Assalamu alaikum wr. wb.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PAMEKASAN TENTANG HUKUMAN AKIBAT CAROK MASAL (CONCURSUS) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV PENUTUP. 1. Hak-hak suami dalam memperlakukan istri yang nusyuz adalah 1)

BAB IV ANALISIS. A. Batasan Usia dan Hukuman Penjara Bagi Anak Menurut Ulama NU. Khairuddin Tahmid., Moh Bahruddin, Yusuf Baihaqi, Ihya Ulumuddin,

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB II KONSEP PENAMBAHAN HUKUMAN MENURUT FIQH JINAYAH. Hukuman dalam bahasa Arab disebut uqūbāh.

FAKTA- FAKTA TENTANG QISAS, HUDUD, TAKZIR & DIYAT

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MATA PELAJARAN : FIQIH. Kelas : XI (Sebelas), Semster : Ganjil Tahun Pelajaran : 2012/2013

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PIDANA ISLAM. Hukum pidana Islam merupakan terjemahan dari kata fiqh jinayah.

WELCOME MATA PELAJARAN : MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH FIQIH. Kelas : XI (Sebelas), Semster : Ganjil Tahun Pelajaran : 2012/2013

BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF

DAFTAR NAMA KELAS UJI COBA

PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

BAB III DELIK PEMBUNUHAN TIDAK DISENGAJA OLEH ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM ISLAM

BAB II KONSEP TINDAK PIDANA ISLAM

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

BAB II PIDANA BERSYARAT DALAM HUKUM PIDANA ISLAM

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka Penulis berkesimpulan sebagai berikut: Seksual Terhadap Anak dalam Hukum Pidana Indonesia

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGEDARAN SEDIAAN FARMASI TANPA IZIN EDAR

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PN DEMAK No. 62/Pid.Sus/2014/PN Dmk DALAM KASUS TABRAKAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

BAB IV ANALISA FIQIH JINAYAH TENTANG PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DAN SANKSI HUKUMANNYA TERHADAP KETENTUAN PASAL 90 JO 354 AYAT I KUHP

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penambahan 1/3 Hukuman dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2007

BAB IV STUDI KOMPARATIF HUKUM PIDANA INDONESIA DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP MALPRAKTEK MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan perundang-undangan.

BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362

BAB II TINJAUAN FIQIH JINAYAH TERHADAP PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN

HUKUM PIDANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PERBANDINGANNYA DENGAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN


BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum ada tiga unsur seseorang dianggap telah melakukan

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS MENURUT PASAL 49 KUHP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB II PENGATURAN TENTANG ZINA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002

BAB IV. atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan,

BAB III SANKSI BAGI PELAKU PERZINAAN DALAM PASAL 284 KUHP PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO. 469 / PID.B / 2010 / PN. SMG. TENTANG PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

BAB IV ANALISA TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA NOMOR: 220-K/PM.III-12/AD/XI/2010 TENTANG TINDAK

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang


BAB II KETENTUAN TENTANG JARIMAH DAN MALPRAKTEK MEDIS. Jarimah (tindak pidana) berasal dari kata ( م ) yang berarti

BAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks syari at Islam, hukuman adalah sesuatu yang mengikuti

POKOK SYARI AH. حفظه هللا Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtaras-Sidawi. Publication: 1435 H_2014 M. 5 Tujuan Pokok Syari ah

BAB II MENURUT FIKIH JINAYAH

HUKUM PIDANA ISLAM NENG DJUBAEDAH,S.H.,M.H. JUM AT 6 FEBRUARI 2009/ 10 SHAFAR 1430 H.

ASAS-ASAS DAN UPAYA MENCEGAH KEMUNGKARAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL

Fatwa-Fatwa Ramadhan untuk Wanita. 1. Pertanyaan: Apakah hukumnya menunda qadha puasa hingga setelah Ramadhan tahun depan?

BAB II TINDAK PIDANA ZINA. cabul secara bahasa pencabulan berarti perbuatan yang keluar dari jalan yang

BAB V PENUTUP. mengambil kesimpulan bahwa:

BAB IV. A. Analisis Hukum Pidana Islam tentang Kejahatan Korporasi Sebagaimana Diatur

BAB IV ANALISIS ASPEK PIDANA DALAM PASAL 2 UU NO. 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEDOFILIA

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

BAB V PENUTUP. dapat dijerat dengan pasal-pasal : (1) Pasal 285 Kitab Undang-undang Hukum

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF SANKSI TINDAK PIDANA PENCURIAN RINGAN DALAM FIFIH JINAYAH DENGAN PASAL 364 KUHP DAN PERMA NOMOR 2 TAHUN 2012

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

BAB I PENDAHULUAN. Allah pada nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir. 1

Hari Kiamat, Hari Pembalasan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam itu menyangkut seluruh aspek kepentingan manusia. Aspekaspek

BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan Undang-Undang

Transkripsi:

Assalamu alaikum wr. wb.

Hukum Jinayat (Tindak Pidana dalam Islam) A. Pengertian Jinayat Jinayat yaitu suatu hukum terhadap bentuk perbuatan kejahatan yang berkaitan pembunuhan, perzinaan, menuduh zina, pencurian, minum khamr, dan perbuatan-perbuatan kejahatan lainnya.

B. Macam-macam Tindak Pidana Tindak pidana yang dilarang oleh syariat Islam dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu tindak pidana yang bersangsikan hukum qishash, tindak pidana yang bersangsikan hukum had, dan tindak pidana yang bersangsikan ta'zir yaitu tindak pidana yang hukumannya belum ditentukan oleh syariat, atau kepastian hukumannya belum ada.

1. Tindak Pidana yang Bersangsikan Qishash Qishash adalah hukuman yang diberikan kepada pelaku tindak pidana yang jenis hukumannya sama dengan jenis perbuatan yang dilakukannya, seperti hukuman bagi pembunuh, dibunuh pula, dan melukai pun dilukai pula. Secara garis besar, qishash terdapat dua jenis, yaitu qishash terhadap jiwa dan qishash selain jiwa.

Qishash terhadap jiwa adalah qishash yang berkaitan dengan tindak pidana pembunuhan. Namun demikian, tidak semua tindak pidana pembunuhan membawa konsekwensi qishash, karena pembunuhan terbagi 3 jenis, yakni : Pembunuhan dengan disengaja, yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang mukallaf terhadap seseorang yang darahnya dilindungi dengan memakai alat yang pada ghalib-nya dapat membuat orang mati.

Orang yang membunuh orang lain secara sengaja hukumannya adalah dibunuh pula (hukuman mati). Tetapi apabila pelaku memperoleh pengampunan dari ahli waris (keluarga) korban, maka hukumannya dapat digantikan dengan ganti rugi senilai 100 ekor unta. Lihat (QS.2:178).

Pembunuhan menyerupai kesengajaan, yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seorang mukallaf terhadap seseorang yang darahnya dilindungi, tetapi memakai sarana yang pada ghalib-nya tidak mematikan. Seperti memukul memakai tongkat kecil, melempar dengan kerikil dan sebagainya. Dinamai pembunuhan menyerupai kesengajaan karena pelakunya tidak berniat untuk membunuh. Seperti memukul memakai tongkat kecil, maksudnya cuma memukul, tapi orang yang dipukul mati. Hukuman bagi pelaku tindak pidana ini bukanlah hukuman mati melainkan berupa diyat atau ganti rugi kepada keluarga korban

Pembunuhan tidak disengaja (kesalahan), yaitu tindakan seorang mukallaf yang untuk melakukan sesuatu yang dibolehkan melakukannya seperti menembak binatang buruan, namun tiba-tiba mengenai manusia, sampai mati. Pembunuhan tidak disengaja tidak dikenai qishash, tetapi pelakunya diwajibkan membayar diyat (ganti rugi) dengan cara memerdekakan hamba sahaya dan memberi 100 ekor unta kepada keluarga atau ahli waris korban. Lihat (QS.4:92). Qishash selain jiwa yaitu qishash yang berkaitan dengan pelukaan terhadap sebagian anggota tubuh. Hukuman bagi orang yang melakukan pelukaan tersebut yaitu dengan cara dilukai kembali. Lihat (QS. 5:45).

Tindak Pidana yang Bersangsikan had Tindak pidana yang bersangsikan had terdiri atas: (1) Berzina, (2) menuduh zina, (3) mencuri, dan (4) minum khamr. Di dalam Al-Qur an dan As-sunnah telah ditetapkan hukumannya bagi orang-orang yang berzina, menuduh berzina, mencuri, dan minum khamr tersebut, sebagai berikut:

Hukuman Bagi Pelaku Zina Bagi orang yang melakukan zina hukumannya ada dua macam ; bagi pelaku zina yang belum pernah menikah (zina ghoir muhson) hukumannya dicambuk dengan seratus kali cambuk. Lihat (QS.24:2); sedangkan bagi pelaku zina yang pernah bercampur dengan cara yang sah (pernah menikah), atau zina muhson, maka hukumannya dirajam (dicambuk) sampai mati. Hal ini didasarkan kepada Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi).

Hukuman Bagi Orang Yang Menuduh Zina Bagi orang yang menuduh zina kepada orang lain, apabila tuduhannya itu tidak bisa dibuktikan, maka penuduhnya dapat dikenai hukuman berupa delapan puluh kali pukulan (cambuk). Lihat (QS.24:4).

Hukuman Bagi Orang Yang Mencuri Bagi orang yang mencuri, dan mencurinya melebihi batas nisab, maka dikenakan hukuman potong tangan, sesuai dengan firman Allah: Pencuri laki-laki dan pencuri wanita, maka potonglah masing-masing tangannya (QS.5:38).

Hukuman Bagi Peminum Khamr Bagi peminum khamr atau yang semacamnya pada zaman Rasulullah dikenakan hukuman berupa pukulan (cambuk) empat puluh kali, dan di zaman khalifah Umar, karena semakin banyaknya orang yang melakukan minum khamr, maka pelakunya dicambuk delapan puluh kali.

Ta zir Ta zir merupakan hukuman yang bersifat edukatif yang ditentukan oleh hakim atas perbuatan dosa yang hukumannya belum ditentukan oleh syari at atau kepastian hukumnya belum ada seperti mencuri di bawah satu nishab, melakukan teror, dan lain-lainnya di luar yang telah ditetapkan di atas.

Hikmah Disyari atkannya Hukuman Had dan Qishash Tujuan disyari atkannya hukuman had dan qishash dalam Islam adalah untuk menjamin terpeliharanya agama, jiwa, akal, harga diri dan harta benda umat manusia. Pelaksanaan had dan qishash akan memberikan dampak kemaslahatan pada kehidupan manusia, sebab dengan diberlakukannya hukuman had dan qishash, kejahatan akan banyak berkurang sekalipun tidak akan hilang sama sekali, mengingat sanksi yang diberikan sangat berat sehingga orang akan berpikir berulang kali untuk melakukan kejahatan. Hal ini merupakan upaya preventif (pencegahan) agar kejahatan bisa dihindari.

Sebaliknya kalau kejahatan terlanjur dilakukan, maka pelakunya akan mendapat hukuman had atau qishash. Hukuman tersebut akan membuat terpidana tidak lagi mengulangi kejahatannya sebab terpidana qishash mati, dia akan mati. Sementara terpidana selain qishash mati akan jera, mengingat hukuman yang akan dia derita bukan saja rasa sakit secara fisik tetapi juga rasa malu yang berkepanjangan. Berbeda dengan hukum pidana selain had dan qishash, yang cenderung memberikan sangsi ringan, ternyata tidak cukup membuat jera terpidana. Banyak nara pidana yang sudah menjalani hukuman bukannya insaf, malah sekeluarnya dari penjara menjadi penjahat kambuhan.