BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

ANALISIS MULTIPLE INTELLEGENCES PADA BUKU SISWA KURIKULUM 2013 KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

PENDAHULUAN BAB I. Artinya : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya.(qs. AT-tin/95:4) 1

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan, kebodohan serta pencerahan pengetahuan. 3. merupakan kebutuhan yang mutlak yang harus dikembangkan dan dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk mencerdaskan dan memanusiakan manusia. pendidikan sebab manusia bukan termasuk makhluk instintif. 2

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sheny Meylinda S, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory Of. kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal.

MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

Dewi Ayu Kusumaningtias, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Republik Indonesia tahun 2003, Pendidikan

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames Of Mind: The Theory

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA DI KELAS V SD NEGERI LAMREUNG ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)

berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan dalam kesendirian dan menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Febby Achmad Suryadipura, 2015

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dari hal tersebut, maka dipandang perlu adanya explore potensi yang sudah dimiliki manusia dengan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA DISKRIT UNTUK MENINGKATKAN MULTIPLE INTELLIGENCES MAHASISWA UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ATEMATIKA DENGAN METODE MULTIPLE INTELLIGENCE SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 SANDEN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROSES BERPIKIR SISWA DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN LOGIS MATEMATIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan

Desain dan Pengembangan Pelatihan

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.

Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini

Kata Kunci: Multiple Intelligences, Strategi pembelajaran multiple intelligences

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MULTIPLE INTELLIGENCES DI SD MUHAMMADIYAH 9 KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun

Identifikasi Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 14 Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensi yang berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE ITNELLIGENCES. Abstrak

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

: ISNAINI MARATUS SHOLIHAH NIM K

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

PENGEMBANGAN NATURALIST INTELLIGENCE PADA ANAK USIA DINI MELALUI EDU-TOURISM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI

lingkungannya secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Objek

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. A. Strategi Pembelajaran Berbasis Multiplle Intelligences

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Seperti yang disebutkan dalam firman-nya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1 Dalam ayat tersebut Allah bersumpah untuk menegaskan bahwa manusia di ciptakan sebagai makhluk terbaik dan termulia. Oleh karena itu, jangan diubah menjadi lemah derajatnya dan hina. 2 Secara fisik, manusia memang memiliki struktur tubuh yang sangat sempurna, walaupun ada beberapa yang mempunyai fisik kurang sempurna, seperti orang cacat sejak lahir maupun tidak dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan pemberian akal. Akal yang diberikan kepada manusia memiliki tingkat kecerdasan yang berbedabeda. Dewasa ini pendidikan di Indonesia berkembang dengan pesat dikarenakan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidkan mulai berkembang. Tidak hanya kalangan orang mampu yang berkehendak untuk menyekolahkan anak-anaknya ke tingkat yang lebih tinggi 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya,(Edisi yang Disempurnakan), Jil. X, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 708. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan, Hlm. 709. 1

tetapi juga kalangan orang yang kurang mampu berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke tingkat yang lebih tinggi, agar dapat memutus rantai kemiskinan. Akan tetapi semangat dan kesadaran masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak tidak disertai dengan adanya pemutakhiran pendidikan. Pendidikan di Indonesia terus menerus memakai sistem pendidikan yang konvensional dengan perombakan-perombakan yang dirasa hanyalah stereotype dari sistem pendidikan sebelumnya. Pernahkah kita berpikir bahwa sistem pendidikan di Indonesia ini benar-benar memanusiakan manusia atau hanya memesinkan manusia? Salah satu pemikiran Prof. Dr. Nicolaus Driyarkara SJ yang paling populer di dunia pendidikan, yang dikutip oleh Kristi Talita Rosari adalah upaya memanusiakan manusia yang selanjutnya menjadi peletak dasar kepribadian bangsa. Menurutnya, manusia dapat dimanusiakan ketika mereka mendapatkan pendidikan. 3 Jadi, pendidikan adalah salah satu wadah bagi manusia untuk belajar tentang kehidupan yang membuat manusia dimanusiakan oleh manusia lain. Sistem pendidikan di Indonesia mengkategorikan kemampuan siswa hanya pada nilai akhir dan bukan proses. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia mengelompokkan siswa berdasarkan nilai IQ mereka. Sistem pembelajaran Indonesia juga acap kali 3 Kristi Talita Rosari, Upaya Memanusiakan Manusia, Suara Merdeka, (Semarang, 17 Juli 2013), hlm. 9. 2

menganakemaskan siswa-siswa dengan visualisasi yang baik dan dominan. Dalam hal ini visual merujuk kepada kecenderungan daya tangkap siswa terhadap materi ajar yang berbentuk visual. Akan tetapi, kecenderungan gaya belajar auditory dan kinesthetic diacuhkan. Ini hanyalah salah satu contoh ketidakadilan sistem pembelajaran Indonesia yang memaksa siswa hendaknya memaksakan diri mereka untuk menyesuaikan dengan sistem dan bukan sistem yang mengikuti dan melayani bakat dan gaya belajar para siswa. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Howard Gardner ternyata para siswa khususnya siswa di Indonesia mempunyai tambang emas yang belum digali dengan maksimal oleh sistem pendidikan Indonesia. Tambang emas itu adalah Multiple Intelligences yang dimiliki oleh tiap siswa Indonesia. Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) adalah kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan produk yang bernilai budaya 4 (anak yang bisa menghasilkan sesuatu dan bisa dinikmati dalam kehidupan manusia). Secara umum kecerdasan ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam berpikir, bertindak dan berperilaku sesuai dengan apa yang dihadapi. Teori kecerdasan ganda yang dikembangkan oleh Howard Gardner menentang keyakinan lama tentang makna cerdas. Gardner berpendapat bahwa kebudayaan kita telah terlalu banyak memusatkan perhatian pada pemikiran verbal dan logis 4 Justinus Reza Prasetyo dan Yeny Andriani, Multiply Your Multiple Intelligences: Melatih 8 Kecerdasan Majemuk pada Anak dan Dewasa, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009), hlm. 1. 3

kemampuan yang secara tipikal dinilai dalam tes kecerdasan dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. 5 Konsep tentang multiple intelligences merupakan salah satu perkembangan paling penting dan menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini, berdasarkan karya monumentalnya, Frames of Mind (1983). 6 Yang berisi gagasannya mengenai multiple intelligences dalam memahami pendidikan yang sedang berubah. Menurut Gardner, manusia itu, siapa saja -- kecuali cacat atau punya kelainan otak -- sedikitnya memiliki 7 sampai 9 kecerdasan. Kecerdasan manusia saat ini tidak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan bahasa. Ada banyak kecerdasan yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia. Di awal penelitiannya, ia mengumpulkan banyak sekali kemampuan manusia yang kiranya dapat dimasukkan dalam pengertiannya tentang inteligensi. Setelah kemampuan itu dianalisis secara teliti, akhirnya, ia menyusun daftar tujuh inteligensi yang dimiliki manusia dalam buku fenomenalnya, Frames of Mind (1983). Ketujuh inteligensi tersebut yakni inteligensi linguistik (linguistic intelligence), inteligensi logis-matematis (logicalmathematical intelligence), inteligensi spasial (spatial intelligence), 5 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart, Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence, terj. T. Hermaya (Jakarta: PT Gramedia, 2002), hlm. 3. 6 Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences, (Bandung: Nuansa, 2007), hlm. 5. 4

inteligensi musikal (musical intelligence), inteligensi gerak-badani (bodily-kinesthetic intelligence), inteligensi interpersonal (interpersonal intelligence), inteligensi intrapersonal (intrapersonal intelligence). Pada bukunya Intelligence Reframed (2000), ia menambahkan adanya dua inteligensi baru, yaitu inteligensi naturalis atau lingkungan (naturalist intelligence) dan inteligensi eksistensial (existential intelligence). 7 Secara umum, Gardner memberikan syarat kemampuan yang dapat dipertimbangkan sebagai inteligensi dalam teori inteligensi gandanya, yaitu bersifat universal. Kemampuan ini harus berlaku bagi banyak orang, bukan hanya untuk beberapa orang. 8 Benjamin S Bloom, dalam bukunya yang terkenal, Stability and Change in Human Characteristics, yang dikutip oleh Munif Chatib menyatakan bahwa pada saat anak berusia 4 tahun, separuh potensi intelektualnya sudah terbentuk, sehingga apabila pada usia 0-4 tahun seorang anak tidak mendapat rangsangan otak yang tepat, kinerja otaknya tidak dapat berkembang secara maksimal. Tak salah jika usia anak 0-8 tahun disebut usia emas atau golden age. Pada usia 8 tahun, kinerja otak anak akan berkembang mencapai 80% dan selanjutnya akan mencapai 100% pada usia 18 tahun. 9 Perkembangan kecerdasan manusia mempunyai masa-masa emas dimana perkembangan kecerdasan manusia mendapatkan 7 Paul Suparno, Teori Kecerdasan Ganda dan Aplikasinya di Sekolah: Cara Menerapkan Teori Multiple Intelligences Howard Gardner, (Yogyakarta, Kanisius, 2007), Cet. 4. Hlm. 19. 8 Suparno, Teori Kecerdasan Ganda, hlm. 22. 9 Munif Chatib, Orangtuanya Manusia, (Bandung, Kaifa, 2012), hlm. 13. 5

peranan penting. Dalam hal ini masa perkembangan kecerdasan manusia dapat maksimal apabila kita mengetahui masa-masa emas perkembangan kecerdasan manusia yang tidak lain adalah ketika mereka masih dalam usia dini. Semakin dini usia manusia semakin maksimal perkembangan kemampuan kecerdasannya, dengan kata lain apabila kita mampu memaksimalkan perkembangan kecerdasan anak usia dini maka semakin baik pula kecerdasan mereka di masa mendatang. Oleh karena itu, alangkah baiknya sebagai pendidik mampu mengembangkan intelegensi anak usia dini sedini mungkin agar tercipta anak-anak yang unggul yang mampu membawa bangsa kita ini jauh lebih baik di masa mendatang. Sementara itu, masih jarang sekali pembelajaran di negara tercinta Indonesia menggagas teori multiple intelligences dan menggunakannya sebagai strategi pembelajaran. Sekolah dan lembaga pendidikan di Indonesia pun demikian jarang yang menggunakan strategi pembelajaran kecerdasan jamak. Oleh karena itu dipilihlah LP3I Course Center (LCC) Cendekia Ngaliyan Semarang sebagai tempat penelitian. Hal ini dikarenakan LCC Cendekia Ngaliyan menerapkan konsep kecerdasan jamak sebagai strategi pembelajaran mereka. LCC Cendekia Ngaliyan menerapkan teori kecerdasan jamak karena LCC Cendekia Ngaliyan sadar betul dengan pentingnya kecerdasan majemuk. Mereka mencoba untuk menggali kecerdasan para siswa yang bermacam macam dan mungkin terpendam. Oleh karena itu teori kecerdasan majemuk mereka pilih sebagai dasar strategi pembelajaran agar mereka mampu memunculkan generasi 6

yang cerdas mulai dari sejak usia dini. Berdasarkan penjelasan tersebut dirasa perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana desain pembelajaran dan mekanisme evaluasi LCC Cendekia Ngaliyan yang notabene berbasis pada Multiple Intellegences. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pijakan dalam penelitian ini yaitu bagaimana implementasi pendekatan multiple intelligences dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di LP3I Course Center (LCC) Cendekia Ngaliyan tahun 2013? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui implementasi pendekatan multiple intelligences di LP3I Course Center (LCC) Cendekia Ngaliyan tahun 2013. Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep Multiple Intelligence dan implementasinya. b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam meneliti berbagai teks yang terkait dengan persoalan pendidikan dan 7

menuliskannya dengan menggunakan metode penulisan yang baik dan sistematis. 2. Bagi Masyarakat Menambah pemahaman, terutama bagi mereka yang mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan berbasis Multiple Intelligence. 3. Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan Menambah wacana dan khazanah ilmu pengetahuan, baik di bidang ilmu tarbiyah khususnya, dan bidang-bidang yang lainnya. 8