BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan formal adalah suatu proses yang kompleks yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi interaksi diantara para anggotanya. bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap aspek kehidupan selalu berkaitan erat dengan masalah belajar.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang mampu mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGENAI DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 GONDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang pengaruh pola asuh

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas kejiwaan

PERAN KELUARGA INTI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tertuang dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sasarannya, tidak terlepas dari peran serta sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

PERAN ORANG TUA MEMBENTUK GENERASI EMAS. Oleh: Eny Nur Aisyah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, bidang

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tris Yuniar, 2015 Peranan panti sosial asuhan anak dalam mengembangkan karakter kepedulian sosial

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sebagai lembaga pendidikan semenjak manusia itu ada, ayah dan ibu di

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Offset, 2014, hlm Ibid, hlm Helmawati, Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

STUDI TENTANG PENDIDIKAN ORANG TUATERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI SMP NEGERI 1 PALASA KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diciptakan

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses pendidikan formal adalah suatu proses yang kompleks yang memerlukan waktu, dana, dan usaha serta kerjasama berbagai pihak. Berbagai aspek dan faktor terlibat dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan tidak ada yang secara sendirinya berhasil mencapai tujuan yang digariskan tanpa interaksi berbagai faktor pendukung yang ada dalam sistem pendidikan tersebut (Sarafinho, 2007). Pendidikan juga merupakan bagian integral dalam pembangunan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Motivasi belajar sangat penting sekali sebagai semangat dalam diri dan merupakan indikator keberhasilan pembelajaran. Dukungan keluarga sangat penting untuk menumbuhkan motivasi dan minat belajar serta menentukan pencapaian prestasi belajar siswa (Hamalik, 1992). Orang tua merupakan sosok paling berpengaruh dalam kehidupan setiap anak. keterlibatan orang tua dalam setiap proses kehidupan anak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangannya. Jika keluarga terutama orang tua terbiasa memperhatikan, mengarahkan, mengontrol, dan memberikan dukungan kepada anak, maka anak akan merasa dihargai dan tumbuh motivasi yang kuat di dalam dirinya. 1

2 Lingkungan keluarga menurut (Hasbullah, 2006) adalah lingkungan pendidikan anak yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali memperoleh pendidikan dan bimbingan, juga dikatakan utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah dalam keluarga. Lebih lanjut menurut (Hasbullah, 2006). lingkungan keluarga dapat berfungsi dengan peranan sebagai berikut: (1) pengalaman pertama masa kanak-kanak yang mana keluarga memberikan pengalaman pertama yang merupakan faktor penting dalam mengembangkan pribadi anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan; (2) menjamin kehidupan emosional anak, sebab emosi merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam membentuk pribadi seseorang. Adanya kelainan di dalam perkembangan pribadi individu yang disebabkan oleh perkembangannya kehidupan emosional yang wajar; (3) menanamkan dasar pendidikan moral, keluarga merupakan aspek utama dalam menenamkan dasardsar moral bagi anak yang bisa tercermin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai suri tauladan yang dapat dicontoh anak; (4) memberikan dasar pendidikan sosial, melalui kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong menolong, kasih sayang dan gotong royong, akan memupuk benih-benih kesadaran social yang tinggi; (5) peletakan dasar-dasar keagamaan, keluarga melalui kebersamaan dalam membawa anaknya untuk beribadah ke masjid merupakan langkah bijak dalam dalam membentuk anak dalam kehidupan religi.

3 Padatnya aktivitas orang tua membuat waktu mereka berkurang untuk mengikuti perkembangan detailnya anak. Sehingga kebanyakan orang tua hanya bisa meluangkan waktu lebih sedikit dengan anak-anak mereka dari pada masa awal anak-anak. Dukungan orang tua terhadap prestasi belajar anak juga sangat berpangaruh, karena di butuhkan semangat dan motivasi dalam belajar. Dibutuhkan motivasi dan dorongan dari dalam diri untuk menumbuhkan semangat dalam belajar, motivasi dalam diri biasanya dapat memicu semangat untuk melakukan kegiatan yang kebanyakan dapat berdampak positif terhadap anak. Anak biasanya memang akan mudah termotivasi jika apresiasinya di dukung oleh keluarga. Grant & Ray, 2010 mendefinisikan bahwa dukungan Keluarga is a set of beliefs and an approach to strengthening and empowering families, which will positively affect children s development and learning. Lebih lanjut dukungan keluarga tersebut antara lain dapat berupa: (1) jaminan kesejahteraan hidup anak; (2) jaminan kesehatan anak; (3) pemahaman karakter, keterampilan, budaya dan adat; (4) membantu mempromosikan dalam membangun kapasitas dan kekuatan hidup; (5) mengikuti tahap perkembangan anak dan kebutuhan yang unik dan; (6) memberikan akses informasi dan layanan untuk kesejahteraannya. Pendidikan menurut (UU No.20, 2003) diselenggarakan didalam lingkungan persekolahan secara formal, informal (keluarga) dan masyarakat (non-formal). Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, sekolah

4 merupakan naungan pendidikan untuk membantu siswa dalam belajar secara formal. Penyelenggaraan pendidikan persekolahan sebagai salah satu pusat pendidikan, berkembang atas pemikiran efisiensi dan efektivitas. Sedangkan menurut (Hamalik, 2001) aspek efektivitas berkaitan dengan tugas pembelajaraan yang dikelola oleh guru dan efektivitas belajar yang dapat dicapai oleh para siswa. Efektivitas pembelajaran mengandung arti seberapa efektif jenis-jenis kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penutupan serta umpan balik pembelajaran berhasil dikelola oleh para guru. Adapun efektivitas motivasi belajar siswa dapat diartikan sebagai seberapa efektif tujuan-tujuan pendidikan dapat dicapai para siswa melalui kegiatan pembelajaran tersebut. Efisiensi diartikan sebagai seberapa efisien pendayagunaan waktu untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tersebut (Hamalik, 2001). Motivasi belajar siswa juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) maupun faktor yang berasal dari luar individu (eksternal). Baik berupa modal (uang), kepintaran, motivasi maupun kedisiplinan dalam proses pendidikan juga sangat mempengaruhi. Lebih lanjut (Handoko, 1992) menjelaskan egagalan yang siswa alami, sepenuhnya bukan karena tidak pandai, tetapi dukungan keluarga juga turut menentukan. Dukungan orang tua merupakan suatu bentuk hubungan antara orang tua dengan anak, dimana orang tua memberikan dukungan dalam bentuk

5 bantuan baik secara emosional, informatif, instrumental, dan penghargaan (Putri dkk, 2008). Keterlibatan dan dukungan orang tua biasanya bermanfaat pada proses belajar dan prestasi siswa (Soucy & Larose, Strage & Swanson Brandt, dalam Ratelle. dkk, 2005). Anak yang mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi maka akan banyak mendapatkan dukungan emosional, penghargaan, instrumental,dan informatif dari keluarga. Apabila dukungan emosional tinggi, individu akan merasa mendapatkan dorongan yang tinggi dari anggota keluarga. Apabila penghargaan untuk individu tersebut besar, maka akan meningkatkan kepercayaan diri. Apabila individu memperoleh dukungan instrumental, akan merasa dirinya mendapat fasilitas yang memadai dari keluarga. Apabila individu memperoleh dukungan informatif yang banyak, akan inidvidu itu merasa memperoleh perhatian dan pngetahuan. Anak biasanya pun cenderung mengalami kesulitan dalam salah satu pelajaran, karena tidak semua anak dapat menguasai semua pelajaran yang telah di berikan guru di sekolah. Kurang adanya motivasi dan respon yang bagus akibat persepsi awal yang mengatakan bahwa belajar adalah sesuatu yang sulit untuk di dilakukan yang menyebabkan mereka malas untuk belajar lebih giat karena kurang adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik dari anak termasuk siswa SMP/sederajat. Oleh karena itu agar dapat membangkitkan motivasi siswa, sebisa mungkin diperlukan adanya dukungan keluarga atau sekitar dapat membantu siswa untuk terus semangat dalam belajar. Biasanya kekhasan suatu pelajaran

6 pun dapat membantu siswa untuk menyampaikan potensi akademik dalam bidang tertentu untuk dapat memotivasi diri, maka belajar juga harus dilakukan secara runut dan kontinu agar dicapai hasil belajar yang maksimal. Ini berarti jika anak ingin dikatakan berhasil maka perlu dukungan dari orang tua untuk terus mendorong anak, dan terutama untuk motivasi belajar dalam diri juga memerlukan ketekunan, ketelitian, kecermatan,keseriusan dan kedisiplinan yang mendalam dari peserta didik atau siapapun yang mempelajarinya. Ini juga mengharuskan peserta didik banyak meluangkan waktunya baik secara sendirisendiri maupun berkelompok (terbatas) untuk mempelajari pelajaran yang ada. Motivasi sangat diperlukan bagi setiap siswa karena siswa akan bersemangat dalam belajar apabila ada semangat dari orang tua maupun guru. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk dapat belajar. Orang tua juga merupakan sumber kepribadian anak, karena anak mulai mengenal pendidikan keluarga oleh orang tuanya. Dalam sebuah hadits di jelaskan Artinya: Dari Abu Hurairah r.a : Nabi SAW bersabda: Tiada bayi yang dilahirkan melainkan lahir diatas fitrah, maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi yahudi, nasrani atau najusi sebagaimana lahirnya binatang yang lengkap sempurna (Muhammad Fuad.A.B, 1996) Motivasi juga di artikan satu variabel penyelang yang digunakan untuk memunculkan beberapa faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan meyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran (Kartini Kartono, 1999). Dalam kita sehari-hari pasti mempunyai keinginan untuk mencapai suatu cita-cita yang ingin di wujudkan.

7 Untuk mencapai tujuan tersebut kita harus mendorong diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang inginkan. Karena pada dasarnya belajar dengan motivasi yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas yang dapat menimbulkan kegairahan seorang anak atau siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Dengan motivasi membawa manfaat yang di buktikan dengan tindakannya, karena setelah mendapatkan motivasi seseorang akan mendapatkan hasilnya, terutama jika itu motivasi dari dari dalam diri dan keluarga. Menurut wawancara dengan guru bimbingan konseling ada beberapa anak yang memiliki motivasi yang rendah, hal ini di tunjukan dengan beberapa nilai yang kurang memuaskan, dalam waktu lain ketika pelajaran sedang berlangsung beberapa anak sering menggoda temannya, hal ini menunjukan bahwasannya motivasi belajarnya rendah (13 Mei 2013). SMPN 13 Malang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai visi sekolah yang unggul dalam prestasi, berbudi pekerti luhur, dan berwawasan lingkungan. Peneliti memilih lokasi penelitian ini dikarenakan ada fenomena motivasi belajar siswa yang rendah hal ini berbanding terbalik dengan visi sekolah tersebut. Menurut wawancara diatas dikatakan bahwa dukungan keluarga terutama orang tua dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak. Disamping itu juga ada dari siswa-siswi SMPN 13 Malang yang merasa motivasinya bagus karena orang tua tidak hanya memberikan dukungan waktu, tetapi dalam bentuk fasilitas yang dibutuhkan anak. Misalkan peralatan

8 sekolah, dan kebutuhan lannya. Dukungan keluarga dan motivasi belajar merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Dukungan keluarga bergerak pada dukungan orang tua terhadap anak yang diharapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang merupakan dasar keluarga yang harmonis. Sedangkan motivasi belajar dimana ia mendorong diri sendiri untuk terus belajar dan adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu untuk belajar. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Melisa, 2007) menunjukkan adanya hubungan positif antara kedua variabel dukungan keluarga dengan motivasi belajar yang dipengaruhi dengan persepsi mengenai dukungan keluarga. Dari pernyataan peneliti tersebut bahwasanya teori yang dijadikan acuhan dalam menghubungkan dukungan keluarga dengan motivasi belajar disini adalah pandangan Cobb (dalam Smet, 1994) yang menyatakan bahwa dukungan sosial orang tua terdiri atas informasi yang menuntun orang meyakini bahwa ia diurus dan disayangi oleh orang tuanya. Sedangkan dalam motivasi belajar menurut (Tadjab, 1994) menjelaskan ada beberapa peran penting motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain; menentukan halhal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, dan menentukan ketekunan belajar. Sedangkan menurut pendapat (Norell, 1984) terwujudnya motivasi belajar yang tinggi, perlu adanya dukungan dari

9 keluarga, terutama dari orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua merupakan bagian dari keluarga yang yang merupakan agen sosialisasi yang pertama, dimana seseorang belajar. Menurut (Purwanto, 2004) faktor motivasi memegang peranan pula, jika guru atau orang dapat memberikan motivasi yang baik pada anak-anak timbulah dalam diri anak itu dorongan dan hasrat untuk belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan menguji Ada Hubungan yang Positif Antara Dukungan Keluarga dengan Motivasi Belajar Pada siswa SMPN 13 Malang. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat dukungan keluarga pada siswa SMPN 13 Malang? 2. Bagaimana tingkat motivasi belajar pada siswa SMPN 13 Malang? 3. Apakah terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat dukungan keluarga pada siswa SMPN 13 Malang 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada siawa SMPN 13 Malang 3. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SMPN 13 Malang.

10 D. Manfaat hasil penelitian Studi ini diharapkan memberikan manfaat terhadap: Untuk aspek akademis memberikan sumbangan pengetahuan dalam ke ilmuan psikologi yakni tentang Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi belajar siswa Aspek praktis hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan informasi kepada keluarga (orang tua), sekolah, dan instansi-instansi pendidikan mengenai Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi belajar siswa