BAB I PENDAHULUAN I.1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS III.1 Analisis Perbandingan terhadap Sistem Lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemungutan suara menggunakan kertas suara. Sebagai contoh adalah

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROTOTYPE DAN PENGUJIAN

IV-1. Gambar IV-1 Model Umum Web-Vote

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, pemilu adalah cara yang demokratis untuk melakukan pemilihan pemimpin.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PEMILIHAN UMUM BERBASIS J2ME

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara;

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu), adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI. NOMOR: 5 /Kpts/KPU /2015

BAB I PENDAHULUAN. menyinggung kepentingan warga Negara yang menyandang kecacatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mungkin belum sepenuhnya dimengerti dan dihayati sehingga perbincangan

diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun 2008;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR: 11/Kpts/KPU-Kab-012.

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pergantian pemimpin. Pemilu dalam skala besar dilakukan

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 12/Kpts/KPU-Kab /V/2015 TENTANG

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

BERITA NEGARA. BAWASLU. Perlengkapan. Pemungutan Suara. Perencanaan. Pengadaan. Pendistribusian. Pengawasan. Tata Cara.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan.

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

2013, No.41 2 Mengingat haknya untuk ikut serta dalam kampanye Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perw

BAB I PENDAHULUAN. biasanya diadakan secara periodik setiap 5 (lima) tahun sekali. Pemilu Kepala

2015, No Independen Pemilihan Aceh atau Komisi Pemilihan Umum/KomisiIndependen Pemilihan Kabupaten/Kota; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

BAB I PENDAHULUAN.

Draft Ketiga, 11 Sep 2012

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB Latar Belakang.

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RELAWAN DEMOKRASI

KOMISI PEMILIHAN UMUM,

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Umum (Pemilu) 2.2 Pemungutan Suara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

MUHAMMAD SYAIFUL FALAH

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Voting digunakan mulai dari tingkat

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01.TAHUN 2009 TENTANG

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013;

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA. BAWASLU. Pemilihan Umum. Anggota DPR. Luar Negeri. Pengawasan. Pedoman. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPRD KABUPATEN KOTA DISAMPIT BERBASIS WEB PADA KOMISI PEMILIHAN UMUM SAMPIT MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 072/PUU-II/2004

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemilihan umum merupakan bagian pada suatu proses demokrasi. Indonesia adalah salah satu negara demokrasi yang melaksanakan pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Di Indonesia, pelaksanaan pemilihan umum dilakukan mulai dari tingkat desa (pemilihan kepala desa), kota / kabupaten (pemilihan walikota / bupati dan anggota DPRD tingkat 2), propinsi (pemilihan gubernur dan anggota DPRD 1), sampai tingkat pemerintah pusat (presiden dan anggota DPR). Pemilihan umum di Indonesia masih dilakukan secara manual. Warga yang mempunyai hak pilih datang ke tempat pemungutan suara pada saat hari pemilihan. Mereka kemudian mencoblos atau mencontreng ( ) kertas suara dan kemudian memasukkan ke kotak suara. Mulai Pemilu Legislatif tahun 2009, proses pemungutan suara dengan cara mencontreng ( ). Setelah proses pemungutan suara selesai, kemudian dilakukan penghitungan suara. Proses pemungutan dan penghitungan suara secara konvensional tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Berikut ini beberapa kelemahan proses secara konvensional tersebut. 1. Lambatnya proses penghitungan suara. Di Indonesia, proses penghitungan suara biasanya membutuhkan waktu sampai beberapa minggu. 2. Kurang akuratnya hasil perhitungan suara. Karena proses pemungutan suara dilakukan dengan pencoblosan kertas suara, sering kali muncul perdebatan mengenai sah atau tidaknya sebuah kertas suara. 3. Tidak ada salinan terhadap kertas suara. Hal ini menyebabkan jika terjadi kerusakan terhadap kertas suara, panitia pemilihan umum sudah tidak mempunyai bukti yang lain. 4. Sulitnya perhitungan kembali jika terjadi ketidakpercayaan terhadap hasil perhitungan suara. 5. Rawan konflik. Pemilihan umum di Indonesia saat ini sering menimbulkan konflik. Hal tersebut dipicu adanya ketidakpercayaan terhadap hasil perhitungan suara. Menurut data pada tahun 2005, dari 226 daerah yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah terjadi konflik mencapai 20 daerah lebih [15]. I-1

6. Besarnya anggaran yang dilalukan untuk melakukan proses pemungutan suara. Berdasarkan data terakhir KPU (Komisi Pemilihan Umum), yaitu lembaga pemerintah yang bertugas melakukan pelaksanaan pemiliham umum di Indonesia, pemerintah telah menyetujui anggaran pemilu mencapai Rp 10,4 triliun untuk pelaksanaan pemilihan umum tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 [14]. Anggaran yang sangat besar tersebut digunakan untuk proses pencetakan kertas suara, distribusi kertas suara, gaji panitia pengawas, dan lain-lain. Dengan banyaknya permasalahan tersebut, maka muncullah gagasan untuk melaksanakan pemilihan umum dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada khususnya teknologi berbasis web. Hal ini juga didukung dengan semakin luasnya jaringan komunikasi dan biaya komunikasi yang semakin murah. Pada penelitian e-voting ini, solusi e-voting lebih difokuskan pada pemanfaatan teknologi berbasis web. Teknologi berbasis web mempunyai kelebihan utama dalam hal kemudahan akses dan biaya yang jauh lebih murah. Pemilihan suara secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi elektronik (e-voting) saat ini dapat menjadi salah satu alternatif untuk menggantikan pemilihan umum secara konvensional yang sekarang ini digunakan. Penelitian mengenai e-voting telah dilakukan lebih dari 20 tahun. Permasalahan utama yang dihadapi dalam e-voting adalah terkait dengan faktor keamanan. Sampai saat ini, belum ada solusi lengkap baik secara teori maupun praktek yang mampu mengatasi permasalahan tersebut [16]. I.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Apa syarat e-voting agar mampu digunakan untuk menggantikan pemilihan umum secara konvensional, misalnya persyaratan mengenai kerahasiaan (privacy), kejujuran (fairness), dan lain-lain. Hal ini sangat penting karena pemanfaatan teknologi berbasis web juga memunculkan adanya kelemahan-kelemahan baru. Jika kelemahan-kelemahan tersebut tidak dapat untuk diatasi maka e-voting tidak akan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemilihan secara konvensional. I-2

2. Bagaimana model e-voting berbasis web yang memenuhi persyaratan e-voting yang baik serta mampu menutup kelemahan yang muncul pada pemilihan umum konvensional. 3. Bagaimana membuat prototype yang mampu merepresentasikan model e-voting yang telah dihasilkan. 4. Bagaimana melakukan pengujian terhadap model e-voting yang telah dibuat. I.3 Tujuan Tujuan dari tesis ini adalah membuat model e-voting berbasis web yang memenuhi syarat agar mampu menggantikan pemilihan umum secara konvensional yang selama ini digunakan di Indonesia. I.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Model e-voting yang dihasilkan adalah e-voting berbasis web dan spesifik untuk pemilihan umum di Indonesia. 2. Fokus utama dalam tesis ini adalah pada model konseptual e-voting, prototype hanya digunakan untuk mempermudah dalam pemahaman mengenai model konseptual. Prototype tersebut juga digunakan untuk melakukan pengujian terhadap model yang dihasilkan. 3. Prototype menggunakan studi kasus pemilihan umum anggota legislatif (DPR, DPR tingkat 1, DPRD tingkat 2, dan DPD) serta pemilihan umum presiden. 4. E-voting yang dikembangkan adalah mulai dari tahap pemungutan suara sampai dengan perhitungan suara. Penelitian terkait tahap pelaksanaan sebelum proses pemungutan suara misalnya pembuatan DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan tahap setelah perhitungan suara misalnya penentuan pemenang pemilihan umum dilakukan pada penelitan yang terpisah. Penelitian tersebut dilakukan pada tesis Iyus Supriadi. I-3

I.5 Metode Penelitian Tesis yang dilakukan adalah berupa penelitian dan mengimplementasikannya dalam sebuah program. Metode yang dipergunakan dalam Tesis ini adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur yang berkaitan dengan mekanisme e-voting dengan cara mempelajari sistem e-voting yang telah dikembangkan sebelumnya dan mempelajari penerapan sistem e-voting yang telah dilakukan pada beberapa negara. 2. Analisis sistem lain yang telah dikembangkan. 3. Analisis hasil penerapan e-voting pada negara lain. 4. Analisis masalah dan kebutuhan e-voting berbasis web. 5. Pembuatan model konseptual e-voting. 6. Pembuatan prototype untuk mengimplementasikan model yang telah dibuat. 7. Pengujian terhadap model secara umum termasuk juga prototype. 8. Perbaikan dan penarikan kesimpulan. I.6 Sistematika Pembahasan Laporan tesis ini terdiri dari enam buah bab yaitu bab I Pendahuluan, bab II Tinjauan Pustaka, bab III Analisis, bab IV Desain Sistem, bab V Implementasi dan Pengujian, serta bab VI Penutup. Bab I Pendahuluan berisi penjelasan mengenai latar belakang pemilihan topik tesis, rumusan masalah tesis, tujuan tesis, ruang lingkup tesis, dan metode penelitian yang dilakukan selama pembuatan tesis. Bab II Tinjuan Pustaka berisi penjelasan mengenai demokrasi dan keterkaitannya dengan voting (pemungutan suara), penerapan e-voting pada beberapa negara dan beberapa contoh sistem e-voting yang telah dikembangkan sebelumnya, serta teknologi berbasis web yang dijadikan dasar sistem e-voting. Bab III Analisis berisi analisis kebutuhan dan syarat e-voting berbasis web. Analisis kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fungsional dan non fungsional. I-4

Bab IV Model Web-Vote berisi mengenai perancangan model e-voting berbasis web. Perancangan model tersebut disesuaikan dengan hasil analisis yang telah diperoleh pada bab sebelumnya. Bab V Prototype dan Pengujian berisi mengenai rancangan kelas, basis data, dan antar muka prototype e-voting berbasis web. Selain itu bab ini juga berisi hasil pengujian terhadap prototype tersebut dan juga pembuktian terhadap model Web-Vote yang telah didefinisikan sebelumnya. Bab VI Penutup berisi kesimpulan dan saran terkait dengan isi tesis ini. I-5