ASAS-ASAS DAN UPAYA MENCEGAH KEMUNGKARAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL
|
|
- Hadian Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASAS-ASAS DAN UPAYA MENCEGAH KEMUNGKARAN DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA NASIONAL PRINCIPLES AND EFFORT FORBIDDING CRIMINAL IN ISLAM CRIMINAL LAW RENEWAL OF CRIMINAL LAW IN NATIONAL PERSPECTIVE Oleh : Heni Hendrawati, SH.MH Abstrak Hukum Pidana Islam sama pendiriannya dengan hukum pidana positif dalam menetapkan tindak pidana (jarimah) dan hukumannya, yaitu dari segi tujuannya. Baik Hukum Pidana Islam dan hukum pidana positif keduanya sama-sama bertujuan memelihara kepentingan dan ketentraman masyarakat serta menjamin kelangsungan hidupnya. Meski demikian terdapat perbedaan yang jauh antara keduanya. Hukum Pidana Islam memperhatikan pembentukan akhlak dan budi pekerti yang luhur, karena akhlak yang luhur merupakan sendi atau tiang untuk menegakkan masyarakat. Sehingga semua perbuatan yang bertentangan dengan akhlak selalu dicela dan diancam dengan hukuman. Sebaliknya, hukum pidana positif ada beberapa perbuatan yang bertentangan dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur tidak dianggap sebagai tindak pidana, kecuali apabila perbuatan tersebut membawa kerugian langsung bagi perseorangan atau ketentraman masyarakat. Asas-asas hukum pidana Islam yang belum diterapkan dalam hukum pidana positif dapat dikontribusikan dalam pembaharuan hukum pidana nasional terutama terhadap perlindungan HAM, yaitu : Asas dilarang memindahkan kesalahan pada orang lain, asas pemberian maaf, asas musyawarah, asas taubat. Kata Kunci : Asas Pidana Islam
2 1. PENDAHULUAN Hukum Pidana Islam merupakan salah satu bagian Syari at Islam yang materinya kurang begitu dikenal oleh masyarakat. Bahkan di kalangan cendekiawan muslim sendiri masih ada yang beranggapan bahwa hukum-hukum pidana yang tercantum dalam Al Qur an dan pernah dilaksanakan pada masa Rasulullah SAW itu sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan pada zaman modern ini. Anggapan ini sebenarnya dipengaruhi oleh pemikiran para Orientalis Barat, yang pada umumnya mengatakan bahwa hukum Pidana Islam itu kejam, biadab, tidak manusiawi bahkan melanggar HAM. Hukum Pidana Islam merupakan hukum yang bersumber dari Agama, sehingga di dalamnya terkandung dua aspek, yaitu aspek moral dan aspek yuridis. Aspek moral dapat dilaksanakan oleh setiap individu karena berkaitan dengan pelaksanaan perintah dan larangan. Aspek Yuridis dilaksanakan oleh pemerintah karena menyangkut sanksi hukum. Suatu perbuatan dianggap sebagai tindak pidana (jarimah) karena perbuatan tersebut merugikan tata aturan masyarakat, kepercayaan dan agama, harta benda, nama baik, serta pada umumnya merugikan kepentingan umum dan ketentraman masyarakat. Disyari atkannya hukuman untuk perbuatan yang dilarang tersebut, adalah untuk mencegah manusia agar tidak melakukannya, karena perintah atau larangan (kewajiban) tidak akan berjalan baik, apabila tidak disertai dengan sanksi terhadap pelanggarnya. Hukum Pidana Islam sama pendiriannya dengan hukum pidana positif dalam menetapkan tindak pidana (jarimah) dan hukumannya, yaitu dari segi tujuannya. Baik Hukum Pidana Islam dan hukum pidana positif keduanya sama-sama bertujuan memelihara kepentingan dan ketentraman masyarakat serta menjamin kelangsungan
3 hidupnya. Meski demikian terdapat perbedaan yang jauh antara keduanya. Hukum Pidana Islam memperhatikan pembentukan akhlak dan budi pekerti yang luhur, karena akhlak yang luhur merupakan sendi atau tiang untuk menegakkan masyarakat. Sehingga semua perbuatan yang bertentangan dengan akhlak selalu dicela dan diancam dengan hukuman. Sebaliknya, hukum pidana positif ada beberapa perbuatan yang bertentangan dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur tidak dianggap sebagai tindak pidana, kecuali apabila perbuatan tersebut membawa kerugian langsung bagi perseorangan atau ketentraman masyarakat. Sebagai contoh adalah perbuatan Zina. Menurut Hukum Pidana Islam, zina adalah perbuatan yang bertentangan dengan akhlak dan mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat, sehingga hukum Islam memandangnya sebagai jarimah dan mengancamnya dengan hukuman, dalam keadaan dan bentuk bagaimanapun juga, baik dilakukan dengan suka sama suka, oleh perjaka dan gadis maupun oleh orang yang sudah dalam ikatan perkawinan. Akan tetapi hukum pidana positif tidak menganggap hubungan kelamin di luar perkawinan sebagai tindak pidana, kecuali apabila terjadi perkosaan terhadap salah satu pihak atau pelakunya adalah orang yang masih dalam ikatan perkawinan dengan orang lain (pasal 284 KUHP). Contoh lain yang mencerminkan perbedaan bahwa Hukum Pidana Islam mengutamakan segi akhlak adalah meminum minuman keras. Menurut Hukum Pidana Islam, meminum minuman keras bertentangan dengan akhlak sehingga pelaku diancam pidana, baik ia mabuk atau tidak, mengganggu orang lain ataupun tidak. Akan tetapi hukum Pidana Positif tidak menganggap perbuatan tersebut sebagai tindak pidana, kecuali apabila hal tersebut mengganggu ketertiban umum. Dalam pasal 536 KUHP
4 disebutkan : Barang siapa yang ternyata mabuk di jalan umum, dipidana dengan pidana denda sebanyak-banyaknya dua ratus dua puluh lima ribu rupiah. B. Asas-Asas Hukum Pidana Islam yang dapat Dikontribusikan dalam Pembaharuan Hukum Pidana Nasional Sebagai wujud perlindungan hak asasi manusia, hukum Pidana Islam mempunyai beberapa asas, hal ini diharapkan dapat dikontribusikan dalam pembaharuan hukum pidana nasional, yaitu : 1. Asas Keadilan Berdasarkan Surat An Nisa ayat 58 : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (mrnyuruh kamu) apabila menetpkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Berdasarkan Surat An Nisa ayat 105 : Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Allah kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena membela orang-orang yang khianat. 2. Asas Manfaat
5 Surat Al Maidah ayat 119 : Inilah saat (hari) orang-orang yang benar (pada tutur kata dan amal perbuatan) memperoleh manfaat dari kebenaran mereka. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka, dan merekapun ridha kepadanya. Itulah kemenangan yang agung. Allah menurunkan setiap ayatnya yang tertulis dalam Al Qur an sudah pasti untuk kemanfaatan hidup dan kehidupan manusia di dunia dan akhirat. 3. Asas Keseimbangan Asas keseimbangan berdasarkan surat Al Baqarah ayat 178, 179, SuratAn Nisa ayat 92 dan Asas Legalitas (The Principle of Legality) Pada dasarnya semua mukallaf itu bebas melakukan perbuatan apa saja dalam hubungannya dengan sesama, selama tidak ada hukum yang melarang. Di dalam ilmu Ushul Fiqh para ulama telah membuat kaidah yang menyatakan asal segala sesuatu itu adalah dibolehkan sehingga ada dalil yang mengharamkan. 5. Asas dilarang memindahkan kesalahan kepada orang lain Surat Al Isra ayat 15, bahwa..dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang Rasul. 6. Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumption of Innocence)
6 Setiap orang dianggap tidak melakukan kejahatan, kecuali dibuktikan kesalahannya itu tanpa keraguan. Dan jika tanpa bukti atau ada keraguan yang beralasan, maka seseorang tertuduh itu harus dibebaskan demi hukum. Rasulullah menyatakan bahwa seorang penguasa itu apabila salah dalam membebaskan seseorang itu lebih baik daripada salah dalam menghukum. 7. Asas Tidak Sahnya hukuman karena keraguan Syariat Islam menetapkan bahwa seseorang itu harus diyakini telah melakukan tindak pidana sebelum dijatuhi hukuman. Oleh karena itu, jika ada keraguan dalam perbuatan yang dilakukannya, maka hukuman tidak boleh dilaksanakan. 8. Asas tidak berlaku surut (Non Retroaktif / Atsar Raj i) Peraturan pidana dalam hukum pidana Islam berlaku sejak ditetapkannyadan tidak berlaku terhadap peristiwa yang terjadi sebelum peraturan itu dikeluarkan. Surat An Nisa ayat 22 : Janganlah kamu mengawini wanita-wanita yang telah dikawin oleh ayahmu kecuali apa yang terjadi di masa yang lalu. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci oleh Allah. Dan perbuatan demikian adalah seburuk-buruk jalan. Surat An Nisa ayat 23 : Dan diharamkan bagimu untuk menghimpun (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang terjadi pada masa lalu. Surat Al Maidah ayat 38 :
7 Laki-laki yang mencuri dan wanita yang mencuri, hendaklah dipotong tangan keduanya. Pengecualian dari prinsip tidak berlaku surut : a. Pada jarimah yang sangat berbahaya dan mengancam ketertiban umum, yaitu untuk jarimah Qadzaf dan Hirabah b. Dalam keadaan yang menguntungkan bagi tersangka 9. Asas Pemberian Maaf Dalam hukum pidana Islam dikenal asas pemberian maaf, khususnya dalam jarimah pembunuhan. Dalam pembunuhan terkandung hak Allah sekaligus terkandung pula hak insani. Dalam tindak pidana pembunuhan sengaja seperti yang ditentukan dalam Surat Al Baqarah ayat 178, dan pembunuhan tidak sengaja seperti yang diatur dalam surat An Nisa ayat 92. Demikian pula dalam ayat-ayat yang lain, seperti dalam surat Al Imran ayat 134 ditentukan bahwa Allah menyukai orang yang memaafkan kesalahan orang lain. 1) Allah memerintahkan agar kita memaafkan kesalahan orang lain, juga diatur dalam surat Al Baqarah ayat 109 2) Surat Ali Imran ayat 134 dan 159, Allah memerintahkan agar kita memaafkan, memohonkan ampun bagi orang lain yang bersalah, dan bermusyawaraha dalam menyelesaikan urusan
8 3) Surat An Nisa ayat 149, Allah menyatakan agar kita memaafkan orang yang melontarkan ucapan-ucapan buruk kepada orang lain, sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. 4) Surat Al Maidah ayat 13, Allah menyatakan agar kita memaafkan kesalahan orang yang melanggar janji. 5) Surat Al Araf ayat 199, Allah memerintahkan kita agar kita menjadi orang pemaaf, dan berpaling dari orang-orang yang bodoh sebagai dasar-dasar al akhlakul-karimah. 6) Surat An Nur ayat 22, Allah memerintahkan agar kita memaafkan agar kita memaafkan dan berlapang dada. 10. Asas Musyawarah Dalam proses memaafkan kesalahan orang lain, khususnya dalam tindak pidana pembunuhan, terkandung pula asas musyawarah. Asas musyawarah, diantaranya berdasarkan surat Al Imran ayat 159 : C. Upaya Mencegah Kemungkaran dalam Hukum Pidana Islam Hukum Pidana Islam senantiasa memberikan perlindungan kepada masyarakat terutama berkaitan dengan HAM. Berkaitan dengan hal tersebut, Hukum Pidana Islam berprinsip bahwa untuk melaksanakan amar ma ruf tidak diperlukan syarat-syarat khusus, karena amar ma ruf berupa nasihat, petunjuk, dan pengajaran. Hal ini bisa dilaksanakan setiap saat dan setiap kesempatan. Adapun untuk mencegah kemungkaran atau keburukan diperlukan syarat-syarat tertentu, sebagai berikut :
9 1. Adanya perbuatan buruk atau mungkar Untuk dibolehkannya pemberantasan keburukan (kemungkaran), disyaratkan ada nya perbuatan mungkar, yaitu setiap perbuatan maksiat yang dilarang oleh syara. Perbuatan maksiat tersebut baik dilakukan oleh mukallaf atau bukan mukalaf tetap harus dicegah. Apabila seseorang melihat anak kecil atau orang gila meminum minuman keras maka ia harus mencegahnya. 2. Keburukan atau kemungkaran itu terjadi seketika Untuk dibolehkannya pemberantasan kemungkaran disyaratkan kemungkaran harus terjadi seketika, artinya bahwa kemungkaran itu sedang berjalan ketika diadakan usaha-usaha pencegahan. Apabila perbuatan mungkar itu sudah berakhir, sudah tidak ada lagi obyek pemberantasan keburukan, melainkan hanya penjatuhan hukuman atas perbuatan mungkar tersebut, dalam hal ini sudah merupakan tugas penguasa bukan tugas perorangan. 3. Kemungkaran itu diketahui dengan jelas Syarat yang ketiga untuk dibolehkannya pemberantasan kemungkaran, adalah bahwa kemungkaran itu diketahui dengan jelas, bukan merupakan prasangka.karena prasangka dilarang oleh syara, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al Hujuraat ayat 12 : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. 4. Pemberantasan kemungkaran harus harus dilakukan dengan cara yang seringan mungkin.
10 Syarat untuk dibolehkannya pemberantasan kemungkaran adalah bahwa tindakan yang dilakukan diupayakan seringan-ringannya. Hal ini tentu saja berbeda-beda sesuai dengan macam dan jenis kemungkarannya dan keadaan perbuatannya. Dengan demikian, jenis kemungkaran yang cukup berat harus dilawan dan diberantas dengan cara yang berat dan keras, sedangkan jenis kemungkaran yang ringan diupayakan penghentiannya dengan cara yang ringan pula. Para fuqaha membagi cara memberantas kemungkaran menjadi tujuh bagian, yaitu : 1. Penjelasan Apabila seseorang melakukan suatu keburukan (kemungkaran) sedang ia tidak tahu bahwa perbuatannya itu keburukan, cara yang baik untuk mencegahnya adalah dengan sikap yang halus dan lemah lembut, bahwa perbuatannya itu merupakan suatu perbuatan yang buruk (munkar). 2. Memberi nasihat dan petunjuk Cara ini ditujukan kepada orang yang memulai suatu perbuatan dan ia menyadari bahwa perbuatannya itu adalah perbuatan munkar (buruk), jika dengan nasihat dan petunjuk tersebut bisa diduga pelaku perbuatan tersebut akan meninggalkan kemungkaran. 3. Menggunakan kekerasan Cara ini digunakan apabila jalan halus dengan nasihat dan petunjuk tidak dapat teratasi. Untuk digunakannya cara ini diperlukan dua syarat, yaitu : a. Hanya dalam keadaan darurat dan orang yang melakukan perbuatan tidak dapat diatasi dengan cara halus dan lunak.
11 b. Orang yang menggunakan kekerasan tersebut tidak boleh mengeluarkan katakata kasar, melainkan dengan kata-kata yang baik, benar, sopan dan sesuai kebutuhan. 4. Mengadakan tindakan dengan tangan Tindakan dengan tangan adalah tindakan yang langsung terhadap barang dan kenis kemungkarannya, seperti merusak barang-barang yang digunakan untuk melakukan maksiat. Cara ini hanya berlaku pada perbuatan maksiat yang menurut tabiatnya dapat mengalami perubahan materiil dan tidak berlaku pada maksiatmaksiat yang berkaitan dengan lisan dan hati. Untuk digunakannya cara ini diperlukan dua syarat : a. Orang yang melakukan pemberantasan tidak perlu dengan menggunakan tanggannya sendiri, selama pelaku dapat dan bersedia mengubahnya sendiri. Dengan demikian pelaku tidak perlu diseret keluar dari lokasi perbuatan maksiat selama ia bisa dan bersedia berjalan keluar sendiri. b. Tindakan dengan tangan tersebut disesuaikan dengan kadar kebutuhannya. 5. Menggunakan ancaman pemukulan dan pembunuhan Cara ini baru pada tahap ancaman bukan tindakan. Ancaman tersebut harus merupakan ancaman yang bisa diwujudkan, bukan ancaman yang tidak boleh diwujudkan. Misalnya nanti kamu saya dera atau saya pukul atau dengan perkataan yang lebih keras lagi, apabila menurut perkiraannya gertakan yang keras tersebut dapat mencegahnya dari perbuatan munkar. Ancaman seperti rumahnya akan dibakar atau nak istrinya akan dipukuli, ini tidak boleh, karena hal itu tidak boleh diwujudkan dalam kenyataan.
12 6. Menggunakan pemukulan dan pembunuhan Cara ini boleh dilakukan dalam keadaan darurat dan digunakan secara bertahap sesuai dengan keperluan. Apabila cukup dengan pukulan ringan, maka tidak boleh digunakan dengan cara yang mematikan, pembunuhan hanya boleh digunakan apabila sudah tidak ada jalan lain lagi untuk memberantas perbuatan maksiat yang terjadi. 7. Meminta bantuan orang lain Apabila dengan dirinya sendiri orang tidak mampu untuk memberantas kemungkaran dan ia memerlukan bantuan orang lain dengan kekuatan dan senjatanya, dalam hal ini para fuqaha berbeda pendapat. Sebagian fuqaha berpendapat bahwa meminta bantuan orang lain untuk memberantas kemungkaran tidak diperbolehkan. Alasannya adalah cara tersebut menimbulkan kekhawatiran bertambah luasnya keributan dan ketidaktentraman. Perorangan boleh menggunakan cara ini apabila telah mendapat izin dari penguasa. Menurut sebagian fuqaha lainnya, cara tersebut boleh digunakan tanpa memerlukan izin penguasa, sebab cara tersebut pada hakikatnya sama dengan cara-cara lain yang menimbulkan kemungkinan terjadinya keributan-keributan yang lebih luas. Ketujuh cara tersebut dapat digunakan terhadap siapa saja, kecuali terhadap kedua orang tua, suami dan pihak penguasa. Bagi seorang anak terhadap orang tuanya, hanya boleh memberi penjelasan tentang tidak benarnya tindakan dan perbuatan yang dilakukannya. Kemudian cara berikutnya adalah melarang dengan jalan memberi nasihat dan petunjuk, tanpa disertai bentakan, ancaman apalagi pemukulan. Tindakan yang paling keras menurut satu pendapat adalah
13 tindakan terhadap alat-alat maksiat saja, seperti memecahkan gelas atau botol minuman keras. Alasan pengecualian dari aturan umum ini adalah adanya larangan bertindak kasar dan menyakiti orang tua sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Surat Al-Isra ayat 23. Kedudukan istri terhadap suami sama dengan kedudukan anak terhadap orang tua. Apabila suami melakukan perbuatan munkar, dalam melakukan tindakan pemberantasan, istri tidak boleh melakukan perbuatan yang nantinya akan menyakiti suaminya. Mengenai sikap rakyat biasa terhadap penguasa atau imam (penguasa negara), jalan yang ditempuh untuk memberantas kemungkaran adalah memberikan penjelasan, nasihat dan petunjuk. Tidakan dengan tangan menurut pendapat yang masyhur tidak diperbolehkan, karena hal itu akan menurunkan wibawa penguasa dan menyebabkan ketidakstabilan pemerintah. Nahi munkar mempunyai makna mencegah kemungkaran, merupakan tindakan preventif. Apabila tindakan preventif tersebut tidak mampu mencegah seseorang dari melakukan kejahatan, maka tindakan represif harus digunakan yaitu dengan melaksanakan ketentuan-ketentuan Syari ah Islam yang berkenaan dengan hukuman (uqubah). D. Kesimpulan :
14 Berdasarkan uraian tersebut diatas, terdapat beberapa hal dalam Hukum Pidana Islam yang dapat dikontribusikan dalam pembaharuan hukum pidana nasional, yaitu : 1. Hukum pidana positif harus mengutamakan segi akhlak, karena akhlak merupakan sendi utama dalam kehidupan. 2. Asas-asas hukum pidana Islam yang belum diterapkan dalam hukum pidana positif dapat dikontribusikan dalam pembaharuan hukum pidana nasional terutama terhadap perlindungan HAM, yaitu : - Asas dilarang memindahkan kesalahan pada orang lain - Asas Pemberian maaf - Asas musyawarah - Asas Taubat 3. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya kemungkaran / tindak pidana diperlukan beberapa syarat : - Adanya perbuatan munkar - Kemungkaran itu terjadi seketika - Kemunkaran itu diketahui dengan jelas - Pemberantasan kemunkaran harus dilakukan dengan cara yang seringan mungkin 4. Cara memberantas Kemungkaran / tindak pidana : - Memberi penjelasan - Memberi nasihat dan petunjuk - Menggunakan kekerasan (ada syarat tertentu) - Menggunakan tindakan dengan tangan (ada syarat tertentu)
15 - Menggunakan pemukulan dan pembunuhan (dalam keadaan darurat). - Meminta bantuan orang lain. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta, Bulan Bintang Cetakan IV, 1990 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Sinar Grafika Jakarta, , Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, Sinar Grafika, Jakarta, 2006 Jimly Asshiddiqie, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia, Angkasa Bandung, 1996 Muchammad Ichsan dan Endrio Susilo, Hukum Pidana Islam sebuah Alternatif, Lab. Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2006 Neng Djubaedah, Perzinaan dalam Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia Ditinjau dari Hukum Islam, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010 Zaenuddin Ali, Hukum Pidana Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2007
BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK. A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan
BAB III PEMAAFAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM KEADAAN MABUK A. Alasan Obyektif Pemaafan bagi Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan dalam Keadaan Mabuk Pengertian jinayah yang mengacu pada perbuatan-perbuatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN A. Analisis Terhadap Sanksi Pidana Pelanggaran Hak Pemegang Paten Menurut UU.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS MENURUT PASAL 49 KUHP
BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS MENURUT PASAL 49 KUHP A. Analisis Pembelaan Terpaksa Melampaui Batas Menurut Pasal 49 KUHP Dalam KUHP pasal 49 ayat 1, dikenal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUMAN DAN MACAM- MACAM HUKUMAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM SERTA CUTI BERSYARAT A. Pengertian Hukuman dan Macam-Macam Hukuman Menurut Hukum Pidana Islam 1. Pengertian Hukuman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN A. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Prosedur Pelaksanaan Cuti Bersyarat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM
62 BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM CUKUP UMUR DI DESA BARENG KEC. SEKAR KAB. BOJONEGORO Perkawinan merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN
BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN A. Analisis terhadap ketentuan mengenai batasan usia anak di bawah umur 1. Menurut Hukum
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR A. Analisis Terhadap Pertimbangan Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya mahasiswa dan pegawai pabrik di Ngaliyan yang merupakan pendatang dari luar daerah, mengakibatkan banyaknya pula rumah kos dan kontrakan di Ngaliyan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam, yang merupakan agama mayoritas yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah agama yang menyerukan manusia untuk menyerahkan diri hanya kepada Allah, dengan
Lebih terperinciBAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna
65 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO NO: 832/PID.B/2012/PN.Sda TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 488/PID.B/2015/PN.SDA TENTANG PERCOBAAN PENCURIAN A. Pertimbangan Hakim terhadap Tindak Pidana Percobaan Pencurian dalam Putusan No 488/Pid.B/2015/PN.Sda
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG
57 BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG 4.1. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Pidana Nomor: 191/Pid.B/2016/Pn.Pdg Pada dasarnya hakim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah pada nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah suatu agama yang disampaikan oleh nabi-nabi berdasarkan wahyu Allah yang disempurnakan dan diakhiri dengan wahyu Allah pada nabi Muhammad sebagai nabi dan
Lebih terperinciDalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN No. 815 K/PID.SUS/2014 TENTANG HUKUMAN BAGI PEREMPUAN YANG MEMBUJUK ANAK LAKI-LAKI MELAKUKAN PERSETUBUHAN A. Analisis Pertimbangan Hakim dalam Putusan
Lebih terperinciAssalamu alaikum wr. wb.
Assalamu alaikum wr. wb. Hukum Jinayat (Tindak Pidana dalam Islam) A. Pengertian Jinayat Jinayat yaitu suatu hukum terhadap bentuk perbuatan kejahatan yang berkaitan pembunuhan, perzinaan, menuduh zina,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN
75 BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN.LMGTENTANG TINDAK PENGANIAYAAN YANG MENYEBABKAN KORBAN MENINGGAL DUNIA A. Analisis
Lebih terperinciA. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan
BAB IV ANALISIS UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SURABAYA DALAM PERKARA PENCABULAN YANG DILAKUKAN ANAK DI BAWAH UMUR A. Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap orang yang hidup di dunia ini. Oleh karena itu untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG
54 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS DAN SANKSI HUKUM MODIFIKASI KENDARAAN BERMOTOR YANG MENYEBABKAN KECELAKAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum ada tiga unsur seseorang dianggap telah melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum ada tiga unsur seseorang dianggap telah melakukan perbuatan jarimah, yaitu: unsur formal (al-rukn al-syar'i), unsur material (alrukn al-mâdî), dan
Lebih terperinciKewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah
Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini
Lebih terperinciDAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah
DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah 1 4 I Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
Lebih terperinciBahaya Zina dan Sebab Pengantarnya
Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN A. Analisis Hukum Pidana Islam tentang pasal 55 KUHP terhadap MenyuruhLakukan Tindak Pidana Pembunuhan
Lebih terperinciPemberantasan Tindak Pidana Terorisme adalah perbuatan melawan hukum. secara sistematis dengan maksud untuk menghancurkan kedaulatan bangsa dan
BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HAK-HAK TERDAKWA DALAM PERADILAN IN ABSENTIA TINDAK PIDANA TERORISME DITINJAU DARI FIQH AL-MURA>FA A>T DAN UNDANG-UNDANG NO. 15 TAHUN 2003 A. Analisis Perlindungan Hak-Hak
Lebih terperinciBAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.
BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO TENTANG TINDAK PIDANA PEMBAKARAN LAHAN PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Pertimbangan Hakim Pengadilan
Lebih terperinciREVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI
REVIEW Modul ke: Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas EKONOMI Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Akhlak Sosial Islami Manusia sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pemenjaraan yang sangat menekankan pada unsur balas dendam dan penjeraan yang disertai dengan rumah penjara secara berangsurangsur dipandang sebagai suatu
Lebih terperinciKerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam
Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI
BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI A. Analisis tentang Sanksi Pidana atas Pengedaran Makanan Tidak Layak Konsumsi 1. Analisis Tindak Pidana Hukum pidana
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1. Hak-hak suami dalam memperlakukan istri yang nusyuz adalah 1)
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hak-hak suami dalam memperlakukan istri yang nusyuz adalah 1) Menasihati, Nasihat merupakan upaya persuasif dan langkah edukasi pertama yang harus dilakukan seorang suami
Lebih terperinciE٤٢ J٣٣ W F : :
[ ] E٤٢ J٣٣ W F : : Masyarakat yang bersih, yang tidak dipenuhi berbagai berita adalah masyarakat yang selamat serta terjaga, dan yang melakukan maksiat tetap tertutup dengan tutupan Allah atasnya hingga
Lebih terperinciBAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP
123 BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP DALAM HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM A. Persamaan hukum
Lebih terperinciBAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME
BAB IV KOMPARASI HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM MENGENAI HUKUMAN PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME A. Persamaan Hukuman Pelaku Tindak Pidana Terorisme Menurut Hukum Positif dan Pidana Islam Mengenai
Lebih terperinciBAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA 1 GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Menimbang :
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING A. Analisis Sanksi Dalam Putusan Pengadilan Negeri Probolinngo
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362
48 BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362 A. Analisis Implementasi Peraturan Mahkamah Agung No 2 Tahun 2012 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulia.manusia diciptakan sebaik-baik bentuk dan diberikan perlengkapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang paling mulia.manusia diciptakan sebaik-baik bentuk dan diberikan perlengkapan untuk bertahan hidup seperti otak,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF
BAB III ANALISIS PERBANDINGAN PENGANIYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEGUGURAN JANIN ANTARA HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA POSITIF Untuk mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan antara
Lebih terperinciBAB III PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF
38 BAB III PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF A. Konsep Perkawinan Dalam Hukum Positif 1. Pengertian Perkawinan Undang-undang perkawinan No. 1 Tahun 1974 pasal 1 merumuskan pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR
51 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR A. Analisis Terhadap Sanksi Aborsi yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah Umur di Pengadilan Negeri Gresik Dalam
Lebih terperinciBAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA
BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA A. Analisis Tradisi Pelaksanaan Kewarisan Tunggu Tubang Adat Semende di
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN
BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN A. Unsur-Unsur Percobaan Kejahatan Di dalam hukum pidana Islam, suatu perbuatan tidak dapat dihukum, kecuali jika dipenuhi semua unsurnya, baik
Lebih terperinciHUKUM PIDANA ISLAM NENG DJUBAEDAH,S.H.,M.H. JUM AT 6 FEBRUARI 2009/ 10 SHAFAR 1430 H.
HUKUM PIDANA ISLAM NENG DJUBAEDAH,S.H.,M.H. JUM AT 6 FEBRUARI 2009/ 10 SHAFAR 1430 H. PENTINGNYA MEMPELAJARI HUKUM PIDANA ISLAM DI INDONESIA TIGA ASPEK PEMBENTUKAN HUKUM NASIONAL: 1. JURIDIS: a. KONSTITUSI:
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana Menurut Moeljatno (2000: 1), hukum pidana adalah bagian dari pada keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan
BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim
Lebih terperinciBolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?
{mosimage}tiba-tiba Kasus Manohara kembali menghangat paska kepulangannya ke Indonesia beberapa waktu lalu. Berita, infotainment, masyarakat luas trerutama ibu-ibu rumah tangga banyak membahasnya. Namun
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI
BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Alasan-Alasan Izin Poligami Di Pengadilan Agama Pasuruan Fitrah yang diciptakan Allah atas manusia mengharuskan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dibawah Umur Pengertian anak menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dapat disimpulkan ialah keturunan yang kedua yang berarti dari seorang pria dan seorang wanita yang
Lebih terperinciBAB IV HAK TERSANGKA MENURUT KUHAP DALAM PRESPEKTIF FIQIH MURA>FA AH. A. Persamaan Hak-Hak Tersangka Dalam Proses Penyidikan Menurut KUHAP
BAB IV HAK TERSANGKA MENURUT KUHAP DALAM PRESPEKTIF FIQIH MURA>FA AH A. Persamaan Hak-Hak Tersangka Dalam Proses Penyidikan Menurut KUHAP Prespektif Fiqih Murâfa ah 1. Asas Praduga Tak Bersalah Asas Praduga
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA
16 BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA A. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM. A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504
BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAKAN MENGEMIS DI MUKA UMUM A. Analisis terhadap Sanksi Hukum Bagi Pengemis Menurut Pasal 504 KUHP juncto Perda Surabaya Di berbagai kota besar pengemis muncul
Lebih terperinci[ ] E٣٢٧ J٣١٩ W F : : Al- HAYA' (Sifat PEMALU) "al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa
Lebih terperinciNOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :
NOMOR : U-287 TAHUN 2001 Bismillahirohmanirohimi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG : 1. Bahwa pornografi dan pornoaksi serta hal-hal lain yang sejenis akhir-akhir ini semakin merebak
Lebih terperinciKewajiban Menunaikan Amanah
Kewajiban Menunaikan Amanah Khutbah Jumat ini menerangkan tentang wajibnya menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita serta ancaman bagi orang-orang menyia-nyiakan amanah, sebagaimana yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu amalan sunah yang disyari atkan oleh Al- Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, segala sesuatu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 1. Sanksi pemidanaan tindak pidana perzinaan dalam putusan Kasasi dari Pengadilan Tinggi Surabaya dan Pengadilan Negeri Bangkalan
54 BAB IV PEMBAHASAN 1. Sanksi pemidanaan tindak pidana perzinaan dalam putusan Kasasi dari Pengadilan Tinggi Surabaya dan Pengadilan Negeri Bangkalan Hukuman yang diterapkan terhadap Edi Purnomo dan Sri
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]
UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874] BAB II TINDAK PIDANA KORUPSI Pasal 2 (1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita Kleptomania Kleptomania merupakan keinginan tidak tertahankan untuk mengambil barang-barang tidak begitu
Lebih terperinciMacam-Macam Dosa dan Maksiat
Macam-Macam Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????
Lebih terperinciH.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6
BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6
BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama
Lebih terperinciBAB IV. asusila di Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya. kegiatan maupun praktik asusila, baik yang dilakukan di jalan-jalan yang
BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 SERTA IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN MENGGUNAKAN BANGUNAN ATAU TEMPAT UNTUK PERBUATAN ASUSILA DI KOTA SURABAYA A.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING SEBAGAI KEJAHATAN SIBER (CYBERCRIME) MENURUT UU NO. 19 TAHUN 2016 TENTANG ITE A. Analisis Sanksi Cyberbullying Menurut UU No. 19 Tahun 2016 Tentang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ASPEK PIDANA DALAM PASAL 2 UU NO. 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM
BAB IV ANALISIS ASPEK PIDANA DALAM PASAL 2 UU NO. 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM Seperti halnya hukum perundang-undangan yang lain, dalam hukum
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA TERHADAPPUTUSAN PENGADILAN. NEGERI SEMARANG NO.162/Pid.B/2011/PN. Smg TENTANG SEDIAAN FARMASI YANG TIDAK BERIZIN
BAB IV ANALISIS SANKSI PIDANA TERHADAPPUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NO.162/Pid.B/2011/PN. Smg TENTANG SEDIAAN FARMASI YANG TIDAK BERIZIN A. Analisis Sanksi Pidana Pada Putusan Pengadilan Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR A. Analisis tentang Kasus Tindak Pidana Penganiayaan
Lebih terperinciBAB VI PERILAKU TERCELA
BAB VI PERILAKU TERCELA Standar Kompetensi (Akhlak) Kompetensi Dasar 4. Menghindari perilaku tercela 4.1 Menjelaskan pengertian ananiyah, ghadhab, hasad, ghibah,dan namimah 4.2 Menyebutkan contoh-contoh
Lebih terperinciBAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA
BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA A. Batasan Pengaturan Tindak Pidana Kekekerasan Fisik
Lebih terperinciPEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI
80 PEDOMAN DOKUMENTER A. Kepala sekolah PAUD An-Najah Desa Bahalayung Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala. 1. Gambaran umum lokasi penelitian 2. Sejarah singkat berdirinya PAUD An-Najah B. Tata Usaha
Lebih terperinciPEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM
PEMIDANAAN SERTA POLITIK HUKUM K /RKUHP PIDANA DALAM KUHP/RKUHP DAN PERBANDINGAN DENGAN ISLAM Faiq Tobroni, SHI., MH. PEMIDANAAN DALAM KUHP/RKUHP Secara a sederhananya e a pemidanaan aa berarti, kebijakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA A. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim tentang Tindak Pidana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH
BAB IV ANALISIS YURIDIS PERATURAN KAPOLRI NOMOR 1 TAHUN 2009 TERKAIT PENGGUNAAN SENJATA API PADA TUGAS KEPOLISIAN PERSPEKTIF MAS}LAH}AH MURSALAH A. Prinsip-Prinsip Penggunaan Senjata Api Dalam Tugas Kepolisian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang melangsungkan perkawinan pasti berharap bahwa perkawinan yang mereka lakukan hanyalah satu kali untuk selamanya dengan ridho Tuhan, langgeng
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku
Lebih terperinci- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢
Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Hukum Pidana Islam tentang Kejahatan Korporasi Sebagaimana Diatur
80 BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DENGAN PENERAPAN PRINSIP STRICT LIABILITY DALAM KASUS KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP A. Analisis Hukum Pidana Islam tentang Kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukuman adalah pembalasan yang ditetapkan untuk memelihara kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan syara. 1 Hukuman disini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aksara, 1992, h Said Agil al-munawar, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan pemahaman terhadap nas al-quran atau as-sunnah untuk mengatur kehidupan manusia. 1 Prinsip dalam hukum Islam
Lebih terperinciSIFAT MALU (Al Haya) Editor: Nunung NS Disajikan Oleh: M. Rofiqi Redi Sofiadi Rika Siti Syahidah
SIFAT MALU (Al Haya) Editor: Nunung NS Disajikan Oleh: M. Rofiqi 0808481 Redi Sofiadi 0809337 Rika Siti Syahidah 0809335 Malu itu adalah fitrah dan tabiat di dalam jiwa manusia, malu itu akan bertambah
Lebih terperinciBAB III SANKSI BAGI PELAKU PERZINAAN DALAM PASAL 284 KUHP PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM
BAB III SANKSI BAGI PELAKU PERZINAAN DALAM PASAL 284 KUHP PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Unsur-unsur Tindak Pidana Perzinaan Dalam Pasal 284 KUHP Perbuatan pidana
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.293, 2014 POLHUKAM. Saksi. Korban. Perlindungan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA. A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana
BAB III PENCURIAN DALAM HUKUM PIDANA A. Pengertian Pidana, Hukum Pidana, dan Bentuk-bentuk Pidana 1. Pengertian Pidana Pidana secara bahasa yang dijumpai dalam Kamus Hukum adalah suatu Hukum publik yang
Lebih terperinciDesas-desus. 1 P a g e
Desas-desus Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
Lebih terperinciStandar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 3.1. Menjelaskan pengertian adil, perintah berbuat adil, dan pentingnya berbuat adil 3.2. Menjelaskan pengertian ridha, perintah
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN A. Analisis Terhadap Dasar Putusan Hakim Pengadilan Agama Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN Pasal 1
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOMOR : 025/SK.KM/UNIMUS/III/2003 TENTANG TATA TERTIB MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG BAB I PENGERTIAN Pasal 1 1. Tata tertib adalah peraturan
Lebih terperinciBerhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama
Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
Lebih terperinciQANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA
QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG MAISIR (PERJUDIAN) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA 1 GUBERNUR PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Menimbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FIKIH MURĀFA A<T TENTANG KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSIVERBALISAN MENURUT PUTUSAN NOMOR 2822/PID.B/2012/PN.SBY.
BAB IV ANALISIS FIKIH MURĀFA A
Lebih terperinciANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002
BAB IV ANALISIS TENTANG PENYATUAN PENAHANAN ANAK DENGAN DEWASA MENURUT FIKIH JINAYAH DAN UU NO. 23 TAHUN 2002 A. Analisis Tentang Penyatuan Penahanan Anak Dengan Nara Pidana Dewasa menurut UU NO. 23 Tahun
Lebih terperinciBab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat
Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG BERKEDOK LOWONGAN PEKERJAAN DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI KISARAN NO. 317/PID.B/2013/PN.KIS A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam
Modul ke: Pendidikan Agama Islam Akhlak Sosial Islami Fakultas Tehnik Ust. H. Lathif Hakim, Lc. Dipl. DNP. MIE... Program Studi Tehnik Mesin www.mercubuana.ac.id TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS A. Menjelaskan
Lebih terperinciHUKUM PIDANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PERBANDINGANNYA DENGAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA
Hukum Islam, Vol. XV No. 1 Juni 2015 Hukum Pidana...Lysa Angrayni 46 HUKUM PIDANA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN PERBANDINGANNYA DENGAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA Lysa Angrayni Dosen Fakultas Syariah dan Hukum
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL A. Pertimbangan Hakim dalam putusan Pengadialan Negeri Lamongan No.26/Pid.B/2015/PN.Lmg Tentang Membuka Rahasia
Lebih terperinci