Peng wasan WARTA. KKP Perkuat Lembaga Pengawasan di Daerah Rawan Illegal Fishing. Edisi X/ Berita Utama. humas psdkp.

dokumen-dokumen yang mirip
KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TERTIBKAN RUMPON ILEGAL

WARTA. Peng wasan. Edisi IX/ Berita Utama. KKP Pulangkan 228 ABK Asal Vietnam. humas psdkp.

WARTA. Peng wasan. Edisi VIII/ Berita Utama Ditjen. PSDKP Gelar Operasi Bersama Dengan humas psdkp

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

WARTA. Peng wasan. Edisi VII/ Berita Utama PPNS PERIKANAN LELANG BENDA SITAAN SENILAI 21 humas psdkp

PELAKSANAAN TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING DALAM PASAL 69 AYAT (4) UU NO. 45 TAHUN 2009

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP

KKP-KEMHAN SEPAKAT TINGKATKAN KERJASAMA BERANTAS ILLEGAL FISHING

MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERAN SERTA POKMASWAS DALAM MEMBANTU KEGIATAN PENGAWASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran 1 Perhitungan analisis usaha pada unit perikanan tonda dengan rumpon di PPP Pondokdadap

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

Pasal II. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang

Peraturan...

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS (RAKERNIS) DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Bandung, 4-7 Maret 2014

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Pres

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

DRAFT MARET POS POKMASWAS Page 1 of 20

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/KEPMEN-KP/2015 TENTANG

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sepanjang tahun 2016.

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

Peranan PPNS Perikanan Dalam Penanganan Tindak Pidana Perikanan

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

2015, No Indonesia Tahun 2015 Nomor168); 3. Keputusan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2014 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/PMK.04/2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI DALAM MENDUKUNG FASILITASI (FAL) UDARA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dijaga keamanan dan dimanfaatkan untuk kemakmuran Indonesia. Wilayah negara

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.16/Menhut-II/2013 TENTANG

2016, No Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5073); 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. fenomena penangkapan ikan tidak sesuai ketentuan (illegal fishing), yaitu

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

2 2. Undang- Kelautan dan Perikanan Nomor PER.20/MEN/2012; Memperhatikan: 1. Persetujuan Presiden atas Rekomendasi Sidang DPODdalam surat Menteri Dala

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) SEBAGAI TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DI PERAIRAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

C. BIAYA PERJALANAN DINAS. 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

NAMA TERSANGKA/ KEWARGA NEGARAAN DITANGKAP (TGL, BLN, TAHUN) Mr. Chien Kiek Akson (Nakhoda)/ Thailand. 25 Januari 2015

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 39/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

Yth. Sekretaris Kementerian/ Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/ Sekretaris Daerah Provinsi di tempat

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomo

2016, No Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Le

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/KEPMEN-KP/2013 TENTANG JEJARING PAKAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI ARKEOLOGI

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG

Transkripsi:

WARTA Peng wasan Edisi X/ 2016 Berita Utama KKP Perkuat Lembaga Pengawasan di Daerah Rawan Illegal Fishing @humaspsdkp humas psdkp humasdjpsdkp@kkp.go.id

7 LENSA KEGIATAN 1 2 3 4 65 Keterangan: 1. Partisipasi Direktorat Jenderal PSDKP pada pameran Sail Selat Karimata Tahun 2016 di Kayong Utara, Kalbar, 12-15 Oktober 2016 2. Partisipasi Direktorat Jenderal PSDKP pada pameran Hari Pangan Sedunia Tahun 2016 di Boyolali, Jawa Tengah, 28-30 Oktober 2016 3. Pemulangan nelayan Indonesia yang tertangkap aparat Malaysia, Bandara Kualanamu, Medan (14/10) 4&5 Finalisasi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2016 Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2017, Hotel Alila Jakarta (24/10).

2 Warta Pengawasan SDKP Edisi X-Tahun 2016 Berita Utama KKP Perkuat Lembaga Pengawasan Di Daerah Rawan Illegal Fishing Setelah berhasil memberantas illegal fishing di perairan Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak berhenti melakukan berbagai upaya untuk menjaga sumber daya kelautan dan perikanan dari ancaman kegiatan ilegal. Selain mendorong percepatan pembangunan industri perikanan, KKP juga memperkuat kelembagaan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan untuk menjamin kapal-kapal pencuri ikan asing tidak kembali ke perairan Indonesia. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Sjarief Widjaja yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal KKP mengungkapan upaya penguatan kelembagaan pengawasan secara resmi telah disampaikan oleh Susi Pudjiastuti melalui suratnya kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) pada akhir tahun 2015. Setelah melalui berbagai proses pengkajian yang mendalam oleh Tim Kementerian PAN dan RB, serta kunjungan lapangan oleh Menteri PAN dan RB Asman Abrur pada media awal bulan Agustus 2016 di Satuan Kerja PSDKP Batam, akhirnya penguatan kelembagaan pengawasan di daerahpun dapat diwujudkan. Hal ini ditandai melalui sepucuk surat dari Menteri PAN dan RB kepada tertanggal 9 September 2016 yang menyampaikan persetujuan atas usulan kelembagaan unit pelaksana teknis pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan. Melalui suratnya Menteri PAN dan RB menyetujui penambahan Unit Pelaksana Teknis (UPT) PSDKP menjadi 14 UPT yang semula hanya 5 UPT. Penambahan tersebut menyebabkan perubahan komposisi UPT PSDKP menjadi 6 Pangkalan PSDKP yang berada di Lampulo Banda Aceh, Batam Kepulauan Riau, Jakarta, Benoa Bali, Bitung Sulawesi Utara, dan Tual Maluku. Sementara jumlah Stasiun PSDKP menjadi 8 UPT yang berada di Cilacap Jawa Tengah, Belawan Sumatera Utara, Kupang Nusa Tenggara Timur, Pontianak Kalimantan Barat, Tarakan Kalimantan Utara, Tahuna Sulawesi Utara, Ambon Maluku, dan Biak Papua. Keberadaan UPT PSDKP tersebut juga ditetapkan melalui Peraturan Nomor 33/PERMEN-KP/2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang ditandatangani pada tanggal 28 September 2016 dan diundangkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 3 Oktober 2016. Penetapan sejumlah Unit Pelaksana Teknis tersebut dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan, yang salah satunya adalah daerah-daerah rawan kegiatan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara ilegal dan merusak (illegal dan destructive) terutama ancaman masuknya kapalkapal perikanan asing ilegal. Diharapkan melalui penguatan kelembagaan pengawasan di sejumlah daerah, kapal-kapal asing ilegal akan berpikir ulang untuk mencuri ikan di perairan Indonesia. Hal ini tentu akan mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi kapal-kapal Indonesia melakukan penangkapan ikan dan pada akhirnya dapat meningkatkan produksi perikanan dan kesejahteraan masyarakat.

Warta Pengawasan SDKP Edisi X-Tahun 2016 3 Tujuh Kapal Perikanan Asing Kembali Ditangkap Kapal Pengawas Perikanan Jakarta (13/10). Setelah berhasil menangkap 8 (delapan) kapal perikanan asing (KIA) ilegal di perairan Sulawesi pada akhir bulan September 2016, Kapal Pengawas Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali berhasil menangkap 7 (tujuh) KIA ilegal di 2 (dua) lokasi yang berbeda pada tanggal 7-12 Oktober 2016. Demikian diungkapkan Sjarief Widjaja, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), di Jakarta (13/10). Penangkapan kapal ilegal tersebut dilakukan oleh Kapal Pengawas (KP) Hiu 014 terhadap 3 (tiga) KIA berbendera Malaysia dengan 48 Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegaraan Vietnam di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) perairan Kepulauan Riau, pada tanggal 11 Oktober 2016. Ketiga kapal yang ditangkap yaitu KM. Karang (56 GT, 14 ABK), KM. PAV 4543 (GT 50, 10 ABK), dan KM. Murkhan (5 GT, 24 orang). Selanjutnya kapal yang menggunakan alat tangkap pair trawl dan ABK dikawal menuju ke Satuan Kerja PSDKP Batam untuk proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan. Sementara untuk 4 (empat) kapal lainnya ditangkap oleh KP. Orca 03 di WPPNRI sekitar perairan Miangas Sulawesi Utara pada tanggal 7 dan 12 Oktober 2016 dengan jumlah ABK sebanyak 30 orang yang diduga WNA Filipina. Selanjutnya ketiga kapal tersebut di kawal menuju Pangkalan PSDKP Bitung untuk proses hukum oleh PPNS Perikanan. Selain itu, PPNS Perikanan juga akan mendalami adanya kemungkinan ABK yang diduga Filipina namun mengantongi KTP Indonesia sebagaimana ditemukan terhadap ABK 8 (delapan) kapal ilegal Filipina yang ditangkap pada akhir September lalu. Menindaklanjuti temuan tersebut, Susi Pudjiastuti telah menyampaikan himbauan kepada pemerintah daerah untuk tidak memfasilitasi pemberian KTP Indonesia kepada ABK asing. juga mengharapkan pihak kepolisian untuk terus bekerjasama dengan KKP untuk melakukan pengembangan kasus tersebut dan menangkap siapapun yang terlibat. Kapal-kapal tersebut diduga melakukan pelanggaran dengan sangkaan tindak pidana perikanan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.

6 Warta Pengawasan SDKP Edisi X-Tahun 2016 150 Pokmaswas Terima Bantuan Alat Komunikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) memberikan bantuan alat komunikasi kepada 150 Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) pada tahun 2016. Bantuan alat komunikasi terdiri dari satu unit telepon genggam (handphone) beserta kartu perdana. Ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal PSDKP Waluyo Sejati Abutohir di Jakarta (1/11) Bantuan diberikan dalam rangka meningkatkan peran serta Pokmaswas dalam mendukung keberhasilan pengawasan. Melalui pemberian alat komunikasi tersebut diharapkan Pokmaswas akan lebih aktif melaporkan kepada aparat yang berwenang apabila terdapat kegiatan yang diduga ilegal di wilayahnya, lanjut Waluyo. Bantuan diberikan kepada Pokmaswas di sejumlah provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Timur 15 Pokmaswas, Provinsi Jawa Barat 15 Pokmaswas, Nusa Tenggara Timur 15 Pokmaswas, Sumatera Selatan 12 Pokmaswas, Sulawesi Utara 13 Pokmaswas, Kepulauan Riau 15 Pokmaswas, Nusa Tenggara Barat 15 Pokmaswas, Jawa Timur 15 Pokmaswas, Sumatera Barat 15 Pokmaswas, Bali 15 Pokmaswas, dan Sulawesi Selatan 15 Pokmaswas. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep. 58/Men/2001 tentang Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat (Siswasmas), Pokmaswas merupakan pelaksana pengawasan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan, petani ikan serta masyarakat maritim lainnya. Kelompok ini dibentuk atas inisiatif masyarakat yang difasilitasi oleh unsur pemerintah daerah, dan dikoordinir oleh seorang anggota masyarakat dalam Pokmaswas, yang berfungsi sekaligus sebagai mediator antara masyarakat dengan pemerintah/petugas.

Warta Pengawasan SDKP Edisi X- Tahun 2016 5 Tujuh Nelayan Dipulangkan Dari Negara Tetangga Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri berhasil memulangkan 7 (tujuh) nelayan pada bulan Oktober 2016. Demikian disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal PSDKP, KKP, Waluyo Abutohir, di Jakarta (27/10). Ketujuh nelayan yang dipulangkan terdiri dari 3 (tiga) orang dipulangkan dari Malaysia dan 4 (empat) orang dipulangkan dari Australia. Ketiga nelayan yang dipulangkan dari Malaysia tersebut tiba di Bandara Kualanamu, Medan Sumatera Utara, pada tanggal 14 Oktober 2016. Adapun ketiga nelayan tersebut adalah Herman Syahputra (17 Tahun), Syahdan (16 Tahun), dan Jaka Prianto (17 tahun), yang berasal dari Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Ketiga nelayan tersebut ditangkap aparat keamanan laut APMM Pulau Penang, Malaysia, dengan dugaan melakukan pelanggaran penangkapan ikan di wilayah perairan Malaysia, ungkap Waluyo. Sementara 4 (empat) orang nelayan asal Indonesia yang ditangkap aparat Australia dipulangkan dengan 2 (dua) jadwal pemulangan yang berbeda. Untuk dua nelayan pertama yang dipulangkan yaitu Herru Prianggono (35 tahun, asal Tugu Utara, Jakarta Utara) dan Deddy Arruan (30 tahun, asal Pineleng, Manado) tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali, pada tanggal 19 Oktober 2016. Selanjutnya Kresmisano Sanggamele (43 tahun, asal Lirang) dan Casrudin (31 tahun, asal Cirebon) tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali pada tanggal 20 Oktober 2016. Keempat nelayan tersebut ditangkap aparat keamanan laut Australian Border Force (ABF), Australia, dengan dugaan melakukan pelanggaran penangkapan ikan di wilayah perairan Australia, ungkap Waluyo. Selanjutnya,Waluyo mengungkapkan bahwa pemulangan nelayan tersebut merupakan bantuan nyata yang dilakukan oleh KKP terhadap nelayan-nelayan Indonesia yang tertangkap aparat di luar negeri saat melakukan penangkapan ikan. Langkah yang dilakukan oleh KKP, antara lain melakukan koordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di negara setempat dan instansi terkait di negara yang bersangkutan, sehingga nelayan Indonesia yang tertangkap di luar negeri dapat segera dipulangkan ke Indonesia. Selama tahun 2016 KKP bersamasama dengan Kementerian Luar Negeri telah berhasil memulangkan nelayan Indonesia yang ditangkap di luar negeri sejumlah 133 nelayan, yang terdiri dari 94 orang dipulangkan dari Malaysia, 32 orang dipulangkan dari Australia, dan 7 orang dipulangkan dari Thailand. (FF/SBO) Sosialisasikan Program dan Kinerja Melalui Pameran Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) melaksanakan sosialisasi program dan kinerja melalui keikutsertaan dalam pameran berskala nasional. Berbagai pameran tersebut dimanfaatkan sebagai media untuk mengenalkan program pencegahan dan pemberantasan illegal fishing kepada masyarakat luas. Diharapkan para pengujung pameran akan menjadi agen-agen informasi bagi masyarakat lainnya untuk melakukan kegiatan dibidang kelautan dan perikanan secara tertib dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada bulan Oktober 2016, setidaknya Direktorat Jenderal PSDKP telah berpartisipasi dalam pameran Sail Selat Karimata 2016 yang diselenggarakan di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 12-15 Oktober 2016. Selain itu, pameran Festival Belitong di Kabupaten Belitung Provinsi Bangka Belitung pada tanggal 21-25 Oktober 2016, serta Hari Pangan Sedunia Tahun 2016 di Boyolali Provinsi Jawa Tengah tanggal 28-30 Oktober 2016. Kegiatan pameran merupakan salah media yang cukup penting dalam sosialisasi program dan kinerja serta sebagai upaya preventif dan promotif untuk memanfaatkan sumber daya kelautan dan perikanan secara lestari dan berkelanjutan.

4 Warta Pengawasan SDKP Edisi X- Tahun 2016 Penyidikan Kasus Benih Lobster Dinyatakan P-21 Pengawas Proses penyidikan kasus peredaran 3.000 benih lobster oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan pada Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Lombok telah dinyatakan lengkap (P21) oleh Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 4 Oktober 2016. Demikian diinformasikan oleh Kepala Satuan Kerja PSDKP Lombok, Mubarak kepada Humas PSDKP (4/10). Selanjutnya Mubarak menyampaikan, setelah dinyatakan P-21 oleh pihak Kejaksaan, PPNS Perikanan akan segera melaksankan penyerahan tersangka dan barang bukti (Tahap 2) kepada penuntut umum. Kasus ini bermula adanya penangkapan oleh aparat Kodim Loteng, NTB pada tanggal 06 September 2016 WITA di daerah Kecamatan Pujut Kabupaten Loteng Nusa Tenggara Barat terhadap pelaku yang diduga mengedarkan benih lobster yang diduga akan diselundupkan melalui Pelabuhan Awang, NTB. Dalam penangkapan tersebut, aparat berhasil menangkap 3 orang pelaku yang menggunakan 2 unit kendaraan sebagai alat angkut benih lobster. Sebelumnya pihak Kodim menerima informasi dari masyarakat mengenai informasi adanya kegiatan penangkutan benih lobster yang diduga akan dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Awang, NTB. Pada hari yang sama pihak Kodim Loteng menyerahkan kasus tersebut kepada Balai Karantina Ikan dan Pengedalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) Mataram. Selanjutnya pihak BKIPM Mataram melimpahkan kasus tersebut untuk proses penyidikan kepada PPNS Perikanan Satker PSDKP Lombok pada tanggal 7 September 2016, yang langsung ditingkatkan ke tahap penyidikan oleh PPNS Perikanan. Tidak sampai satu bulan kasus tersebut telah dinyatakan P-21 oleh Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat. Benih lobster merupakan sala satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai jual cukup tinggi. Oleh karena itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 1/PERMEN-KP/2015 menetapkan larangan penangkapan lobster dalam kondisi bertelur, dan hanya boleh ditangkap atau diambil dari alam dengan ukuran panjang karapas lebih dari 8 cm (di atas delapan sentimeter). Pengawas Perikanan Gagalkan Perdagangan Benih Lobster Pengawas Perikanan pada Satuan Kerja Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Satker PSDKP) Pelabuhan Ratu Sukabumi bersama-sama pihak Polres Sukabumi berhasil menggagalkan perdagangan 3.526 benih lobster pada tanggal 26 Oktober 2016. Selain mengamankan barang bukti Pengawas Perikanan dan Polisi berhasil menangkap 1 orang yang diduga sebagai tersangka dalam peredaran benih lobster tersebut. Ungkap Pangkalan PSDKP Jakarta, Slamet (27/10). Proses penangkapan tersebut berawal dari adanya informasi yang diperoleh Pengawas Perikanan dari masyarakat adanya indikasi perdagangan benih lobster yang akan di bawa ke Jakarta dan diduga selanjutnya akan dikirim ke Singapura atau Vietnam melalui Bandara Soekarno Hatta. Atas dasar informasi tersebut, pengawas bekerjasama dengan polres bergerak ke lokasi untuk melakukan operasi tangkap tangan. Barang bukti dan tersangka untuk sementara diamankan di Polres Sukabumi untuk proses hukum lebih lanjut, tutur Slamet. Selanjuntya pihak Satker PSDKP Pelabuhan Ratu dan Polres Sukabumi melakukan pelepasliaran terhadap benih lobster di perairan Pelabuhan Ratu pada hari Jumat tanggal 28 Oktober 2016,yang disisihkan sebagian sebagai barang bukti dalam proses persidangan. Sebagaimana diketahui bahwa benih lobster merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Oleh karena itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik IndonesiaNomor 1/PERMEN-KP/2015 menetapkan larangan penangkapan lobster dalam kondisi bertelur, dan hanya boleh ditangkap atau diambil dari alam dengan ukuran panjang karapas lebih dari 8 cm (di atas delapan sentimeter).