HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN PADA IBU IBU DI DUSUN MULEKAN II TIRTOSARI KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi : Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Risna Triyani dan Ardiani S. Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

No. Responden: B. Data Khusus Responden

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGIS PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 3 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKOREA PADA REMAJA PUTRI

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan secara optimal (Nursalam, 2008). kesehatan sebagai berikut : a. mengubah pengetahuan;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

: Pendidikan Kesehatan, Pencegahan Keputihan, Perilaku, Remaja

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa. menjalani proses terjadi pertumbuhan dan perkembangan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PLUS GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan reproduksi (kespro) merupakan masalah vital dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KEPUTIHAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG BOYOLALI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

PERILAKU SANTRI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL EKSTERNA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

HUBUNGAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN MOTIVASI MENGGUNAKAN KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAGLIK I YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN PADA IBU IBU DI DUSUN MULEKAN II TIRTOSARI KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Sarah Dzakiyyah Isnaini 201510104094 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 1

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN PADA IBU IBU DI DUSUN MULEKAN II TIRTOSARI KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: Sarah Dzakiyyah Isnaini 201510104094 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 2

3

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN PADA IBU IBU DI DUSUN MULEKAN II TIRTOSARI KRETEK BANTUL YOGYAKARTA 1 Sarah Dzakiyyah Isnaini 2, Suesti 3 INTISARI Latar belakang: Keterampilan vulva hygiene merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengkontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri. Keputihan juga merupakan gejala awal kanker servik. Angka kejadian kanker serviks pada Kabupaten Kota sebanyak 341 kasus, di Kabupaten Sleman sebanyak 962 kasus, dan di Kabupaten Bantul sebanyak 1355 kasus Tujuan: Untuk mengetahui hubungan perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu rumah tangga di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul. Metode penelitian: Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan total sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu unvariat dan bivariat dengan chi square Hasil penelitian: Dari penelitian ini diperoleh hasil dari 90 responden perilaku vulva hygiene di dusun Mulekan II Tirtosari yaitu dari 73 responden melakukan perilaku vulva hygiene baik dan mengalami keputihan normal, 7 responden melakukan perilaku vulva hygiene baik dan keputihan tidak normal. Sedangkan 7 responden melakukan perilaku vulva hygiene cukup dan mengalami keputihan normal, 3 responden melakukan perilaku vulva hygiene cukup dan mengalami keputihan tidak normal Simpulan dan Saran: Bahwa dengan Sebagian besar perilaku vulva hygene pada ibu rumah tangga di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul dengan perilaku vulva hygiene dengan baik yaitu 80 (88.9%) dan kejadian keputihan ibu rumah tangga di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul. Skor tertinggi untuk keputihan yaitu kategori normal dengan frekuensi 80 responden (88.9%). Ibu - ibu tetap mempertahankan cara perilaku vulva hygiene yang baik agar tidak mengalami keputihan yang tidak normal Kata kunci : Hubungan Perilaku Vulva Hygiene, Keputihan PENDAHULUAN Masalah kesehatan reproduksi yang terjadi salah satunya yaitu keputihan. Wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan sekitar 75%. Indonesia adalah daerah yang beriklim tropis, sekitar 90% wanita berpotensi mengalami keputihan dan lebih dari 75% perempuan Indonesia mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya. Sekitar 45% diantaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (Sianturi, 2006) (1). 4

Apabila keputihan tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan keputihan patologis. Hal ini akan mengakibatkan permasalahan kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi antara lain kemandulan, kehamilan diluar kandungan, penyumbatan saluran tuba. Keputihan juga merupakan gejala awal kanker leher rahim. Kanker serviks merupakan pembunuh nomor satu bagi wanita (Depkes RI, 2008) (2). Di dunia, setiap tahun terdapat kurang lebih 400.000 kasus baru kanker serviks, sebanyak 80% terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang. Di Asia Pasifik ditemukan sekitar 266.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya dan 143.000 di antaranya meninggal dunia pada usia produktif. Sedangkan di Indonesia, terdapat 40-45 kasus baru kanker serviks setiap hari dan menyebabkan kira-kira 20-25 kematian per hari (Hidayati, 2010) (3). Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun (Febriana, 2012) (4). Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia, jenis kanker tertinggi di rumah sakit seluruh Indonesia pasien rawat inap tahun 2008 adalah kanker payudara (18,4%) dan disusul dengan kanker leher rahim atau serviks (10,3%). Sedangkan menurut data Yayasan Kanker Indonesia (YKI) tahun 2006 berdasarkan patologi di 13 center, kanker serviks menempati urutan pertama dengan angka 16%, yang kemudian disusul dengan kanker payudara (15%). Artinya, perempuan Indonesia lebih berisiko terkena kanker (Raurel, 2012) (5). Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun. Sembilan puluh persen dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks diantaranya adalah hubungan seksual usia dini, berganti-ganti pasangan seksual, vulva hygiene yang tidak baik yaitu salah satu pasangan menggunakan pembersih vagina dalam jangka waktu yang lama (Abidin, 2007) (6). Berdasarkan angka kejadian kanker serviks pada Kabupaten Kota sebanyak 341 kasus, di Kabupaten Sleman sebanyak 962 kasus, dan di Kabupaten Bantul sebanyak 1355 kasus. Maka kejadian kanker serviks tertinggi di provinsi Yogyakarta adalah Kabupaten Bantul (Dinkes Provinsi Yogyakarta, 2014) (7). Keterampilan vulva hygiene merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengkontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri. Pada wanita, perawatan vulva hygiene dilakukan dengan membersihkan area genetalia eksterna pada saat mandi maupun buang air kecil (BAK). Umumnya wanita lebih suka melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain apabila mereka masih mampu secara fisik. Dengan kata lain, semua itu butuh perawatan agar tidak menimbulkan masalah (Mubarak, 2007) (8). Jumlah wanita di dunia pada tahun 2013 sebanyak 6,7 milyar jiwa dan yang pernah mengalami keputihan sekitar 75%, untuk wanita Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 237.641.326 jiwa dan yang mengalami keputihan berjumlah 75% (Anolis, 2011) (9). Dari masalah keputihan yang menimbulkan komplikasi maka pemerintah mengambil kebijakan teknis mengenai kesehatan reproduksi meliputi tercantum dalam bagian ke enam kesehatan reproduksi pasal 71 ayat 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat dua dilaksanakan melalui kegiatan promotif, 5

preventif kuratif, dan rehabilitatif. Pengembangan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kesehatan reproduksi (BKKBN dan Kemenkes RI 2009), pemeriksaan meliputi pewarnaan garam (untuk infeksi jamur), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), IVA dan pap smear (untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2007) (10). Hygiene organ reproduksi yang kurang baik dapat memicu timbulnya bakteri, jamur maupun parasit penyebab keputihan. Sebagai bidan sebagai health educator harus memberikan informasi pencegahan infeksi pada wanita, yaitu jagalah kebersihan daerah kelamin, buang air kencing setelah melakukan hubungan kelamin (tindakan ini membantu mencegah infeksi air kencing), bersihkan diri anda sebaikbaiknya setiap kali buang air besar (ceboklah dari arah muka kemaluan ke belakang anus) (Oxorn, 2010) (11). Salah satu pencegahannya yaitu dengan cara menjaga kebersihan vulva atau yang dinamakan vulva hygiene (Alimul, 2008) (12). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel independent/bebas yaitu perilaku vulva hygiene dan variabel dependent/terikat yaitu keputihan. Populasinya adalah ibu yang tinggal di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 90 orang. Teknik pengambilan sampel berdasarkan total sampling HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan jumlah responden sebanyak 90 ibu-ibu. Adapun kriteria dari responden tersebut adalah : a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dalam penelitian ini karakteristik responden yang digunakan adalah karakteristik responden berdasarkan umur, seperti yang dicantumkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur Ibu-Ibu di Dusun Mulekan II No Umur Frequency Percent 1 21 tahun- 30 tahun 46 51.1 2 31 tahun 40 tahun 30 33.3 3 41 tahun 50 tahun 14 15.6 Total 90 100.0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk umur yaitu umur 21-30 tahun dengan frekuensi 46 responden (51,1%), umur 31-40 tahun 30 responden (33,3%), sedangkan 41-50 tahun dengan frekuensi 14 responden (15,6%). b. Karakteristuk responden berdasarkan pendidikan Dalam penelitian ini karakteristik responden yang digunakan adalah karakteristik responden berdasarkan pendidikan, seperti yang dicantumkan dalam tabel dibawah ini: 6

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pendidikan Ibu Ibu di Dusun Mulekan II No Pendidikan Terakhir Frequency Percent 1 SMA 88 97.8 2 Perguruan Tinggi 2 2.2 Total 90 100.0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk pendidikan terakhir ibu-ibu yaitu SMA dengan frekuensi 88 responden (97,8%), sedangkan pendidikan terakhir di Perguruan Tinggi yaitu 2 responden (2,2%). c. Karakteristik responden sesuai dengan pekerjaan Dalam penelitian ini karakteristik responden yang digunakan adalah karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, seperti yang dicantumkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pekerjaan Ibu-Ibu di Dusun Mulekan II No Pekerjaan Frequency Percent 1 IRT 61 67.8 2 BURUH 12 13.3 3 SWASTA 1 1.1 4 KARYAWAN SWASTA 11 12.2 5 WIRASWASTA 5 5.6 Total 90 100.0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk pekerjaan ibu-ibu yaitu IRT dengan frekuensi 61 responden (67,8%), buruh dengan frekuensi 12 responden (13,3%), karyawan swasta dengan frekuensi 11 responden (12,2%), wiraswasta dengan frekuensi 5 responden (5,6%), dan swasta dengan frekuensi 1 responden (1,1%). 2. Analisis Data a. Analisis Univariat 1) Perilaku Vulva Hygiene Data perilaku vulva hygiene di peroleh dari kuesioner yang berisi 28 pertanyaan dengan jumlah responden 90 ibu ibu. Berikut tabel perilaku vulva hygiene : Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Vulva Hygiene di Dusun Mulekan II Tirtosari No Skor Kategori Frequency Percent 1 20 28 Baik 80 88.9 2 10 19 Cukup 10 11.1 3 1-9 Kurang 0 0 Total 90 100.0 7

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perilaku vulva hygiene di dusun Mulekan II Tirtosari yaitu baik dengan skor tertinggi yaitu 80 (88.9%) sedangkan 10 ibu ibu yang lain memiliki kategori cukup dengan skor 11.1%. Pada 90 responden tidak ada yang memiliki kategori seperti kurang baik, hanya memilih baik dan cukup. 2) Keputihan Data keputihan diperoleh dari kuesioner yang terdiri dari 9 pertanyaan dengan jumlah 90 responden. Berikut tingkat keputihan pada ibu - ibu Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Keputihan di Dusun Mulekan II Tirtosari No Skor Kategori Frequency Percent 1 1-4 Normal 80 88.9 2 5-9 Tidak normal 10 11.1 Total 90 100.0 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk keputihan yaitu kategori normal dengan frekuensi 80 responden (88,9%) sedangkan 10 responden yang lain mengalami keputihan yang tidak normal dengan skor 11.1%. b. Analisi Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dan terikat, serta menguji hipotesis menggunakan uji statistik chi square. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Vulva Hygiene Dengan Keputihan Pada Ibu - Ibu di Dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul Yogyakarta Perilaku_ Vula_ Hygiene Keputihan Total Asymp.Sig Normal Tidak Normal Baik 73 7 80.044 Cukup 7 3 10 Total 80 10 90 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 73 responden melakukan perilaku vulva hygiene baik dan mengalami keputihan normal, 7 responden melakukan perilaku vulva hygiene baik dan keputihan tidak normal. Sedangkan 7 responden melakukan perilaku vulva hygiene cukup dan mengalami keputihan normal, 3 responden melakukan perilaku vulva hygiene cukup dan mengalami keputihan tidak normal. Jika p value < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dan jika p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dari tabel uji Chi Square diatas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas = 0,044 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat diinterprestasikan bahwa ada hubungan perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu - ibu di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul. 8

Nominal by Nominal Contingency Coefficient Tabel 4.7 Symmetric Measures Value Approx. Sig..208.044 N of Valid Cases 90 Hasil uji korelasi yang dilakukan didapatkan hasil korelasi positif antara perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu-ibu, tetapi sifatnya rendah atau lemah karena mempunyai nilai koefisien kontingensi korelasinya <0,5 yaitu 0,208 dengan nilai signifikansi sebesar 0,044. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang rendah atau lemah antara perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu-ibu di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul. PEMBAHASAN 1. Perilaku Vulva Hygiene pada Ibu - Ibu di Dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu ibu melakukan perilaku vulva hygiene di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul dengan perilaku vulva hygiene baik sesuai dengan hasil data pada tabel 4.4 yaitu 80 dan kategori cukup dengan skor 10. Pada 90 responden tidak ada yang memilih kategori seperti kurang baik. Menurut teori Ayu (2010), perilaku vulva hygiene adalah reaksi seseorang terhadap cara menjaga kebersihan organ genetalia wanita. Penelitian ini sesuai dengan teori Ayu (2010), karena dalam definisi operasional mengatakan melakukan cebok setelah BAB/BAK dari depan ke belakang dan mencuci tangan sebelum menyentuh daerah kewanitaan. Hal ini termasuk dalam menjaga kebersihan genetalia. Perilaku vulva hygiene menurut Azwar (2007), dibagi 3 kategori yaitu, perilaku yang baik, cukup, dan kurang. Dalam penelitian ini membagi perilaku vulva hygiene dengan kriteria yaitu baik, cukup, dan kurang. Menurut teori Kusmiran (2011), perilaku vulva hygiene dapat dilihat dari beberapa hal yaitu berdasarkan cara melakukan perawatan organ kewanitaan, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh daerah kewanitaan, menghindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin, pengunaan pembersih kewanitaan yang menggunakan Ph balance 3,5, mengeringkan daerah di sekitar vagina sebelum berpakaian, tidak menaburkan bedak pada vagina dan daerah di sekitarnya, penggunaan celana dalam dari bahan katun, ganti celana dalam sekurang-kurangnya dua sampai tiga kali sehari, penggunaan pantyliner digunakan antara dua sampai tiga jam, tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan kulit, saat cebok setelah BAB atau BAK bilas dari arah depan ke belakang. memotong atau mencukur rambut kemaluan sebelum panjang secara teratur, memakai handuk khusus untuk mengeringkan daerah kemaluan, apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram dulu WC tersebut (di-flishing) terlebih dahulu baru kemudian kita gunakan, tidak garuk organ intim segatal apa pun, air yang digunakan untuk membasuh harus bersih yakni air 9

mengalir yang langsung dari keran, menggunakan pembalut yang berbahan lembut, menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi. Menurut peneliti bahwa perilaku vulva hygiene yang baik akan mempengaruhi kondisi kebersihan organ kewanitaan perempuan dan mencegah timbulnya bakteri, virus atau jamur. Apabila seseorang melakukan perilaku vulva hygiene sesuai dengan cara yang benar maka yang bersangkutan akan tidak mengalami keputihan. Menurut penelitian Puspito (2015) menjelaskan bahwa hasil perilaku vulva hygiene yang baik akan mencegah terjadinya keputihan, sehingga penelitian di dukung oleh penelitian dari Puspito. 2. Keputihan Pada Ibu Ibu di Dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul Berdasarkan data yang didapatkan dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk keputihan yaitu kategori keputihan normal dengan frekuensi 80 responden (88.9%) sedangkan 10 responden yang lain mengalami keputihan yang tidak normal dengan skor 11.1%. Menurut teori Indriatmi (2007), keputihan didefinisikan sebagai cairan dari alat kelamin perempuan (vagina) yang berlebihan selain air kencing atau darah, sifatnya bisa fisiologis dan patologis. Penelitian ini mengkategorikan keputihan normal dan tidak normal sesuai teori. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Ardiana (2013) menyimpulkan dalam perilaku vulva hygiene yang cukup yaitu seperti penggunaan sabun antiseptik setiap hari secara teratur, mengalami keputihan. Penelitian ini sesuai dengan teori Ardiana (2013), bahwa cara perilaku vulva hygiene salah satunya menggunakan sabun antiseptik namun mengalami keputihan. Kemungkinan dengan perilaku vulva hygiene dengan menggunakan antiseptik itu akan membunuh flora normal, maka bakteri akan mudah masuk ke organ genetalia. Menurut teori Elmart (2012), rasa gatal dan panas disebabkan berkembangnya virus, bakteri gardnella, jamur candida, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginais akibat keadaan basa pada vagina. Penelitian ini mengkategorikan keputihan tidak normal yang terjadi karena adanya virus, bakteri dan parasit. Menurut penelitian Aryani (2013), mengatakan bahwa perilaku vulba hygiene yang baik tidak akan berpengaruh terjadinya keputihan yang tidak normal. 3. Keeratan hubungan perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu ibu di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu ibu di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul. Hal ini dapat di buktikan data data yang diperoleh uji Chi Square, menunjukkan bahwa nilai probabilitas = 0,044 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sehingga dinyatakan valid atau ada hubungan. Hasil uji korelasi yang dilakukan didapatkan hasil korelasi positif antara perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu - ibu tetapi sifatnya rendah atau lemah karena mempunyai nilai koefisien kontingensi korelasinya <0,5 yaitu 0,208 dengan nilai signifikansi sebesar 0,044. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang rendah atau lemah antara perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu - ibu. Jika perilaku vulva hygiene baik maka ibu ibu mengalami keputiahn normal dengan cara melakukan vulva hygiene sesuai dengan cara yang benar. 10

Namun jika perilaku vulva hygiene cukup maka ibu ibu mengalami keputihan tidak nomal yang disebabkan karena adanya bakteri, jamur, parasit yang merupakan penyebab perilaku vulva hygiene yang cukup. Menurut teori Sibagariang (2010), kebersihan daerah vagina yang jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi karena kelembaban vagina yang meningkat sehingga bakteri patogen penyebab infeksi mudah menyebar. Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa perilaku vulva hygiene tidak banyak mempengaruhi keputihan pada ibu ibu. Ternyata hasil penelitian tidak semuanya sam dengan teori yang ada. Hal ini kemungkinan disebabkan karena distribusi karena distribusi sampel yang kurang merata jawaban yang mayoritas sama atau karena kurangnya informasi bagi ibu ibu mengenai perilaku vulva hygiene pada ibu ibu. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Sebagian besar perilaku vulva hygene pada ibu - ibu di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul dengan perilaku vulva hygiene dengan baik yaitu 80 (88.9%) dan kejadian keputihan ibu ibu di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul. Skor tertinggi untuk keputihan yaitu kategori normal dengan frekuensi 80 responden (88.9%). Terdapat hubungan perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu ibu di dusun Mulekan II Tirtosari Kretek Bantul dengan uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh hasil Asiym.sig (2-sided) adalah 0,044 < 0,05. 2. Saran Bagi ibu - ibu dihrapkan tetap mempertahankan cara perilaku vulva hygiene yang baik agar tidak mengalami keputihan yang tidak normal. Bagi ibu - ibu yang melakukan perilaku vulva hygiene yang cukup, maka dapat meningkatkan cara perilaku vulva hygiene yang baik supaya tdak terjadi keputihan yang tidak normal. Bagi Universitas Aisyiyah Yogyakarta penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam daftar pustaka sehingga meningkatkan pengetahuan mahasiswa berkaitan dengan hubungan perilaku vulva hygiene dengan keputihan pada ibu ibu. DAFTAR PUSTAKA (1) Sianturi, MRH. 2006. Keputihan Suatu Kenyataan Dibalik Kemelut. Jakarta : UI (2) Depkes RI. 2008. Skrining Kanker Leher Rahim Dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA). Jakarta : Health Technology Assesment Indonesia Departemen Kesehatan RI (3) Hidayati, 2010. Kanker servik ancam kualitas hidup perempuan. http://jurnalmedika.com/edisi tahun 2010/edisi no 03 vol xxxvi 2010/172 kegiatan/213 kanker serviks ancamkualitas hidup perempuan diakses pada tanggal 1 Mei 2016 pukul 20.00 WIB. 11

(4) Febriana, K. 2012. KESEHATAN: Kanker Serviks Perlu Dideteksi Sejak Dini. http://www.solopos.com/2012/lifestyle/kesehatan/kesehatan kankerserviksperlu dideteksi sejak dini 182893 diakses tanggal 1 Mei 2016 pukul 20.10 WIB (5) Raurel, R. 2012. Setap 1 Jam Wanita Meninggal Karena Kanker Serviks. http://adajendeladunia.com//2012//04//setiap-jam-1-wanita-wanita-indonesiameninggal.html (6) Abidin.2007.Kanker Serviks. Artikel. Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Mataram (7) Dinkes Provinsi Yogyakarta.2014. Data Kesehatan Provinsi Yogyakarta. Dinkes : Yogyakarta (8) Mubarak, Wahit I, dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu (9) Anolis, A.C. 2011. 17 Penyakit Wanita Yang Paling Mematikan. Yogyakarta:Buana Pustaka (12) Alimul A, H. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika (10) Manuaba, IGB.2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC (11) Oxorn, H, Et Al. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:Yayasan Esentia Medika 12