BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sajikan data-data yang terkait dengan sektor - sektor yang akan di teliti,

BAB I PENDAHULUAN. proteksi ekonomi secara resmi dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Jabodetabek, dan lain-lain. kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) merupakan

I. PENDAHULUAN. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

BAB I PENDAHULUAN. Industri properti di Indonesia walaupun mengalami guncangan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, krisis ekonomi pernah

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil dan menengah, termasuk industri furniture merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan yang penting dalam pembangunan ekonomi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. populasi dan pendapatan per kapita negara-negara anggota ASEAN. Dimana, Indonesia

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin sulitnya keadaan perekonomian dunia saat ini yang diakibatkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai UMKM yaitu: Tabel 1.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Ukuran Usaha Kriteria Asset Omset Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta Usaha Kecil 50 Juta 500 Juta Maksimal 300 Juta Usaha Menengah 500 Juta 10 Milyar 2,5 50 Milyar Sumber : UU No. 20 tahun 2008 Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, memang peranan UMKM meningkat dengan sangat tajam, hal ini terlihat dari jumlah UMKM yang meningkat dengan sangat pesat, dari sekitar 7.000 pada tahun1980 menjadi 40 juta pada tahun 2001 dan meningkat lagi menjai 49,840 juta pada tahun 2007, Sumber Badan Pusat Statistik (BPS). 1

2 Untuk menunjukan presentase jumlah UMKM di Indonesia sebesar 99,9 persen. Pada tahun 2009, 53,32 persen produk domestik bruto (PDB) yang menjadi acuan pertumbuhan ekonomi, disumbangkan oleh sektor UMKM adapun jumlah pelaku UMKM pada tahun 2012 diprediksi mencapai 4.479.132 unit.sayangnya dari sisi kebijakan pemerintah, justru dinilai makin tidak ramah kepada setiap pelaku UMKM di Indonesia. Paling tidak, ini tercermin dari hasil kemudahan usaha atau Doing Business. Salah satu usaha yang perlu berorientasi pada pasar ekspor adalah UMKM yang mampu menunjukan ketangguhannya dalam menghadapi gejolak ekonomi di Indonesia. Bedasarkan dari data Kementrian Perindustrian Republik Indonesia pada komoditas Kayu Jati dan olahan lainnya menunjukan trend yang menurun dalam beberapa tahun terakhir. Tabel 1.2 Nilai Ekspor Industri Berbahan Baku Kayu Jati Tahun Nilai Ekspor 2008 1,36 Milyar USD 2009 1,15 Milyar USD 2010 1,4 Milyar USD Sumber: Statistik Perdagangan, 2011. Tabel 1.2 menunjukan nilai ekspor mengalami penurunan pada tahun 2008 ke tahun 2009, lalu dari tahun 2009 ke 2010 mengalami peningkatan nilai ekspor. Penurunan nilai ekspor yang terjadi diindikasi dampak langsung yang ditimbulkan dari krisis yang dialami negara-negara di Amerika dan Eropa.

3 Tetapi, UMKM yang berada di Indonesia masih belum yakin produk bisnisnya mampu untuk berorientasi pada pasar ekspor dikarenakan banyak faktor UMKM di Indonesia mengalami ketidaksiapannya salah satunya adalah faktor pola pikir global yang dihadapi oleh para wirausaha Indonesia yang belum mempunyai pondasi kuat dalam pergerakan bisnisnya. Tidak lain adalah seorang wirausaha yang mempunyai kecerdasan, pola pikir global serta keinginan kuatlah yang mampu mengendalikan kesetabilan bisnisnya dalam menjalankan usahanya dalam keadaan siklus ekonomi yang tak menentu. Selain UMKM yang dikelola dengan wirausaha yang tangguh, wirausaha pun harus mempunyai peranan atau sebagai tokoh utama dalam pergerakan bisnis yang sedang digelutinya. Arti dari wirausahawan (enterpreneur) sendiri adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti (Kasmir: 2008) Namun, kinerja ekspor UMKM relatif masih rendah, yang disebabkan UMKM menghadapi berbagai hambatan dalam kegiatan kinerja ekspor (export performance) tersebut. Oleh karena itu, produk UMKM khususnya yang bebahan kayu jati dalam ekspor lebih banyak dilaksanakan oleh pengusaha-pengusaha besar atau eksportir yang mampu mereduksi, bahkan megeliminasi hambatanhambatan tersebut. Dalam upaya mereduksi atau bahkan mengeliminasi berbagai hambatan UMKM dalam kegiatan kinerja ekspor tersebut, diperlukan dukungan pemerintah melalui suatu kebijakan yang implementatif.

4 UMKM yang berorientasi ekspor, menurut Tambunan (2003) dilklasifikasikan menjadi dua, yakni produsen eksporting langsung (Direct Exporter ) adalah UMKM produsen ekspotir langsung adalah UMKM yang menghasilkan produk ekspor dan menjualnya secara langsung kepada pembeli dari luar negri (buyer) atau impotir dan eksportir tidak langsung (Indirect Exporter) adalah UMKM yang menghasilkan produk ekspor, yang melakukan kegiatan ekspor secara tidak langsung dengan (buyer) importir. Tetapi melalui agen perdagangan ekspor atau eksportir dalam negri. Jumlah UMKM produsen ekspor hanya 0,19 persen dari total UMKM di Indonesia. Sedangkan 99,81 persen UMKM lainnya melakukan ekspor secara tidak langsung dan atau hanya melakukan penjualan dipasar domestik. Pada kelompok UMKM produsen ekspor, jumlah UMKM yang melakukan ekspor sendiri hanya 8,7 persen, sedangkan 91,3 persen UMKM lainnya kegiatan ekspor dilakukan oleh importir. Apabila ditilik fenomena yang terjadi pada nilai pangsa ekspor, pangsa nilai ekspor UMKM eksportir tidak langsung sebesar 99,02 persen, sedangkan pangsa ekspor UMKM produsen eksportis sebesar 0,98 persen. Namun, demikian tingkat perolehan keuntungan yang diperoleh UMKM produsen eksportir lebih besar dibandingkan dengan UMKM eksportir tidak langsung. Usaha Mikro dan Kecil (UMK) yang mempunyai peranan besar dalam ekspor dikarenakan UMK mengandalkan keahlian tangan (hand made), seperti kerajinan, ukiran, desaign, dan perhiasan. Karakteristik tersebut merupakan keunggulan UMK, dimana lebih banyak mengandalkan keterampilan, sehingga cendrung bersifat padat karya.

5 Usaha skala besar (UB) yang cendrung bersifat padat modal, tentunya akan sulit masuk kedalam dunia usaha ini. Disisi lain, hal ini memberikan gambaran pentingnya UMKM dalam penyerapan tenaga kerja, utamanya pada saat krisis ekonomi. Menurut, Hardono (2003) mengemukakan bahwa pada dasarnya UMKM memiliki hambatan yang bersifat klasik, yakni hambatan yang berkaitan dengan rendahnya kualitas SDM, lemahnya manajemen usaha, rendahnya akses terhadap pembiayaan dan pasar, serta rendahnya informasi dan teknologi yang dikuasi oleh pengusaha UMKM, rendahnya keinginan penguasaha dalam mengubah pola pikir dalam era globalisasi yang masih dimiliki oleh para pengusaha UMKM di Indonesia. Bedasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dangan variabel pengaruh Orientasi Pasar Ekspor (Export Market Orientation) dan Pola Pikir Global (Global Mindset) terhadap Kinerja Ekspor (Export Performance) dalam sebuah bisnis sangatlah penting untuk menentukan bisnis itu sendiri dalam memasuki pasar global atau internasional terutama hasil hutan yang dimanfaatkan UMKM kayu jati. Dan peran yang sangat kuat pula untuk membangun bisnis melangkah kepasar global adalah peran seorang wirausaha itu sendiri. Judul dalam penelitian ini adalah PENGARUH ORIENTASI PASAR EKSPOR DAN POLA PIKIR GLOBAL TERHADAP KINERJA EKSPOR (Studi kasus: Wirausaha UMKM kayu jati, di Jakarta)

6 1.2 Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang pada sub-sub diatas, rumusan masalah yang ingin penulis angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Orientasi Pasar Ekspor dan Pola Pikir Global yang memiliki pengaruh terhadap Kinerja Ekspor Wirausaha kayu jati di Jakarta, secara rincian rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah Orientasi Pasar Ekspor berpengaruh terhadap Kinerja Ekspor? 2. Apakah Pola Pikir Global berpengaruh terhadap Kinerja Ekspor? 3. Apakah Orientasi Pasar Ekspor dan Pola Pikir Global berpengaruh terhadap Kinerja Ekspor? 1.3 Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelian Bedasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang penulis susun diatas maka, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel Orientasi Pasar Ekspor terhadap Kinerja Ekspor wirausaha kayu jati. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pola Pikir Global seorang wirausaha kayu jati terhadap Kinerja Ekspor. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Orientasi Pasar Ekspor, dan Pola Pikir Global terhadap Kinerja Ekspor.

7 2. Kontribusi Penelitian Penelitian yang penulis susun sebagai skripsi ini, mungkin dapat mempunyai kontribusi penting berupa : a) Kontribusi Akademis, Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi untuk mendalami kajian teori ilmu Manajemen khususnya di Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan Orientasi Pasar Ekspor dan Pola Pikir Global seorang Wirausaha pada UKM dikawasan Jakarta yang sudah atau ingin menjelajahi usahanya ke pasar internasional. b) Kontribusi Praktis, Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan memeliki kontribusi yang bermanfaat bagi pelaku bisnis UKM dalam melakukan peningkatan usahanya memasuki pasar internasional.