BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

MENf ERl ENERGI BAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DPR RI

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Latar Belakang Biro Hubugan Masyarakat Setda Provinsi Riau

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DPRD KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BAB I PENDAHULUAN

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

BAB I PENDAHULUAN. Sikap bertanggung jawab merupakan syarat mutlak berjalannya suatu

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2008

TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA.REPUBLIK INDONESIA

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peranan controller dalam

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BIRO HUBUNGAN MASYARAKAT SEKRETARIAT DAERAH ACEH

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 57 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

- 4 - BAB III SEKRETARIAT JENDERAL. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

Menimbang : Mengingat :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA DEWAN ENERGI NASIONAL,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM SEKRETARIAT DPRD KOTA. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KLATEN,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG SEKRETARIAT JENDERAL KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

DAFTAR TABEL. Variable Dependen dan Skala Pengukuran. yang memadai dalam akuntansi. dan pengetahuan yang memadai dalam akuntansi

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 130 TAHUN 2003

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahun 2009 dan tahun 2010, ditetapkan penelitian menggunakan data dua tahun berturutturut yaitu tahun 2009 dan tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang valid. Sedangkan lokasi penelitian dilaksanakan di Lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI. 2. Gambaran Umum Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPD RI Untuk mendukung pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPD RI sebagai lembaga negara, maka peran Sekretariat Jenderal sebagai pendukung teknis administratif dan keahlian merupakan hal yang mutlak diperlukan. Pada tahun 2005 dukungan Sekretariat Jenderal MPR RI kepada DPD RI bersifat sementara, maka selanjutnya dalam Rapat Paripurna DPD RI diputuskan untuk dibentuk kesekretariatan DPD RI yang berdiri sendiri agar dapat fokus secara optimal dapat memberikan dukungan teknis administratif dan keahlian kepada DPD RI. Sesuai dengan mandat DPD RI Nomor 6/DPD/2005, Sekretariat Jenderal MPR RI ditugasi menyusun struktur organisasi Sekretariat Jenderal DPD RI. 21

22 Setelah melalui tahapan proses pembahasan baik di internal Sekretariat Jenderal MPR RI maupun bersama pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan), pada tanggal 3 Agustus 2005 diterbitkanlah Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2005 tentang Sekretariat Jenderal DPD RI yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPD RI, tertanggal 21 Desember 2005. Berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2005, Sekretariat Jenderal DPD RI dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal dan seorang wakil sekretaris jenderal yang membawahi 6 (enam) biro dan 1 (satu) pusat yang meliputi Biro Sekretariat Pimpinan; Biro Persidangan; Biro Hubungan Masyarakat dan Daerah; Biro Perencanaan dan Administrasi; Biro Kerumahtanggaan; Biro Keuangan; dan Pusat Pengkajian, Data dan Informasi. Biro Hubungan Masyarakat dan Daerah merupakan bagian dari Sekretariat Jenderal DPD RI mempunyai fungsi dan tugas untuk melaksanakan hubungan antar lembaga dan pemberitaan; hubungan daerah; keprotokolan/kesekretariatan Panitia Kerjasama Antar Lembaga Perwakilan (PKALP); serta penerbitan dan pendistribusian sebagaimana tersebut dalam Peraturan Sekretariat Jenderal DPD RI Nomor 1 Tahun 2005. Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 Tentang

23 Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia menyebutkan, Sekretariat Jenderal DPD RI terdiri dari: 1. Biro Sekretariat Pimpinan; 2. Biro Persidangan; 3. Biro Hubungan Masyarakat dan Daerah; 4. Biro Perencanaan dan Administrasi; 5. Biro Kerumahtanggaan; 6. Biro Keuangan; 7. Pusat Pengkajian Data dan Informasi. Selanjutnya dalam pasal 53 diarahkan bahwa Biro Hubungan Masyarakat dan Daerah Sekretariat Jenderal DPD RI terdiri dari : 1. Bagian Hubungan Antar Lembaga dan Pemberitaan; 2. Bagian Hubungan Daerah; 3. Bagian Protokol / Sekretariat Panitia Kerjasama Antar Lembaga Perwakilan (PKALP); 4. Bagian Penerbitan dan Pendistribusian.

24 Struktur Organisasi Biro Hubungan Masyarakat Dan Daerah Sejalan dengan meningkatnya pelaksanaan tugas dan fungsi DPD RI, maka untuk mendukung hal tersebut dilakukan restrukturisasi organisasi dan tata kerja Sekretariat Jenderal DPD RI sebagaimana tertuang dalam Peraturan Sekretaris Jenderal DPD RI No. 1 Tahun 2008, dimana Biro Hubungan Masyarakat dan Daerah melebur dan menyatu dengan unit kerja lainnya menjadi Pusat Data dan Informasi. Berdasarkan Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Struktur Organisasi dan Tata

25 Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Sekretariat Jenderal DPD RI terdiri dari: 1. Biro Perencanaan dan Keuangan; 2. Biro Sekretariat Pimpinan; 3. Biro Persidangan I; 4. Biro Persidangan II; 5. Biro Administrasi; 6. Biro Umum; 7. Pusat Data dan Informasi; 8. Pusat Kajian Daerah; 9. Pusat Kajian Kebijakan Hukum. Dalam pasal 109 Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 disebutkan bahwa Pusat Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengolahan data dan informasi, pemberitaan dan media visual, serta kegiatan ketatausahaan. Selanjutnya Pasal 129 menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan tugas Pusat Data dan Informasi mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pengumpulan dan Pengolahan Data; 2. Pengembangan dan Pemeliharaan Data Dasar (Data Base) dan Dokumentasi; 3. Pelaksanaan Pemberitaan dan Media Visual; 4. Pelaksanaan Urusan Ketatausahaan.

26 Struktur Organisasi Pusat Data dan Informasi KEPALA PUSAT DATA DAN INFORMASI SUBBIDANG TATA USAHA BIDANG DATA BIDANG INFORMASI BIDANG PEMBERITAAN DAN MEDIA VISUAL SUBBIDANG PENGUMPULAN DATA SUBBIDANG PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN INFORMASI SUBBIDANG PEMBERITAAN SUBBIDANG PENGOLAHAN DATA SUBBIDANG PEMELIHARAAN SISTEM JARINGAN INFORMASI SUBBIDANG MEDIA VISUAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Sudah menjadi kewajiban bagi lembaga publik seperti Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia memiliki unit kerja yang bertugas menyampaikan pesan-pesan maupun hasil-hasil kerjanya kepada masyarakat, begitu pula sebaliknya menerima pesan berupa aspirasi dari masyarakat. Pada Sekretariat Jenderal DPD RI tugas tersebut berada dipundak Pusat Data dan Informasi. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) fungsi dan tugasnya berbeda dengan Kehumasan di tataran eksekutif, Pusdatin sebagai unit kerja kehumasan di parlemen, tidak dapat menyampaikan pernyataan sikap DPD RI kepada masyarakat, tetapi hanya bisa menjadi mediator dengan media massa maupun masyarakat luas. Pusdatin hanya

27 dapat menyampaikan produk dan hasil kerja politik kelembagaan DPD RI. Berangkat dari fungsi dan tugas Pusdatin tersebut, maka hasil kerja dan aktivitas kerja politik DPD RI hanya dapat diberitakan kepada media massa dan masyarakat luas apabila sudah diputuskan oleh sidang paripurna DPD RI, maka dari itu Pusdatin hanya melaksanakan sosialisasi dan menyebarluaskan data-data yang dimiliki DPD RI. Pengkayaan data-data yang diperoleh Pusdatin tidak lepas dari keterkaitan hasil kerja Alat-alat Kelengkapan DPD RI maupun dari Sekretariat Jenderal DPD RI. Berkaitan dengan itu, rencana strategis, rencana kerja dan akuntabilitas kerjanya yang disusun oleh Pusdatin tidak lepas dari tugas dan fungsinya sebagaimana telah digariskan dalam Peraturan Sekretaris Jenderal DPD Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Dalam Pasal 128 Peraturan Sekretariat Jenderal DPD RI No. 1 Tahun 2008 dan dalam Pasal 129 dalam Peraturan Sekretariat Jenderal. Berdasarkan kedua pasal di atas, Pusdatin menyusun visi yang hendak dicapai dalam kurun 2009-2014 yang harus dalam mampu mengantisipasi masa depan dan dapat menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi, baik yang bersifat eksternal maupun internal Pusdatin. Oleh karena itu, visi Pusat Data dan Informasi adalah Mewujudkan Pengolahan Data, Sistem Informasi, Pemberitaan dan Media Visual yang Memadai Guna Mendukung Pelaksanaan, Fungsi, Tugas dan Wewenang Dewan dan Sekretariat Jenderal DPD RI.

28 Untuk mewujudkan visi Pusdatin yang telah ditetapkan tersebut perlu ditindaklanjuti dengan penetapan misi, karena misi merupakan pernyataan yang menentukan arah tujuan organisasi dan sasaran yang ingin dicapai Pusdatin. Sejalan dengan hal tersebut Pusat Data dan Informasi menetapkan misi sebagai berikut : 1. Pengumpulan, Pengolahan Data dan Perpustakaan; 2. Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Jaringan Informasi; 3. Penyebarluasan Pemberitaan dan Pemenuhan Layanan Media Visual. Untuk melaksanakan tugas itu Pusat Data dan Informasi terdiri dari unit kerja: 1. Bidang Data; 2. Bidang Informasi; 3. Bidang Pemberitaan dan Media Visual. Sedangkan tugas Bidang-Bidang tersebut sebagai berikut : a. Bidang Data yang terdiri dari Subbidang Pengumpulan Data dan Subbidang Pengolahan Data. 1) Subbidang Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pemngumpulan data, penyiapan bahan kegiatan penerbitan buku-buku, naskah, percetakan undangan dan media cetak DPD RI dan Sekretariat Jenderal DPD RI, dan kegiatan pendistribusian, penyimpanan hasil penerbitan dan percetakan. 2) Subbidang Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pengolahan data, pemeliharaan/peremajaan data daerah, jaringan pusat data,

29 pengolahan data base internal daneksternal serta perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka, dan pengelolaan perpustakaan. b. Bidang Informasi terdiri dari Subbidang Pemeliharaan Sistem Jaringan Informasi dan Subbidang Pengembangan Sistem Jaringan Informasi. 1). Subbidang Pemeliharaan Sistem Jaringan Informasi bertugas melakukan pemeliharaan sistem jaringan informasi, pengelolaan penyajian informasi, data baseinternal dan eksternal, website/situs, data/info digital melalui sistem jaringan informasi. 2). Subbidang Pengembangan Sistem Jaringan Informasi mempunyai tugas melakukan pengembangan sistem jaringan informasi, perancangan dan pengembangan perangkat sistem teknologi informasi. c. Bidang Pemberitaan dan Media Visual terdiri dari Subbidang Pemberitaan dan Subbidang Media Visual. 1) Subbidang Pemberitaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kegiatan pemberitaan, penerangan kepada masyarakat, pendidikan dan kampanye publik, serta penerbitan media cetak DPD RI dan Sekretariat Jenderal. 2) Subbidang Media Visual mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kegiatan dokumentasi foto dan audio visual. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat

30 mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari Analisis Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Peningkatan Efektifitas Kinerja Manajemen (Studi Kasus Sekretariat Jenderal DPD RI) C. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Berdasarkan hipotesis yaitu penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadpa kinerja manajer pusat pertanggungjawaban, maka terdapat dua variabel yang akan dianalisis hubungannya yaitu: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (variabel yang tidak tergantung atas variabel lain). Variabel bebas berfungsi menerangkan variabel lainnya. Pada penelitian ini variabel bebasnya berupa penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Menurut Hansen dan Mowen (2005:16) akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggunggjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer ntuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.

31 2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan variabel yang saling berhubungan dengan data yang berada pada variabel lain atau variabel yang tergantung pada variabel lain. Variabel terikat berfungsi diterangkan oleh variabel lainnya. Variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain berupa Kinerja Manajer Pusat Pertanggungjawaban. Menurut Mangkunegara (2001:67) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawabanya yang diberikan kepadanya. Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Konsep/Definisi Dimensi Indikator Skala Variabel Independen: akuntansi pertanggung jawaban Penerapan akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang diterapkan yang dapat mengukur tingkat keberhasilan dari suatu pusat-pusat pertanggungjawaban yang bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh manajer untukkepentingan organisasi dan penilaian kerja yang merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen (Mulyadi Syarat-syarat akuntansi pertanggung jawaban a)struktur organisasi 1.adanya pemisahan fungsi unit kerja 2.adanya jobs decriptions yang jelas pada setiap posisi 3.terjalinnya komunikasi dan informasi yang baik antara atasan dan bawahan b) Anggaran 1.Proses penyusunan anggaran 2.adanya peran serta manajer dalam penyusunan anggaran 3.adanya penyusunan Ordinal

32 Variabel Dependen Kinerja Manajerial 2001:379-280, LM.Samrin 2001:258, Hansen, Mowen 2005:116) Kinerja manajer pusat pertanggungjawaban adalah suatu fungsi dari kemampuan seseorang yang meliputi proses perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawab pekerjaannya dalam setiap pusat pertanggungjawaban disuatu organisasi yang kegiatannya mengolah masukan Terdapat karakteristik akuntansi pertanggung jawaban Perbandingan kerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan. Penentuan penyebab timbulnya penyimpanga n kinerja sesungguhnya terhadap standar. Penegakan perilaku yang anggaran secara sistematis c)penggolongan biaya d) Sistem Akuntansi 1.Proses pelaporan akuntansi e)sistem Pelaporan Biaya 1.adanya laporan pertanggungjawaba n untuk tiap-tiap biaya setiap bulannya 2.adanya perbedaan isi laporan pertanggungjawaba n disesuaikan tingkatan manajemen 1. adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban 2. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan 1. Membandingkan Anggaran dengan realisasi yang terjadi 2.Melakukan analisis dan meneliti faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan 3.melakukan tindakan koreksi untuk menegakkan Ordinal

33 Variabel Dependen Efektivitas menjadi keluaran dan akan menjadi penghasilan bagi pusat pertanggunggjawaban tersebut Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai. diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan perilaku dan mencegah terulang kembali perilaku yang tidak diinginkan 1. Membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan. Ordinal D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Pustaka (Library Reseach) Kajian pustaka merupakan teknik pengumpulan data melalui teksteks tertulis maupun soft-copy edition, seperti buku, ebook, artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, buletin, jurnal, laporan atau arsip organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan lain-lain. Bahan pustaka yang berupa soft-copy edition biasanya diperoleh dari sumber-sumber internet yang dapat diakses secara online. 2. Studi Lapangan (Field Reseach)

34 Untuk memperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang hal-hal yangberkaitan dengan Efektivitas penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban, penulis melakukan penelitian langsung pada Sekretariat Jenderal DPD RI. Data yang didapat dari lapangan berasal dari pengamatan dan pengambilan data dengan melakukan cara sebagai berikut: Wawancara Dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, kemudian jawaban-jawaban responden dicatat. E. Jenis dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dan melalui perantara / diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:147). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data realisasi Anggaran tahun anggaran 2009-2010. Data tersebut diperoleh dari Sekretariat Pusat Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPD RI, literatur-literatur, jurnal, serta artikel yang dibuat oleh pihak ketiga dan mempunyai relevansi dengan penelitian ini. F. Metode Analisis data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah penelitian kualitatif yang dapat diartikan

35 sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orangorang yang diteliti (Bogdan dan Taylor 2007:3). Analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program perkuatan serta kondisi lingkungan sosial ekonomi. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan kondisi riil dilapangan yang diperoleh dari pendapatpendapat berbagai unsur yang terlibat langsung dalam laporan pertanggungjawaban dengan kondisi ideal yang diperoleh dari studi pustaka.