BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

PIAGAM KOMITE AUDIT PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

dapat menciptakan kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB I PENDAHULUAN. Dua komponen akrual yang utama yaitu discretionary accrual dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan. tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik.

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PANIN FINANCIAL Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

PIAGAM KOMITE AUDIT PT DUTA INTIDAYA, TBK

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

PT DUTA ANGGADA REALTY TBK. PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

Panduan Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Komite Audit Sesuai Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PIAGAM KOMITE AUDIT PT ELNUSA TBK

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah laporan yang bisa diharapkan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan

PR/MAR/NDO. Piagam Komite Audit PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE. ASIA INFRASTRUCTURE Tbk

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Good Corporate Governance pada Kualitas Laba Nama : Gahani Purnama Wati NIM : Abstrak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan arus informasi di era globalisasi ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Principal (pemegang saham) dengan Agent (manajerial) dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uncertainties and risk inherent in business situation are adequately. lingkungan bisnis sudah cukup dipertimbangkan.

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB II LANDASAN TEORI. diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

Laporan keuangan menjadi sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan. informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan sebagai bukti

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

Transkripsi:

11 BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1. Komite Audit Berdasarkan KEP-29/PM/2004 peraturan nomor IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan: 1. Definisi Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. 2. Pembentukan Komite Audit Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasal dari luar perusahaan. 3. Pedoman Pembentukan Komite Audit a. Struktur Komite Audit 1) Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; 2) Anggota Komite Audit yang merupakan Komisaris Independen bertindak sebagai Ketua Komite Audit. Dalam hal Komisaris

12 Independen yang menjadi anggota Komite Audit lebih dari satu orang maka salah satunya bertindak sebagai Ketua Komite Audit. b. Persyaratan Keanggotaan Komite Audit 1) Memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik; 2) Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan; 3) Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan; 4) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangundangan terkait lainnya.; 5) Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memberi jasa audit, jasa non audit dan atau jasa konsultasi lain kepada perusahaan yang bersangkutan dalam waktu enam bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris; 6) Bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan perusahaan dalam waktu enam bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris, kecuali Komisaris Independen;

13 7) Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada perusahaan. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka waktu paling lama enam bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan kepada pihak lain; 8) Tidak mempunyai: a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal dengan Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama perusahaan; dan atau b) Hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan. c. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain meliputi: 1) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya; 2) Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan

14 peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan; 3) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal; 4) Melaporkan kepada Komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi; 5) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan perusahaan; 6) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan. d. Wewenang Komite Audit Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksanakan wewenang, Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi internal audit. e. Rapat Komite Audit 1) Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan 2) Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir.

15 f. Pelaporan 1) Komite Audit membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan; dan 2) Komite Audit membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit kepada Dewan Komisaris. g. Masa Tugas Masa tugas anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya. II.2. Laba II.2.1. Konservatisme Konservatisme (conservatism) terkait dengan melaporkan pandangan yang paling tidak optimis saat menghadapai ketidakpastian pengukuran. Konservatisme mengurangi tingkat keandalan dan relevansi informasi akuntansi melalui dua cara. Pertama, konservatisme menyajikan aktiva dan laba terlalu rendah. Kedua, konservatisme menyebabkan penundaan pengakuan kabar baik pada laporan keuangan, namun secepat-cepatnya mengakui kabar buruk. Penting untuk mengestimasi bias konservatisme pada laporan keuangan dan embuat penyesuaian yang layak sehingga pengukuran aktiva bersih dan laba bersih menjadi lebih baik. Konservatisme merupakan penentu kualitas laba. Meskipun laporan

16 keuangan yang konservatis mengurangi kualitas laba, banyak pemakai memandang akuntansi konservatis sebagai tanda dari kualitas laba yang lebih baik. Kontradiksi ini dapat dijelaskan oleh akuntasi konservatisme yang tercermin pada tanggung jawab, tingkat ketergantungan dan kredibilitas manajemen. II.2.2. Akrual Laporan keuangan utamanya dibuat berdasarkan basis akrual. Standar akuntansi mengharuskan konsep akrual. Statement of Financial Accounting Concept No.1 menyatakan bahwa informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas saat ini dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang dibatasi oleh aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas. Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang membuat laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Penyesuaian ini mencakup penyesuaian yang mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas dan penyesuaian yang mengeluarkan dampak arus kas terhadap laba. Karena penggunaan jurnal

17 berpasangan, akrual mempengaruhi neraca melalui peningkatan atau penurunan akun aktiva atau kewajiban dalam jumlah yang sama. Dengan kata lain, suatu akrual yang meningkatkan (menurunkan) laba juga akan meningkatkan (menurunkan) aktiva atau menurunkan (meningkatkan) kewajiban. Akuntansi akrual mengenalkan penilaian dalam akuntansi dengan berbagai estimasi dan penyesuaian. Idealnya, adanya penilaian manajerial dapat meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Namun kenyataannya tidak sesuai kondisi ideal. Penggunaan penilaian bisa mengurangi kualitas dapat dibandingkan dan konsistensi atas laporan keuangan, yang dapat mengarah pada distorsi akuntansi yang perlu diidentifikasi dan disesuaikan sehingga informasi akuntansi dapat mencerminkan aktivitas usaha dengan lebih baik. Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan dari informasi yang dilaporkan pada laporan keuangan terhadap realitas usaha sebenarnya. Distorsi ini timbul dari sifat akuntansi akrual yang meliputi standar, kesalahan estimasi, keseimbangan antara relevan dan andal, serta kebebasan dalam aplikasinya. Kebijakan akrual atau discretionary accruals dapat dilakukan sepanjang hal tersebut tidak meyimpang dari standar akuntansi yang berlaku umum. Manajemen yang berniat untuk mensejahterakan dirinya sendiri sering menggunakan discretionary accruals yaitu

18 dengan mengendalikan transaksi akrual sehingga laba terlihat tinggi. Akan tetapi, transaksi tersebut tidak mempengaruhi aliran kas, misalnya waktu dari pengakuan pendapatan, sehingga discretionary accruals akan dapat mempengaruhi kualitas laba suatu perusahaan. II.2.3. Kualitas Laba Kualitas laba memiliki arti berbeda untuk berbagai pihak. Banyak analis mendefinisikan kualitas laba sebagai sejauh mana perusahaan mengaplikasikan konservatisme (perusahaan dengan kualitas laba tinggi diharapkan memiliki rasio harga terhadap laba / price-earning ratio yang lebih tinggi dibandingkan dengan kualitas laba rendah). Definisi kualitas laba alternatif berhubungan dengan distorsi akuntansi (perusahaan memiliki laba berkualitas tinggi jika informasi laporan keuangan mencerminkan aktivitas usaha secara akurat. Kualitas laba mengacu pada relevansi laba dalam mengukur tingkat kinerja perusahaan. Penentu kualitas laba mencakup lingkungan usaha perusahaan dan prinsip akuntansi yang dipilih dan diaplikasi oleh perusahaan. Pengukuran kualitas laba menimbulkan kebutuhan untuk membandingkan laba antarperusahaan dan keinginan untuk mengakui perbedaan kualitas untuk tujuan penilaian.

19 Dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan, John J. Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey menyebutkan tiga faktor yang biasa diidentifikasi sebagai penentu kualitas laba: 1. Prinsip akuntansi Salah satu penentu kualitas laba adalah kebebasan manajemen dalam memilih prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Kebebasan ini dapat bersifat agresif (optimis) atau konservatif. Kualitas laba yang ditentukan secara konservatif dianggap lebih tinggi karena lebih kecil kemungkinan kinerja kini dan perkiraan kinerja masa depan dinyatakan terlalu tinggi dibandingkan dengan laba yang ditentukan dengan cara yang lebih agresif. Konservatisme mengurangi kemungkinan laba dinyatakan terlalu tinggi dan adanya perubahan retrospektif. Namun, konservatisme yang berlebihan, meskipun mempengaruhi kualitas laba, mengurangi keandalan dan relevansi laba pada jangka panjang. Mempelajari pemeilihan prinsip akuntansi dapat memberikan indikasi kecenderungan dan sikap manajemen. 2. Aplikasi akuntansi Penentu kualitas laba lainnya adalah kebebasan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Manajemen memiliki kebebasan terhadap jumlah laba yang dilaporkan melalui aplikasi prinsip akuntansi untuk menentukan pendapatan dan beban. Beban yang bebas seperti

20 beban iklan, pemasaran, perbaikan, pemelliharaan, penelitian dan pengembangan dapat ditentukan waktunya untuk mengelola tingkat laba atau rugi yang akan dilaporkan. Laba yang mencerminkan elemen waktu yang tidak terkait dengan operasi atau kondisi usaha dapat mengurangi kualitas laba. 3. Risiko usaha Penentu kualitas laba yang ketiga adalah hubungan antara laba dan risiko usaha. Hal ini mencakup dampak siklus dan kekuatan usaha lain terhadap tingkat, stabilitas, sumber, dan variabilitas laba. Kualitas laba yang tinggi dikaitkan dengan perusahaan yang lebih terlindung dari risiko usaha. Meskipun risiko usaha tidak disebabkan oleh kebebasan manajemen dalam bertindak, risiko ini dapat dikurangi dengan strategi manajemen yang ahli. II.3. Nilai Perusahaan Para pemegang saham menanamkan modalnya dalam perusahaan karena mereka berharap perusahaan tersebut dalam terus bertumbuh. Dalam praktiknya, manajemenlah yang benar-benar terlibat dalam pengelolaan perusahaan termasuk di dalamnya pelaporan keuangan. Dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, para pemegang saham dapat menilai, mengukur, dan mengawasi sampai sejauh mana kinerja manajemem tersebut.

21 Konflik Keagenan dapat mengakibatkan manajemen bertindak untuk memaksimalkan keuntungan demi dirinya sendiri. Para pemegang saham sulit untuk dapat mengawasi secara langsung kegiatan manajemen. Dalam hal inilah diperlukan fungsi pengawasan independen sehingga aktivitas manajemen untuk mensejahterakan dirinya dapat diminimalisasi. Nilai perusahaan akan dapat meningkat karena para pemegang saham percaya pada fungsi pengawasan independen dalam mengawasi proses pelaporan keuangan agar dapat dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yang pada akhirnya akan digunakan oleh para pemegang saham dalam proses pengambilan keputusan investasi. Dalam penelitian ini nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin s Q. II.4. Pengembangan Hipotesis II.4.1. Komite Audit terhadap Kualitas Laba Menurut Teori Keagenan (Agency Theory), adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya Konflik Keagenan (Agency Conflict) disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal (yang memberi kontrak atau pemegang saham) dan agen (yang menerima kontrak dan mengelola dana prinsipal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan. Konflik Keagenan dapat mengakibatkan adanya sifat manajemen melaporkan laba secara oportunis untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Jika hal ini terjadi akan mengakibatkan

22 rendahnya kualitas laba. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Menurut Baridwan (2004) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007), komite udit dapat menjembatani masalah keagenan. Komite audit yang dibentuk dalam perusahaan sebagai sebuah komite khusus diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan yang sebelumnya dilakukan oleh dewan komisaris. Tugas komite audit meliputi melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal. Komite audit diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan. Kualitas laba yang baik diharapkan juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Investor, analis dan regulator menganggap komite audit memberikan kontribusi dalam kualitas pelaporan keuangan. Komite audit meningkatkan integritas dan kredibilitas pelaporan keuangan melalui pengawasan atas proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum, serta mengawasi proses audit secara keseluruhan.

23 Penelitian Lin, Li dan Yang (2006) menguji pengaruh karakteristik komite audit terhadap kualitas laba. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, yang berarti komite audit yang lebih besar dapat memberikan pengawasan yang lebih terhadap proses pelaporan keuangan, sedangkan keempat karakteristik komite audit lainnya (independensi, keahlian keuangan, aktivitas, dan kepemilikan manajerial) tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas laba yang dilaporkan. Penelitian Suaryana (2005) menemukan bahwa komite audit independen dan ahli meningkatkan koefisien respons laba (ERC) perusahaan. Berdasarkan tinjauan di atas maka keberadaan komite audit dapat mengurangi tindakan oportunistik manajemen. Tindakan manajemen melalui metode akuntansi yang ditentukan sendiri (akrual) memberikan peluang perusahaan mengatur laba yang dilaporkan untuk tujuan tertentu. Untuk mengurangi tindakan oportunistik manajemen tersebut dibutuhkan pihak independen, yaitu komite audit yang mampu memonitor tindakan manajemen. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H : Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap kualitas laba. 1

24 II.4.2. Kualitas Laba terhadap Nilai Perusahaan Konflik Keagenan dapat mengakibatkan adanya sifat opportunistic manajemen untuk mensejahterakan dirinya sendiri yang akan mengakibatkan rendahnya kualitas laba. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan kepada para pemakainya seperti para investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang. Laba sebagai bagian dari laporan keuangan yang tidak menyajikan fakta yang sebenarnya tentang kondisi ekonomis perusahaan dapat diragukan kualitasnya. Laba yang tidak menunjukkan informasi yang sebenarnya tentang kinerja manajemen dapat menyesatkan pihak pengguna laporan. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa kualitas laba secara positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis kedua yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H : Kualitas laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2 II.4.3. Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan Dalam Teori Signaling, adanya komite audit menyebabkan peningkatan nilai perusahaan karena keberadaan komite audit yang baik akan memberi sinyal positif. Sedangkan dalam Teori Endogenity, perusahaan yang memiliki nilai yang tinggi cenderung

25 memiliki kelengkapan dalam susunan perusahaannya yang mana salah satunya adalah keberadaan komite audit independen. Penelitian Xie, Davidson dan Dadalt (2003) menguji efektifitas komite audit dalam mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa komite audit yang berasal dari luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa mekanisme Corporate Governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: H : Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap nilai 3 perusahaan. II.4.4. Kualitas Laba sebagai Variabel Pemediasi dalam hubungan antara Komite Audit dan Nilai Perusahaan Dalam Konflik Keagenan, laporan keuangan dapat dimanfaatkan oleh agen untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Akuntansi akrual yang dicatat dengan accrual basis merupakan subjek managerial discretion, karena fleksibilitas yang diberikan oleh GAAP memberikan dorongan kepada manajer untuk memodifikasi laporan keuangan agar dapat menghasilkan laporan laba seperti yang

26 diinginkan, meskipun menciptakan distorsi dalam pelaporan laba (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Siallagan dan Machfoedz 2006). Salah satu mekanisme yang diharapkan dapat mengontrol biaya keagenan yaitu dengan menerapkan good corporate governance. Komite audit, sebagai salah satu mekanisme corporate governance, yang dibentuk dalam perusahaan sebagai sebuah komite khusus diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan yang sebelumnya dilakukan oleh dewan komisaris. Tugas komite audit meliputi melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal. Oleh karena itu, diharapkan komite audit dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah meningkatkan kualitas laba yang dilaporkan. Kualitas laba yang baik diharapkan juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa keberadaan komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas laba dan juga nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin s Q. Hal ini memberi bukti bahwa keberadaan komite audit dapat meningkatkan efektifitas kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah: H : Kualitas Laba sebagai Variabel Pemediasi dalam hubungan 4 antara Komite Audit dan Nilai Perusahaan.