KORELASI NILAI KUAT TEKAN BETON ANTARA HAMMER TEST, ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) DAN COMPRESSION TEST

dokumen-dokumen yang mirip
KOREKSI PEMBACAAN ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) TERHADAP KESALAHAN AKIBAT KETIDAKSTABILAN POSISI TRANDUCER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS BIAYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DARI STRUKTUR BALOK YANG DILAKSANAKAN TERHADAP YANG DIPERSYARATKAN

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN TEKAN BETON MUDA (EARLY AGE CONCRETE) DENGAN METODE HAMMER TEST

NON-DESTRUCTIVE TEST TERHADAP SEMI DESTRUCTIVE TEST PADA SHEAR WALL BETON BERTULANG

Akurasi Non-destructive Test terhadap Semi Destructive Test pada Shear Wall Beton Bertulang

ANALISIS KAPASITAS DAN KEANDALAN BANGUNAN, STUDI KASUS: SMA 1 MADIUN

PENERAPAN METODE SCHMIDT HAMMER TEST DAN CORE DRILLED TEST UNTUK EVALUASI KUAT TEKAN BETON PADA RUANG IGD RSGM UNSRAT GUNA ALIH FUNGSI BANGUNAN

MEMPERKIRAKAN MUTU BETON MENGGUNAKAN CONCRETE HAMMER TEST, ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST DAN CORE DRILL TEST

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PUNDIT PL-200 NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PADA INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON (Studi Kasus : Kolom Basement K4 Pada Bangunan Stadion Utama Riau)

PERBANDINGAN KEKUATAN BETON BERDASARKAN HASIL ULTRASONIC PULSE VELOCITY TEST DENGAN UJI TEKAN (020M)

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisis Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton antara Destructive Test dan Non-Destructive Test dalam Perawatan Basah dan Kering

ANALISIS KUAT TEKAN BETON TANPA TULANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE UJI TAK RUSAK BERDASARKAN KECEPATAN GELOMBANG SONIK

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

APLIKASI UPV DAN HAMMER TEST UNTUK EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR GEDUNG TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO-HATTA

PENGARUH VARIASI BUTIRAN AGREGAT PADA KUAT TEKAN DAN KECEPATAN GELOMBANG ULTRASONIK

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

ANALISIS KERAPATAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN CEPAT RAMBAT DAN TRANSMISSION TIME

PENGARUH VARIASI BUTIRAN AGREGAT PADA KUAT TEKAN DAN KECEPATAN GELOMBANG ULTRASONIK

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

I. PENDAHULUAN. Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran semen, air, agregat

KAJIAN KUAT TEKAN BETON DAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN GEDUNG TEKNIK ARSITEKTUR DAN ELEKTRO UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO PASCA KEBAKARAN

PENGKAJIAN KEKUATAN BETON STRUKTUR JEMBATAN PASCA KEBAKARAN

I. REFERENSI II. TUJUAN III. DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

NILAI KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN VARIASI UKURAN DIMENSI BENDA UJI

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB I PENDAHULUAN I 1

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

Evaluasi Kerusakan Beton Bertulang pada Kolom Bangunan Gedung Bekas Mess Korem 012/TU Ujong Karang Meulaboh Akibat Terkena Tsunami

Kuat Tekan Beton Pasca Kebakaran pada Struktur Beton Bertulang di Pasar Seririt, Buleleng, Bali

PENGARUH PENINGKATAN KEKUATAN MORTAR TERHADAP DEFORMASI DINDING BATA MERAH LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. Beton adalah material buatan yang sejak dahulu telah digunakan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

STUDI PENGARUH SERAT POLYPROPYLENE (PP) TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

UJI TARIK BETON MUTU TINGGI

INVESTIGASI KEANDALAN STRUKTUR BETON PADA BANGUNAN CEROBONG MENGGUNAKAN DESTRUCTIVE

Perancangan dan Kriteria Penerimaan Mutu Beton Menurut SNI Benda Uji Kubus atau Silinder. 07 Apr 15. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

PERBANDINGAN MUTU BETON HASIL UPVT METODE INDIRECT TERHADAP MUTU BETON HASIL HAMMER TEST DAN CORE DRILL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI STRUKTUR GEDUNG BANK PAPUA CABANG MANOKWARI PASCA GEMPA 7 JANUARI 2008

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

I. PENDAHULUAN. dibentuk dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan bahan

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015 ASESMEN BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENDEKATAN HASIL PENGUJIAN NDT DI LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. tambahan yang membentuk massa padat (SK SNI T ). Beton Normal adalah beton yang mempunyai berat isi kg/m 2

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB 4 RANCANG PROPORSI CAMPURAN BETON

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

M VII KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG (Indirect Brazillian Tensile Strength Test)

Transkripsi:

KORELASI NILAI KUAT TEKAN BETON ANTARA HAMMER TEST, ULTRASONIC PULSE VELOCITY (UPV) DAN COMPRESSION TEST R. Martin Simatupang *1, Devi Nuralinah 1, Christin Remayanti 1 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono No. 167 Malang, 65145, Jawa Timur Korespondensi : martin_smtpng@yahoo.com ABSTRAK Metode yang umum dipakai pada non destructive test (NDT) adalah hammer test dan ultra pulse velocity (UPV) test. Hammer test adalah salah satu metode NDT yang sering digunakan di Indonesia tetapi untuk UPV test masih jarang digunakan. UPV test adalah metode untuk memperkirakan kekuatan beton yang didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV melalui media beton. penelitian ini dilakukan untuk memberikan nilai korelasi hasil pengujian kuat tekan beton di laboratorium dengan menggunakan alat compression strength machine dan pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test) dengan menggunakan alat hammer test dan UPV test. Penelitian ini dilakukan pada beberapa benda uji dengan beberapa mutu beton yang berbeda. Dari nilai korelasi ini bisa digunakan untuk menentukan nilai kuat tekan beton jika destructive test tidak bisa dilakukan sehingga mampu meningkatkan penerapan metode NDT (hammer test dan UPV test) di Indonesia. Sehingga dengan mudah bisa mengetahui kualitas struktur dari suatu bangunan. Kata kunci : UPV, Hammer, non destructive test, destructive test. 1. PENDAHULUAN Sangat penting untuk melakukan pengujian struktur beton setelah beton mengeras, hal ini dilakukan untuk menentukan apakah struktur sudah sesuai dengan desain yang telah dilakukan. Ada beberapa bentuk metode pengujian kekuatan tekan beton yang dapat digunakan diantaranya pengujian-pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test), setengah merusak (semi destructive test) dan yang merusak secara keseluruhan komponen-komponen yang diuji (destructive test). Destructive test inilah yang paling mendekati nilai kuat tekan beton sebenarnya dimana pengujian ini harus dilakukan dilaboratorium dengan menggunakan alat compression testing machine. Namun ada beberapa kasus dimana tidak mungkin untuk menguji sampel beton dilaboratorium dengan mengharuskan pengambilan sampel uji beton atau beberapa kasus dimana butuh pembacaan kuat tekan beton secara langsung di lapangan. Kasus kasus seperti inilah yang akan menggunakan non destructive test. Saat ini beberapa metode non destructive test (NDT) pada beton masih jarang digunakan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton. Hal- hal yang menjadi alasan digunakannya non destructive test (NDT) beberapa diantaranya adalah sebagai berikut : - Hasil pengujian kubus atau silinder yang tidak memenuhi persyaratan seperti kuat tekan yang terlalu rendah, sehingga diperlukan konfirmasi terhadap kuat tekan aktual yang terpasang di lapangan. - Tidak dibuatnya benda uji kubus atau silinder, hal ini akibat faktor kelalaian ataupun tidak adanya 26

perjanjian dalam pembuatan benda uji. - Untuk keperluan evaluasi bangunan ekisting (yang telah ada atau berdiri). Evaluasi biasanya dilakukan jika ada kemungkinan adanya perubahan kualitas struktur, yang bisa terjadi karena accident (misal kebakaran, gempa). - Evaluasi juga dilakukan bila terjadi terdapat perubahan fungsi bangunan atau penambahan kapasitas beban bangunan, misal ruang kantor yang diubah menjadi ruang arsip/perpustakaan, yang nantinya akan merekomendasikan perkuatan struktur ekisting. - Adanya kerusakan akibat kesalahan pengerjaan atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi teknis, maupun karena faktor umur bangunan. Dari hasil evaluasi akan dapat diketahui berapa perkiraan kapasitas struktur dan rekomendasi perbaikan yang diperlukan. - Untuk mengevaluasi beton hasil fabrikasi (beton pracetak) yang akan digunakan dalam suatu struktur. Metode yang umum dipakai pada non destructive test (NDT) adalah hammer test dan ultra pulse velocity (UPV) test. Hammer test adalah salah satu metode NDT yang sering digunakan di Indonesia tetapi untuk UPV test masih jarang digunakan. UPV test adalah metode untuk memperkirakan kekuatan beton yang didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV melalui media beton. (International Atomic Energy Agency,2002). Akan tetapi hasil dari metode non destructive test ini belum mewakili kekuatan suatu struktur, sehingga diperlukan hubungan/korelasi dengan pengujian kuat tekan yang lain (Mindess et al., 2003). Sehingga penelitian ini dilakukan untuk memberikan nilai korelasi hasil pengujian kuat tekan beton di laboratorium dengan menggunakan alat compression strength machine dan pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test) dengan menggunakan alat hammer test dan UPV test. Penelitian ini dilakukan pada beberapa benda uji dengan beberapa mutu beton yang berbeda. Dari nilai korelasi ini bisa digunakan untuk menentukan nilai kuat tekan beton jika destructive test tidak bisa dilakukan sehingga mampu meningkatkan penerapan metode NDT (hammer test dan UPV test) di Indonesia. Sehingga dengan mudah bisa mengetahui kualitas struktur dari suatu bangunan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Mahmoudipour (2009), melakukan penelitian tentang non destructive test (NDT) dengan menggunakan metode hammer test,upv test dan juga compression test. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu persamaan korelasi dengan berbagai parameter beton seperti agregat, semen, dan lainnya. Penelitian ini menggunakan 69 benda uji. Benda uji yang dipakai adalah silinder diameter 4 in. dengan tinggi yang berbeda-beda. Sedangkan tinggi silinder minimal dua kali diameternya. Kemudian nilai kuat tekan silinder ini dikonversi ke kuat tekan kubus 20x20 kubik untuk bisa dibandingkan. Kemudian nilai kuat tekan inilah yang akan dibandingkan dengan nilai kuat tekan yang didapatkan dari UPV dan rebound hammer. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil dari setiap metode NDT yang digunakan, sehingga sangat penting untuk mendapatkan korelasi antara kuat tekan beton dari compression test dengan metode NDT. Dari hasil tes terhadap benda uji, nilai regresi untuk mendapatkan nilai kuat tekan beton dari metode kombinasi dalam hal ini adalah hasil rebound hammer (R) dan hasil UPV lebih baik daripada hanya menggunakan salah satu nilai. Secara umum, nilai dari metode kombinasi ini dapat diambil dari 27

multi regresi dalam diagram tiga dimensi yang dapat ditulis, S k k UPV k3r 1 2 Dimana k1, k2, dan k3 adalah konstanta empiris. dituliskan persamaan korelasi antara UPV, rebound hammer dan compression test sebagai berikut: C 0.0148UPV 0.5285 R 43.32 Hannachi dan Guetteche (2012), menggunakan metode kombinasi untuk mengevaluasi kuat tekan beton. Beberapa parameter yang mempengaruhi karakteristik beton sperti tipe dan ukuran dari agregat, kandungan semen diimplementasikan dalam penelitian ini. Dua pengujian dilakukan untuk mengukur karakteristik beton yaitu uji tekan dengan benda uji silinder dan benda uji yang diambil langsung dari struktur eksisting. Metode nondestructive yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rebound hammer (RH) dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) sedangkan untuk pengujian destructive tes dengan melakukan coring pada struktur eksisting. Perkiraan hasil kuat tekan beton didapatkan melalui kombinasi dari nilai korelasi antara nondestructive test dan tes uji tekan. Korelasi tersebut dilakukan antara kuat tekan pada umur 28 hari, kemudian dilakukan uji nondestructive test dengan menggunakan hammer dan UPV dan korelasi kuat tekan dengan destructive test pada benda uji diameter 6.5cm dengan tinggi 13cm). Dalam penelitian ini, hubungan antara hasil tes uji silinder dan pengambilan benda uji dari struktur eksisting dan juga hasil nondestructive test dengan menggunakan UPV dan hammer dapat ditunjukan dalam grafik dibawah ini. (2.1) Gambar 1. Korelasi antara UPV, hammer tes dan compression tes untuk benda uji silinder 3. METODOLOGI Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang. Metode pengujian kuat tekan beton dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengujian-pengujian yang bersifat tidak merusak (non destructive test), dan yang merusak secara keseluruhan komponenkomponen yang diuji (destructive test). 3.1. Metode Non Destructive Test 3.1.1 Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Prinsip kerja alat tes Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) adalah dengan memproduksi dan menyalurkan gelombang pulsa/denyut ke dalam beton, dan meratarata waktu perjalan gelombang tersebut dari titik awal ke titik akhir melalui beton. Dalam pengujian terdapat 3 macam metode yaitu : 3. Direct Transmision. 28

4. Semi-Direct Transmision. 5. Indirect or Surface Transmision. Indirect transmission biasanya digunakan dalam pengujian untuk mengukur kedalaman retakan, sedangkan direct transmission biasa digunakan dalam mengukur tingkat kepadatan beton, estimasi kuat tekan hingga modulus elastisitas beton. 3.1.2. Hammer Test (Silver Schmidt Type N Hammer Test) Silver Schmidt Hammer Test merupakan alat uji beton terpadu pertama yang memiliki nilai pantulan yang tepat dan kemampu ulangan yang mempermudah pelaksanaan di lapangan. Dua faktor yang menambah peningkatan kinerja alat uji beton ini dibandingkan dengan yang manual: Pendeteksian hasil bagi pantulan berbasis kecepatan. Desain hibrid berbobot ringan pada plunger tumbukan yang terbuat dari logam paduan untuk industri penerbangan, yang disesuaikan dengan sifat-sifat elastis beton dan dilengkapi tudung baja kekerasan Pengujian validasi independen yang dilakukan oleh BAM (Lembaga Federal untuk Penelitian dan Pengujian Material, Jerman) telah menunjukkan bahwa ST/PC Silver Schmidt memiliki tingkat penyebaran yang lebih sedikit dibandingkan dengan alat uji beton klasik secara keseluruhan. Desain yang unik dan konstruksi yang berkualitas tinggi pada alat uji beton ST/PC SilverSchmidt membuat pengujian pantulan menjadi lebih cepat dan lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya. 3.2. Metode Non Destructive Test Nilai kekuatan beton diketahui dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap benda uji diantaranya silinder ( =15 cm, h=30 cm) ataupun kubus (15x15x15 cm) pada umur 28 hari yang dibebani dengan gaya tekan sampai mencapai beban maksimum. Beban maksimum didapat dari pengujian dengan menggunakan alat compression testing machine di laboratorium. Tabel 1. Benda Uji No. Benda Uji Mutu beton K-175 K-225 K-250 1 Kubus 15x15x15 cm 15 buah 15 buah 15 buah 2 Silinder t=30cm, d=15cm 15 buah 15 buah 15 buah 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Kuat Tekan Pengujian kuat tekan dilakukan di Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang dengan menggunakan alat uji tekan (Compression Testing Machine) pada hari ke 28 setelah pencetakan benda uji. Pengujian dilakukan dengan posisi benda uji yang diberikan tekanan pada benda uji silinder maupun kubus. Sedangkan parameter dalam pengujian tekan ini adalah dengan memberikan beban penekanan pada benda uji menggunakan alat uji tekan hingga benda uji mengalami keretakan. Apabila telah tampak keretakan pada sisi benda uji maka penekanan dihentikan dan dicatat besar tekanan maksimum yang dapat ditahan oleh masing-masing benda uji. 29

Gambar 2. Uji kuat tekan (compressive test) untuk benda uji silinder dan kubus 4.2 Hammer Test Pengujian hammer test dilakukan di Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang pada hari ke 28 setelah pencetakan benda uji. Sudut pengambilan test benda uji yang dilakukan adalah 0 o dan 90 o. Gambar 4. UPV Test untuk benda uji silinder dan kubus 4.4 Analisis Hasil Pengujian Analisis hasil pengujian dilakukan dengan menggunakan analisa regresi, hal ini digunakan untuk mencari persamaan korelasi antara hammer test, UPV test dan compressive test. hammer test, UPV test dan compressive test dari hasil pengujian yang sudah dilakukan. Dengan menggunakan analisa persamaan regresi, akan dihasilkan grafik korelasi antara ketiga metode pengujian diatas. Gambar 3. Hammer Test untuk benda uji silinder dan kubus 4.3 UPV Test Pengujian UPV test dilakukan di Laboratorium Struktur, Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang pada hari ke 28 setelah pencetakan benda uji. Pengambilan test benda uji yang dilakukan dengan menggunakan Direct Transmision. Gambar 5. Korelasi hasil uji UPV test, test untuk beton silinder (K- 175) 30

test untuk beton kubus (K- 225) Gambar 6. Korelasi hasil uji UPV test, test untuk beton kubus (K- 175) Gambar 9. Korelasi hasil uji UPV test, test untuk beton silinder (K- 250) Gambar 7. Korelasi hasil uji UPV test, test untuk beton silinder (K- 225) Gambar 10. Korelasi hasil uji UPV test, hammer test dan compressive test untuk beton kubus (K-250) Gambar 8. Korelasi hasil uji UPV test, 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tejadi perbedaan antara hasil hammer test dan compressive test. Sehingga untuk mengetahui nilai kuat tekan beton 31

diperlukan suatu faktor pengali atau konstanta. Dari hasil analisis regresi, didapatkan nilai korelasi antara hammer test, UPV test dan Compressive test untuk masing-masing tipe benda uji sebagai berikut: Benda uji Mutu beton Persamaan SILINDER KUBUS *C = compressive strength (kg/cm 2 ), H = rebound number (kg/cm 2 ), U = ultrasonic pulse velocity (m/s) 5.2 Saran K-175 C = -787.269+4.5962H+0.1191U K-225 C = -710.025+1.0406H+0.11508U K-250 C = 471.838-1.7425H+0.0922U K-175 C = 259.677-0.6250H+0.0213U K-225 C = 501.952-0.2036H-0.0403U K-250 C = 832.988-0.5908H-0.0971U Penelitian yang dilakukan terhadap penentuan korelasi terhadap hammer test, UPV test dan compressive test ini masih banyak kekurangan, sehingga masih banyak hal yang perlu diteliti dan dikembangkan agar dapat menghasilkan suatu persamaan korelasi dan metode yang sempurna. Beberapa saran dapat dilakukan untuk penyempurnaan tersebut, antara lain: 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil kuat tekan beton dengan menggunakan nondestructive test. 2. Untuk penelitian selanjutnya perlu ditingkatkan ketelitian dalam hal penggunaan alat hammer test, bail dalam hal sudut pengambilan data maupun posisi benda uji yang akan diuji. 3. Untuk penelitian selanjutnya perlunya dalam pembuatan benda uji dengan menggunakan berbagai macam dimensi beton yang berbeda dan benda uji beton bertulang, sehingga dapat diketahui pengaruhi tulangan terhdapat kuat korelasi nondestructive test dan desdructive test yang sesuai dengan kondisi di lapangan. 6. DAFTAR PUSTAKA M. Mahmoudipour, 2009, Statistical case study on schimidt hammer, Ultrasonic and Core Compression strength test Results Performed on Cores obtained from Behbahan Cement Factory in Iran. 5 th International Workshop of NDT Experts. M. Erdal, 2009, Prediction of the compressive strength of vacuum processed concretes using artificial neural network and regression techniques, Scientific Research and Essay Vol.4(10), pp. 1057-1065. S. Hannachi and M.N. Guetteche, 2012, Application of the Combined Method for Evaluating the Compressive Strength of Concrete on Site, Open Journal of Civil Engineering, pp. 16-2. D,K.H Bzeni and M.A. Ihsan, 201, Estimating Strength of SCC using Non-Destructive Combined Method, Third International Confrence on Sustainable Construction Materials and Technologies. Mindess, S., Young, J. F., Darwin, D, 2003, Concrete; Second Edition, Upper Saddle River, Pearson Education Inc, New Jearsey. International Atomic Energy Agency,Vienna. (2002). Guidebook on non-destructive testing of concrete structures,training Course Series No. 17. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 0691-1996. 32