Jarak pendaratan yang tersedia 800 m hingga, 1200 m hingga, tetapi tidak mencapai 2400 m. Kurang dari 800 meter. Lokasi dan Dimensi.

dokumen-dokumen yang mirip
mencapai 1200 m Tabel 8.6-2:Standar marka Runway aiming point

Gambar : Marka taxiway pavement-strength limit

9.23. Lampu Taxiway Centre Line

Gambar 8.6-1: Marka Runway designation, centre line and threshold 8-6

Gambar : Typical apron markings

Gambar 7.2-5: Zona Bebas Obstacle (Obstacle Free Zone)

AIRPORT MARKING AND LIGHTING

9.14. Lampu Runway Turn Pad

6.4. Runway End Safety Area (RESA)

Gambar : Konfigurasi lampu runway edge untuk runway lebar 45 m

Gambar : Diagram Isocandela untuk Lampu Threshold Wing Bar Intensitas Tinggi (Sinar Hijau)

dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Lihat Gambar Gambar : Runway exit sign

Contoh marka dan pencahayaan struktur tinggi 8-65

Aircraft stand number designation. Gambar :

Gambar 9.7-4: Precision approach category I lighting systems 9-37

Gambar : Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 30 m 9-74

Gambar : Diagram Isocandela untuk lampu Runway edge Omnidirectional Sistem penerangan runway intensitas rendah

9.28. Lampu road-holding position

TUGAS Topik Khusus Transportasi BANDAR UDARA

Gambar Gambaran bidang permukaan pendekatan(plan view of approach surface)

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN

3.5. GEDUNG TERMINAL PKP-PK. Material atap Rangka Atap Material Kaca Kabin Ruang Pengawas. v:y

tanpa persetujuan khusus Ditjen Hubud.

Tabel 6.7-7: Jarak pemisah minimum taxiway Garis tengah nonprecision. Code letter. approach runway

Gambar : Bentuk dan proporsi huruf, angka dan simbol yang digunakan pada Movement Area Guidance Sign

Code Letter Minimum Clearance

Pemeliharaan di sekitar Alat Bantu Navigasi

KRITERIA PENEMPATAN CIRCLING GUIDANCE LIGHT

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

Physical Characteristics of Aerodromes

Reference Code Letter. Tabel8.7-3: Pilot Stop Line

Code Letter Minimum Clearance

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

10.5. Contoh Daftar Singkatan NOTAM Aerodrome (Aerodrome Works) Obstacle Penutupan Runway untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

Lokasi, jarak, dan karakteristik lampu apron edge mengacu pada lampu taxiway edge dalam paragraf , dan

Petunjuk dalam pemilihan arus hubungan seri (series line currents) untuk berbagai tahap intensitas

The arrangement of a PAPI system and the resulting display. Gambar 9.9-9:

9.4. Aerodrome Beacon

Standar tekanan ban pesawat. MN/m 3 MN/m 3 MN/m 3 MN/m 3. psi kg/cm 2 mpa A B C D A B C D

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

Marka runway yang ditutup karena unserviceablity. Gambar : marka taxiway atau apron yang ditutup karena unserviceability 8-67

Light beams dan sudut pengaturan elevasi PAPI dan APAPI (Light beams and angle of elevation setting of PAPI and APAPI) Gambar 9.

Ilustrasi category II and III approach lighting system. Diagram Isocandela untuk lampu approach centerline

Perencanaan Sisi Udara Pengembangan Bandara Internasional Juanda Surabaya

Gambar8.16-4: Glider is in opera

Warna Putih (dalam candela) 1 to to to to to

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara

Selain digunakan untuk operasional penerbangan

Strip Taxiway Taxiway harus ditempatkan di sebuah taxiway strip, yang mana sisi dalamnya adalah area graded Lebar Strip Taxiway

Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai angkutan udara perintis. Penyelenggaraan Angkutan Udara Perintis;

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 238 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-21/PJ/2013 TENTANG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara

ICAO (International Civil Aviation Organization)

Gambar Air taxi-route Tidak diperbolehkan mengoperasikan helikopter secara simultan pada helicopter air taxi-route.

BAB V ANALISA KEBUTUHAN RUANG BANDARA PADA TAHUN RENCANA

1) Nilai intensitas telah memperhitungkan penerangan latar belakang yang kuat, termasuk kemungkinan berkurangnya cahaya yang dihasilkan akibat debu da

9.36. Pemberian Lampu pada Daerah yang Ditutup dan Unserviceable

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation

Apabila ground earthing points disediakan, hambatan ke bumi tidak boleh lebih dari 10,000 ohm.

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

Canadair CL 44. ACNrelatif terhadap. Subgrade perkerasan Rigid (Kaku) Subgrade perkerasan Flexible Standar tekanan. Jenis Pesawat Udara.

Kawasan keselamatan operasi penerbangan

d. PAPI harus dipasang di sisi kiri runway, kecuali jika tidak dapat diterapkan Jika lebih dari satu sistem indikator kemiringan visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disurvei 3 m Disurvei Elevasi/altituda/ketinggian (Elevation/altitude/height)

Penempatan marka jalan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Bandar Udara

1.1. Latar Belakang Masalah 1

Apabila ground earthing points disediakan, hambatan ke bumi tidak boleh lebih dari 10,000 ohm.

Runway Guard Light ditempatkan pada persimpangan taxiway dengan precision approach Runway dan Runwaynya

Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penumpang menunggu. Berikut adalah beberapa bagian penting bandar udara.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/114/VI/2002 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/114/VI/2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 60 TAHUN 1993 T E N T A N G MARKA JALAN MENTERI PERHUBUNGAN

Gambar Transitional, inner horizontal dan conical surface OLS (instrument non-precision approach FATO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Manajemen Pesepeda. Latar Belakang 5/16/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

4.8. Penerbitan NOTAM untuk Mengumumkan secara resmi Register Bandar Udara dan Register Bandar Udara yang melayani angkutan Udara Bukan Niaga

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG DAN MANAJEMEN KONSTRUKSI TAXIWAY DI BANDARA ADI SUTJIPTO YOGYAKARTA

Aeronautical study. Aeroplane reference field length

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 47 TAHUN 2002 TENTANG SERTIFIKASI OPERASI BANDAR UDARA MENTERI PERHUBUNGAN,

Runway Koreksi Panjang Runway Windrose Runway Strip RESA LDA, TORA, ASDA, TODA Take Off Distance

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 593 TAHUN 2015 TENTANG

BANDUNG AEROMODELING

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi di bidang transportasi semakin berkembang. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas masyarakat dalam melakukan hubun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sandhyavitri (2005), bandar udara dibagi menjadi dua bagian

Penampang Melintang Jalan Tipikal. dilengkapi Trotoar

Transkripsi:

8.6.7 Marka runway aiming point 8.6.7.1 Marka aiming point harus disediakan pada setiap akhir pendekatan pada runway instrument yang diperkeras dengan code number 2, 3 atau 4. 8.6.7.2 Marka aiming point harus disediakan pada setiap akhir pendekatan: a. runway non-instrument yang diperkeras dengan code number 3 atau 4; b. runway instrument yang diperkeras dengan code number 1; jika ingin memperjelas aiming point. 8.6.7.3 Permulaan marka aiming point harus tidak berdekatan dengan threshold dibandingkan dengan jarak yang tertera dalam Tabel 8.6-2 dibawah ini, kecuali pada runway yang dilengkapi dengan sistem PAPI (Precission Approach Path Indicator), maka permulaan marka sebaiknya bersamaan dengan awal kemiringan approach visual. 8.6.7.4 Marka aiming point harus terdiri dari dua strip yang dicat putih. Dimensi dan jarak lateralnya harus sesuai dengan yang tertera dalam Tabel 8.6-2 dibawah. Jika marka touchdown zone disediakan, maka jarak lateral antara aiming point dan marka touchdown zone harus sama. Lokasi dan Dimensi Kurang dari 800 meter Jarak pendaratan yang tersedia 800 m hingga, tetapi tidak mencapai 1200 m 1200 m hingga, tetapi tidak mencapai 2400 m 2400 m atau lebih Jarak dari threshold ke awal marka 150 m 250 m 300 m 400 m Panjang garis a 30 45 m 30 45 m 45 60 m 45 60 m Lebar garis 4 m 6 m 6 10 m b 6 10 m b Jarak lateral antara sisi dalam garis-garis 6 m c 9 m c 18 22.5 m 18 22.5 m a Digunakan dimensi jarak yang lebih besar jika ingin membuatnya lebih jelas. b jarak lateral dapat beragam dalam tiga batasan untuk meminimalkan kontaminasi penumpukan/deposit karet c Angka ini disimpulkan dalam berkaitan dengan rentang roda utama luar Tabel 8.6-2:Standar marka runway aiming point 8.6.8 Marka touchdown zone 8.6.8.1 Marka touchdown zone harus disediakan dalam daerah persentuhan dari precision approach runway yang diperkeras untuk code number 2, 3 atau 4. 8-17

8.6.8.2 Marka runway touchdown zone terdiri dari pasangan marka segi empat berwarna putih yang berukuran sama disekitar runway centre line dengan beberapa pasang yang berhubungan dengan jarak pendaratan yang tersedia atau jika diterapkan, jarak antara threshold sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 8.6-3. Jarak Pendaratan yang tersedia Atau Jarak Antara Threshold Pasangan Marka Kurang dari 900 m 1 900 m hingga, tetapi tidak 2 termasuk 1200 m 1200 m hingga, tetapi tidak 3 termasuk 1500 m 1500 m hingga, tetapi tidak 4 termasuk 2400 m 2400 m atau lebih 6 Tabel 8.6-3: Jarak Marka zona touchdown 8.6.8.3 Marka touchdown zone harus sesuai dengan pola yang terdapat dalam Gambar 8.6-13. Untuk Marka pola A, panjang dan lebar dari marka persegi panjang tunggal tidak boleh kurang dari 22,5 m dan 3 m. Jarak lateral antara sisi dalam persegi panjang harus sama dengan marka aiming point yang tersedia. Jika marka aiming point tidak tersedia, maka jarak lateral antara sisi dalam persegi panjang harus sesuai dengan jarak lateral yang ditentukan untuk marka aiming point dalam Tabel 8.6-2. Pasangan marka harus disediakan pada jarak memanjang 150 meter yang bermula dari threshold kecuali jika pasangan-pasangan tersebut berhimpitan dengan atau berada dalam jarak 50 meter dari marka aiming point, harus dihilangkan. 8.6.8.4 Pada non-precision approach atau non instrument runway dengan nomor kode 3 dan 4 dapat disediakan marka touchdown zone. 8-18

Gambar 8.6-13: Marka zona touchdown dan aiming point (untuk runway dengan panjang 2400 m atau lebih) 8.6.9 Marka runway side stripe 8.6.9.1 Marka runway side stripe harus disediakan diantara threshold permukaan runway yang diperkeras untuk memperjelas antara tepi runway dengan bahu atau daerah sekitarnya. 8.6.9.2 Marka runway side stripe harus disediakan pada precision approach runway terlepas dari kontras antara tepi-tepi runway dengan bahu atau daerah sekitarnya. 8-19

8.6.9.3 Marka runway side stripe sebaiknya terdiri dari dua stripe, satu diletakkan disepanjang masing-masing tepi runway dengan tepi luar masing-masing stripe kira-kira berada pada sisi runway, kecuali jika lebar runway lebih dari 60 m maka stripes sebaiknya berada 30 m dari runway centre line. 8.6.9.4 Jika tersedia turn pad runway, maka marka runway side stripe harus diteruskan diantara runway dan turn pad runway. 8.6.9.5 Marka runway side stripe harus diteruskan pada perpotongan antara runway dengan taxiway. 8.6.9.6 Marka runway side stripe mempunyai lebar keseluruhan sekurang-kurangnya 0,9 m pada runway dengan lebar 30 m atau lebih dan setidaknya 0,45 m pada lebar runway yang lebih kecil. 8.6.10 Marka runway end Marka runway end harus disediakan pada runway yang dilapisi (sealed), beton dan aspal, berupa garis putih dengan lebar 1,8 m, yang memanjang dari lebar keseluruhan runway. Jika threshold berada pada ujung runway, maka marka runway end dapat berhimpitan pada bagian Marka threshold yang berhubungan. Gambar 8.6-14: Marka runway end 8.6.11 Marka pre threshold 8.6.11.1 Marka pre threshold berbentuk chevron digunakan pada stopway dan area safety untuk sistem arresting. Marka ini tidak sesuai untuk penggunaan normal pesawat udara. Lihat Gambar 8.6-15. 8.6.11.2 Marka pre threshold berbentuk chevron harus terdiri dari garis berwarna kuning dengan spasi 30 m, dengan lebar garis 0,9 m dan memiliki sudut 45 derajat dengan runway centre line. Marka harus berakhir pada marka runway end. 8-20

Gambar8.6-15: Marka pre threshold berbentuk chevron 8.6.12 Marka taxiway centre line 8.6.12.1 Marka taxiway centre line harus disediakan pada semua permukaan taxiway yang diperkeras dengan code number 3 atau 4 sebagai petunjuk antara runway centre line dan aircraft stand, dalam bentuk garis kuning yang menyambung dan lebar 0,15 m. 8.6.12.2 Marka taxiway centerline dapat disediakan pada runway yang diperkeras dengan code number 1 atau 2 sebagai petunjuk antara runway centre line dan aircraft stand. 8.6.12.3 Pada bagian lurus, guideline harus berada di tengah taxiway. Pada taxiway yang membelok, guideline harus berada palalel pada tepi luar jalur perkerasan dan dalam jarak setengah lebar taxiway dari guideline tersebut. Efek dari pelebaran potongan apapun di tepi dalam bagian yang membelok diabaikan. Jika marka taxiway centre 8-21

line terpotong oleh marka lain seperti marka taxiholding position, maka diberi jarak dengan lebar 0,9 m harus disediakan di antara marka taxiway centre line dengan marka lain (Gambar 8.6-17) Gambar8.6-16: Marka taxi guideline bertemu dengan marka runway centre line 8.6.12.4 Marka taxiway centre line pada runway tidak boleh menyatu dengan runway centre line tetapi berada paralel dengan runway centre line untuk jarak (D), dan tidak kurang dari 60 m dari titik tangensi jika kode nomor runway adalah 3 atau 4 dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Marka taxi guideline harus offset dari marka runway centre line di sisi taxiway dan 0,9 m dari marka runway centre line pada masing-masing marka. Catatan: Marka dengan pemisahan yang tidak sesuai tidak perlu disesuaikan hingga pembuatan ulang markapada perkerasan berikutnya. 8.6.12.5 Jika diperlukan untuk menunjukkan posisi runway-holding sudah dekat, marka enhance taxiway centre line perlu disediakan. Catatan : Ketentuan marka enhance taxiway centre line dapat menjadi bagian dari pencegahan runway incursion. 8.6.12.6 Marka taxiway center line harus disediakan pada runway yang diperkeras jika runway adalah bagian dari standar rute taxi. 8.6.12.7 Jika tersedia : a. Untuk peningkatan, marka enhance taxiway centerline harus diperpanjang mulai dari marka runway holding position Pola A (sebagaimana yang didefinisikan dalam Gambar 8.6-18, marka taxiway) dengan jarak sampai dengan 47m dengan arah menjauhi runway. Lihat Gambar 8.6-18 (a) 8-22

b. Jika marka enhance taxiway centreline memotong marka runway holding position yang lain, seperti untuk runway dengan precision approach Cat II or III, yang terletak di dalam 47m dari marka runway holding position pertama, marka taxiway centreline harus diberi jarak 0.9m sebelum dan sesudah marka runway holding position yang terpotong. Marka taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka runway holding position sedikitnya 3 garis putus-putus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat Gambar8.6-18 (b). c. Jika marka enhance taxiway centerline terus menerus melalui taxiway atau perpotongan taxiway yang terletak dalam jarak 47m dari marka runway-holding position, marka taxiway centerline harus diberi jarak 1.5m sebelum dan setelah marka taxiway centerline yang dipotong. marka enhance taxiway centerline harus diteruskan setelah dipotong oleh marka taxiway centerline yang lain sedikitnya 3 garis putusputus atau total 47 m dari awal sampai akhir mana yang lebih besar. Lihat Gambar8.6-18 (c). d. Jika dua enhance taxiway centre line bertemu pada atau sebelum marka runway holding position, garis putus-putus bagian dalam panjangnya tidak boleh kurang dari 3m. Lihat Gambar8.6-18 (d). e. Jika terdapat dua marka runway holding position yang berlawanan dan jarak antar keduanya kurang dari 94m, marka enhance taxiway centerline harus terus diperpanjang diantara kedua marka runway holding position. Marka enhance taxiway centre line tidak boleh diteruskan setelah kedua marka runway holding postion. Lihat Gambar8.6-18 (e) 8-23

Gambar8.6-17: Marka taxiway centre line pada taxiway intersection 8.6.13 Marka runway holding position 8.6.13.1 Marka runway holding position harus ditampilkan sepanjang runway-holding position. 8.6.13.2 Marka runway holding position harus disediakan pada taxiway yang diperkeras dimanapun, ketika akan memasuki area runway. 8.6.13.3 Runway holding position harus diberi marka dengan Pola A atau Pola B marka runway holding position, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.6-18. 8-24

Gambar8.6-18: Marka Runway Holding Position Pola A dan Pola B (Pattern A and Pattern B runway-holding position markings) 8.6.13.4 Marka Pola A harus digunakan pada perpotongan taxiway dan non instrument runway, non-precision atau precision approach Category I runway, dan precision approach Category II or III runway jika hanya 1 posisi runway holding yang ditandai. Pola A juga harus digunakan untuk menandai runway/ runway intersection, jika satu dari runway digunakan sebagai bagian dari rute standard taxi. 8.6.13.5 Marka Pola B harus digunakan jika dua atau tiga posisi runway holding disediakan pada perpotongan taxiway dengan runway precision approach. Marka yang terdekat dengan runway harus merupakan marka Pola A. Marka-marka yang lebih jauh dari runway harus merupakan Pola B. Lihat Gambar 8.6-20 untuk penggunaan Pola A dan Pola B. Catatan: Jika marka runway-holding position pola B terletak pada area dimana jarak marka tersebut dapat melebihi 60 m, istilah CAT II atau CAT III harus ditandai pada permukaannya di ujung marka posisi runway holding dan pada interval yang sama sebesar maksimum 45 m antara tanda-tanda yang berurutan. Ketinggian hurufnya tidak boleh kurang dari 1,8 m dan harus diposisikan tidak lebih dari 0,9 m dari marka holding position. 8.6.13.6 Jika diperlukan untuk meningkatkan ketegasan dari marka runway-holding position Pola A dan Pola B, maka Ditjen Hubud dapat mewajibkan pemberian warna hitam di pinggir marka runwayholding position pada daerah yang diperkeras dan berwarna cerah sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 8.6-19. 8-25

Gambar8.6-19: Pinggiran marka runway-holding position diberi warna hitam Gambar8.6-20: Marka taxiway (diperlihatkan dengan runway dasar) 8-26

8.6.14 Marka intermediate holding position 8.6.14.1 Marka intermediate holding position dapat ditampilkan di sepanjang intermediate holding position. 8.6.14.2 Jika marka intermediate holding position disediakan pada perpotongan taxiway yang diperkeras, harus diletakkan melintasi taxiway dengan jarak dari dekat tepi perpotongan taxiway mencukupi untuk memastikan safe clearance antara pesawat udara yang sedang taxi. 8.6.14.3 Marka intermediate holding position harus terdiri dari satu garis putus tunggal berwarna kuning, lebar 0,15 m, memanjang melewati lebar keseluruhan taxiway dengan sudut tegak lurus terhadap taxi guideline. Masing-masing garis dan spasi harus memiliki panjang 1,0 m, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.6-21. Gambar 8.6-21: Marka intermediate holding position 8.6.15 Marka taxiway edge Marka taxiway edge harus disediakan pada taxiway yang diperkeras (paved) dimana tepi dari keseluruhan jalur yang diperkeras (paved) tidak terlihat jelas. Marka harus terdiri dari dua garis berwarna kuning yang berkelanjutan dengan lebar 0,15m, spasi 0,15m satu sama lain dan ditempatkan di tepi taxiway, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.6-22. Gambar8.6-22: Marka taxiway edge Catatan: Walaupun bukan merupakan keharusan, penambahan garis-garis melintang atau herringbone pada permukaan sub strength dapat membantu dalam menghindari kemungkinan terjadinya kebingungan di sisi marka tepi yang mana marka perkerasan sub strength ditempatkan. Penambahan marka ini merupakan bentuk pemenuhan standar yang dapat diterima. 8-27

8.6.16 Marka holding bay Marka holding bay harus disediakan pada seluruh holding bay yang diperkeras. Marka holding bay harus meliputi marka taxiway centre line dan marka intermediate holding position sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.6-23. Markamarka harus ditempatkan sehingga pesawat udara yang menggunakan holding bay dapat terlihat dengan jelas oleh pesawat udara pada taxiway yang saling berhubungan. Gambar 8.6-23: Marka holding bay 8.6.17 Marka taxiway pavement strength limit 8.6.17.1 Marka ini digunakan pada jalan masuk taxiway dengan jalur perkerasan berkekuatan rendah dimana penyelenggara bandar udara memutuskan untuk menentukan batasan berat, misalnya, maks 5.700 kg. 8.6.17.2 Jika disediakan marka taxiway pavement strength limit, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 8.6-24, maka huruf dan angka harus dicat kuning, dengan tinggi 2,0 m, lebar 0,75 m dengan lebar garis 0,15 m dan spasi 0,5 m. Marka tersebut harus mudah dibaca dari pesawat udara yang berada di perkerasan penuh (full strength pavement). 8-28