BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang besar. Hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia, hutan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN. Taman Hutan Raya (Tahura) Tongkoh terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Menurut Suhartini (2009, h.1)

III. KEADAAN UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. ekosistem asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

2015 STRUKTUR VEGETASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PANTAI DI HUTAN PANTAI LEUWEUNG SANCANG, KECAMATAN CIBALONG, KABUPATEN GARUT

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. 110º BT - 110º dan 07º LS, sedangkan secara. longitudinal yang melewati Jawa (Anonim, 2005).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

I. PENDAHULUAN. dan gajah yang keberadaannya sudah mulai langka. Taman Nasional. Bukit Barisan Selatan termasuk ke dalam taman nasional yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang mencapai sekitar pulau. Perbedaan karakteristik antar pulau

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari hutan belantara seluas km 2, rawa-rawa 18,115 km 2,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. gunung dan ketinggiannya mencapai lebih dari 600 mdpl. Sedangkan pegunungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Keberadaan hutan di Indonesia mempunyai banyak fungsi dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

BAB I. PENDAHULUAN. bagi makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dengan pengertian seperti itu

I. PENDAHULUAN. lebih dari jenis tumbuhan terdistribusi di Indonesia, sehingga Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Spesies dan Endemik Per Pulau

SURVEY POTENSI SUMBER BIBIT / BENIH JENIS RUMPUT PAKAN SATWA DI SEKSI KONSERVASI WILAYAH III KARANGTEKOK

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan tropis yang luas dan memiliki keanekaragaman hayati yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

BAB I PENDAHULUAN. endangered berdasarkan IUCN 2013, dengan ancaman utama kerusakan habitat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sehingga dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia terdapat di Indonesia. Kekayaan flora dan variasinya ini merupakan modal yang tak ternilai untuk dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat. Namun kenyataan menunjukkan bahwa hingga saat ini masih banyak jenis-jenis tumbuhan yang belum mendapat perhatian, apalagi termanfaatkan (LIPI, 2002). Diperkirakan terdapat 12.000 jenis (225 genera) tumbuhan paku di seluruh dunia dan terbagi menjadi 3 kelas besar yaitu Pteropsida, Sphenopsida dan Lycopsida (Kurniawan, 2010). Keanekaragaman hayati yang melimpah tersebut tidak lepas dari ekosistem. Salah satu bentuk ekosistem adalah ekosistem hutan yang terdapat dalam Gunung Wilis. Gunung Wilis adalah sebuah gunung non aktif yang terletak di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Wilis memiliki ketinggian 2.552 meter dan luas lahan di Perhutani Kediri sekitar 117 ribu ha yang tersebar di Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Kediri, Tulungagung, serta Trengggalek. Lereng Gunung Wilis di kawasan Besuki kabupaten Kediri merupakan perbukitan dengan kemiringan rata-rata 15-40% dan sebagian lagi memiliki kemiringan di atas 40% terutama pada daerah yang terletak pada kaki Gunung Wilis sedangkan ketinggian bukit sekitar 400-600 meter. Lereng gunung Wilis di kabupaten Kediri memiliki air terjun Parijoto, Irenggolo, Dholo serta keanekaragaman flora dan fauna (Perhutani, 2012). 1

2 Keanekaragaman flora dan fauna tersebut semata-mata Allah SWT ciptakan untuk makhluknya yang berada di muka bumi ini. Allah SWT menciptakan alam dan isinya seperti hewan dan tumbuh tumbuhan mempunyai hikmah yang amat besar, semuanya tidak ada yang sia sia dalam ciptaan Nya. Manusia diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengambil manfaat dari hewan dan tumbuhan. Allah Swt berfirman dalam al Qu ran surat Thaha: 53 Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuhtumbuhan yang bermacam-macam. Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan banyak jenis tumbuhan yang mampu tumbuh di bumi ini dengan adanya air hujan, banyak jenis tumbuhan yang telah Allah SWT ciptakan, salah satunya yaitu tumbuhan tingkat tinggi yaitu tumbuhan yang bisa dibedakan secara jelas bagian daun batang dan akarnya (Savitri, 2008). Keanekaragaman jenis tumbuhan tersebut Allah SWT ciptakan untuk kepentingan manusia. Tetapi, manusia tidak dibenarkan hanya menikmati apa yang diciptakan Allah SWT kepada mereka begitu saja, tanpa mau berfikir dan berusaha untuk meningkatkan kualitas ciptaan Nya dan mengembangkannya menjadi suatu ilmu pengetahuan. Tumbuhan mempunyai peranan yang penting, terutama tumbuhan paku. Tumbuhan paku ini mempunyai peranan yang sangat besar bagi keseimbangan ekosistem hutan antara lain sebagai pencegah erosi, pengaturan tata air, karena

3 paku-pakuan tumbuh sebagai tumbuhan bawah (Widhiastuti, 2006). Menurut Sulistyani (1997), akhir-akhir ini tumbuhan paku mulai mendapat perhatian antara lain sebagai tanaman hias, untuk sayuran, untuk obat-obatan dan kerajinan. Adapun beberapa tumbuhan paku yang telah diteliti oleh Suryana (2009), menyatakan bahwa tumbuhan paku yang dibudidayakan sebagai tanaman hias adalah Cyatacheae contaminans, Gleichenia linearis, Blechnum orientale; sebagai sayur antara lain Athyrium sorzogonensis, Athyrium bantamense; sebagai obat antara lain Lycopodium cernuum sebagai obat batuk dan lelah, Drynaria quersifolia sebagai obat bengkak; yang digunakan sebagai kerajinan tangan adalah Dicranopteris, Lycopodium circinatum. Mengingat kegunaan tumbuhan paku yang cukup besar, maka manusia berusaha untuk memanfaatkan species paku-pakuan baik melalui usaha budi daya maupun mengambilnya dari alam. Akibat dari ulah manusia ini dapat mempengaruhi kesediaan paku-pakuan di alam, sehingga akan mempengaruhi pula keseimbangan ekosistem. Apabila pengaruh ini dibiarkan dan tidak ada pencegahan maka akhirnya akan mengarah kepada terjadinya kepunahan spesies paku-pakuan. Tumbuhan paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk tumbuhan kormophyta berspora yang dapat hidup dimana saja (kosmopolitan). Kelimpahan dan penyebaran tumbuhan paku sangat tinggi terutama di daerah hujan tropis. Tumbuhan paku juga banyak terdapat di hutan pegunungan (Widhiastuti, 2006). Cormophyta (tumbuhan kormus) merupakan tumbuhan yang dengan nyata memperlihatkan differensiasi dalam tiga bagian pokok yaitu: akar (radix), batang

4 (caulis), dan daun (folium). bagian lain yang dapat kita temukan pada tubuh tumbuhan dapat dipandang sebagai suatu penjelmaan salah satu atau mungkin tiga bagian pokok tadi, artinya setiap bagian lain dari tumbuhan dapat dianggap sebagai bagian tubuh yang berasal dari bagian pokok yang telah mengalami metamorphosis (berganti bentuk, sifat dan mungkin juga fungsinya bagi tumbuhtumbuhan). Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun, batang, akar, rimpang, bunga, buah dan bijinya (Savitri, 2008). Tercantum dalam Q.S. al-syuara: 7: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat? Tumbuhan yang baik dalam hal ini adalah tumbuhan yang bermanfaat bagi makhluk hidup, termasuk tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan. Tumbuhan yang bermacam-macam jenisnya dapat digunakan sebagai obat berbagai penyakit, dan ini merupakan anugerah Allah SWT yang harus dipelajari dan dimanfaatkan (Savitri, 2008). Menurut Tjitrosomo (1994), Pteridophyta hidup tersebar luas dari tropika yang lembab. Jumlah yang teramat besar dijumpai di hutan hujan tropika dan juga tumbuh dengan subur di daerah beriklim sedang, padang rumput yang lembab, sepanjang sisi jalan dan sungai. Sastrapaja (1980) melaporkan diantara kelompok tumbuh-tumbuhan Indonesia yang mempunyai banyak jenis adalah tumbuhan paku. Dimuka bumi ini tumbuh sekitar 10.000 jenis paku. Dari jumlah tersebut, kawasan Malesia yang terdiri sebagian besar Kepulauan Indonesia, diperkirakan

5 memiliki tidak kurang dari 1.300 jenis. LIPI (2002) melaporkan bahwa jenis tumbuhan paku yang bernilai ekonomi tinggi mengalami pemanenan legal maupun ilegal secara terus-menerus. Keadaan seperti ini mengancam kebeadaan tanaman tersebut di habitat aslinya. Untuk itu perlu pendekatan atau metode melalui studi ekologi dan biologi untuk mengetahui status populasi, status konservasi dan distribusi. Penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan paku telah banyak dilakukan baik di Indonesia maupun di luar negeri. Penelitian Lubis (2009) di Hutan Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara memperoleh 57 jenis tumbuhan paku. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh Widhiastuti, et al, (2006), yang melaporkan di kawasan hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo ditemukan 44 jenis tumbuhan paku, juga hasil penelitian Hartini (2009), melaporkan keanekaragaman tumbuhan paku di lokasi calon Kebun Raya Samosir Sumatera Utara ditemukan 6 jenis tumbuhan paku. Di luar pulau Sumatera Sunarmi dan Sarwono (2004), menginventarisasi tumbuhan paku di daerah Coban Rondo dan sekitar kampus UM Malang menemukan 50 jenis tumbuhan paku, Suryana (2009) penelitian tentang Keanekaragaman tumbuhan paku di Kabupaten Garut Jawa Barat menemukan 11 jenis, Firli (2011) melaporkan menemukan 12 jenis tumbuhan paku di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Lereng gunung Wilis merupakan lahan yang kritis, kerawanan ini dipicu dengan perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada kawasan hutan yang berada di Lereng Gunung Wilis ini. Salah satu perubahan lahan yang terjadi

6 adalah adanya konversi dari hutan ke dalam lahan pertanian dengan cara pembakaran hutan secara liar yang terjadi pada hutan produksi yang ada di kawasan Lereng Gunung Wilis. Dengan daya dukung yang rendah ini perlu adanya identifikasi flora dan fauna agar mendapat informasi tentang keanekaragaman jenis flora dan fauna, sehingga dapat dilakukan perlindungan dan konservasi Pengelola Perum Perhutani kabupaten Kediri mengungkapkan bahwa belum ada laporan penelitian mengenai tumbuhan paku di daerah lereng gunung Wilis. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman dan pola distribusi tumbuhan paku di Lereng Gunung Wilis Kabupaten Kediri. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, rumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut : 1. Apa saja jenis tumbuhan paku yang dapat ditemukan di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri? 2. Berapa Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan paku di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri? 3. Bagaimana Indeks Keanekaragaman dan Indeks Dominansi tumbuhan paku di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri? 4. Bagaimana pola distribusi tumbuhan paku yang terdapat di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri?

7 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan paku yang dapat ditemukan di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri. 2. Untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) tumbuhan paku di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri. 3. Untuk mengetahui Indeks Keanekaragaman dan Indeks Dominansi tumbuhan paku di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri. 4. Untuk mengetahui pola distribusi tumbuhan paku yang terdapat di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk Memberikan informasi tentang keanekaragaman jenis tumbuhan paku di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri. Menjadi data penunjang untuk status perlindungan dan konservasi serta vitourism terkait kelimpahan dan karakteristik tumbuhan paku di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri.

8 1.5 Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah: 1. Objek penelitian ini adalah jenis tumbuhan paku semak dengan habitat terestial yang terdapat di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri. 2. Area pengambilan sampel tumbuhan paku dilakukan di kawasan Gunung Wilis desa Besuki kecamatan Mojo kabupaten Kediri, tepatnya dari awal air terjun Irenggolo sampai air terjun Dholo dengan jarak ±5 km. 3. Faktor abiotik yang diukur yaitu kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya pada musim kemarau. 4. Identifikasi sampai tingkat spesies, berdasarkan ciri-ciri morfologi.