BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kopi Cap Gajah Di Rangkasbitung, e-jurnal Management, Volume 3 Nomor 3, Tahun 2014, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mendapatkan penghargaan Top Brand, Ganesha Operation. meningkatkan budaya belajar masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., hlm. 176

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari usahanya dan selalu berupaya untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi tidak akan lepas dari keberadaan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan yang tidak dapat kita prediksi sebelumnya. Dengan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keunggulan kompetitif yang dapat menjamin kelangsungan usaha klien

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wahibur Rahman, Manajemen Sumber Daya Manusia, Nora Media Enterprise, Kudus, 2011, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 6.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hal 188.

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan. Peralatan yang handal atau

BAB I PENDAHULUAN. Minimnya lapangan perkerjaan dan laju persaingan yang semakin tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substansi dan Fungsional, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Cetakan Ke 1, 1998, hlm. 61.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hasibuan (2007) Byars dan Rue Sutrisno (2009)

PENGARUH KOMUNIKASI, KONDISI FISIK TEMPAT KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN WONOGIRI PADA TAHUN 2009

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH STRES DAN KONFLIK TERHADAP KINERJA PADA PT. PINDAD BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Mardiyatmo, Kewirausahaan, Yudhistira, Surakarta, Cet. 3, 2008, hlm. 3. Ibid, hlm Mardiyatmo, Op.Cit, hlm. 3.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. karyawan. Wujud nyata perusahaan yang secara langsung berpengaruh. terhadap keberadaan karyawan yaitu masalah stress karyawan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. berbagai stresor dan ancaman ketika perusahaan tersebut dinyatakan pailit. Para

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya mengganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Suatu organisasi dapat berjalan efektif apabila fungsi fungsi

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

memperoleh karyawan, mengembangkan kemampuan mereka, memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. profesional, diharapkan karyawan bekerja secara produktif. Pengelolaan karyawan. dan pengembangan karirnya (Mangkunegara, 2011: 1).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam, berkembang dan berubah. Seseorang bekerja karena

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm Mas ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kebutuhan setiap orang akan teknologi komputer atau

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I. Masalah pengembangan sumber daya manusia telah menjadi perhatian penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENYEBAB STRES KERJA PADA KARYAWAN PD JAYA PRATAMA DI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT GADING CEMPAKA GRAHA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya. manusia. Tugas MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Group, Jakarta, 2005, hlm Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Prenada Media

Natassia, Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa Rumah Sakit Selasih Terhadap Kepuasan Pasien

2012, hal. 1 2 Ibid., hal Miftah Thoha, Kepemimpinan Dalam Manajemen, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Ristiayanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Andi, Yogyakarta, 2005, hlm. 56.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

BAB II URAIAN TEORETIS

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN STRES INDIVIDU TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DIVISI KEUANGAN PT XYZ) Sir Kalifatullah Husnah Nur Laela

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Salah satu sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas sebuah perusahaan/organisasi. Berhasil atau tidaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat sekarang ini akan dapat membawa suatu perubahan dalam kehidupan manusia. Karyawan merupakan sumber daya yang harus dimiliki perusahaan karena sagat penting dalam menentukan suatu hasil tidaknya pekerjaan didalam organisasi. Faktor pendorong terpenting yang menyebabkan manusia bekerja, yaitu dengan adanya kebutuhan yang harus dipenuhi disetiap masing-masing manusia. Dalam dunia industri kerja kini mempunyai unsur dalam suatu kegiatan, yaitu dengan menyelesaikan tugas dari kerjaan suatu organisasi yang dapat menghasilkan sesuatu masing-masing, sehingga pada akhirnya nanti mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan dalam pencapaian taraf hidup yang lebih baik dan lagi. Selanjutnya perubahan-perubahan itu mengakibatkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerja mereka sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya prubahan tersebut karyawan harus mempunyai tantangan dimana segala sesuatu yang dituntut dari suatu organisasi harus dijalankan dengan cepat dan lancar terarah kepada target, sehingga dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Adanya perkembangan tersebut, mengakibatkan karyawan harus mengubah pola dan sistem kinerjanya sesuai dengan tuntutan yang ada sekarang. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginannya dengan kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada di dalam maupun diluar dirinya. Segala macam bentuk stres pada dasarnya disebabkan oleh kekurangan pengertian manusia akan keterbatasannya sendiri. Karena untuk mencapai suatu keunggulan harus dapat mengusahakan kinerja karyawannya yang tinggi. Dalam kenyataannya itu karena kinerja yang tinggi itu bukanlah yang mudah untuk dicapai. Sehingga pada dasarnya kinerja 1

2 karyawan dapat mempengaruhi kinerja tim dan kelompok kerja dan dapat mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. 1 Ketidakmampuan karyawan dalam melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah, tidak disiplin, produktivitas menurun dan sebagainya apabila tidak diminimalisir dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stres. Akibat-akibat stres terhadap seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar kecilnya toleransi orang tersebut terhadap stres. Stres yang dialami oleh karyawan akibat lingkungan yang dihadapinya akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerjanya, sehingga manjemen perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan organisasional bagi karyawan. Dengan menurunnya stres yang dialami karyawan tentu akan meningkatkan kesehatan dalam tubuh organisasi. Stres merupakan sebuah kondisi di mana seseorang dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, hambatan, atau permintaan akan apa yang dia inginkan dan hasilnya dipersepsikan tidak pasti dan penting. 2 Karyawan dapat stres karena timbulnya kepuasan kerja yang tidak bisa terwujud, yaitu yang dapat mempengaruhi kondisi tekanan individu yang dapat berpengaruh menjadikan muncul keemosian, dalam proses berfikir karyawan kurang stabil, dan kondisi seseorang menjadi down, selain itu juga dapat menjadikan nervous dan merasakan kekhawatiran yang kronis dan sering menjadikan marah-marah, bersikap yang agresif dan tidak rileks atau kurang berinteraksi dengan sesama..3 Dalam suatu perusahaan terdapat faktor yang menyebabkan karyawan stres yaitu beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar, waktu dan peralatan kerja yang kurang, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang 1 Noviansyah, Zunaidah.,2011, Pengaruh Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Minanga Ogan Baturaja, Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, Vol.9 No.18. Desember 2011 2 Luthan Fred, Perilaku Organisasi, ANDI, Yogyakarta, 2006, hlm. 439 3 Abdurrahman Fathoni, Organisasi & manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, hlm. 174

3 terlalu rendah, masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua, dan lainlain.4 Karyawan adalah seorang pekerja yang nantinya akan menjalankan kinerjanya dengan apa yang diinginkan perusahaan dan apabila nantinya disuatu perusahaan menemukan dengan adanya problem didalam lingkungan kerja yang akan membuat karyawan tidak termotivasi, frustasi, mudah cemas, dan merasa tertekan dengan lingkungan, tidak disiplin, dan akibatnya produktivitasnya akan menurun dan apabila jika tidak segera diminimalisir. Dalam jangka panjang karyawan dapat menderita sakit atau bisa dengan mengundurkan diri dari suatu instansi. Tentu saja hal tersebut berdampak pada kinerja dari karyawan tersebut dan berdampak pula pada kemajuan instansi.5 Oleh karena itu pekerjaan yang dimiliki seorang karyawan tentu berbeda dengan karyawan yang lainnya. Dikarenakan masing-masing pekerjaan memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda dengan bobot pekerjaan yang berbeda pula. Berat atau ringan suatu pekerjaan selain dapat diukur dari deskripsi pekerjaan itu sendiri dapat pula diukur dari sikap seorang pekerja dalam menanggapi pekerjaannya. Selain itu juga pekerjaan yang dianggap sebagai tuntutan akan menjadikannya berat, sebaliknya bila pekerjaan dianggap sebagai karya maka pekerjaan tersebut akan dikatakan ringan. Di dalam instansi harus mempekerjakan seorang pegawai atau karyawan, yaitu dengan mempunyai kinerja yang tinggi karena untuk mencapai tujuan di suatu instansi yang telah ditetapkan dari sebelumnya. Karena individu sangat mempengaruhi dengan kinerja kelompoknya dan pada akhirnya nanti dapat mempengaruhi suatu kinerja organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu di dalam suatu organisasi yaitu memiliki sumber daya yang tinggi yaitu mampu memiliki peranan yang sangat penting karena untuk kemajuan suatu birokrasi suatu publik karyawan dapat dituntut untuk memiliki kinerja yang optimal. Selain itu juga semakin banyak karyawan 4 Ibid, hlm. 176 Rizky Apriani, 2013. Pengaruh Stresor Kinerja Individu Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Pekerjaan Umum Kota Pontianak. Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Vol. 2 No. 2. Agustus 2013. 5

4 yang dituntut untuk memiliki kinerja yang optimal, yaitu agar suatu organisasi dapat memenuhi target apa yang diperkirakan sebelumnya. Apabila karyawan dalam berkinerjanya rendah atau buruk maka akan merugikan di perusahaan tersebut.6 Selain itu juga setiap instansi pasti mengalami banyak persoalan dalam lingkungan kerja. Berbagai tuntutan kemampuan, persaingan antar karyawan, akuntabilitas, dan produktifitas. Dan selanjutnya di dalam suatu organisasi sering terjadi salah satu masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan berkarya adalah stress yang harus diatasi, baik oleh karyawan sendiri tanpa bantuan orang lain, maupun dengan pihak lain seperti para spesialis yang disediakan oleh organisasi dimana karyawan bekerja.7 Dalam suatu kondisi tegangan atau tekanan seseorang yang mempengaruhi emosi didalam perusahaan yaitu dalam proses pemiikiran setiap bekerja didalam perusahaan yang menurun, dan kondisi fisik seseorang yang tidak stabil, dikarenakan stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan.8 Kondisi-kondisi yang menyebabkan stres disebut stressor. Meskipun stres dapat disebabkan oleh hanya satu stressor, biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi stressor. Stres karyawan mempunyai sumber yang bersifat organisasi dan luar organisasi. Oleh karena itu stressor mempunyai tipe dan akibat, dikarenakan menanggapi stressor baik dengan stres positif maupun dengan stres negatif. Akibatnya, dengan adanya konsekuensi yang konstruktif maupun yang destruktif bagi organisasi dan karyawan. Pengaruhnya bisa bersifat jangka pendek dan menurun dengan cepat, dan bisa berlangsung dalam jangka yang lama.9 Adanya tuntutan kerja atau keharusan melakukan sesuatu yang berbeda dari yang diinginkan oleh karyawan atau yang tidak merupakan 6 7 Ibid, hlm. 2 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 300 8 Keith Davis, John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi, Erlangga, Jakarta, 1992, hlm. 195 9 Ibid, hlm. 197-198

5 bagian dari bidang pekerjaannya maka akan menimbulkan konflik peran. Konflik dan ketaksaan (ambiguity) peran juga berkaitan dengan stres. Konflik peran dapat juga terjadi kapan dan dimanapun pada manusia baik dalam kedudukannya sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial. Konflik dapat bersifat meresahkan bagi orang atau orang-orang yang berhubungan dengannya. Konflik dapat muncul karena kelebihan beban peranan dan ketidakmampuan peranan orang yang bersangkutan. Kemudian konflik dapat terjadi apabila kita mendapatkan beban berlebihan atau apabila kita menerima terlampau banyak tanggung jawab, dan ia juga mungkin berkembang sebagai konflik nilai-nilai antara aktivitas-aktivitas kerja dan juga tanggung jawab keluarga.10 Di dalam perusahaan pastinya mengemukakan tentang bahwa konflik peran yang terjadi ketika dua orang atau lebih, yaitu misalnya tuntutan terjadi secara bersamaan dan saling bertentangan satu dengan yang lain sehingga menyebabkan kesulitan pada karyawan. Karena konflik peran juga dialami individu ketika nilai-nilai internal, etika keseharian, atau standar dirinya bertabrakan dengan tuntutan yang lainnya. Konflik yang terjadi didalam individual misalnya konflik dalam pekerjaan-keluarga, yaitu konflik waktu yang harus dibutuhkan untuk menjalankan salah satu tuntutan di dalan kekeluargaan dengan pekerjaan yang dapat mengurangi waktu untuk menjalankan tuntutan yang lainnya, yaitu dengan pekerjaan dengan keluarga. Selain itu juga ada konflik yang terjadi pada saat tekanan dari salah satu peran yang mempengaruhi kinerja peran yang lainnya, dikarenakan nantinya akan muncul yang berhubungan dengan ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan yang diinginkan oleh kedua bagian yaitu pekerjaan atau keluarga. Kinerja, yaitu perilaku seorang pegawai atau karyawan yang mempunyai tujuan menunjukkan kesesuaiannya sebagai karyawan dengan uraian pekerjaannya dan persyaratan-persyaratan kerja, yang memperlengkapi kearah sukses organisasi keseluruhan. Kinerja dapat dioperasionalisasikan dalam istilah kualitas kerja, kuantitas kerja dan/atau jumlah usaha yang 10 Winardi, Manajemen Konflik, Konflik Perubahan Dan Pengembangan, Mandar Maju, Bandung, 1994, hlm. 8

6 digunakan sehingga karyawan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya tersendiri yang nantinya akan menciptakan hasil kinerja yang diharapkan suatu organisasi. Kinerja tersebut bisa ditunjukkan sebagai suatu pencapaian target kerja di dalam perusahaan yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu dalam suatu kesuksesan didalam perusahaan.11 PT. Daya Karsa Wiguna Kudus ini yang dirintis lebih dari 10 tahunan yang berjumlah karyawannya sampai sekarang 168 orang, oleh karena itu dengan minimnya lahan tersebut sehingga belum merekrut jumlah karyawan lagi. Perusahaan ini adalah perusahaan industri yaitu komponen elektronik yang berada di Jl. Raya Lingkar Selatan Km. 4 Kudus-Jepara di Desa Garung Kidul Kaliwungu Kudus. Dari beberapa fenomena yang ada pada PT. Daya karsa wiguna kudus, hal yang berpengaruh bagi karyawan sehingga mengalami stres dan konflik peran didalam suatu organisasi, yaitu kondisi masalah dengan kurang meningkatkatnya sarana dan prasarana yang cukup di lingkungan kerja misalnya, sistem sirkulasi udara pabrik yang terlalu panas sehingga karyawan merasa kurang nyaman dengan kinerja yang dialami, selanjutnya dengan alat pemesinan yang terlalu bising sehingga mengganggu komunikasi dengan antar karyawan maupun atasan apabila ada suatu pengumuman dari pabrik, dan pengaturan tata ruang yang belum stabil dikarenakan tempat tempat finishing yang tidak mempunyai tempat ruang tersendiri yaitu hanya dihalaman-halaman perusahaan. Dan konflik peran yang ada diperusahaan ini, yaitu kurang keharmonisannya antar sesama karyawan dan para atasan misalnya hubungan kemanusiannya antara pimpinan dan bawahan para karyawan tidak baik sehingga karyawan menjadi malas bekerja karena merasa terburu-buru oleh pimpinan dan kinerjanya tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan dari suatu organisasi.12 11 Bernard Tewal, Florensia B. Tewal, Pengaruh Konflik Terhadap Kinerja Wanita Karir Pada Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal Emba Vol. 2 No.1 Maret 2014 12 Hasil wawancara dengan Bapak Mulyakno Tanggal 15 Juli 2015 Jam 13.45 WIB

7 Dari tela ah kinerja produksi perusahaan oleh pimpinan menyimpulkan semua karyawan kinerjanya sudah baik itu bisa dapat dilihat dari suatu indikasi antar semua karyawan kondusif. Semua tidak lepas dari kebijakan pimpinan perusahaan. Pimpinan punya standar yang baik untuk menyelesaikan suatu permasalahan karyawan jalan keluarnya yaitu pimpinan akan mencari tau dari mana suatu konflik berasal yaitu antara lain : 1. Bila masalah lingkungan kerja yang kurang baik pimpinan akan mencari solusi agar lebih nyaman. 2. Bila masalah beban kerja selanjutnya pimpinan akan menggaji sesuai dengan beban kerjanya masing-masing. 3. Bila masalah antar karyawan yang kurang kondusif, maka pimpinan akan mengambil kebijakan untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu semua kebijakan pimpinan itu akan berimbas pada output suatu perusahaan. Maka dari itu pimpinan di PT. Daya Karsa Wiguna ini mempunyai standar kebijakan yang baik dan hasilnya adalah sama-sama menikmati secara keseluruhan, yaitu karyawan dan pimpinan. Kemudian dengan adanya fenomena tersebut yang ada yaitu stres dan konflik peran terhadap kinerja, yaitu apabila karyawan masih merasakan permasalahan tersebut kinerja perusahaan akan semakin menurun dan target yang diinginkan dari suatu perusahaan akan tidak tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus bisa menstandarisasikan yaitu dengan adanya suatu kesepakatan parasss pimpinan. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti beberapa besar pengaruh Stressor dan Konflik Peran terhadap Kinerja Karyawan dengan mengambil objek penelitian pada instansi. Dalam penulisan ini penulis mengambil judul Pengaruh Stressor dan Konflik Peran Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Daya Karsa Wiguna Kudus.

8 B. Batasan Penelitian Penelitian dibatasi : 1. Objek penelitian ini adalah PT. Daya Karsa Wiguna Kudus. 2. Responden dari penelitian ini adalah karyawan PT. Daya Karsa Wiguna Kudus yang bersedia memberikan jawaban dari kuesioner yang peneliti berikan. 3. Pengaruh Stressor dan Konflik Peran terhadap Kinerja Karyawan PT. Daya Karsa Wiguna Kudus C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah stressor berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Daya Karsa Wiguna Kudus? 2. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Daya Karsa Wiguna Kudus? D. TujuanPenelitian Berdasarkan pokok masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh stressor terhadap kinerja karyawan PT. Daya Karsa Wiguna Kudus 2. Untuk mengetahui pengaruh konflik peran terhadap kinerja karyawan PT. Daya Karsa Wiguna Kudus E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi yang bermanfaat mengenai stressor dan konflik peran terhadap kinerja karyawan. Dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dengan menambah permasalahan lain atau bahan referensi penelitian.

9 2. Manfaat Praktis Memberikan kontribusi kepada pihak PT. Daya Karsa Wiguna Kudus dalam upaya meningkatkan kinerja operasionalnya. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi atau penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran serta garis-garis besar dari masing-masing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiyah. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang akan penulis susun : 1. Bagian Awal Bagian muka ini, terdiri dari: halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman abstraksi, halaman daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian Isi Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab 1 dengan bab lain saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab itu adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TELAAH PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori sebagai kerangka acuan pemikiran dalam pembahasan yang akan diteliti dan sebagai dasar analisis yang diambil dari berbagai literatur, serta berisi tentang penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, kerangka pikir teoritis, dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, tata variabel penelitian, definisi operasional,

10 tehnik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas instrumen, uji asumsi klasik dan analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, gambaran umum responden, deskripsi hasil data penelitian, serta pembahasan dan analisis. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan, saran-saran dan penutup. 3. Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiran-lampiran.