan teknis RSBI 5. Koordinasi dengan Dinas Pendidikan Propinsi dan Kota/kabupaten 6. Monitoring dan evaluasi kinerja

PROGRAM / KEGIATAN MENUJU SBI MANDIRI 1. Mempersiapkan kurikulum yang mengacu pada negara maju 2. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran 3. Melatih guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran 4. Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi pendidik 5. Mendapatkan pendampingan dari tenaga ahli 6. Menjalin sister school 7. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam berbahasa internasional 8. Menerapkan Sistem Manejemen Mutu (ISO) 9. Menyelenggarakan pelatihan leadership untuk kepala sekolah 10.Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah

KELUARAN/OUTPUT 1. UN minimal rata-rata 7,5 2. Meraih medali tingkat internasional bidang akademik dan non akademik 3. Menguasai bahasa Inggris 4. Menguasai TIK 5. Diterima di PTN favorit atau PT luar negeri.

PERUBAHAN STATUS RSBI SBI Predikat SBI diberikan kepada sekolah yang efektif meraih target kinerja sangat baik dalam evaluasi kinerja serta validasi kinerja pada komponen berikut : Memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) Mengadopsi dan mengadaptasi sistem pengelolaan dan pembelajaran bertaraf internasional Mewujudkan kinerja belajar siswa sekurang-kurangnya meraih predikat terbaik tingkat nasional dan meraih satu prestasi bertaraf internasional pada bidang akademik dan non akademik Mewujudkan target warga sekolah aktif berkomunikasi dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lain. Mendayagunakan TIK dalam pengelolaan dan pembelajaran Menunjukkan kinerja kolaborasi internasional yang efektif.

Kemitraan RSBI dan PT Peningkatan kualitas penyelenggaraan PPDB (penerimaan peserta didik baru) Pendampingan oleh fasilitator dari PT Magang mahasiswa PG-MIPA-BI dalam kegiatan PPL Penerimaan Mahasiswa Baru PG-MIPA-BI

Pengertian Fasilitator Fasilitator adalah tenaga ahli pemberi saran dan pertimbangan profesional mengenai implementasi konsep RSBI. Bentuk: Rekomendasi kebijakan, bimbingan, arahan, pelatihan, dan kolaborasi dg kegiatan sekolah

Koordinator Fasilitator Tenaga ahli pemberi saran dan pertimbangan profesional mengenai implementasi konsep manajemen pembaharuan pendidikan pada program RSBI.

Fasilitator Mata Pelajaran Tenaga ahli pemberi saran dan pertimbangan profesional mengenai implementasi konsep pembaharuan standar kompetensi lulusan, proses dan evaluasi, kendali mutu pembelajaran pada program RSBI. Bentuk: Membimbing guru dalam penyempurnaan KTSP, RPP dan strategi pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, remedial dan pengayaan, PTK yang mengacu pada rujukan yang bertaraf internasional.

Standar Persyaratan Koordinator Fasilitator 1. Minimal berpendidikan S2 2. Berpengalaman mengelola pendidikan 3. Memahami konsep pedagogik, profesi, kepribadian, dan sosial tenaga pendidik serta dapat membimbing pendidik mengaplikasikan konsep dalam kegiatan pengelolaan sekolah maupun dalam pembelajaran. 4. Memahami dan dapat mengaplikasikan KTSP 5. Menguasai bahasa Inggris secara pasif dan aktif. 6. Memahami 8 komponen SNP dan dapat menerapkannya dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pengembangan sekolah. 7. Mampu mendayagunakan internet dalam pembelajaran. 8. Memahami aplikasi ICT dalam pengelolaan lembaga. 9. Berasal dari lembaga di luar sekolah. 10. Diajukan kepala sekolah ke Direktorat Pembinaan SMA Depdiknas.

Standar Persyaratan Fasilitator Mapel 1. Berpendidikan minimal S2 yang relevan dengan mata pelajaran yang didampinginya. 2. Memahami 8 SNP 3. Memahami konsep pedagogik, profesi, kepribadian, dan sosial serta mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. 4. Memiliki pengalaman mengajar dalam bidang yang diampunya. 5. Menguasai materi pelajaran 6. Mampu menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. 7. Mampu mendayagunakan TIK dalam pengelolaan pembelajaran. 8. Memiliki kompetensi dalam menerapkan standar isi, proses, penilaian dan pengawasan. 9. Memiliki kompetensi dalam mengembangkan silabus, RPP, strategi pembelajaran, mengembangkan perangkat evaluasi, analisis soal, remedial dan pengayaan, serta kendali mutu pembelajaran. 10. Berasal dari luar maupun dari dalam lembaga dengan mendapat pengukuhan dari kepala sekolah.

Naskah Perjanjian Kerjasama 1. Dalam melaksanakan kegiatan pendampingan kepala sekolah menyepakati kerjasama dengan fasilitator yang diwujudkan dalam naskah Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. 2. Kedua belah pihak menyimpan dokumen asli yang dibubuhi materi 6.000,00 rupiah. 3. Fotocopy naskah perjanjian kerjasama dikirim ke sekolah ke Direktorat Pembinaan SMA sebagai salah satu lampiran laporan kegiatan. 4. Model Lampiran Perjanjian Kerjasama diatur sebagaimana terdapat dalam lampiran POS pelaksanaan tugas fasilitator.

Tugas Utama Koordinator fasilitator Memberikan saran atau rekomendasi kebijakan, mengarahkan, membimbing dan melatih pengelola sekolah secara profesional dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Koordinator fasilitator juga berkolaborasi dengan fasilitator mapel dalam memberikan saran, pertimbangan, atau rekomendasi kebijakan dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan membantu memecahkan masalah dalam mengoptimalkan pencapaian tujuan kegiatan R-SMA-BI.

Ruang Lingkup Kegiatan Fasilitator Tugas fasilitator membantu sekolah mewujudkan Program RSBI dengan menitikberatkan pada pencapaian prestasi akademik dan nonakademik melalui peningkatan mutu pelayanan belajar, meliputi komponen-komponen: 1). SKL 2). Isi 3). Proses Pembelajaran 4). Penilaian 5). Pendidik dan Tenaga Pendidik 6). Sarana dan prasarana 7). Pengelolaan 8). Pembiayaan 9). Akreditasi