Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI

dokumen-dokumen yang mirip
Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PROSES PENYEPUHAN DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: PENERAPAN GREEN PRODUCTIVITY UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DI PABRIK GULA SRAGI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN PADA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GREEN PRODUCTIVITY

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan negara ini. Industri merupakan salah satu pilar pokok dalam

Disusun oleh : Happy Nugraha ( ) Dosen Pembimbing Ir. Hari Supriyanto, MSIE.

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI USAHA WASTE REDUCTION DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY (Studi Kasus : PT ECCO TANNERY INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY PADA RUMAH PEMOTONGAN AYAM XX

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dimanasebelumnya Indonesia dikenal dengan negara agraris, kini Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PENERAPAN GREEN PRODUCTIVITY PADA PABRIK PENGOLAHAN DAN PENDINGINAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

ll. TINJAUAN PUSTAKA cepat. Hal ini dikarenakan tahu merupakan makanan tradisional yang dikonsumsi

KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAHU PADA INDUSTRI KECIL DI DUSUN CURAH REJO DESA CANGKRING KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

Kata Kunci : Indikator Performansi Lingkungan, Green Productivity, Nilai Sekarang Bersih.

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRACT INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. minyak dalam Wilmar Group. PT Multimas memiliki beberapa proses produksi

LAMPIRAN A1 KUISIONER

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kacang kedelai yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. sisa proses yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa proses ini kemudian menjadi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

Analisis Produktivitas dan Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan Green Productivity Pada Industri Pengolahan Kelapa Sawit

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY DI PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALYSIS OF PRODUCTIVITY AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCE OF SKM PRODUCTS BY USING GREEN PRODUCTIVITY METHOD IN PERUSAHAAN ROKOK ADI BUNGSU MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990-an paradigma pembangunan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BATAM, 9 MEI 2014 SUPRAPTONO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Industri gula merupakan salah satu industri pertanian yang menghasilkan air

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMILIHAN LOKASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) KOMUNAL DENGAN METODE FUZZY TOPSIS (STUDI KASUS : SENTRA INDUSTRI TAHU DESA WIROGUNAN)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: JURNAL REKAVASI. Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

JURNAL REKAVASI Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

vial, reaktor unit DBR200, HACH Spectrofotometri DR 4000, gelas ukur, box ice,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

Upaya Peningkatan Produktivitas Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan Green Productivity pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

Transkripsi:

EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI Cyrilla Indri Parwati 1*, Imam Sodikin 2, Virgilius Marrabang 3 1,2, 3 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta,Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Jl. Kalisahak No. 28 Komplek Balapan Yogyakarta 55222 *Email : cindriparwati@yahoo.com Abstrak Kelompok Industri Tahu Ngudi Lestari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pembuatan tahu. Permasalahan yang terjadi, perusahaan belum melakukan pengukuran dan evaluasi produktivitas dan kinerja lingkungannya, belum memperhatikan efisiensi penggunaan air, menimbulkan bau yang menyengat dan polusi pada air. Tujuan yang akan dicapai adalah mengukur tingkat produktivitas dan indeks Enviromental Performance Indicator (EPI) perusahaan, mengetahui permasalahan pada proses produksi yang berpengaruh terhadap produktivitas dan kinerja lingkungan, mencari alternatif solusi perbaikan dengan pendekatan green productivity, mengestimasi konstribusi alternatif solusi perbaikan terhadap peningkatan produktivitas dan kinerja lingkungan. Nilai rata-rata produktivitas perusahaan sebesar 148,07% dan Indeks EPI -27,50. Penelitian ini mengupayakan penanganan limbah cair dengan mengajukan dua alternatif solusi. Alternatif 1 dengan penambahan mesin pengupas kulit kedelai untuk efisiensi penggunaan air dan alternatif 2 dengan cara pengolahan limbah menjadi biogas untuk mengurangi biaya bahan bakar. Hasil analisis dari kedua alternatif tersebut, dipilih alternatif 2 sebagai alternatif solusi, yaitu membuat instalasi pengolahan limbah cair menjadi biogas. Alternatif ini meningkatkan produktivitas perusahaan menjadi 152,32%, juga memberikan kontribusi terhadap perubahan kadar limbah cair variabel Biochemical Oxygen Demand 5 sebesar 89,70%, Chemical Oxygen Demand sebesar 88,28%, TSS sebesar 79,83%, serta meningkatkan nilai ph 61,59% sehingga kinerja lingkungan menjadi lebih baik dengan indeks EPI sebesar - 2,64. Kata Kunci : Green Productivity, Pengolahan Limbah Cair, Produktivitas, Indeks EPI 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat seiring berkembangnya arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus mampu meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis.kelompok Industri Tahu Ngudi Lestari adalah kelompok usaha yang bergerak di bidang industri makanan, beranggotakan 50 unit usaha. Salah satu unit usaha tersebut adalah unit usaha Pak Jarwono. Usaha tersebut memproduksi tahu dengan bahan baku kedelai 70-90 kg/hari. Selain tahu sebagai hasil produksi, terdapat pula hasil sampingan (limbah buangan) berupa limbah padat maupun cair. Limbah padat berupa ampas tahu diolah menjadi pakan ternak, sedangkan limbah cair berupa air limbah dan air tahu (whey) belum diolah. Salah satu permasalahan yang dihadapi tentang produktivitas. Selama ini perusahaan belum melakukan pengukuran dan evaluasi produktivitas, serta belum memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya air, sehingga berdampak pada tingginya biaya energi. Permasalahan lainnya adalah dihasilkannya limbah cair yang jumlahnya cukup banyak. Dampak dari limbah cair tersebut dapat menyebabkan bau menyengat dan polusi pada air. Salah satu pendekatan yang dapat membantu perusahaan agar mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menurunkan dampak lingkungan adalah dengan model Green Productivity (GP). GPadalah strategi peningkatan produktivitas bisnis dan kinerja lingkungan secara bersamaan, untuk keseluruhan pembangunan sosial-ekonomi. Penerapan GP merupakan teknik, teknologi, dan sistem manajemen yang tepat untuk menghasilkan barang dan jasa yang ramah lingkungan (APO, 2003; APO, 2008). Pendekatan ini diharapkan dapat mengevaluasi dan memberikan alternatifalternatif solusi perbaikan untuk peningkatan produktivitas dan kinerja lingkungan di masa 419

mendatang sehingga perusahaan akan mampu meningkatkan produktivitas dan kinerjanya dalam pengelolaan lingkungan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan melalui pendekatan green productivity. Serta bertujuan untuk mengukur tingkat produktivitas dan indeks Enviromental Performance Indicator (EPI) perusahaan, mengetahui permasalahan pada proses produksi yang berpengaruh terhadap produktivitas dan kinerja lingkungan, mencari alternatif solusi perbaikan dengan pendekatan green productivity, serta mengestimasi konstribusi alternatif solusi perbaikan terhadap peningkatan produktivitas dan kinerja lingkungan. Menurut Wignjosoebroto (1995), produktivitas didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) antara output dengan input. Hasil output itu meliputi (penjualan, laba, kepuasan konsumen), sedangkan input meliputi alat yang digunakan, biaya, tenaga, keterampilan dan jumlah hasil individu. Berdasarkan definisi tersebut maka persamaan untuk produktivitas seperti pada persamaan (1) berikut ini: Poduktivitas = Output Input x 100%......... (1) Perhitungan indeks EPI dilakukan dengan mengalikan nilai penyimpangan antara standar baku mutu limbah cair industri tahu dengan hasil analisis perusahaan dengan bobot dari masingmasing kriteria limbah yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner (Singgih, 2012). Rumus indeks EPI, seperti pada persamaan (2) berikut ini: Notasi kadalah jumlah kriteria limbah yang diajukan, Pi adalah nilai penyimpangan hasil analisis zat kimia dalam limbah dengan standar baku mutu dan Wi adalah bobot dari masingmasing kriteria. Green productivity adalah suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas bisnis dan kinerja lingkungan pada saat yang bersamaan dalam pengembangan sosial ekonomi secara keseluruhan. Metode ini mengaplikasikan teknik, teknologi dan sistem manajemen untuk menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan lingkungan atau ramah lingkungan (APO, 2003). 2. METODOLOGI Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengukuran produktivitas, penyebaran dan pengujian kuesioner, mengidentifikasi Environmental Performance Indicator (EPI), mengidentifikasi masalah dan mencari solusi yang terbaik dari beberapa solusi. Pengukuran produktivitas, bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas yang telah dicapai perusahaan selama ini berdasarkan data input dan output produksi pada periode tertentu yang telah didapatkan pada saat studi lapangan/pengamatan awal. Penyebaran dan pengujian kuesioner, untuk menentukan nilai bobot (weight) dari tingkat bahaya setiap zat kimia terhadap parameter keseimbangan lingkungan dan kesehatan manusia.identifikasi Environmental Performance Indicator (EPI), dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada para ahli kimia lingkungan. Kuesioner dibuat untuk mengetahui tingkat bahaya dari masing-masing zat kimia yang terkandung didalam limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi terhadap manusia maupun hewan dan tumbuhan. EPI dihitung dari perkalian bobot (weight) tingkat bahaya suatu zat kimia dengan persentase penyimpangan antara standar baku mutu menurut peraturan Gubernur DIY nomor 7 tahun 2010 dengan hasil analisis limbah oleh laboratorium. Identifikasi masalah dan penyebabnya dengan menggunakan diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasikan permasalahan yang berkaitan dengan adanya limbah yang berlebih dari proses produksi sehingga memiliki potensi untuk direduksi.setelah diketahui masalah dan akar masalah yang terjadi, maka selanjutnya dapat 420

ditentukan tujuan dan target yang ingin dicapai oleh perusahaan yang berkaitan dengan tujuan green productivity yaitu meningkatkan produktivitas perbaikan kinerja lingkungan. Penyusunan alternatif solusi, dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dan bertujuan untuk mereduksi jumlah limbah yang dihasilkan sekaligus meningkatkan produktivitas perusahaan. Pada tahap ini dilakukan brainstorming untuk mengembangkan ide-ide perbaikan. Selain itu, studi literatur dan konsultasi dengan dengan pihak yang lebih ahli dapat membantu memberikan alternatif solusi yang sesuai.pemilihan alternatif solusi dengan pertimbangan dalam pemilihan alternatif ini yaitu analisis finansial tiap alternatif dengan metode deret seragam, estimasi kontribusi tiap alternatif solusi terpilih terhadap produktivitas dan estimasi kontribusi dari solusi terpilih terhadap tingkat EPI. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas diperoleh dengan membandingkan antara output total dengan input total, seperti pada persamaan (1). Tingkat produktivitas total perusahaan untuk periode April 2013 Maret 2014 dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Produktivitas periode April 2013-Maret 2014 Bulan Input (Rp) Output (Rp) Produktivitas (%) April 2013 24.331.900 36.064.000 148.22 Mei 24.341.900 36.064.000 148.16 Juni 24.201.600 35.868.000 148.21 Juli 24.039.600 35.476.000 147.57 Agustus 24.718.300 36.848.000 149.07 September 24.316.900 36.064.000 148.31 Oktober 24.124.700 35.672.000 147.87 November 24.124.200 35.672.000 147.87 Desember 24.125.200 35.672.000 147.86 Januari 2014 24.242.800 35.868.000 147.95 Februari 24.237.800 35.868.000 147.98 Maret 24.138.700 35.672.000 147.78 Berdasarkan tabel produktivitas di atas, menunjukkan indeks produktivitas perusahaan cukup baik dengan nilai rata-rata 148,07%. Hasil pemeriksaan kandungan zat kimia pada sampel limbah cair oleh Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2. Hasil uji kandungan zat kimia limbah cair No Parameter Hasil Baku Mutu 1 BOD5 5328 mg/l 75 mg/l 2 COD 11816 mg/l 200 mg/l 3 TSS 680 mg/l 75 mg/l 4 Ph 4 6 9 Hasil pemerikasaan kandungan zat kimia pada sampel limbah cair pada tabel 2 menunjukkan bahwa limbah cair industri tahu tersebut masih di luar batas maksimum yang diperbolehkan. Penyebaran kuesioner kepada responden yang memahami tentang pengaruh zat kimia dalam limbah. Kuesioner dimaksudkan untuk menentukan bobot (weight) dari tingkat bahaya setiap zat kimia terhadap kesehatan manusia dan keseimbangan lingkungan. Dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap kuesioner tersebut. Setelah bobot (weight) diketahui, indeks EPI dapat dihitung berdasarkan persamaan (2). Maka, hasil perhitungan indeks EPI seperti pada tabel 3 di berikut ini: 421

Tabel 3. Hasil perhitungan indeks EPI Standar baku Bobot Variabel mutu limbah (Wi) cair Hasil Analisis Penyimpangan (Pi) Indeks EPI (Wi*Pi) BOD5 21 75 mg/l 5328 mg/l -70,04% -14,71 COD 19,25 200 mg/l 11816 mg/l -58,08% -11,18 TSS 20 75 mg/l 680 mg/l -8,07% -1,61 ph 21,25 6 9 4 - - Total Indeks EPI -27,50 Dari hasil perhitungan indeks EPI, maka diketahui bahwa kinerja lingkungan perusahaan masih rendah karena indeks EPI bernilai negatif. Masalah paling dominan yang dihasilkan dengan pendekatan 5W + 1H adalah jumlah limbah cair cukup tinggi. Selanjutnya mencari penyebab-penyebab dari masalah tersebut dengan diagram tulang ikan seperti gambar 1 di bawah ini: MANUSIA MESIN Tidak tahu bahaya limbah Pendidian Kurangnya informasi Modal terbatas Belum ada pengolahan limbah Perawatan kurang Penggunaan air tidak efisien Mesin sudah tua Performa menurun Bahan baku kurang bersih Jumlah Limbah Cair Cukup Tinggi METODE MATERIAL Gambar 1. Diagram sebab akibat Selanjutnya dilakukan penentuan penyebab masalah yang paling dominan melalui brainstorming dengan pekerja dan pemilik perusahaan. Dari brainstorming diketahui penyebab masalah yang paling dominan adalah belum ada pengolahan limbah. Adapun alternatif solusi yang diusulkan untuk pencapaian tujuan di atas adalah sebagai berikut: 1. Alternatif 1 Menggunakan mesin pengupas kulit kedelai manual sebanyak 1 unit untuk mempermudah membersihkan kedelai. Dengan menggunakan mesin ini, setelah proses perendaman tidak perlu dilakukan pencucian sebanyak pencucian sebelum menggunakan mesin pengupas kulit kedelai. Kedelai dapat langsung dimasukkan ke mesin giling. Mesin pengupas kedelai tersebut dapat seperti pada gambar 2 di bawah ini. 2. Alternatif 2 Gambar 2. Alternatif 1 (Sumber: www.rekatehnikindo.blogspot.com) 422

Membuat instalasi pengolahan limbah cair tahu dengan sistem anaerobik-biogas. Proses anaerobik akan menghasilkan gas methana (biogas) yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi tahu sehingga mengurangi biaya produksi. Pengolahan limbah cair tahu menjadi biogas dengan sistem ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran lingkungan, karena dengan fermentasi bakteri anaerob (bakteri metan) maka dapat mengurangi kadar parameter limbah cair. Instalasi pengolahan limbah dengan sistem anaerobik dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. Gambar 3. Alternatif 2 (Sumber: Kaswinarni, 2007) Pemilihan alternatif solusi didasarkan pada tiga hal yaitu analisis finansial, estimasi konstribusi terhadap produktivitas, dan estimasi konstribusi terhadap EPI. 1. Analisis finansial dengan metode deret seragam a. Alternatif 1 Nilai tabel (A/P, 9,17%, 5) adalah 0,2582 Penghematan = Rp 1.224.304,62/tahun Pengeluaran = Investasi (A/P, 9,17%, 5) + Biaya Operasional = Rp 2.500.000,00 (0,2582) + Rp 210.000,00 = Rp 645,500,00 + Rp 210.000,00 = Rp 855,500,00/tahun Maka, nilai deret seragam untuk alternatif 1 dapat dihitung : A = Penghematan Pengeluaran = Rp 1.224.304,62 - Rp 855.500,00 = Rp 365.804,62 b. Alternatif 2 Nilai tabel (A/P, 9,17%, 10) adalah 0,15697 Penghematan = Rp 15.372.000,00/tahun Pengeluaran = Investasi (A/P, 9,17%, 10) + Biaya operasional = Rp 40.385.084.12 (0,15697) + Rp 7.285.829,05 = Rp 6.339.241,00 + Rp 7.285.829,05 = Rp 13.625.070,05/tahun Maka, nilai deret seragam untuk alternatif 2 dapat dihitung : A = Penghematan Pengeluaran = Rp 15.372.000,00 - Rp 13.625.070,05 = Rp 1.746.929,95 2. Estimasi konstribusi tiap alternatif terhadap tingkat produktivitas Tingkat produktivitas rata-rata perusahan April 2013-Maret 2014 adalah 148,07 %. Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan dari tiap alternatif diperoleh nilai estimasi konstribusi alternatif 1 terhadap tingkat produktivitas perusahaan menjadi sebesar 148,62% atau meningkat 0,55% dari nilai produktivitas saat ini. Sementara nilai estimasi konstribusi alternatif 2 terhadap tingkat produktivitas perusahaan menjadi sebesar 152,32% atau meningkat 4,25%. 423

3. Estimasi konstribusi tiap alternatif terhadap tingkat EPI a. Alternatif 1 Alternatif 1 jika diimplementasikan, dapat mengurangi jumlah limbah cair dengan estimasi pengurangan volume limbah cair sebesar 750 L/hari atau 26,21%. Sehingga jumlah limbah manjadi 2.881,1 L/hari 750 L/hari = 2.131,1 L/hari. b. Alternatif 2 Altenatif 2 memberikan pengaruh terhadap konsentrasi kandungan zat kimia dalam limbah cair. Maka alternatif 2 dapat memberikan perbaikan atau peningkatan indeks EPI seperti tabel 4 di bawah ini: Variabe l Bobo t (Wi) Tabel 4. Hasil perhitungan estimasi indeks EPI Standar Estimasi Hasil baku mutu Analisis limbah cair 424 Penyimpangan (Pi) Indeks EPI (Wi*Pi) BOD5 21 75 mg/l 548,78 mg/l -6,32% -1,33 COD 19,25 200 mg/l 1384,84 mg/l -5,92% -1,14 TSS 20 75 mg/l 137,16 mg/l -0,83% -0,17 ph 21,25 6 9 6,46 - - Total Indeks EPI -2,64 Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah dibahas sebelumnya, altematif 2 diputuskan lebih layak untuk disusun implementasinya. Pengolahan limbah dengan sistem anaerobik-biogas dapat memberikan konstribusi peningkatan produktivitas dan kinerja lingkungan yang dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Konstribusi solusi terpilih Kriteria Kondisi Awal Perbaikan Konstribusi Produktivitas 148,07% 152,32% 4,25% Indeks EPI -27,50-2,64 24,86 Langkah selanjutnya adalah menyusun rencana untuk mengimplementasikan alternatif pilihan tersebut. Adapun rencana implementasi dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini: Penanganan limbah cair Tabel 8. Rencana implementasi alternatif solusi Tujan Target Tindakan Pelaksana Pengolahan limbah cair Pembuatan pengolahan limbah cair menjadi biogas Pimpinan perusahaan 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan: 1. Tingkat produktivitas perusahaan periode April 2013 sampai Maret 2014, berada pada nilai rata-rata 148,07%. Ini berarti bahwa kinerja perusahaan dapat dikatakan cukup baik. Besarnya nilai Environmental Performance Indicator (EPI) perusahaan adalah -27,50 yang artinya tingkat kinerja lingkungan perusahaan masih di bawah standar atau kandungan zat kimia melebihi standar baku mutu limbah cair yang ditetapkan pemerintah. 2. Solusi yang terpilih untuk perbaikan adalah aternatif 2, yaitu pembuatan instalasi pengolahan limbah dengan sistem anaerob untuk memproses limbah cair menjadi biogas. Analisis finansial dengan metode deret seragam untuk alternatif 2 sebesar Rp 2.021.292,00. 3. Estimasi kontribusi alternatif 2 terhadap tingkat produktivitas menjadi sebesar 152,32% atau meningkat sebesar 4,25%. Alternatif 2 memberikan konstribusi terhadap pengurangan kadar limbah cair variabel BOD5 sebesar 89,70%, COD sebesar 88,28%, TSS sebesar

79,83%, serta meningkatkan nilai ph 61,59%. Dengan pengurangan kadar limbah setelah pengolahan menjadi biogas, limbah tidak lagi menimbulkan bau yang menyengat dan cukup aman dibuang ke perairan. DAFTAR PUSTAKA Asian Productivity Organization, 2003, A Measurement Guide to Green Productivity, APO, Tokyo. Asian Productivity Organization, 2008, Productivity Databook, APO, Tokyo. CV. Rekatehnikindo Yogyakarta, Mesin Pengupas Kulit Kedelai, www.rekatehnikindo.blogspot.com, diakses pada tanggal 19 Mei 2014. Kaswinarni, F., 2007, Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Tahu, Tesis Program Studi Megister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang. Pemerintah Daerah Istimewah Yogyakarta, 2010, Peraturan Gubernur DIY No. 7 Tahun 2010 tentang Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri, Pelayanan Kesehatan dan Jasa Pariwisata, Biro Hukum, Yogyakarta Singgih, M.L., 2012, Green Productivity Konsep dan Aplikasi, ITS PRESS, Surabaya. Wignjosoebroto, S., 1995, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu-Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, PT. Guna Widya, Jakarta. 425