BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN, DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

BAB VI. Penutup. pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah

A. Kesimpulan BAB V PENUTUP

BAB V PENUTUP. Kesimpulan penelitian disusun berdasarkan pengolahan dan analisis data

Pembaruan Parpol Lewat UU

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

V. PENUTUP. seterusnya. Partai NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang dinyatakan

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. politik misalnya, hasil perubahan UUD 1945 tahun mengamanatkan,

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

PROSES PENETAPAN CALON LEGISLATIF (CALEG) PARTAI POLITIK UNTUK PEMILIHAN UMUM

BAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab V, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara demokrasi. Salah satu ciri dari negara

I. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB V. Kesimpulan. pemilu legislatif tahun 2009 menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Pemilu yang ada bahkan tidak membawa perubahan orang. Sebagian besar akan tetap orang dan muka lama.

Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan menurut UUD. Dalam perubahan tersebut bermakna bahwa

Kronologi perubahan sistem suara terbanyak

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN. berasal dari dana mereka masing-masing. Di samping itu bantuan finansial dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME REKRUTMEN BAKAL CALON ANGGOTA LEGISLATIF DI DPD PARTAI HANURA JAWA TIMUR MENURUT UU NO. 2 TAHUN 2011 DAN FIQH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

BAB I PENDAHULUAN. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang menjadikan. Islam sebagai asas partai. PKS memiliki tujuan untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

TEMA : Kesiapan Parpol Peserta Pemilu Menjelang Pendaftaran DCS

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN LEGISLATIF DPRD KOTA TOMOHON TAHUN 2014 (STUDI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA)

BAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

I. PENDAHULUAN. Hubungan antara pemerintah dengan warga negara atau rakyat selalu berada. terbaik dalam perkembangan organisasi negara modern.

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

BAB I PENDAHULUAN. mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

PEREMPUAN dan POLITIK. (Studi Kasus Perempuan dan Politik di Jemaat GKE Tewah Pada. Pemilu Legislatif Tahun 2009 Kabupaten Gunung Mas)

BAB V PENUTUP. kemasyarakatan adalah kelompok kepentingan Asosiasonal. dibentuk atas tujuan yang eksplisit. Terorganisir dengan sangat baik pada

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Anggaran Rumah Tangga PARTAI KERJA RAKYAT INDONESIA Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. Eksekutif.Dengan diaturnya partai politik sebagai satu-satunya tempat untuk

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan berisi tentang temuan-temuan hasil

melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem-sistem politik pada

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyedot perhatian yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Penentuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan dengan agak akurat partisipasi serta aspirasi masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai permasalahan politik salah satunya dapat diamati dari aspek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Rekruitmen politik merupakan fungsi yang sangat penting bagi

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239

BAB 7 PENUTUP. dalam studi ini berikut argumentasinya. Saya juga akan membingkai temuantemuan

PEREMPUAN &PEMBANGUNAN DIAN KARTIKASARI KOALISI PEREMPUAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

PERANAN PARTAI POLITIK DALAM MEMOBILISASI PEMILIH PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KOTA MANADO 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah melalui kegiatan pendidikan. Sebagai bagian dari masyarakat, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan otonomi daerah yang digulirkan dalam era reformasi dengan. dikeluarkannya ketetapan MPR Nomor XV/MPR/1998 adalah tentang

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian dan struktur organisasi penulisan tesis.

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian studi kasus yang di lakukan di DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat ditemukan bahwa model rekrutmen dalam penetuan calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat yang dilakukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mempunyai peran terhadap kemenengan PDI Perjuangan pada Pemilu legislatif 2014. Proses kaderisasi yang bertahap yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terhadap kadernya, menutup celah bagi orang di luar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk ikut dalam kontestasi pemilu legislatif 2014 mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Model rekrutmen yang bersifat tertutup dikuhuskan bagi kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mempunyai keuntungan tersendiri bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di karenakan celah perpeacahan dalam internal partai bisa diredam dikarenakan tidak ada kesenjangan antara kader stuktural dan non struktural, sehingga Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan bisa fokus dengan pemenangan pemilu legislatif 2014. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mempunyai karakteristik yang khas dalam menentukan kader yang layak untuk mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pemilu legislatif 2014. Di antaranya adalah tes psikotes untuk mengukur tingkat loyalitas kader, tes narkoba, dan skoring yang umum dilakukan oleh setiap partai politik yang berada di Indonesia. Dalam proses penjaringan calon anggota legislatif pada pemilu legisalif 2014 baik itu untuk DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten dan Kota, ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mempunyai peran yang sangat besar dalam meloloskan seorang calon anggota legislatif yang

117 akan mewakili Partai Demokrasi Indonesian Perjuangan dengan beberapa pertimbangan demi kepentingan partai. 2. Kesimpulan Khusus a. Secara umum model rekrutmen dalam penetuan calon anggota DPRD dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dengan model tertutup serta mempunyai mekanisme dan pola rekrutmen calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat. Partai Demokrasi Indonesia Perjungan melakukan rekrutmen calon anggota legislatif dikhususkan terhadap internal partai, tetapi ada kebijakan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk memperbolehkan rekrutmen eksternal partai dengan berbagai pertimbangan dan harus disetujui oleh DPP khususnya ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjungan. b. Faktor yang menetukan seorang kader terpilih untuk mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam kontestansi pemilu legislatif 2014 adalah dengan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terdiri dari kriteria umum, yaitu kriteria yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam UU No. 10 Tahun 2012 Tentang Pemilu DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota dan kriteria khusus, yaitu kriteria yang ditetapkan oleh internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kriteria khusus yang diprioritaskan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan adalah aspek pengabdian dengan penilaian mengunakan skoring, tes narkoba dan psikotes, prestasi selama menjadi anggota maupun pengurus dan tidak membuat kesalahan fatal khususnya pembangkangana kepada ketua umum. c. Model rekrutmen yang dilakukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mempunyai peran penting, meskipun pada realitasnya tidak hanya model rekrutmen saja yang mempunyai peran dalam kemenangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pada Pemilu Legislatif 2014, ada beberapa faktor diantaranya, popularitas caleg, konstituen yang setia, dan faktor kebingungan masyarakat untuk

118 memilih partai politik. Akan tetapi PDI Perjuangan berhasil memengkan Suara terbanyak di Provinsi Jawa Barat dengan meraup 4.159.411 suara dan menempatkan 20 kader di DPRD Provinsi Jawa Barat Dari 100 kursi yang dialokasikan. B. Implikasi Penelitian Implikasi dari temuan penelitian mencakup pada dua hal, yakni implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi teoritis berhubungan dengan kontribusinya bagi perkembangan teori teori politik dan implikasi praktis berkaitan dengan kontribusinya temuan penelitian terhadap penguatan pelaksanaan model rekrutmen yang dilakukan partai politik Khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan keterkaitan penelitian ini dengan kajian Pendidikan Kewarganegaraan. 1. Implikasi Teoritis Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa model rekrutmen dan faktor yang menetukan dalam pemilihan bakal calon anggota DPRD yang dilakukan oleh Partai Demokrasi Indonesia dalam menentukan kader partai yang lolos dalam penyeleksian calon anggota DPRD untuk mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada pemilu legislatif 2014 berkaitan dengan teori rekrutmen Althof dan teori Hukum Besi Oligarki (The Iron Law of Oligharchy) Michels. Implikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Implikasi yang berkaitan dengan model rekrutmen yang di lakukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada pemilu legislatif 2014 telah menguatkan teori rekrutmen dari Althof yaitu teori Rekrutmen tertutup. Althof (2005:23) menyebutkan bahwa peroses rekrutmen politik merupakan proses dua arah yang bersifat formal dan nonformal. Apa bila seseorang direkrut dengan cara terbuka, melalui mekanisme instutisional dengan cara seleksi atau pemilihan, maka rekrutmen tersebut formal. Tetapi apabila seseorang direkrut tidak melalui cara yang instutisional seperti

119 patronage atau dasar hubungan darah, daerah, kekerabatan disebut sebagi rekrutmen nonformal. 2) Implikasi yang menguatkan hasil temuan penelitian yang di lakukan dilakukan di DPD PDI Perjuangan Jawa Barat berkaitan mengenai faktor yang menetukan seorang kader partai dapat lolos menjadi calon anggota legislatif mewakili PDI Perjuangan yakni teori Hukum Besi Oligarki Michels. Michels (1915) menyatakan bahwa partai politik merupakan wadah aspirasi rakyat akan tetapi pada kenyataan apakah benar benar partai politik menjalankankan perannya sebagai wadah aspirasi rakyat dan partai politik seharusnya memeberi ruang kepada kader kadernya untuk membuat keputusan bersama akan tetapi karena partai telah dikuasi elite atau segelintir orang yang menguasi partai maka kader yang tak mempunyai peran tersisihkan. Teori Hukum Besi Oligarki berkolerasi dengan hasil temuan dilapangan menunjukan peran ketua umum Partai mempunyai wewenang memveto dan me- recall kader partai yang telah lolos secara administratif untuk maju mewakili partai dalam pemilu legislatif 2014 bila di temui cacat politik di kemudian hari. 2. Implikasi Praktis Implikasi peraktis dalam penelitian ini berlaku Partai Demokrasi Indonesia sebagai lemabaga politik yang menyelengarakan kaderisasi politik bagi kadernya untuk mengisi jabatan politik. Khususnya mengenai model rekrutmen yang tepat untuk kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mengisi jabatan politik yaitu anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah sebagai berikut : 1) Model rekrutmen berkaitan dengan bagaimana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam menyeleksi kader yang berkualitas. Model rekrutmen tertutup yang dilakukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dianggap tepat dikarenakan Partai Demokrasi

120 Indonesia Perjuangan merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia dan merupakan partai yang kaya akan kader. Akan tetapi yang menjadi catatan khusus berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakuakan adalah membenahan mekanisme dalam penjaringan kader parti diinternal agar dapat terjaring kader yang berkualitas dan kader militan yang memperjuangkan nilai nilai kepertaiaan dengan mengedepankan loyalitas dan integritas dari pada pargmatisme politik dan syahwat politik. 2) Hasil penelitian ini semoga menjadi trigger bagi Partai yang berada di Indonesia Khususnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk bersama memperbaiki bangsa Indonesia, yang dimana partai politik mempunyai peran yang sangat vital dalam sistem politik di Indonesia yang menjadi corong aspirasi rakyat dan pilar demokrasi bukan menjadi organisasi yang mengedepankan kekuasaan belaka dan menguntungkan segelintir orang dan kelompok yang membentuk oligarki kekuasaan. 3) Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan refleksi bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan agar memperbaiki dan membenahi internal partai agar menjadi partai yanag diharapkan dan dan idamkan oleh rakyat Indonesia sebagi partai peyangga demokrasi. 3. Keterkaitan Dengan Pendidikan Kewarganegaraan Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan konsep Pendidikan kewarganegaraan dalam pengembangan warganegara yang mencakup Civic knowledge (Kecerdasan warganegara), Civic skill (Keterampilan warganegara), Civic disposition (Watak Warganegara) (Branson,1998:8). Keterkaitan Penelitian ini dengan konsep diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penelitian ini berkaitan dengan konsep pengembang warganegara yang cerdas dalam berpolitik yang berkaitan dengan sikap dan

121 orientasi politik warganegara yang cerdas dalam memilih partai politik yang ditunjukan dengan partisipasi dalam setiap kegiatan politik maupaun kegiatan partai politik 2) Civic skill (Keterampilan warganegara) sangat diperlukan dalam mengembangan partai politik dan kehidupan berpolitik yang berkualitas. Keterampilan warganegara berkaitan dengan kecerdasan warganegara yang meliputi analisa, mengevaluasi dan menetukan sikap berpolitik. Hal ini diperlukan dalam pembangunan dan syarat demokrasi yaitu keterdidikan warganegara. 3) Penelitian ini mencoba mengkontruksi moral warganegara dengan mengajak dalam pembenahan sistem kepartaian yang mengutamakan nilai nilai kebangsaan dan militansi kader dalam memperjuangangkan aspirasi rakyat melalui partai politik. C. Saran 1. Saran Keilmuan Penulis harapkan ada mahasiswa atau insan akademis lain yang bisa mengembangkan hasil penelitian yang sudah penulis lakukan dengan cara melakukan penelitian yang masih terkait rekrutmen caleg tetapi dengan partai politik yang berbeda. Bagaimanapun penulis menyadari bahwa satu partai politik saja yang dijadikan objek penelitian sangatlah kurang dari memadai untuk melihat pola rekrutmen caleg secara umum dari partai-partai politik di Indonesia. 2. Saran Praktis a. Untuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 1) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam mengunakan model rekrutmen harus melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman dan melirik kader kader militan.

122 2) Dalam proses seleksi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, maupun partai politik lainnya harus melibatkan unsur masyarakat untuk mengawasi jalnnya seleksi. Hal ini dimaksudkan supaya seleksi yang dilakukan bisa lebih transparan dan meminimalisir aspek subyektifitas pimpinan partai dalam seleksi 3) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan harus lebih memberikan ruang partisipasi bagi perempuan dalam kepengurusan. Selain itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan harus mengoptimalkan organisasi sayap perempuannya untuk bisa mengembangkan potensi individu anggotanya sehingga mampu menjadi kader yang berkualitas yang siap dan berani tampil sebagai caleg pada pemilu berikutnya. 4) Sistem pengkaderan yang harus dilakukan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjungan haruslah berjenjang. Hal ini agar aspek tingkat kepengurusan yang menjadi salah satu aspek penilaian dalam scoring menunjukan maknanya, yaitu terpilihnya orang-orang yang telah melalui tahap kaderisasi yang teruji. b. Untuk Pemerintah 1) Pemerintah sebagi fasilitataor harus berani membiayai oprasional politik setiap partai politik sebagi konsekwensi dari sistem demokrasi yang High cost. 2) Pemerintah harus segera merubah sistem kepartaiaan dengan mengeluarkan UU sistem kepartaian baru, merubah sistem multipartai ke sistem tripartai yang mewakili unsur nasionali, agama, golongan karya/buruh seperti zaman orde baru untuk memangkas cost politic. 3) Pemerintah harus berani membiayai kampanye partai politi pada saat pemilu legislatif 2019 untuk meminimalisir korupsi para calon anggota legilaif yang terpilih menjadi anggota legislatif nantinya sebagai konsekwensi dari biaya politi yang sangat mahal.

123 c. Untuk Peneliti selanjutnya 1) Diharapkan untuk meneliti model rekrutmen kepala Daerah yang di lakukan partai politik pada Pemilu Kepala Daerah (PEMILUKADA) yang akan dilaksanakan serentak seluruh Indonesia pada bulan desember 2015. 2) Diharapakan peneliti selanjutnya meneliti tentang internalisasai nilai nilai dan aktulisasi nilai nilai Pancasila yang ada pada partai politik di Indonesia. d. Untuk Prodi Pendidikan Kewarganegaran Sekolah Pascasarjana UPI. 1) Diharapakan Prodi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana UPI menambah mata kuliah pilihan dengan subyek kajian partai politik di Indonesia. 2) Dalam perkuliahan perbandingan sistem politik tidak hanya menkankan pada teori saja akan tetapi ada studi lapangan sebagaian kajian empiris untuk menambah khazanah keilmuan.