RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

dokumen-dokumen yang mirip
SPIRITUALITAS MISTIK DAN KENABIAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN SEKOLAH KATOLIK Pertemuan MABRI, Muntilan 22 Maret 2014 Paul Suparno, S.J.

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

DAYA TAHAN LEMAH: TANTANGAN KAUL DARI DIRI SENDIRI Rohani, Oktober 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BELAJAR DAYA TAHAN SEJAK FORMASI AWAL Rohani, Maret 2013, hal Paul Suparno, S.J.

GOSIP DALAM BIARA Rohani, Mei 2013, hal Paul Suparno, S.J.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KADO NATAL DI BIARA Rohani, Desember 2011, hal Paul Suparno, S.J.

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

B. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

SALING TIDAK PERCAYA DALAM HIDUP BERKOMUNITAS Rohani, Februari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis. 4 : 32-35) Mereka sehati dan sejiwa. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul

a) Mencari persatuan. Galatia 2:1-3.

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

RENUNGAN KITAB 1Tesalonika Oleh: Pdt. Yabes Order

NAFSU: TANTANGAN KAUL DARI DALAM BIARA KITA Rohani, September 2013, hal Paul Suparno, S.J.

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Lesson 1 for October 7, 2017

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KEPEMIMPINAN SEBAGAI GEMBALA DAN PENGURUS DI BIARA Rohani, Juli 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Suster-suster Notre Dame

KETIDAKPERCAYAAN DALAM BIARA Rohani, Januari 2012, hal Paul Suparno, S.J.

TAHUN B - Hari Minggu Paskah VI 10 Mei 2015 LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Kis 10: )

NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3)

Pendidikan Agama Kristen Protestan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Gereja Menyediakan Persekutuan

Pembaptisan Air. Pengenalan

SPIRITUALITAS EKARISTI

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Suster-suster Notre Dame

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 JULI 2017 (MINGGU BIASA) POLA HIDUP KERAJAAN ALLAH

Suster-suster Notre Dame

Pertanyaan Alkitab (24-26)

PERTEMUAN III KEBHINEKAAN DALAM MASYARAKAT

1 Tesalonika 1. 1 Tesalonika 2

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

Tahun C Hari Minggu Adven III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Zef. 3 : 14-18a

KONGREGASI IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS (SCJ) KAPITEL JENDERAL XXII

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Bagaimana Berjalan Dalam Roh Bagian ke-3

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

ANAK MAS DI BIARA SEBAGAI UNGKAPAN SEKSUALITAS Rohani, April 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Th A Hari Minggu Biasa VI 12 Februari 2017

MEMBANGUN SIKAP DISKRETIF DALAM MENYIKAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DALAM PENGHAYATAN HIDUP BAKTI

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

Pada waktu itu Musa berkata kepada bangsanya tentang hal-ikhwal persembahan katanya,

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

(Disampaikan sebagai pengganti Homili, pada Misa Sabtu/Minggu, 28/29 September 2013)

LITURGI SABDA. Tahun C Hari Minggu Biasa XV

Minggu 9 : Mengapa & Bagaimana Saya Memberitahukan Kepada Orang Lain?

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

BAB I MENGENAL GEREJA

SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG

Tahun C Hari Minggu Biasa XIII LITURGI SABDA. Bacaan Pertama 1 Raj. 19 : 16b Bersiaplah Elisa, lalu mengikuti Elia.

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

The State of incarnation : Exaltation

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

Seri Kedewasaan Kristen (6/6)

Kami datang kepada-mu, kami datang kepadamu Bersyukur sebulat hati, kar na kasihmu besar

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

oleh Gereja 1Uhan Apa yang Dilakukan untuk Dunia Ini

Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Gereja untuk Apa? Ef.1:1-14. Pdt. Andi Halim, S.Th.

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Transkripsi:

1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan, banyak berdoa, bermatiraga, serta melakukan pelayanan kepada masyarakat sekitar. Pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan doa dan nasehat. Ia senang mendoakan orang-orang lain entah yang minta didoakan atau yang tidak. Ia juga sering dimintai nasehat oleh orang-orang sekitar. Mereka percaya kepada suster. Acara hariannya selalu dimulai dengan renungan pagi, lalu pergi ke gereja untuk ekaristi. Malam hari selalu ditutupnya dengan doa hening. Ia banyak matiraga, berpuasa, dan mengurangi makan. Oleh karena kedekatannya pada Tuhan itu, ia kelihatan bahagia. Kebahagiaan hidupnya kentara dan dirasakan oleh orang sekitar dari cara ia bicara dan menanggapi orang lain. Banyak orang mengatakan suster Mistika adalah seorang mistikus yang dekat dengan Tuhan dan hidupnya menyatu dengan Tuhan sendiri. Bruder Propetius sangat disegani oleh orang di sekitarnya, karena bruder berani dengan tegas mengatakan tidak pada tindak ketidakadilan yang terjadi di desanya. Bruder dengan tegas mengatakan bahwa program yang dilakukan desa tidak adil dan melanggar hak asasi manusia. Waktu ada penggusuran tanah warga untuk suatu proyek, ia juga berani menentang ganti rugi yang tidak adil, yang merugikan rakyat. Beberapa kali ia diancam oleh yang berwajib, namun ia tetap tegar dan berani untuk mengatakan kebenaran. Ia tidak takut dicela, direndahkan, demi suatu kebaikan. Bruder juga tidak segan-segan menegur teman bruder atau teman kerjanya, bila mereka melakukan kesalahan. Di tempat kerjanya, ia dengan berani menunjukkan apa yang sebaiknya harus dilakukan oleh para pekerja. Prinsip yang dipegangnya adalah Aku harus berani menegakkan kebenaran. Pastor Bonanius kerapkali didatangi berbagai macam orang, mulai dari anak muda sampai dengan orang tua, dari petani sampai dengan pejabat. Mengapa ia begitu disegani banyak orang? Ternyata mereka merasakan bahwa apa yang ia ajarkan, ia nasehatkan, adalah sungguhsungguh benar. Ia begitu terus terang menjelaskan kepada orang-orang yang datang apa yang sebaiknya mereka buat bagi kedamaian hidup mereka. Ia dengan jernih menasehati mahasiswa

2 yang malas, agar merubah cara hidupnya. Ia berani mengatakan pada seorang pejabat agar memperhatikan rakyat kecil dan tidak korupsi. Ia berani menegaskan kepada seorang ibu yang mau menggugurkan kandungannya, bahwa tindakan itu tidak baik dan agar ia mengurungkan niatnya. Yang menarik adalah banyak orang dapat menerima nasehatnya yang kadang sangat keras, karena mereka merasa tidak disakiti. Mereka merasakan bahwa nasehat pastor itu keluar dari hatinya yang damai karena kedekatannya dengan Tuhan. Tutur kata dan juga cara ia menanggapi orang sungguh meneguhkan, sehingga orang tidak tersingggung tetapi berterima kasih. Bahkan beberapa orang yang tadinya dari rumah mau menyembunyikan isi hatinya, setelah bertemu dengan dia, menjadi terbuka dan mengungkapkan semua yang dirasakan dan dialami. Kita melihat dari kisah di atas, bahwa suster adalah seorang mistikus, bruder adalah seorang nabi, dan pastor itu seorang nabi yang mistikus. Mereka mengesankan banyak orang karena kedekatannya dengan Tuhan, keberaniannya menyatakan tentang kebenaran. Bagaimana dengan kita sendiri? Apakah aku seorang mistikus dan nabi? Kita Sebagai Seorang Mistikus Sebagai seorang biarawan-biarawati, kita diharapkan mengembangkan diri sebagai seorang mistikus. Apa itu seorang mistikus? Seorang mistikus adalah orang yang sungguh dekat dengan Tuhan, hidupnya menyatu dengan Tuhan. Dalam dirinya ada kesatuan dengan Tuhan sendiri. Yang diusahakan, diutamakan, dan dilakukan adalah bagaimana membangun hidup dekat dengan Tuhan. Dalam beberapa teks Kitab Suci kita dapat bercermin bagaimana hidup seorang mistikus. Dalam Galatia 2: 20, Paulus menuliskan namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Santo Petrus dalam suratnya menuliskan, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Petrus 1:4). Dari kedua teks itu sangat jelas bahwa hidup seorang mistikus sungguh menyatu dengan Tuhan. Karena kesatuan itulah maka mereka ikut ambil bagian dalam kodrat ilahi. Bagi seorang mistikus, kesatuan dengan Tuhan adalah segala-galanya. Seluruh hidupnya diarahkan dan diusahakan untuk semakin menyatu dengan Tuhan. Oleh karena hidupnya yang menyatu dengan Tuhan,

3 maka mereka tidak lagi samar-samar melihat Tuhan. Mereka dapat dikatakan melihat dan memahami Allah sebagai adanya. Sebagai seorang biarawan-biarawati, yang inti hidupnya adalah penyerahan diri penuh pada Tuhan, kita semua diharapkan semakin menjadi mistikus sejati, yaitu semakin menyatu dengan Tuhan sendiri. Dengan ketiga kaul, kita ingin sungguh-sungguh menyerahkan diri penuh kepada Tuhan. Kita ingin menyatukan seluruh hidup kita dengan hidup Tuhan. Usaha menyatukan diri dengan Tuhan itu kita lakukan dengan mengutamakan doa, membangun relasi pribadi dengan Tuhan sendiri. Kita juga menyatukan diri dengan Tuhan lewat kerelaaan untuk digunakan Tuhan kemanapun Ia menghendaki lewat kongregasi kita. Bagi kita, yang hidup dalam biara kontemplatif penuh, sangat jelas bahwa kita menekankan hidup rohani, mengutamakan hidup doa, demi membangun kesatuan dengan Tuhan. Dengan hidup doa yang teratur kita diharapkan semakin mengenal Tuhan lebih dekat, mengenal sabdanya, mengenal kehendaknya, dan semakin mencintai Dia. Dalam biara kontemplatif kedekatan dengan Tuhan juga diusahakan lewat hidup matiraga, berpuasa, dan pengendalian diri. Bagi kita yang hidup dalam biara aktif, meski kita banyak menggunakan waktu untuk melakukan kerasulan membantu banyak orang, tetap hidup mistikus harus diusahakan. Doa dan matiraga tetap harus kita kembangkan, sehingga kita semakin dekat, bersatu, dan mencintai Tuhan. Hidup mistikus inilah yang menjadi dasar dan kekuatan kita untuk terus merasul. Tanpa kesatuan pribadi dengan Tuhan, maka kerasulan kita akan kehilangan semangatnya, kurang mendalam dan bahkan dapat menjadi kering dan tidak berbuah lagi. Tuhan adalah pokok anggur, dan kita ranting-rantingnya. Kita hanya akan berbuah, bila kita bersatu dengan pokok itu, yaitu dengan Tuhan sendiri (Yoh 15: 1-8). Kita Sekaligus Seorang Nabi Zaman Ini Selain kita sebagai seorang mistikus, kita juga diharapkan menjadi seorang nabi di zaman ini. Apa ciri seorang nabi? Dari Kitab Suci, kita melihat apa yang dilakukan para nabi. Yang pertama adalah mereka berbicara atas nama Allah, menubuatkan sesuatu yang akan datang seperti bahwa Mesias akan datang, bahwa bencana akan tiba, bahwa umat akan dihukum bila umat tidak bertobat. Dalam Kisah Rasul diceritakan seorang nabi yang bernama Agabus, yang menubuatkan bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar (Kis 11:28). Yang

4 kedua mereka juga mengingatkan kepada umat agar kembali kepada Tuhan dan menunjukkan jalan mana yang harus mereka lakukan. Tugas itu dilakukan oleh para nabi karena mereka memang sungguh dekat dengan Tuhan dan hidup bagi Tuhan. Mereka mempunyai keberanian yang kuat untuk menjadi pewarta ilahi, menyampaikan kehendak Tuhan kepada umat. Dalam Vita Consecrata, sangat jelas sifat kenabian hidup membiara ditekankan oleh para Bapa Sinode. Hidup bakti merupakan bentuk partisipasi khusus dalam kenabian Kristus. Ada dimensi kenabian dalam hidup bakti yang bersumber pada sifat radikal mengikuti Kristus dan dedikasi pada perutusan hidup bakti yang khas. Sifat kenabiannya adalah pada keyakinan dan penghayatan bahwa Allah dan kebenaran injil diyakini sebagai di atas segala-galanya (VC: 84). Karena keyakinan yang begitu tinggi itu, maka kita berani menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan lewat ketiga kaul kita. Kita menjadi saksi bahwa Allah adalah yang utama dalam hidup ini. Kesaksian itu juga diwujudkan dalam kerelaan melakukan perutusan yang ditunjukkan Tuhan sendiri lewat kongregasi masing-masing. Para biarawan-biarawati telah melaksanakan kenabiannya yang otentik dengan bicara atas nama Tuhan kepada semua orang bahkan kepada para gembala gereja. Dari perjalanan sejarah hidup membiara dalam gereja, kita mengerti bahwa sangat banyak kaum biarawanbiarawati yang berani bicara atas nama Tuhan untuk mengingatkan, meneguhkan, dan membantu banyak orang. Bahkan kita juga melihat bahwa mereka juga berani bicara dan mengingatkan para gembala gereja. Cukup banyak pendiri kongregasi yang karena kekuatan Roh Kudus, mengingatkan para pimpinan Gereja untuk kembali pada jalan Tuhan. Kenabisan yang sejati itu bersumber pada Allah, pada persahabatan dengan Dia, pada sikap mendengarkan sabdanya. Pelaksanaan kenabian dilaksanakan dengan mendengarkan sabdanya dan mewartakan sabda baik dengan mulut dan kehidupan. Mereka juga berani mengecam apapun yang bertentangan dengan kehendak ilahi dan menjajagi cara baru untuk menerapkan injil pada situasi saat ini (VC, 84). Para religius juga diharapkan agar berani memberikan kesaksian di manapun dengan keberanian nabi yang tidak takut menghadapi resiko (VC, 85). Tantangan Zaman Sekarang

5 Negara kita ini sekarang sedang mengalami berbagai persoalan. Korupsi yang menghacurkan kemajuan Negara terus meningkat, bahkan terjadi di berbagai lingkup kehidupan. Konflik horizontal masih terus terjadi, dan kadang memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Kepekaan kepada kebutuhan dan hidup orang miskin kurang begitu besar. Kekerasan sering terjadi di berbagai lingkup, termasuk dalam dunia pendidikan sekolah. Dalam lingkup keluarga, perceraian semakin bertambah. Kekerasan dalam keluarga juga meningkat. Zaman global ini juga dicirikan dengan budaya orang kurang mencari Tuhan, tetapi mencari kepuasan nafsu, mencari kekayaan, kehormatan, serta kekuasaan. Di berbagai tempat dunia, Tuhan dan iman mulai tidak diperhatikan atau ditinggalkan orang. Bentuk hidup panggilan religius tidak menarik lagi. Yang ditonjolkan di media, internet dan di mall, bukanlah demi Tuhan, tetapi demi kepuasan hidup duniawi saja. Dalam situasi zaman dan Negara seperti di atas, kita sebagai religius diharapkan tetap berani dan bersemangat menjadi nabi di tengah zaman ini. Kita diharapkan berani andil dalam mewartakan kebenaran dan mengingatkan mereka yang tidak benar. Pertanyaannya adalah bagaimana kita akan mengembangkan dan melaksanakan tugas kenabian kita di tengah masyarakat tersebut. Apakah kita berani bersuara dan menyuarakan kebenaran? Apakah kita berani bersaksi bahwa kasih Tuhan itulah yang utama dalam hidup ini? Apakah kita berani menentang arus yang tidak benar, juga kalau hal itu mengancam kedudukan kita? Apakah kita berani menyuarakan keadilan dan persaudaraan di tengah kita? Kiranya minimal ada dua hal yang dapat kita lakukan untuk menjadi saksi kenabian di zaman ini. Pertama, kita sendiri menghidupi semangat hidup membiara secara benar. Dengan menghidupinya secara benar, kita sendiri menjadi saksi bagi hidup kita, bahwa Tuhan memang menjadi pegangan utama hidup kita. Dengan gembira menghidupi semangat hidup membiara, kita telah menjadi saksi bahwa hidup mengikuti Tuhan secara penuh adalah membahagiakan. Kedua, kita mewartakan kabar gembira Tuhan lewat karya perutusan yang kita emban secara sungguh-sungguh. Kita wartakan kasih Tuhan lewat karya pendidikan, karya kesehatan, karya pastoral, karya social, dan karya kemanusiaan yang lain. Terutama dalam situasi dimana nilai ilahi dan kasih Tuhan tidak mendapatkan tempat, kita harus lebih berani menyuarakan baik lewat kata maupun lewat teladan kehidupan yang kita jalani. Kita juga diharapkan berani mengatakan tidak benar pada sesuatu yang memang tidak benar.

6 Dari beberapa pengalaman, karena melihat bahwa kesaksian kita sepertinya tidak diperhatikan dan didengarkan oleh anak zaman ini, kita dapat menjadi loyo dan putus asa. Maka sangat penting bila kita dapat saling berbagi pengalaman dan pengetahuan untuk mencari bersama model-model kesaksian kenabian yang dapat diterima dan sesuai dengan sifat dan karakter anak-anak zaman. Kita perlu saling membantu dalam melaksanakan tugas kenabian di zaman yang tidak mudah ini. Dalam semangat kebersamaan itu, kita akan merasa lebih diteguhkan dan dikuatkan dalam mengemban tugas kenabian tersebut. Untuk menjadi saksi keselamatan Tuhan di zaman ini juga diperlukan kepekaan hati dan keluasan pikiran untuk mencermati situasi yang ada; dibutuhkan kemampuan discernment sehingga kita bijak dalam menanggapi situasi zaman; dan dibutuhkan relasi yang dekat dengan Tuhan sendiri. Semoga kita semakin menjadi nabi yang setia di zaman ini!