BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Munculnya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. SMAN 4 Metro adalah lembaga pendidikan menengah atas yg membantu

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi permainan dan olahraga, aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sandy Windiana, 2014 Pengaruh Model Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Lapangan

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan modifikasi raket sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

I. PENDAHULUAN. Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

PENGATURAN LATIHAN ACAK POLA TETAP DAN GABUNGAN POLA TETAP - ACAK TERHADAP HASIL PERTANDINGAN BULUTANGKIS

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SHADOW DAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR OVERHEAD LOB BULUTANGKIS.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN TUGAS PRAKTIK MATA KULIAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA (PDGK4208)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah bagian dari sistem pendidikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada olahraga bulutangkis terdapat teknik yang seringkali dilakukan untuk memasukkan kok/shuttlecock ke dalam bidang lawan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan gerak-gerak yang lebih kompleks. Gerak dasar itu sendiri dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lancar sangat ditentukan oleh beberapa unsur antara lain guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Meja merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk bergerak, karena itu tanpa melakukan aktivitas jasmani secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja menuju kedewasaan baik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas seharihari, seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat, dan aktivitas lainnya. Kemampuan melakukan gerak tersebut terjadi karena adanya sistem anggota gerak yaitu rangka (tulang), otot, dan persendian. Bergeraknya anggota tubuh menandakan bahwa individu mengalami perkembangan. Gerak erat kaitannya dalam bidang olahraga. Setiap aktivitas gerak dalam cabang olahraga apapun pasti membutuhkan keahlian khusus yang bisa dipelajari dan dilatih terlebih dahulu agar kemampuan seseorang dalam menekuni bidang olahraga tertentu dapat terampil. Selain itu, gerak merupakan bagian dari aspek motorik yang dimiliki individu. Motorik merupakan salah-satu bagian dari perkembangan yang dialami individu. Motorik dipengaruhi oleh sistem kerja otak yang kemudian merangsang timbulnya suatu gerakan. Individu yang mengalami perkembangan motorik dengan baik, tentu memiliki kemampuan kerja otak yang baik pula. Oleh sebab itu, melatih kemampuan motorik anak menjadi hal sangat penting dalam membantu perkembangan fisik dan intelektual anak. Adapun upaya tersebut dalam dilakukan salah-satunya melalui pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Ruang lingkup pendidikan jasmani di SD (BSNP, 2006), diantaranya permainan dan olahraga yang meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. Merujuk pada cakupan tersebut, penulis bermaksud hendak melakukan penelitian eksperimen di SD dengan mengambil satu aspek dalam permainan dan olahraga, yakni bulutangkis. Bulutangkis merupakan salah-satu cabang olahraga yang menggunakan raket sebagai alat pemukul dan satelkok sebagai objek pukul dan dapat dimainkan di lapangan tertutup maupun terbuka. (Subarjah, 2010, hlm. 325). 1

2 Pembelajaran bulutangkis di SD biasanya hanya dilakukan melalui pengenalan gerak dasar pukulan dan kurang diberikan latihan-latihan secara mendalam disebabkan karena kendala teknis dan ketersediaan sarana prasarana yang kurang mendukung. Faktor sarana dan prasarana tersebut diantaranya, pertama bulutangkis merupakan olahraga yang mempergunakan raket dan shuttlecock sebagai media permainannya, sementara hal ini kurang didukung dengan kemampuan semua siswa yang belum seluruhnya memiliki raket bulutangkis. Namun hal tersebut tidak mutlak menjadi kesalahan siswa sebab sekolah pun sebaiknya turut memfasilitasi ketersediaan alat-alat permainan yang bersangkutan hanya saja bagi beberapa sekolah mungkin kurang menjadi prioritas disamping banyaknya pemenuhan kebutuhankebutuhan finansial yang harus dicukupi oleh tiap lembaga sekolah. Kedua, terkait dengan lapangan bulutangkis baiknya memang dilakukan di lapangan tertutup sebab pengaruh angin bisa saja menghambat lajunya shuttlecock, namun tidak mengharuskan pula hal tersebut. Di lapangan terbuka pun masih bisa dilakukan jika kondisi cuaca turut mendukung. Permasalahannya, di sekolah-sekolah, khususnya SD agaknya cukup jarang yang memiliki kedua kondisi lapangan yang seperti demikian, bahkan lapangan terbuka pun biasanya sebatas yang dipergunakan untuk melakukan upacara bendera hari senin sehingga ini pula yang menjadi faktor penghambat lain dari pelaksanaan pembelajaran bulutangkis di sekolah dasar. Kendala-kendala tersebut semestinya tak menjadi halangan untuk menyampaikan muatan kurikulum khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Beragam upaya dapat dilakukan, sekalipun dengan memodifikasi baik itu sarana maupun prasarana yang ada agar pembelajaran bulutangkis masih bisa dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum SD. Terlebih lagi dilihat dari keantusiasan siswa yang sangat bersemangat dalam pembelajaran bulutangkis itu sendiri. Pembelajaran bulutangkis di sekolah dasar dapat diberikan dengan melatih kemampuan atau teknik-teknik dasar bermain bulutangkis, diantaranya teknik pegangan raket (hand grip), teknik pukulan-pukulan, seperti servis, lob, netting, drive, drop shot, smash dan juga footwork. (Azir, 2013). Salah-satu dari kemampuan-

3 kemampuan tersebut yang hendak diberikan pada siswa dalam penelitian ini ialah kemampuan gerak dasar lob bulutangkis.gerak dasar bulutangkis merupakan gerakan-gerakan utama dalam teknik bermain bulutangkis yang harus dikuasai siswa sebagai dasar dalam permainan bulutangkis. Sementara lob adalah jenis pukulan dalam olahraga bulutangkis yang bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin hingga mengarah pada bagian garis belakang lapangan lawan. (Azir, 2013) Alasan pemilihan kemampuan gerak dasar ini sebab lob merupakan kemampuan pukulan yang seringkali dilakukan pada saat rally-rally dan juga menjadi penentu poin dalam permainannya. Terlebih lagi kemampuan gerak dasar lob terhadap siswa masih memiliki kekurangan diantaranya masih banyak siswa yang tidak mencapai target sasaran. Adapun untuk memberikan latihan pada siswa dalam meningkatkan kemampuan gerak dasar lob ini yaitu berbantuan dengan media raket tenis. Penulis sengaja menggunakan raket tenis, sebab raket merupakan peralatan yang tidak terlepas dari permainan bulutangkis, raket dijadikan sebagai alat media untuk memukul shuttlecock, dan cara memegang raket merupakan teknik mendasar yang harus dimiliki siswa sehingga harus dibiasakan untuk menggunakan raket dalam bentuk latihan-latihan. Selain itu pemilihan raket yang berbeban dimaksudkan agar siswa tak hanya memiliki kemampuan pergelangan tangan yang baik, namun juga dapat melatih kekuatan (power) pukulan siswa saat melakukan lob bulutangkis. Karena dengan adanya latihan dengan raket berbeban ini diharapkan siswa mampu melakukan gerak dasar lob dengan baik dan benar serta tepat sasaran. Berdasarkan ulasan tersebut, maka inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian eksperimen dengan judul Pengaruh Latihan dengan Menggunakan Media Raket Tenis terhadap Kemampuan Gerak Dasar Lob pada Permainan Bulutangkis. B. Identifikasi Masalah Penelitian Permasalahan perlu dibatasi agar dalam pelaksanaannya tidak melebihi cakupan yang telah dirumuskan serta agar penelitian lebih terarah pada tujuan. Adapun batasannya sebagai berikut.

4 1. Variabel yang diteliti terdiri dari: a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini variabel bebas yang dimanipulasi yakni latihan dengan menggunakan media raket tenis dan tanpa media. b. Variabel terikat merupakan variabel yang mendapat pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yakni kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. 2. Populasi dan Sampel a. Populasi yakni seluruh siswakelas V se-kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. b. Sampel yakni siswa kelas V SDN Cijeler III. 3. Metode penelitian yang diambil yakni metode penelitian true eksperimen. 4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yakni: a. Tes kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. C.Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah mengenai Pengaruh Latihan dengan Menggunakan Media Raket Tenis terhadap Kemampuan Gerak Dasar Lob pada Permainan Bulutangkis,diantaranya sebagai berikut. 1. Adakah pengaruh latihan dengan menggunakan media raket tenis terhadap kemampuan gerak dasar lob siswa pada permainan bulutangkis? 2. Adakah pengaruh latihantanpa menggunakan media raket tenisterhadap kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis? 3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan gerak dasar lob siswa yang berlatih dengan menggunakan bantuan media raket tenis dan tanpa menggunakan mediamedia raket tenis pada permainan bulutangkis?

5 D. Tujuan Penelitian Setiap penilitian memiliki tujuan. Demikian pula dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh latihan dengan menggunakan media raket tenis terhadap kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. 2. Untuk mengetahui pengaruh latihantanpa menggunakan mediaterhadap kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. 3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan gerak dasar lob siswa yang berlatih denganmenggunakan media raket tenis dan tanpa menggunakan media pada permainan bulutangkis. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dari itu penelitian ini dapat bermanfaat, bermanfaat dari segi teoritis, praktis, kebijakan, dan isu. Adapun manfaat dari penelitian ini penulis jelaskan, yaitu: 1. Secara teoritis sebagai pengembangan ilmu pendidikan olahraga, khususnya dalam hal kemampuan gerak dasar lob siswapada permainan bulutangkis. Hasil penelitian ini dapat melengkapi kepustakaan dalam bidang olahraga dan pembelajaran mengenai gerak dasar lob siswa pada permainan bulutangkis. Dan memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam menyusun karya ilmiah dan pengkajian baru mengenai gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. 2. Secara praktik,diharapkan mempunyai manfaat sebagai acuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lob pada siswa SDN Cijeler III Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang dan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru tentang gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. 3. Secara kebijakan dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya. Selain hal itu penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi pembinaan pelajar sekolah dasar baik dalam pembelajaran maupun dalam pembinaan atlet-atlet muda berbakat.

6 4. Secara isu hasil peelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan. b. Peneliti dapat memberikan pengalaman baru dalam penyusunan karya tulis ilmiah. c. Sebagai bahan perbandingan terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan gerak dasar lob pada permainan bulutangkis. F. Struktur Organisasi Skripsi Pada skripsi ini, penulis menjelaskan tentang Pengaruh Latihan dengan Menggunakan Media Raket Tenis terhadap Kemampuan Gerak Dasar Lob Pada Permainan Bulutangkis yang terdiri dari lima bab. Lima Bab tersebut yaitu Bab I (Pendahuluan), Bab II (Kajian Pustaka), Bab III (Metode Penelitian), Bab IV (Hasil Penelitian), Bab V (Simpulan dan Rekomendasi). Untuk lebih jelasnya berikut penulis memaparkan dalam bentuk gambar struktur organisasi skripsi yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

7 SKRIPSI PENGARUH LATIHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA RAKET TENIS TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR LOB PADA PERMAINAN BULUTANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. B. Identifikasi Masalah. C. Rumusan Masalah. D. Tujuan Penelitian. E. Manfaat Penelitian. F. Struktur Organisasi Skripsi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, sampel, dan Waktu Penelitian. B. Desain Penelitian. C. Metode Penelitian. D. Definisi Operasional. E. Instrumen Penelitian. F. Proses Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan data. H. Analisis Data. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan B. Implementasi C. Rekomendasi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis. B. Tinjauan Praktis. C. Kerangka Berfikir. D. Anggapan Dasar. E. Hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data. B. Hasil Pengumpulan. C. Pengolahan Data. D. Analisis dan Hasil Pengolahan Data. E. Pembahasan. Gambar 1.1 Struktur Organisasi Skripsi