BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat sekali. Fenomena-fenomena yang terjadi banyak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS GERAKAN PRAMUKA KWARTIR CABANG SEMARANG MASA BAKTI

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dibiarkan akan ada generasi yang hilang. Hilangnya generasi karena siswa. hilangnya pegangan hidup bagi diri mereka.

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

Oleh : Dwi Wahyuni K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

Pengaruh Penggunaan Keterampilan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknik Mesin Otomotif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan bangsa dan martabat bangsa melalui potensi. siswa didiknya. Hal itu tercantum dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN BERFIKIR KRITIS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 COLOMADU TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dewasa ini sangat dominan, di negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

DAMPAK STATUS AKRIDITASI SEKOLAH, SARANA PRASARANA DAN KOMPETENSI SOSIAL TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SD KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS.

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kedisiplinan merupakan hal penting dalam suatu pendidikan. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa. Kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. 1 Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. Disiplin dicapai melalui suatu upaya pendidikan agar seseorang mengikuti suatu aturan dengan membuat supaya orang tersebut merasa terlibat di dalamnya sehingga sampai pada nilai yang sifatnya intrinsik. 2 Disiplin diri sangat diperlukan anak agar ia memiliki budi pekerti yang baik. 3 Adapun belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. 4 Dengan begitu, kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh 1 Aptorina, Kedisiplinan Penting dalam Proses Pendidikan, http://syopian.net/blog/? p=623, Tanggal 15-03-2011, Jam 13.40 2 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993), Cet. 2, hlm. 114 3 Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 10 4 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: AR- RUZZ MEDIA, 2010), Cet. 3, hlm.11-12 1

2 suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 5 Masalah kedisiplinan belajar merupakan masalah yang patut diperhatikan, sebab tidak adanya kedisiplinan belajar bukan hanya sekedar menunjukkan indikasi turunnya semangat dan kegairahan belajar tetapi dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar. Melihat dari fenomena yang ada, di MTs Negeri Kendal tersebut masih kurangnya penerapan dalam masalah kepatuhan terhadap peraturan sekolah. Diantaranya kedisiplinan guru dan para siswanya masih sangat rendah, bagi siapa saja yang terlambat masuk sekolah baik guru ataupun siswa tidak ada sanksi tegas dalam mengatasinya, hanya teguran dari pihak kepala sekolah yang membuat mereka tidak jera dan berpeluang untuk mengulanginya lagi. Selain itu juga tidak jarang siswa yang memakai seragam sekolah dengan lengkap, tidak melaksanakan piket kelas, dan tidak masuk sekolah tanpa ijin. Dalam proses kegiatan belajar mengajar pun terkadang ada siswa yang tidak mematuhi perintah guru, seperti tidak mengerjakan tugas, tidur di dalam kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru, dan lain sebagainya. Penguatan disiplin dalam dilakukan dengan melakukan sebuah penerapan latihan mental. Adapun penerapan latihan mental ini didasarkan pada suatu teori disiplin mental yang berpandangan bahwa pada otak atau pikiran (mind), yang diangankan sebagai benda nonfisik, terbaring tidak aktif (dorman) hingga ia dilatih. Kecakapan pikiran atau otak seperti ingatan, kemauan, akal budi (reason), dan ketekunan (perseverance), merupakan "ototototnya" pikiran atau otak tadi. Seperti halnya otot-otot fisiologis yang bisa kuat jika dilatih secara bertahap dan terus menerus serta dengan porsi yang memadai, maka otot-otot pikiran atau otak pun demikian halnya. Ia bisa kuat dalam arti lebih tinggi kemampuannya jika dilatih secara bertahap sehingga 5 Faisal, Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2005/2006, http://faisalrohman.blogspot.com/2009/03/pengaruh-disiplin-dan-motivasi-belajar.html, Tanggal 15-03- 2011, Jam 14.01

3 memadai. Dalam teori disiplin mental, belajar atau perubahan perilaku ke arah yang berkualitas diartikan sebagai pemerkuatan (strengthening), atau pendisiplinan kecakapan berpikir, yang pada akhirnya menghasilkan perilaku kecerdasan. 6 Dalam hal ini siswa dibiasakan untuk berlaku disiplin dengan mengadakan latihan-latihan yang dapat mencerminkan perilaku disiplin. Kesadaran untuk menegakkan kedisiplinan belajar tersebut dapat dilatih dengan kegiatan-kegiatan yang positif yang diadakan sekolah melalui ekstrakulikuler. Salah satunya adalah kegiatan pramuka. Gerakan pramuka (praja muda karana yaitu orang muda yang berkarya) sebagai suatu organisasi masyarakat menetapkan tugas dan kewajibannya yakni melaksanakan program pendidikan luar sekolah. 7 Sebagaimana yang kita ketahui bersama, gerakan pramuka adalah organisasi gerakan kepanduan di tanah air yang lahir pada tanggal 14 Agustus 1961. Dimana sebagai wadah untuk mendidik dan membina generasi muda agar mereka menjadi manusia-manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kepribadian yang tangguh, disiplin, trampil dan berpengetahuan, sehat dan kuat jasmani serta rukun dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi. 8 Karena pentingnya gerakan pramuka maka di setiap lembaga pendidikan formal selalu dibentuk gugus depan maupun kelompok-kelompok pramuka yang merupakan wadah untuk menggembleng kedisiplinan anakanak dan remaja. 9 Oleh karena itu perlu adanya sebuah motivasi dari para siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka tersebut. Motivasi adalah kekuatan, baik dalam diri maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk atau mencapai tujuan tertentu yang telah 6 http://www.candilaras.co.cc/2008/05/teori-disiplin-mental.html, Tanggal 12 Juni 2011, Jam 14.38 7 W. P. Napitupulu, Pendidikan Nilai Dwisatya dan Dwidarma, Tristya dan Dasadarma Ikrar Gerakan Pramuka, (Jakarta : Pustaka Tunas Media, 2007), hlm.2 8 M. Khusnin, Pedoman Umum Revitalisasi Gerakan Pramuka, (Kendal: Gerakan Pramuka Kwarcab,2007), hlm. 2 9 Dyah Amiyah Lindayani dan Achmad Sapari, Panduan Gerakan Pramuka, (Surabaya : Penerbit SIC, 2006), hlm. 1

4 ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkan lebih dulu. 10 Sebagai salah dari lembaga pendidikan, di MTs. Negeri Kendal juga terdapat kegiatan kepramukaan. Dimana kegiatan kepramukaan tersebut wajib diikuti oleh semua kelas VII dan kelas VIII. Dalam kegiatan tersebut terdapat berbagai macam kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan para siswa, terutama kedisiplinan mereka dalam belajar. Berangkat dari permasalahan diatas, dari kegiatan pramuka inilah siswa akan dibiasakan untuk berlaku disiplin di setiap kegiatan yang diadakan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Korelasi Antara Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Pramuka dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VII di MTs Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 B. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari adanya kesamaan judul dan kekeliruan pemahaman atas judul di atas, maka peneliti memandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang dipergunakan tema di atas, yaitu : a. Korelasi Korelasi berarti hubungan timbal balik. 11 Yang di maksud korelasi dalam skripsi ini adalah adanya keterkaitan atau hubungan yang mempengaruhi yaitu motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa. 10 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 4, hlm. 1 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 299

5 b. Motivasi Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 12 Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi disini yaitu motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka. c. Pramuka Pramuka adalah praja muda karana, organisasi untuk pemuda yang mendidik para anggotanya dalam berbagai keterampilan, disiplin kepercayaan pada diri sendiri, saling tolong menolong dan sebagainya. 13 b. Kedisiplinan Belajar Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin. Disiplin adalah seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang pemimpin. 14 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. 15 Jadi kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 12 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta : Puspa Swara, 2001), Cet. 2, hlm. 26 13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), hlm. 786 14 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, terj. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta : Erlangga, 1978), hlm. 82 15 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Op. Cit, hlm. 13

6 C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diteliti dalam studi ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi siswa kelas VII dalam mengikuti kegiatan pramuka di MTs Negeri Kendal? 2. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Kendal? 3. Apakah ada korelasi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Kendal? D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang motivasi siswa kelas VII dalam mengikuti kegiatan pramuka di MTs Negeri Kendal. b. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Kendal. c. Untuk memperoleh data empirik di lapangan tentang korelasi antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs Negeri Kendal. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi yang jelas mengenai korelasi antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs. Negeri Kendal Tahun ajaran 2010/2011. Dari informasi tersebut kiranya dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu : a. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan MTs. Negeri Kendal secara umum, dapat menambah khasanah keilmuan khususnya dalam dunia kepramukaan.

7 b. Secara praktis, apabila ternyata ada korelasi antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs. Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, hal ini berarti bagi MTs. Negeri Kendal khususnya dapat memenuhi harapan bangsa yaitu mencetak generasi unggul secara knowledge dan berdisiplin ilmu.