BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, bukan hanya sekadar mengajar (teaching) tetapi lebih ditekankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. biologi di sekolah. Oleh karena itu, para guru harus berusaha untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam. suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Keberhasilan proses pembelajaran biologi dapat diukur dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

I. PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Astri Jayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas pembelajaran di dalam kelas. Proses pembelajaran merupakan aspek. mampu menerima ilmu yang diberikan oleh guru.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori,

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. belajar, baik dalam penggunaan strategi, metode maupun model pembelajaran. agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. manusia lebih bisa cepat mengerti dan siap akan menghadapi perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada domestika (Gulo, 2002:13). Oleh karena itu, peran guru dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu (curiosity) siswa, proses uji coba (trial and error), analisa konsep

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari akan muncul banyak permasalahan. Masalah setiap orang akan berbeda, begitu pula cara mengatasinya. Suatu situasi dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari keberadaan situasi tersebut, mengakui bahwa situasi tersebut memerlukan tindakan dan tidak dengan segera dapat menemukan pemecahannya. Sehingga suatu masalah merupakan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan tujuan yang ingin dicapai, sementara guru tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian, masalah dapat diartikan sebagai pertanyaan yang harus dijawab pada saat itu, sedangkan guru tidak mempunyai rencana solusi yang jelas. Tugas seorang guru, bukan hanya sekadar mengajar (teaching) tetapi lebih ditekankan pada membelajarkan (learning) dan mendidik siswa (Hamzah, 2003). Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran biologi di SMA tidaklah cukup hanya diberikan sejumlah besar pengetahuan kepada para siswa saja, akan tetapi para siswa perlu memiliki keterampilan untuk membuat pilihan-pilihan dan menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan penalaran yang logis dalam pembelajaran biologi. Oleh karena itu setiap guru, khususnya guru SMA yang mengelola pembelajaran biologi perlu memahami maksud dari memecahkan masalah biologi. Selain itu setiap guru juga harus melatih keterampilannya dalam membantu siswa belajar memecahkan masalah biologi.

2 Melalui model pemecahan masalah, siswa dapat memiliki keterampilan memecahkan masalah (problem solving). Keterampilan menyelesaikan masalah tersebut akan dicapai siswa jika dalam pembelajaran guru mengkondisikan siswa untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya dan memfasilitasi siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang melibatkan pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi. Untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran biologi siswa harus belajar bagaimana mengelola masalah yang dihadapinya. Dalam mengelola masalah dibutuhkan kemampuan berpikir secara kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Pada pembelajaran biologi di SMA Negeri 5 Binjai ditemukan masalah yang sama dijumpai pada siswa yakni lemahnya siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran biologi sehingga hal ini memberikan dampak akan rendahnya hasil belajar siswa dengan nilai ratarata 68 yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70. Oleh karena itu penting adanya model pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi yang salah satunya dapat diterapkan dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sebagaimana berdasarkan hasil penelitian Mertasari (2005), diperoleh bahwa model pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran kalkulus dapat meningkatkan penguasaan konsep, hasil belajar, aktivitas belajar, dan persepsi mahasiswa tentang relevansi mata kuliah kalkulus dengan bidang studi biologi. Anderson, et.al. (2011), mengemukakan bahwa pembelajaran dengan menekankan pendekatan pemecahan masalah dapat memberikan keberhasilan bagi para siswa dalam menguji pengetahuan yang

3 dimiliki dengan mempromosikan kemampuan setiap siswa untuk mengenali dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah mereka dalam pembelajaran biologi, dengan pendekatan pemecahan masalah dalam konteksnya siswa dapat menghormati pentingnya konten konsep pengetahuan dan aplikasinya ke keterampilan karir yang akan dibutuhkan siswa itu sendiri. Hasil penelitian Williamson & Rowe (2002), juga mengemukakan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pemecahan masalah dalam kelompok lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah (konvensional). Siswa yang bekerja dalam kelompok belajarnya dapat meningkatkan rasa kebersamaan di kelas dan juga meningkatkan pembelajaran kooperatif, sebagaimana hasil penelitian Hake (1998), dan Knight & Wood (2005), menunjukkan bahwa belajar siswa dapat meningkat bila siswa terlibat aktif selama pembelajaran di dalam kelas. Model pembelajaran STAD menitikberatkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda sehingga siswa dapat saling membantu antar anggota dalam kelompoknya untuk mencapai kemajuan kelompok. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menciptakan interaksi yang saling asah sehingga siswa lebih mudah menemukan serta memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan teman-temannya dalam pembelajaran biologi (Nurhadi dan Senduk, 2003). Maloof & White (2005), mengemukakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa ketika diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan pembelajaran sebelumnya yang menggunakan model pembelajaran dalam bentuk

4 latihan-latihan. Hasil penelitian Muraya & Kimamo (2011) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran kooperatif secara signifikan memiliki prestasi skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode pengajaran reguler atau tradisional, sehingga pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif yang guru biologi harus didorong untuk dilaksanakan dalam pembelajaran di dalam kelas. Kecakapan sosial sangat diperlukan dalam proses pembelajaran siswa karena dalam kehidupan sehari-hari siswa tidak terlepas dari berhubungan dengan sesama siswa di sekolah dan penuh dengan problema dalam proses pembelajarannya di kelas. Kecakapan sosial harus dimiliki setiap siswa, sehingga siswa butuh pengalaman belajar dan partisipasi aktif dalam kelompoknya (Padil, 2009). Kecakapan sosial ini dapat diperoleh dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Sebagaimana menurut Slavin (1995), mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang sederhana, mudah diterapkan dalam pembelajaran. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk berdiskusi, saling membantu dalam menyelesaikan tugas, menguasai materi bahan pembelajaran dan mampu menerapkan keterampilan pemecahan masalah yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa menjadi lebih bertanggung jawab baik secara individu maupun secara kelompok dan dalam diri siswa dapat terbentuk sikap kebergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok menjadi lebih optimal dalam mencapai tujuan hasil pembelajaran yang lebih baik.

5 Dari hasil pengamatan ketika proses pembelajaran biologi berlangsung di SMA Negeri 5 Binjai juga ditemukan bahwa masih kurangnya kecakapan sosial siswa dalam berkomunikasi maupun bekerja sama dalam menerapkan konsepkonsep biologi pada kejadian atau fakta-fakta yang nyata yang dapat dituangkan siswa ketika bertanya ataupun menyampaikan ide-ide dalam penerapan konsep biologi tersebut. Sebagaiamana dikemukakan oleh Padil (2009) kecakapan sosial memiliki peranan penting yang harus dimiliki setiap siswa. Siswa butuh pengalaman belajar dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil yang membantu belajar keterampilan sosial dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan mengembangkan sikap demokratis. Adanya kecakapan sosial dalam diri siswa diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan institusi-institusi masyarakat, seperti keluarga, kelompok masyarakat, dan pendidikan (Anonim, 2007). Hasil penelitian Saka (2010) menyatakan bahwa dengan pendekatan kooperatif melalui diskusi siswa dapat memperoleh prestasi akademik yang lebih baik dengan memunculkan ide-ide, dan meningkatkan kecakapan sosial siswa mengenai cara belajar yang efektif sebenarnya. Skrzypek., et.al. (2011), mengemukakan bahwa dengan kecakapan sosial siswa dievaluasi dasar pengetahuan teoritis komunikasi ilmiah dan mediasi serta keterampilan praktis tertentu dalam rangka relevansi mereka dan hubungan antara cara-cara yang dipilih dalam mempopulerkan ilmu pengetahuan dan peningkatan keterampilan sosial siswa itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu adanya penelitian mengenai pengaruh model

6 pemecahan masalah dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi dan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 5 Binjai. 1.2. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang diperoleh, yaitu sebagai berikut: (1) Siswa masih minim dalam menerapkan keterampilan pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi; (2) Guru masih kurang melatih keterampilannya dalam membantu siswa belajar memecahkan masalah pada pembelajaran biologi; (3) Guru masih belum dapat mengkondisikan siswa untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya dan memfasilitasi siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang melibatkan pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi; (4) Rendahnya kecakapan sosial siswa dalam proses pembelajaran biologi di dalam kelas; (5) Kurangnya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar biologi di dalam kelas; dan (6) Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan dan agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka pembatasan masalah penelitian ini dibatasi pada model pemecahan masalah pembelajaran biologi dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Materi yang diteliti dibatasi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan. Hasil belajar dibatasi pada ranah

7 kognitif dan kecakapan sosial siswa di SMA Negeri 5 Binjai Tahun Pembelajaran 2012/2013. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh model pemecahan masalah dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai? 2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai? 3. Apakah terdapat pengaruh model pemecahan masalah dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kecakapan sosial siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai? 4. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kecakapan sosial siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai?

8 1.5. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Terdapat pengaruh model pemecahan masalah dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai. 2. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai. 3. Terdapat pengaruh model pemecahan masalah dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kecakapan sosial siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai. 4. Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kecakapan sosial siswa pada materi sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan di SMA Negeri 5 Binjai. 1.6. Manfaat Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat: (1) Untuk menambah khasanah pengetahuan mengenai model pemecahan masalah dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar dan kecakapan sosial siswa; (2) Sebagai bahan bagi praktisi pendidikan khususnya bagi para guru biologi dalam menerapkan model pembelajaran dan inovasi pembelajaran terhadap model pemecahan masalah pada pembelajaran biologi di dalam kelas; dan (3) Sebagai bahan referensi kepada para peneliti yang ingin berminat untuk

9 mengembangkan penelitian mengenai model pemecahan masalah dalam tatanan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dan kecakapan sosial siswa. Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat: (1) Untuk memberikan solusi kepada para siswa dalam menerapkan model pemecahan masalah biologi dalam meningkatkan hasil belajar siswa; dan (2) Untuk meningkatkan keaktifan, solidaritas, dan mengoptimalkan keterlibatan siswa belajar aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran melalui kecakapan sosial siswa pada pembelajaran kooperatif tipe STAD.