SATUAN ACARA PERKULIAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

tongue)nya. Kondisi ini membuat penguasan siswa terhadap bahasa asing selalu kembali

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP Nomor 5)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP Nomor 5)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SAP PERKEMBANGAN MASYARAKAT DAN BUDAYA NURDINAH HANIFAH

TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA

SILABUS PERKULIAHAN PROGRAM S1 PGSD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA IDENTITAS MATA KULIAH

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA PADA MATA KULIAH MENGGAMBAR CAD

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SILABUS

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ketrampilan-ketrampilan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rupert Evan merumuskan tujuan Pendidikan Kejuruan (SMK) : 1) memenuhi

I PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2010), hlm. 1. Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 20.

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS MATA KULIAH: INTRODUCTION TO ENGLISH FOR CHILDREN

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya program standar pembelajaran disusun berdasarkan

ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Generasi masa depan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas anak-anak saat ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Proses Belajar Mengajar Sistem Komputer Undip

ERROR ANALYSIS ON NARRATIVE PARAGRAPHS OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF MA ARIF INNOVATIVE ELEMENTARY SCHOOL THESIS

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA KULIAH :STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA & SASTRA

SILABUS INOVASI PENDIDIKAN

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

Penggunaan Gambar dalam Pengajaran Bahasa Inggris untuk Anak-anak Muhammad Aprianto Budie Nugroho

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PARAGRAPH BASED WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE BERBASIS CRITICAL THINKING

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KOLABORATIF Sebuah Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa Asing. ~Dante Darmawangsa ~

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa.

Motivasi Dalam Pembelajaran Bahasa Asing

SAP DAN SILABUS. Nama Mata Kuliah : Listening for Elementary School (GD 322) Disusun Oleh:

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklussiklus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BELAJAR DI ERA DIGITAL: BAHASA INGGRIS BERBASIS LOKALITAS MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF MENYONGSONG 0 KM JAWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

PENTINGNYA MENCERMATI SELF-INSTRUCTION DAN SELF- ESTEEM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING: STUDI KASUS PENGAJARAN MENYIMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan mata kuliah penting sebagai dasar pendidikan dalam

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Jumlah SKS Semester Program Studi Dosen/Asisten

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN SILABUS PERENCANAAN PEMBELAJARAN MUSIK SM502. Drs. Zujadi Ansor, M.Pd. NIP

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

PENGGUNAAN BACAAN BERDASARKAN FAKTA DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP Nomor 1) Mata Kuliah : Bahasa Inggris Kode Mata Kuliah : GD 100 Pokok Bahasan : EFL in Elementary School Subpokok Bahasan : 1. Characteristics of English as Second Language 2. Characteristics of English as Foreign Language 3. The implications of both to English Teaching Jumlah Pertemuan : 2 100 menit (2 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa mampu memahami perbedaan karakteristik bahasa Inggris jika diajarkan sebagai bahasa asing dan bahasa kedua. B. Tujuan Pembelajaran Khusus Mahasiswa dapat: 1. menjelaskan kompetensi-kompetensi siswa pemelajar bahasa kedua (second language learners); 2. menjelaskan kompetensi-kompetensi siswa pemelajar bahasa asing (foreign language learners); 3. mendeskripsikan implementasi kebijakan pemerintah Indonesia dalam menetapkan EFL di Indonesia terhadap pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia 1

4. menguasai teori umum pengajaran bahasa asing di Sekolah Dasar; 5. mengkategorisasikan SWOT (Strength, Weaknesses, Obstacles and Threat) dalam mengajarkan bahasa Inggris sebagai bahasa asing pada anak. C. Materi Bagi bangsa Indonesia, pembelajaran bahasa Inggris diposisikan sebagai pembelajaran bahasa asing (English as Foreign Language) sehingga baik pengajar maupun pembelajar sudah tentu memiliki kendala tersendiri dalam interaksi belajar-mengajar. Proses pembelajaran yang terbatasi oleh dinding kelas menghambat penguasaan bahasa yang memang sangat asing bagi pemelajar. Kealamiahan pembelajaran bahasa melalui proses pembiasaan dan pengulangan sangat sulit tercipta, karena pemelajar hanya dipaksa untuk berbicara Bahasa Inggris di ruang kelas, dengan catatan gurunya memberikan dorongan dan contoh yang benar. Setelah interaksi KBM berakhir, maka berakhir pulalah petualangan siswa di dunia asing tadi. Siswa kembali pada lingkungannya yang dipenuhi dengan interaksi bahasa ibu (mother tongue)nya. Kondisi ini membuat penguasan siswa terhadap bahasa asing selalu kembali pada posisi nol lagi. Guru tentu saja memiliki peran yang sangat penting untuk mengatasi permasalahan ini. Kasus yang sama terjadi pula di Amerika Serikat. Guru menghadapi tantangan saat ia harus mengajarkan bahasa Inggris kepada siswa-siswi yang tidak terbiasa dengan bahasa tersebut. Oleh karena itu, sejatinya para guru harus mengetahui tentang bagaimana para siswa mempelajari bahasa selain bahasa ibunya. Adalah menjadi kekeliruan, saat guru memasang target dan harapan yang tidak realistis dalam pembelajaran bahasa asing. Hal inilah yang sebenarnya akan membahayakan para siswa. Bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan peserta didik mengalami frustasi. Terlebih lagi jika kasus seperti ini menimpa anak-anak dengan segala karakteristiknya yang unik. Secara alamiah, kondisi anak sangat berbeda dari orang dewasa. Anak sangat senang bermain dan bergerak bebas, sedangkan orang dewasa akan merasa rikuh jika harus banyak bergerak dan menganggap 2

bahwa bermain itu sangat kekanak-kanakan. Anak menyerap informasi dengan sangat cepat, tapi secepat itu pula ia bisa melupakannya. Di lain pihak, orang dewasa justru sulit dan lamban dalam menyerap informasi, tapi sekali terserap, informasi itu bisa sangat bertahan lama di benaknya. Pola pikir anak masih sederhana, baginya lebih mudah memahami satu hal pada satu waktu. Pola pikir orang dewasa lebih berkembang, ia akan sangat tertarik untuk belajar banyak hal pada satu waktu. Dari sisi perkembangan emosi, anak-anak cepat merasa bosan terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki rentang atensi dan konsentrasi yang relatif pendek. Orang dewasa sebaliknya, ia bisa menghabiskan waktu sangat lama untuk melakukan suatu hal, terlebih jika hal tersebut sangat diminatinya. Dalam kasus pembelajaran Bahasa Inggris, jelas kita sadari bahwa anakanak tidak memiliki pemahaman sebelumnya tentang bahasa asing, sedangkan orang dewasa sudah memiliki beberapa informasi sebelumnya mengenai Bahasa Inggris baik itu dari sekolah formal atau dari sumber-sumber lain. Fakta-fakta di atas tidak bisa dinafikkan oleh seorang guru bahasa ketika akan mengajarkan bahasa asing pada kedua objek yang sangat berbeda karakteristik ini. Berikut dipaparkan beberapa mitos tentang pembelajaran bahasa asing khususnya yang melibatkan anak sebagai subjeknya, sebagai panduan untuk para guru bahasa asing dalam menentukan model pengajaran,materi, metode maupun tekniknya. D. Buku Sumber Brown, H Douglas (1994). Principles of language learning and teaching. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Krashen, Stephen, D (1981). Second language acquisition and second language learning. Oxford: Pergamon Press Krashen, Stephen, D (1982). Principles and practices in second language acquisition. Oxford: Pergamon Press E. Media 3

Beberapa media yang digunakan dalam proses pembelajaran ini antara lain: over head projector (OHP), slide, dan modul cetak. F. Metode Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah: ekspositori, diskusi, probing, demonstrasi, dan penugasan. G. Evaluasi 1. Proses a. Dilihat dari aktivitas dan partisipasi mahasiswa di kelas selama pembelajaran berlangsung. b. Penampilan pada saat mahasiswa melakukan diskusi. 2. Hasil, melalui Tes Unit setelah menyelesaikan satu pokok bahasan ini. H. Tugas Mahasiswa ditugaskan mengerjakan tugas berupa pekerjaan rumah secara individual maupun berkelompok. I. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Dosen memberikan beberapa pengkondisian untuk menumbuhkembangkan kesadaran akan pentingnya belajar, memotivasi dan meningkatkan minat mahasiswa dalam belajar bahasa Inggris. Kegiatan Inti 1. Mahasiswa diberi beberapa konteks yang berkaitan dengan konsep-konsep pengajaran bahasa Inggris secara umum. 2. Mahasiswa diberikan kesempatan berdiskusi dan menganalisis pengajaran bahasa Inggris yang mereka terima di jenjang 4

sebelumnya, mengupas kelemahan kurikulum, GBPP, dan teori belajar-mengajar bahasa Inggris di Indonesia. 3. Mahasiswa disuguhi permasalahan EFL dan ESL, isu dan kontekstualitas, sampai permasalahan yang mungkin muncul sebagai dampak penetapan EFL di Indonesia. 4. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan observasi dan investigasi terhadap permasalahan yang ada dalam setiap konteks, sehingga diharapkan kreativitasnya muncul. 5. Dosen sebagai fasilitator, mengakomodasi kebutuhan mahasiswa dengan bersikap proaktif, dan memicu tumbuhnya kreativitas mahasiswa ketika melakukan pemecahan masalah. 6. Representasi dari mahasiswa dibahas bersama dalam suasana diskusi kelas, dan setiap mahasiswa berhak untuk berargumentasi, mendebat setuju atau tidak setuju terhadap pendapat mahasiswa lainnya. 7. Dosen mengorganisasikan diskusi kelas dengan baik. Kegiatan Akhir 1. Mahasiswa diberi kesempatan untuk merumuskan inti perkuliahan pada saat itu, serta memberikan penilaian terhadap kinerja dosen serta teman-temannya dalam bentuk jurnal. 2. Dosen membuat intisari perkuliahan berdasarkan kontribusi/pendapat mahasiswa. 3. Dosen memberikan tugas yang berkenaan dengan pengajaran EFL dan ESL. 5