BAB I PENDAHULUAN. dewasa serta terdidik dalam bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. 1. Kompetensi atau kemampuan guru dalam menyampaikan ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. juga telah membuat undang-undang yang mengatur tentang pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. menyikapinya. Perubahan itu sendiri merupakan sunnatullah, sebuah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik. Media massa elektronik seperti televisi lebih diminati,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keahlian (skill), tanpa keahlian pembangunan itu tidak akan berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Dalam Q.S ar-ra d/13: 11 Allah Swt. berfirman: kemunduran menuju kemajuan. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah

BAB I PENDAHULUAN. berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Nuryani Y Rustama, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (tt.p: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah mengenai peran dan tanggung jawab guru. Guru sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

BAB I. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan. Kegiatan tersebut. diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sering kali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengembangkan peradaban manusia. Pendidikan mempunyai pengertian bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja kepada anak oleh orang dewasa agar ia menjadi pribadi atau orang yang dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa serta terdidik dalam bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. 1 Kompetensi atau kemampuan guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dengan baik sangat dituntut agar apa yang menjadi tujuan dari pendidikan atau pembelajaran dapat tercapai. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas atau mengajar. Pernyataan di atas sesuai dengan Undang-undang RI No. 20 pasal 40 ayat 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pedidikan Nasional yang berbunyi: Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. 2 Selain itu, dalam UU No. 20 pasal 12 ayat 1 Tahun 2003 juga disebutkan bahwa: Setiap peserta didik 1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 1. 2 Dirjen Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006). h. 28. 1

2 pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai bakat, minat, dan kemampuannya. 3 Undang-undang yang telah disebutkan di atas menyatakan bahwa seorang tenaga pendidik atau guru dalam melaksanakan kewajibannya (mengajar) haruslah memperhatikan perbedaan siswanya dan menggunakan cara-cara yang dapat menciptakan pembelajaran tersebut bermakna, kreatif, menyenangkan, dinamis dan dialogis. Apabila cara yang dilakukan dalam mengajar itu tepat, maka pembelajaran tersebut akan efektif yang pesan yang ingin disampaikan pun dapat diterima dan dipahami dengan baik. Setiap orang pasti melakukan hubungan atau interaksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-harinya. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi dalam bidang sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan sebagainya. Salah satu dari interaksi yang disebutkan di atas tersebut berupa interaksi edukatif yang berarti interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Allah berfirman dalam surah An-Nahl ayat 125 sebagai berikut. ى رب ى ك ه ى و أىع لىم ب ىن ىضل ى رب ىك ب ا ل ك ى ى مة وال ى مو ع ظىة ا ل ى ى ى سنىة و ى جاد ل م ب ال ت ه ى ي أىح ى سن إ ن اد ع إ ى ل ى سب يل ى عن ى سب يل ه ى وه ى و أىع لىم ب ال م ه تىد ي ى ن Interaksi edukatif dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Interaksi edukatif yang berlangsung dengan ketentuanketentuan tertentu yang terjadi di lingkungan sekolah biasa disebut dengan belajar mengajar. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa interaksi belajar mengajar merupakan interaksi yang berlangsung antara guru dengan siswa dalam rangka 3 Ibid. h. 12.

3 mencapai tujuan pembelajaran. Dalam implementasinya, interaksi edukatif atau pembelajaran harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Interaksi edukatif yang baik dapat dilihat dari interaksi yang terjadi antara guru dan siswa yang haruslah berupa interaksi yang aktif, tidak mungkin terjadi proses interaksi edukatif jika hanya satu unsur yang aktif. Aktif yang dimaksud di sini adalah aktif dalam hal sikap, perbuatan, dan mental. Pembelajaran atau interaksi edukatif akan dikatakan berhasil apabila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap dalam diri anak. Ada tiga pola komunikasi antara guru dengan siswa dalam proses interaksi edukatif, yaitu komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Dalam hal ini guru sangat berperan aktif sedangkan siswanya pasif dan memandang mengajar hanya sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru atau pendidik berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula siswanya, bisa berperan sebagai penerima aksi bisa juga sebagai pemberi aksi. Antara pendidik dengan peserta didik akan terjadi dialog. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi multi arah, komunikasi yang terjadi tidak hanya antara guru dengan siswa saja. Siswa dituntut lebih aktif daripada gurunya, seperti halnya gurunya mereka (siswa) dapat menjadi sumber bagi siswa yang lain. 4 Kegiatan interaksi edukasi dalam pelaksanaannya, seorang guru biasanya memperhatikan metode, strategi, media atau alat yang digunakan agar kegiatan 4 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet. Ke-3. h. 11-13.

4 pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efesien, serta dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang diinginkan. Sebuah sumber juga menyebutkan komponen-komponen dalam interaksi edukasi atau pembelajaran itu ialah tujuan, bahan pelajaran, proses atau kegiatan belajar mengajarnya, metode atau strategi, alat atau media, sumber belajar, dan evaluasi. 5 Komponen-komponen yang telah disebutkan diatas, terdapat satu komponen yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, yaitu strategi khususnya strategi berbasis aktivitas siswa. Strategi menurut Kozma adalah Setiap kegiatan yang dipilih dan dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada anak didik dalam menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. 6 Sekarang ini zaman sudah berkembang dan perkembangannya pun sangat pesat. Semakin berkembangnya zaman, maka hendaknya semakin berkembang pula pola pikir masyarakatnya khususnya para tenaga pendidik dalam kegiatan interaksi edukasi dengan siswa. Perkembangan dalam bidang pendidikan secara umum sudah dapat dilihat dari perkembangan kurikulumnya. Pemerintah selalu mengembangkan kurikulum yang ada agar sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman serta dapat bersaing dengan dunia luar. Akan tetapi, apakah perkembangan juga terjadi pada kegiatan pendidikan yang ada di dalam kelas? Hal tersebut masih perlu dipertanyakan. Pembelajaran yang hanya berupa menghapal materi sudah dipandang tidak sesuai dengan zaman sekarang yang menghendaki siswanya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik. Dalam hal ini yang diharapkan 5 Ibid. h. 17-20. 6 Ibid. h. 325.

5 dapat membentuk itu semua adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa. Pembelajaran dengan menggunakan strategi yang berorientasi pada aktivitas siswa atau biasa disingkat dengan PBAS merupakan pembelajaran yang menuntut terjadinya aktivitas secara aktif oleh siswa. Maksudnya, aktivitas yang terjadi tidak hanya berupa aktivitas fisik, melainkan juga sikap dan intelektualnya. Penelitian awal yang telah dilakukan oleh peneliti, kebanyakan dari pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas sudah menerapkan metodemetode yang dapat meningkatkan partisipasi siswa, sehingga selain pembelajaran menjadi menyenangkan, siswa pun diharapkan dapat menyerap pelajaran secara lebih optimal. Metode yang biasa diterapkan dalam pembelajaran akidah akhlak di kelas V, seperti diskusi, tanya jawab, dan kerja kelompok. Penelitian awal tersebut menjadikan peneliti menjadi lebih tertarik dan bersemangat untuk mencari tahu bagaimana pembelajaran dengan menggunakan PBAS itu berlangsung yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul Penggunaan Strategi Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa (PBAS) pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak MI Siti Mariam Kecamatan Banjarmasin Selatan. B. Rumusan Masalah Beberapa masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang di atas, sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan strategi PBAS pada mata pelajaran Akidah Akhlak MI Siti Mariam Kecamatan Banjarmasin Selatan?

6 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan strategi PBAS pada mata pelajaran Akidah Akhlak MI Siti Mariam Kecamatan Banjarmasin Selatan? C. Definisi Operasional Untuk menghindari kelsalahpahaman dalam menafsirkan judul, maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang berkenaan dengan judul di atas, sebagai berikut. 1. Penggunaan Strategi Pembelajaran Penggunaan berasal dari kata guna yang berarti fungsi, manfaat atau faedah. Penggunaan dapat diartikan sebagai proses, pembuatan, atau cara menggunakan sesuatu. 7 Strategi pembelajaran adalah siasat untuk membelajarkan siswa menuju tercapainya tujuan instruksional atau pembelajaran. 8 Komponen-komponen yang menyusun strategi antara lain perencanaan, metode, media, alokasi waktu, dan pengelolaan kelas. 9 Strategi dalam pembelajaran digunakan untuk membuat pembelajaran di kelas menjadi lebih optimal. Siasat yang dalam hal ini berupa metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, seperti diskusi, kerja kelompok, karya wisata, dan penemuan. 7 Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Serba Jaya), h. 236. 8 Nana Sudjana dan Wari Suwariyah, Model-Model Mengajar CBSA, (Bandung: Sinar Baru A lgensindo, 2010), cet.2, h. 16. 9 Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), h. 163-165.

7 2. Berbasis Aktivitas Siswa Berbasis atau berorientasi berarti berdasar, berpusat, atau bertujuan. Berbasis atau berorientasi yang dimaksud adalah mengenai pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas berdasarkan, berpusat atau bertujuan pada siswa. Sedangkan aktivitas siswa yang dimaksud adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas selama proses atau kegiatan pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas psikis atau mental. Beberapa pengertian kata yang telah dipaparkan di atas dapat dikatakan bahwa berbasis aktivitas siswa adalah sesuatu yang ditetapkan tersebut yang dalam hal ini berupa kegiatan pembelajaran haruslah berdasarkan atau bertujuan kepada terjadinya aktivitas oleh siswa secara aktif. 3. Akidah Akhlak Akidah akhlak merupakan salah satu bidang pelajaran yang termasuk dalam Pembelajaran Agama Islam (PAI) yang mengajarkan tentang bagaimana bersikap atau berperilaku baik secara vertikal (Allah swt.) maupun horizontal (sesama dan makhluk lain). Akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang materinya berisikan ajaran Islam yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam. Mata pelajaran Aqidah Akhlak ialah suatu mata pelajaran yang mengajarkan dan membimbing siswa untuk dapat mengetahui, memahami dan meyakini ajaran Islam serta dapat

8 membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam. 10 Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, hal yang diteliti pada penelitian ini adalah mengenai pembelajaran di dalam kelas khususnya mata pelajaran akidah akhlak dengan menggunakan beberapa cara atau siasat (diskusi, tanya jawab, cerita, serta penugasan dan resitasi) yang dalam pelaksanaannya pembelajaran tersebut berpusat pada siswa, artinya siswa yang lebih aktif dan memaksimalkan ketiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotor). D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui penggunaan strategi PBAS pada mata pelajaran Akidah Akhlak MI Siti Mariam Kecamatan Banjarmasin Selatan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi PBAS pada mata pelajaran Akidah Akhlak MI Siti Mariam Kecamatan Banjarmasin Selatan. E. Signifikansi Penelitian Sesuai dengan apa yang telah dinyatakan dalam rumusan dan tujuan di atas, penelitian ini hendaknya dapat berguna, baik secara teoritis maupun praktis. 10 Latifatul Qabdiyah, Penerapan Metode Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di MI Roudlotul Muta allimin, Skripsi, (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, 2014), h. 37. t. d.

9 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini hendaknya dapat menjadi acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta mampu mengatasi masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan khususnya masalah pembelajaran di dalam kelas, sehingga dalam pelaksanaannya dapat lebih efektif. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi penelitian lain dalam melaksanakan penelitian yang lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Manfaat yang dapat ditimbulkan dari penelitian ini untuk para guru atau para pendidik adalah: 1) Memberikan sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran Akidah Akhlak. 2) Sebagai acuan oleh para pendidik (guru) dalam meningkatkan kualitas pengajarannya di dalam kelas sehingga pengajaran atau pembelajaran yang dilakukan dapat lebih efektif, efesien, dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. b. Bagi Siswa Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap pelajaran dengan menjadikan dirinya pribadi yang aktif khususnya dalam kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak.

10 c. Bagi Madrasah Manfaat penelitian ini bagi madrasah adalah sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Akidah Akhlak. d. Bagi Peneliti Penelitian ini, selain berguna untuk orang lain atau masyarakat luas juga dapat berguna bagi peneliti itu sendiri, yaitu untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan dalam bidang pendidikan serta dapat menjadi bekal ketika terjun ke lapangan nanti sebagai tenaga pendidik. F. Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini dikemukakan dengan sistematika pembahasan agar dapat mempermudah para pembaca dalam memahami gambaran secara umum atau global terhadap skripsi ini. Adapun bab dalam laporan penelitian ini adalah sebanyak lima bab dan tiap babnya berisikan beberapa sub bab. Bab I Pendahuluan, berisikan permasalahan yang terdapat dalam bab ini meliputi latar belakang, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teoritis, membahas secara rinci masalah yang berhubungan dengan judul secara teori. Masalah-masalah yang dibahas dalam bab ini antara lain: konsep dan komponen strategi pembelajaran, pengertian dan konsep strategi PBAS, tujuan PBAS, penggunaan PBAS dalam proses pembelajaran, peran guru dalam implementasi PBAS, jenis metode pembelajaran

11 yang berbasis PBAS dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan strategi PBAS. Bab III Metode penelitian, membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan dan analisis data. Bab IV Laporan hasil penelitian. Dalam bab ini berisikan pembahasan tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V Penutup, berisi simpulan dan saran-saran dari peneliti atau penulis.