www.aidsindonesia.or.id JUNI 2013 K epemimpinan dan komitmen Kepala Daerah adalah salah satu ujung tombak upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang efektif. Deputi Menkokesra dan Sekretaris KPAN mendampingi Drs. Said Agil, Sekretaris Daerah Provinsi Kepri membuka Pertemuan Regional KPA di Kota Batam, 10 Juni 2013 BERITA KPA NASIONAL LAPORAN LAIN Penguatan Kapasitas Stakeholder Non Medis (Hal 3) Pertemuan Regional KPA Koordinasi upaya penanggulangan AIDS 33 Provinsi Sosialisasi Pedoman PABM Sosialisasi dan evaluasi pelaksanaan PABM oleh lembaga pengelola Evaluasi Lembaga Mitra KPAN Dukungan IPF Evaluasi program dukungan IPF untuk LSM Pertemuan Pokja Remaja Koordinasi upaya pemberian informasi komprehensif pada remaja (Hal 2) (Hal 3) (Hal 4) (Hal 5) Pelatihan Fasilitator Nasional Kesehatan Seksual (Hal 4) Talksow Remaja di @America (Hal 5) KEGIATAN KPA PROPINSI/KABUPATEN/KOTA Program PMTS Paripurna Provinsi Kalbar Penguatan Outlet Kondom bagi WPS Kab. Sintang Edugames bagi Penasun Kota Pontianak Pembentukan Outlet Kondom bagi LSL Kab. Pontianak (Hal 6) (Hal 6) (Hal 7) (Hal 7) Menara Topas Lantai 9 Jalan MH Thamrin Kav. 9 Jakarta Indonesia 10330 Telpon: +62.21.3901758 Fax: +62.21.3902665 www.aidsindonesia.or.id
Juni 2013 Hal 2 PERTEMUAN REGIONAL LOGISTIK DAN EVALUASI KOMISI PENANGGULANGAN AIDS 2013 Sekretaris KPAN, Dr. Kemal Siregar memberikan arahan pada Sekretaris KPA Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pertemuan Regional di Batam, Juni 2013. U paya penanggulangan AIDS di Indonesia makin menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan. Terlihat dengan makin meningkatnya jumlah kabupaten dan kota yang terlibat aktif dalam pelaksanaan program, dengan berbagai kegiatan inovatif di lapangan. Meski masih banyak tantangan, antara lain keberlanjutan dan mutu program. Untuk itu, diperlukan upaya penanggulangan yang lebih komprehensif di bawah koordinasi KPA P/K/K. Memastikan bahwa semua pihak sudah mempunyai komitmen yang kuat untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, sekaligus memberikan alternatif solusi. Melanjutkan pertemuan regional yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu di Yogyakarta dan Bandung, maka untuk gelombang selanjutnya digelar di Batam, Kepri dan Makasar, Sulsel. Seperti halnya pertemuan sebelumnya, kegiatan kali ini juga mengundang Sekretaris, Pengelola Program dan Pengelola Administrasi KPA Provinsi, Kabupaten dan Kota. Pada gelombang ketiga di Batam, pertemuan dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, Bapak Said Agil mewakili Gubernur. Sedangkan pada pertemuan gelombang keempat di Makasar, pertemuan dibuka oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan selaku Ketua Pelaksana Harian KPAP, Bapak Agus Arifin Nu mang. Dalam kedua pertemuan ini, para peserta dibekali paparan dari Kemenko Kesra, Kemkes dan Kemdagri untuk mendukung koordinasi penanggulangan AIDS yang efektif. Selain itu, secara spesifik, para staf KPA juga dibekali keterampilan dalam penulisan laporan dan pemetaan. Dalam pertemuan ini juga dilakukan pameran banner, pembelajaran program terbaik dari tiap daerah, sehingga masing-masing daerah bisa menampilkan keunggulannya yang bisa dijadikan contoh keberhasilan. Pada tiap penutupan acara, Sekretaris KPAN memberikan penghargaan kepada daerah dengan banner yang paling informatif dan menarik.
Juni 2013 Hal 3 EVALUASI DAN SOSIALISASI PEDOMAN PABM S ejak 2009, KPAN menggagas progran Pemulihan Adiksi Berbasis Masyarakat (PABM), sebagai salah satu upaya untuk mengisi tingginya kebutuhan perawatan dalam pemulihan adiksi di luar terapi yang telah ada, sekaligus mengintegrasikan upaya pemutusan mata rantai penularan HIV pada pengguna napza suntik. Tahun ini, KPAN telah melakukan pembaruan pedoman PABM serta sistem pelaporan dan pencatatan program yang disusun berdasarkan hasil evaluasi. Untuk itulah diadakan kegiatan Pelatihan dasar PABM bagi wilayah baru dan sosialisasi pedoman PABM dan kerangka Monev PABM 2013 bagi staf KPAP dan lembaga pengelola PABM. Pelatihan dilakukan di Jakarta, 4-7 Juni 2013 yang diikuti 29 peserta berasal dari pengelola PABM dan staf Monev KPAP, dengan fasilitator dari Ikatan Konselor Adiksi Indonesia (IKAI). Dalam pelatihan, peserta diberikan materi tentang konseling adiksi, alat ukur keberhasilan pemulihan adiksi dan Peserta pertemuan mengikuti pembukaan acara yang disampaikan oleh Deputi Sekretaris KPAN bidang Program. penyusunan tindak lanjut tiap lembaga. Tindak lanjut kegiatan antara lain diperlukan penyegaran pelatihan ASI dan WHO QoL yang lebih detail dengan RSKO sebagai fasilitator. Selain itu, IKAI bersama KPAN akan melakukan mentoring gabungan untuk memperkuat kapasitas lembaga PABM. Sementara itu, Buku Pedoman PABM akan siap dan didistribusikan kepada lembaga pada akhir Juni. PERTEMUAN PENGUATAN KAPASITAS STAKEHOLDER NON MEDIS Untuk itu pada tanggal 4-6 Juni 2013, bertempat di Jakarta, secara khusus dilakukan penguatan kapasitas bagi stakeholder non medis. Peserta dalam pertemuan ini adalah perwakilan sektor Kementerian/ Lembaga dan Sekretaris KPAP dari 9 provinsi. Ines, fasilitator pertermuan dari GWL Ina sedang memberikan materi tentang orientasi seksual dan identitas gender. S takeholder non medis memiliki peran penting dalam upaya pencegahan HIV dan AIDS, terutama pada program yang menyasar komunitas GWL (gay, waria dan LSL) di masyarakat. Dengan peran sosialnya, stakeholder non medis ini dapat menjadi mitra yang strategis. Dalam pertemuan dilakukan pembahasan tentang program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) paripurna, pemahaman gender dan seksualitas dan akses layanan HIV dan AIDS. Melalui pertemuan ini diharapkan stakeholder memiliki pemahaman yang benar tentang gender, seksualitas, hak kesehatan seksual dan reproduksi. Dengan demikian mereka akan mampu membantu menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap keberagaman gender dan seksualitas di masyarakat.
Juni 2013 Hal 4 PELATIHAN FASILITATOR NASIONAL KESEHATAN SEKSUAL LAKI-LAKI dengan menggunakan buku Kesehatan Seksual KPAN- HCPI tahun 2013 sebagai panduan. Tujuan pelatihan adalah meningkatkan keterampilan fasilitasi kelompok pelaksana program PMTS yang telah ada, termasuk mengajar mitra kerja memfasilitasi kegiatan penanggulangan HIV dan IMS dengan pendekatan kesehatan seksual dan reproduksi (Sexual Reproductive Health/SRH). Sesi diskusi dalam pelatihan membahas tentang kesehatan seksual dan gender U ntuk memperkuat kapasitas tim fasilitator dalam program PMTS Nasional, terutama implementasi komponen Komunikasi Perubahan Perilaku, KPAN dengan dukungan HCPI mengadakan pelatihan fasilitator dan pelatih program PMTS dengan pendekatan kesehatan seksual untuk LBT. Selama 4 hari, yaitu 17-21 Juni 2013 di Yogyakarta pelatihan dilakukan dengan pendekatan partisipatif Materi-materi yang diberikan dalam pelatihan adalah konsep kesehatan seksual, gender, model bio-psikososial, HIV dan IMS terkini serta keberagaman seksual. Selain dari KPA, pelatihan ini juga melibatkan peserta dari lembaga pelaksana program AIDS lain, seperti PKBI, NU dan perwakilan Subdit AIDS Kemkes. Pasca pelatihan peserta melakukan finalisasi Modul Kesehatan Seksual Laki-Laki Berisiko Tinggi dari KPAN yang berkolaborasi dengan HCPI dan LP3Y. Selain itu telah dikukuhkan Tim Fasilitator dan Pelatih PMTS Nasional untuk LBT oleh KPAN. PERTEMUAN EVALUASI UNTUK LEMBAGA MITRA KPAN DUKUNGAN IPF D ukungan program PMTS bagi 14 LSM dari Dana Kemitraan Indonesia untuk Penanggulangan AIDS (DKIA/IPF) komponen 3 Ronde 4 saat ini telah memasuki kuartal 3. Masingmasing LSM telah melakukan kegiatan sesuai dengan rencana kerja. Tetapi dalam pelaksanaan kadang terdapat beberapa perubahan atau penyesuaian dengan kondisi di lapangan. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan peninjauan terhadap pelaksanaan program yang dilakukan oleh mitra DKIA/IPF untuk menemukan gap yang ada serta faktor penghambat dalam target. Pertemuan evaluasi diadakan di Semarang tanggal 3-5 Juni 2013. Dalam pertemuan evaluasi ini dilakukan pembahasan mengenai pelaksanaan kegiatan di lapangan, evaluasi dan hal-hal yang dapat meningkatkan capaian. Tindak lanjut evaluasi ini adalah mitra akan meleng- Sekretaris KPAN memberikan arahan program IPF kapi hasil capaian dengan format monev yang baru, mengisi target indikator pada format baru dan usulan perubahan kegiatan yang harus disertai analisis situasi masing-masing wilayah.
Juni 2013 Hal 5 TALKSHOW REMAJA DI @AMERICA Dr. Rita Damayanti, dari FKM UI berdiskusi dalam sesi tanya jawab di @America, Pacific Place Jakarta. K PAN bekerjasama dengan Forum Mahasiswa Peduli Kesehatan Reproduksi Remaja (Rumah Panda) FKM UI melaksanakan kegiatan talkshow tentang penyalahgunaan napza di kalangan remaja dikaitkan dengan gaya hidup remaja dengan tema Drugs: You Use, You Lose! Talkshow bertujuan agar remaja memiliki pengetahuan yang benar tentang bahaya narkoba dan pencegahannya. Acara talkshow diadakan di @America, Jakarta pada tanggal 21 Juni 2013 dengan menghadirkan perwakilan remaja, psikolog, penasun dan LSM yang bergerak pada isu penasun, dengan moderator dari FKM UI. Sedangkan peserta yang hadir antara lain mahasiswa, pelajar, perwakilan ARI dan remaja populasi kunci. Dalam talkshow yang berlangsung hangat dan menarik ini, para peserta banyak menanyakan tentang kaitan penyalahgunaan napza dengan HIV dan AIDS, bahaya merokok hingga bahaya ketergantungan napza. PERTEMUAN POKJA REMAJA R emaja atau penduduk usia 15-24 tahun merupakan salah satu prioritas nasional dalam upaya pencegahan HIV dan AIDS. Telah banyak program yang dilakukan bagi para remaja, untuk itu perlu koordinasi kuat agar program tidak tumpang tindih. Sejak awal tahun 2013, Pokja Remaja di bawah koordinasi Promkes Kementerian Kesehatan, terus melakukan berbagai kegiatan yang salah satunya adalah pertemuan Pokja. Pertemuan kali ini digelar tanggal 25 Juni di Hotel Cemara Jakarta dipimpin oleh Kapuspromkes, Dr. Lily Sulistyowati. Dalam pertemuan ini disampaikan program remaja yang dilakukan sektor, yaitu Kemdikbud, Kemenag dan Kemhukham. Sedangkan dari LSM yang memberikan paparan adalah PMI dan GWL Muda. Dalam pertemuan ini, Dr. Lily menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama untuk mencapai target nasional pengetahuan komprehensif pada remaja atau penduduk muda sebanyak 95% pada tahun Kepala Pusat Promkes Kemkes, dr. Lily memimpin pertemuan Pokja Remaja di Jakarta 2015. Untuk itu Kemkes akan terus mendorong pelaksanaan program Aku Bangga Aku Tahu di 33 Provinsi. Hal penting lainnya adalah akan dilakukan evaluasi program yang telah berjalan sehingga dapat dicarikan solusi jika ada hambatan pelaksanaan.
LAPORAN DAERAH - KALIMANTAN BARAT Hal 6 PENINGKATAN KAPASITAS PENGAMBIL KEBIJAKAN PROGRAM PMTS PARIPURNA Lokakarya ini bertujuan meningkatkan kapasitas para pengambil kebijakan, sehingga diharapkan dapat mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif dalam pelaksanaan program. Lokakarya yang dipimpin oleh Sekretaris KPAP dilaksanakan di Kota Pontianak dihadiri oleh perwakilan anggota KPA Provinsi dari SKPD dan perwakilan populasi kunci. Sekretaris KPAP Kalbar memimpin pertemuan stake holder dalam upaya dukungan program PMTS Paripurna. D alam upaya mendukung pelaksanaan program PMTS, di tahun 2013 ini Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kalimantan Barat telah mengadakan Lokakarya Peningkatan Kapasitas Pengambil Kebijakan Program Pencegahan HIV Melalui Transmisi Seksual (PMTS) Paripurna. Selain diberikan pemahaman tentang PMTS dan peran stakeholder, lokakarya ini juga membahas Inpres No. 3 Tahun 2010 tentang percepatan pencapaian target MDG s di tahun 2015 dan bagaimana peran masingmasing SKPD untuk mencapai target nasional tersebut. Tindaklanjut pertemuan ini adalah tiap-tiap SKPD membuat kegiatan yang terkait dengan pencegahan dan penanggulangan AIDS untuk 3 bulan ke depan. PENGUATAN OUTLET KONDOM BAGI WPS LANGSUNG DI LOKASI MERANO, SINTANG S alah satu komponen penting dalam upaya pencegahan HIV melalui transmisi seksual adalah tersedianya pasokan kondom yang memadai di lokasi transaksi seksual. Hal tersebut terkait dengan sistem manajemen pasokan kondom yang telah diatur oleh KPA Nasional pada semua daerah. Atas dasar pertimbangan tersebut, KPA Kabupaten Sintang yang kegiatan distribusi kondomnya didukung oleh DKIA/IPF melakukan penguatan outlet kondom di lokasi Merano, Kabupaten Sintang pada Maret 2013. Penguatan ini menjadi hal yang penting karena dari laporan yang ada menunjukkan telah terjadi peningkatan kebutuhan kondom di lokasi. Dalam kegiatan penguatan outlet kondom ini, diberikan pelatihan kepada 20 WPS Langsung di lokasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kegunaan dan pemakaian kondom yang benar. Sedangkan bagi para pengelola Pendidik sebaya kelompok WPS sedang mempraktekan cara pemakaian kondom perempuan pada WPS di Kab. Sintang. outlet diberikan pengetahuan tentang penghitungan dan permintaan kondom secara sederhana. Melalui penguatan ini diharapkan kedepannya, kondom akan selalu tersedia di lokasi Merano yang selanjutnya akan mampu mencapai program penggunaan kondom 100%.
LAPORAN DAERAH - KALIMANTAN BARAT Hal 7 EDUGAMES BERSAMA KOMUNITAS PENGGUNA NAPZA SUNTIK KOTA PONTIANAK antara Tim Program Harm Reduction (Staf sekretariat KPA dan Petugas Puskesmas Kampung Dalam) dengan komunitas penasun. Dalam hal ini penasun yang ikut adalah yang terdaftar sebagai peserta LASS di Puskesmas Kampung Dalam Pontianak. Hal ini juga sebagai salah satu bentuk apresiasi dari KPA dan Dinkes. Permainan dalam edugames kelompok penasun di Kota Pontianak, Kalbar. P ada bulan Maret 2013, komunitas pengguna napza suntik (penasun) bersama dengan KPA Kota Pontianak mengadakan kegiatan Edugames di lokasi outbond Taman Gitananda, Pontianak, Kalbar. Kegiatan bertujuan sebagai silaturahmi, sekaligus untuk meningkatkan rasa kebersamaan, membangun kepercayaan, sifat kepemimpinan dan kekompakan Kegiatan yang diikuti 30 peserta ini dikemas menarik dan unik dengan berbagai permainan antara lain jembatan tongkat, ikatan kepercayaan dan memindahkan air dengan tali. Dalam permainan, peserta dibagi menjadi 2 tim yang memainkan masing-masing permainan secara kompetitif dan dipandu fasilitator berkompeten dari PMI Kota Pontianak. Melalui edugames ini diharapkan makin terbina hubungan yang baik antara KPA, Dinkes sebagai penyedia layanan dan penasun, sehingga ke depan tidak lagi terjadi penularan HIV baru melalui penggunaan napza suntik di Kota Pontianak dan penasun yang ada dapat tetap sehat dan produktif. PEMBENTUKAN OUTLET KONDOM BAGI POPULASI LSL S alah satu karakter unik dari komunitas LSL (lelakiseks dengan lelaki) adalah tertutup dan hanya diketahui komunitasnya sendiri. Untuk itu diperlukan upaya yang unik pula dalam upaya pencegahan HIV pada komunitas ini. Menjawab tantangan tersebut dan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran HIV dan AIDS pada populasi kunci LSL, KPA Kabupaten Pontianak melakukan pembentukan outlet kondom melalui orang kunci. Pembentukan outlet kondom ini diarahkan langsung pada orang-orang kunci di komunitas gay yang ada di Kabupaten Pontianak. Agar tepat sasaran, kegiatan pembentukan outlet kondom ini dilakukan di lokasi berkumpul komunitas GWL, yaitu Terminal Mempawah pada bulan Februari 2013. Selain sebagai outlet, orang kunci ini juga diharapkan mampu memberikan informasi yang benar tentang HIV KPAK melakukan pemantauan distribusi dan penggunaan kondom pada populasi LSL di Kab. Pontianak. dan AIDS dan seks aman pada komunitas gay dan LSL. Untuk itu, secara berkala orang kunci ini akan diberikan peningkatan kapasitas dari KPA Kabupaten. Sementara itu, orang-orang kunci yang menjadi outlet ini juga memberikan respon positif dan bangga dijadikan outlet kondom yang mobile.
Juni 2013 Hal 8 RENCANA KEGIATAN BULAN JULI 2013 Pelatihan Pengelola PIAD KPAP/K/K, Jakarta 30 Juni-3 Juli 2013. Peningkatan kapasitas dan keterampilan pengelola Pusat Informasi AIDS di Daerah dalam upaya penyebarluasan informasi HIV dan AIDS kepada masyarakat. Pelatihan Peer Educator Remaja Populasi Kunci Kelompok GWL Muda, Jakarta 1-3 Juli 2013. Mendorong keterlibatan aktif populasi kunci muda dalam peningkatan pengetahuan komprehensif HIV dan AIDS pada penduduk usia 15-24 tahun. Team Building Sekretariat KPAN, Banten, 3-5 Juli 2013. Kegiatan evaluasi untuk memperkuat kerja tim dari staf Sekretariat KPA Nasional. Pertemuan Evaluasi Semester 6 Program GF, Jakarta 15-18 Juli 2013. Koordinasi upaya penanggulangan HIV dan AIDS dari seluruh Indonesia yang melibatkan KPA, Kementerian Kesehatan, PKBI dan NU, serta menyepakati rencana kerja 2013-2014. Pertemuan Pokja Media dan Komunikasi, Jakarta 9 Juli 2013. Koordinasi dan konsolidasi dalam upaya memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat melalui media massa. Pertemuan Tim Pelaksana, Jakarta 25 Juli 2013. Koordinasi rutin tiga bulanan Anggota Tim Pelaksana KPAN untuk membahas kemajuan upaya penanggulangan AIDS serta merumuskan. Kegiatan akan dilaksanakan di kantor Kementerian Agama. Lokakarya Finalisasi Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Daerah, Bogor 29-31 Juli 2013. Membahas rancangan pedoman teknis perencanaan dan penganggaran program penanggulangan AIDS di provinsi, kabupaten dan kota. Tentang Komisi Penanggulangan AIDS Komisi Penanggulangan AIDS adalah lembaga negara berdasar Peraturan Presiden Nomer 75 tahun 2006 dengan mandat untuk melaksanakan penanggulangan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi. KPA Nasional diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteran Rakyat, dengan anggota Sektor Kementerian/Lembaga, swasta, jaringan populasi kunci dan perwakilan masyarakat sipil peduli AIDS. Dalam pelaksanaan, KPAN dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris KPAN. Infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV tersebut. Hindari infeksi HIV dengan Abstinence Tidak berhubungan seks (Selibat), Be Faithful - Selalu saling setia pada pasangan, Condom - Gunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko.