HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA SUASANA KELUARGA DENGAN MINAT BELAJAR PADA REMAJA AWAL

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

Hubungan antara Persepsi Anak Terhadap Perhatian Orang Tua dan Intensitas Komunikasi Interpersonal dengan Kepercayaan Diri pada Remaja Difabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

Niken Kartikasari F

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. Semua ini membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

METODE PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DAN MOTIVASI BELAJAR SKRIPSI

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menjalani kehidupan. Era ini memiliki banyak tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

BAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

Fitriati Endah Aryaning F

BAB I PENDAHULUAN. Etika pergaulan merupakan suatu hal yang mencerminkan moral setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin : Disciplina yang berarti tertib,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak menuju masa dewasa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial di lingkungan sekolah. Dalam melaksanakan fungsi interaksi sosial, remaja

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyenangkan dan muncul dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat kesulitan,

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE SCRAMBLE PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tertuang dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan belajar dalam keluarga adalah merupakan lingkungan belajar yang pertama bagi anak untuk mendapatkan

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar berlangsung. Sebagian besar guru mengeluh bahwa

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu

BAB II. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh: SISKA TRI WAHYUNINGTYAS F 100 050 152 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang dalam kehidupannya dapat dipastikan mengalami belajar. Proses belajar dilakukan manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya. Sejak bayi manusia sudah mulai belajar. Dari melihat, memperhatikan, dan meniru. Setelah dewasa manusia sudah bisa berfikir. Manusia menghadapi masalah dan mampu memecahkan masalahnya. Setiap orang memiliki perbedaan-perbedaaan. Perbedaaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola pikir, dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Maka, dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu tersebut. Belajar merupakan masalah bagi setiap orang dan tidak mengenal usia dan waktu lebih-lebih bagi pelajar, karena masalah belajar tidak dapat lepas dari dirinya. Berbagai macam aktivitas dilakukan manusia sejak kecil hingga akhir hayatnya. Salah satunya kegiatan belajar. Manusia lahir dalam keadaan yang tidak berdaya sampai akhirnya dapat melakukan sesuatu seperti orang dewasa. Proses manusia dari kecil menjadi dewasa atau melalui proses belajar misalnya berjalan, berbicara, menulis, membaca sampai bentuk belajar yang lebih kompleks. Setelah individu menjadi dewasa dan telah mengenal dunia sekolah, individu akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dari masa kecilnya. Individu harus bisa

belajar mandiri untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, begitu pula individu harus rajin belajar agar prestasi belajar di sekolah dapat tinggi. Karena dalam sekolah yang diutamakan adalah prestasi belajarnya. Proses pendidikan berarti di dalamnya menyangkut kegiatan pembelajaran dan segala aspek yang mempegaruhinya. Pada hakekatnya untuk menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan maka perlu diciptakan proses pembelajaran secara optimal. Dengan optimalisasi proses pembelajaran itu diharapkan para peserta didik dapat meraih prestasi belajar secara optimal dan memuaskan. Kenyataan menunjukkan bahwa di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan dalam prestasi belajarnya. Kadangkadang ada siswa yang memiliki kecerdasan memadai untuk berprestasi, namun dalam kenyataannya, prestasi belajar yang dihasilkan suatu ketika akan semakin menurun. Menurut Winkel (1996) bukti keberhasilan usaha yang dicapai disebut dengan prestasi, sedangkan keberhasilan dari belajar itu akan terwujud dalam bentuk perubahan tingkah laku yang pada dasarnya merupakan kesatuan yang integrasi. Menurut Purwanto (1990) prestasi merupakan penilaian terhadap sesuatu yang digunakan untuk menilai hasil pengajaran yang diberikan guru pada siswanya dalam waktu tertentu. Untuk itulah prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya prestasi belajar berarti ada gambaran yang jelas tentang tingkat keberhasilan dan kegiatan siswa selama mengikuti pelajaran. Sekarang ini banyak orang yang belum mengetahui bahwa prestasi belajar seseorang tidak hanya diukur dan dilihat dari sudut kemampuan kognitif dan kemampuan inteligensi yang tinggi saja, akan tetapi prestasi belajar memiliki

hubungan erat dengan kondisi psikis seseorang. Daradjat (1983) mengemukakan bahwa kondisi psikis menunjukkan keadaan mental seseorang. Kondisi psikis yang baik pada diri individu ditandai dengan adanya kemampuan untuk menyesuaikan diri, ketabahan dalam menghadapi cobaan, rasa tanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban terutama yang berhubungan dengan aktivitas belajar. Prestasi belajar siswa pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak factor yang saling terkait, baik yang berasal dari dalam diri anak didik sendiri (internal) maupun dari luar anak didik (eksternal), keduanya secara bersamaan menentukan prestasi belajar siswa. Secara lebih kongkret beberapa masalah yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa antara lain tingkat kecerdasan, minat, motivasi belajar siswa, ketersediaan sarana dan prasarana belajar, cara dan gaya belajar siswa, intensitas perhatian orangtua dalam proses belajar anak, keterampilan dan teknik mengajar yang diterapkan guru, kemampuan guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa, lingkungan belajar (fisik maupun social), kepribadian guru dan lain sebagainya. Dalam konteks ini tentu saja masih banyak lagi masalah yang dapat ditemukan berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar setiap siswa berkaitan dengan berbagai hal yang meliputinya, yaitu keadaan siswa tersebut, baik keadaan sewaktu prestasi itu diperoleh maupun yang sudah mendahului atau yang lama ditinggalkannya. Kemampuan dasar siswa, lingkungannya, suasana mentalnya, kesempatan dan fasilitas yang tersedia, pengalaman dan proses belajar itu sendiri merupakan bagian dari keadaan tersebut. Hal seperti ini menunjukkan bahwa prestasi belajar seorang tidak terlepas dari factor yang mempengaruhinya.

Prestasi belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Pada umumnya siswa yang memiliki kecerdasan yang relative lebih tinggi, lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolah daripada siswa yang memiliki kecerdasan lebih rendah (Winkel, 1996). Menurut Hurlock (1996) bahwa ketidakmampuan siswa mengatur perilaku dalam berhubungan dengan orang lain, kaitannya dengan masalah-masalah yang dihadapi seperti tidak adanya suatu perkembangan model perilaku yang baik untuk ditiru atau factor pengalaman awal yang tidak menyenangkan akan menimbulkan perilaku bermasalah yang biasanya ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda seperti egosentris, cenderung menutup diri (introvert), tidak social atau anti social dalam lingkungan menjadi buruk disebabkan karena individu tersebut kurang adanya dukungan dari keluarga khususnya orang tua, maka akan menyebabkan timbulnya perasaan rendah diri, tidak bahagia, kurang percaya diri terhadap dirinya, juga merasa ragu terhadap sikap sebagai tindakan perilakunya. Prestasi belajar yang tinggi dapat diperoleh jika seorang siswa memperoleh perhatian dari keluarga, keluarga memperhatikan belajar anaknya, mengajari jika siswa tidak pahan dengan materi yang diajarkan di sekolah, mengarahkan siswa untuk mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolah. Keluarga meliputi orang tua, kakak, adik, maupun saudara. Mereka memberikan support, perhatian, semangat yang tidak henti-hentinya kepada individu. Karena keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan individu, tempat belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk social. Keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak,

moral, dan pendidikan kepada anak (Soesilo, dalam Kartono, 1985). Dalam keluarga ini individu mendapatkan ransangan, hambatan atau pengaruh yang pertama-tama dalam pertumbuhan dan perkembangannya, baik perkembangan biologis, perkembangan jiwanya maupun pribadinya. Dalam keluarga, individu mempelajari norma dan aturan permainan dalam hidup bermasyarakat. Individu dilatih tidak hanya mengenal, tetapi juga untuk menghargai dan mengikuti norma-norma dan pedoman hidup dalam masyarakat lewat kehidupan dalam keluarga (Aryatmi, dalam Kartono, 1985). Keluarga juga memberikan kebutuhan pokok kejiwaan, yang meliputi kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan diakui. Kebutuhan pokok kejiwaan dalam jumlah cukup dan dengan cara yang tepat dapat menolong individu dalam pertumbuhan jiwa dan dalam pembentukan pribadi yang sehat (Aryatmi, dalam Kartono, 1985). Keluarga sangat berperan penting bagi individu karena keluarga merupakan faktor penting dalam proses belajar di sekolah. Hal ini juga dibutuhkan pada siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut. Keluarga sangat berperan penting untuk siswa dalam proses belajarnya, begitu pula untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Siswa yang masih duduk di bangku sekolah membutuhkan dukungan, dorongan, dan semangat dari keluarga agar siswa tersebut lebih bersemangat dan lebih rajin dalam belajarnya. Bila dukungan dari keluarga tidak didapatkan, maka siswa akan menjadi siswa yang sesukanya sendiri dalam sekolah, siswa yang nakal, siswa yang sering membolos dan siswa yang tidak mau mengikuti aturan yang ada dalam sekolah. Karena siswa tersebut

merasa tidak diperhatikan oleh orangtuanya dan orangtuanya selalu sibuk dengan pekerjaannya. Hal ini terjadi karena orangtuanya sibuk mencari uang dan tidak pernah peduli atau memperhatikan anaknya dalam sekolahnya. Siswa dibiarkan saja dalam proses belajarnya, sehingga akan berdampak pada prestasi belajarnya di sekolah. Karena kurangnya dukungan dari keluarga, maka anak tidak dapat memiliki semangat dalam belajarnya sehingga dalam proses belajar yang sesukanya sendiri akan berakibat pada prestasi belajarnya. Dengan demikian, diharapkan siawa mendapat dukungan dari keluarga khususnya dari orangtua untuk lebih memperhatikan lagi proses belajar anaknya agar prestasi di sekolahpun juga baik. Dukungan keluarga merupakan hal yang dibutuhkan siswa dalam meningkatkan hasil atau prestasi belajarnya, karena keluarga adalah faktor penting dalam individu. Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada seorang siswa meliputi perhatian, support. Dukungan keluarga diberikan untuk mendapatkan rasa semangat pada siswa dalam proses belajarnya. Dengan dukungan dari keluarga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang tinggi di sekolahnya. Sebagai contoh dukungan dari keluarga yang diberikan kepada siswa adalah memperhatikan sekolahnya, menasehati jika siswa tersebut tidak mentaati peraturan di sekolah, memberikan fasilitas untuk kebutuhan sekolahnya, memperhatikan proses belajarnya, memperhatikan lingkungan pertemanannya, dan sebagainya. Selanjutnya menurut Ruwaida (2006) mengatakan bahwa peran keluarga merupakan kekuatan untuk menghadapi dan mengatasi segala hambatan serta gangguan baik dari luar maupun dari dalam diri siswa dalam meningkatkan prestsai belajarnya, dukungan keluarga dapat memberikan rasa aman dan perhatian bagi

seorang siswa yang masih duduk di bangku sekolah untuk meningkatkan hasil belajarnya. Ekspresi yang diberikan keluarga melalui kehangatan, empati, dan penerimaan akan semakin membantu mewujudkan semangat siswa dalam proses belajarnya. Hal senada dikemukakan oleh Suraji (2006) bahwa perhatian dan kasih sayang keluarga yang diberikan pada individu sangat membantu meningkatkan semangat terhadap masa depannya, sehingga ia dapat memperoleh suatu harapan untuk mencapai tujuan hidupnya dalam melaksanakan apa yang akan menjadi keinginannya. Orang tua harus memberikan dukungan terhadap masa depannya dan memberikan dukungan yang penuh kehangatan dalam sisi kognisi, afeksi, serta konasinya. Nasehat dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat memberikan persepsi yang positif bagi individu untuk mencapai segala sesuatu untuk meraih impian yang dimilikinya, sehingga meraka yakin dan optimis terhadap harapan akan masa depannya. Atas dasar pemikiran di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa?. Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa. B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah : 1. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar siswa

2. Mengetahui peranan dukungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa 3. Mengetahui tingkat dukungan keluarga dan prestasi belajar siswa C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang bagi pengembangan ilmu pengetahuan psikologi dan dapat bermanfaat bagi : a. Untuk Kepala Sekolah Kepala sekolah diharapkan mampu membuat program rancangan peningkatan prestasi belajar di sekolah. b. Untuk Guru Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan informasi guru bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Untuk Orangtua Siswa Memberikan gambaran bahwa dukungan dari keluarga sangat diperlukan bagi siswa yang masih duduk di bangku sekolah dan diharapkan lebih memperhatikan anaknya dalam belajar. d. Untuk Siswa Memberikan pandangan dan pengetahuan kepada siswa agar prestasi belajar lebih ditingkatkan.

e. Ilmuan Psikologi Penelitian ini diharapkan dapat membantu para ilmuan psikologi dalam mengembangkan ilmu-ilmu psikologi, khususnya dalam bidang pendidikan. f. Peneliti selanjutnya Bagi pihak-pihak yang berkompeten dan berminat pada masalah yang relative sama dengan kajian ini, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sehingga bisa melakukan penelitian serupa dengan sasaran populasi atau wilayah pendekatan penelitian, serta instrument pengumpulan data yang lebih teliti.