LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KENDARI, 30 MEI 2013

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Persetujuan Pembimbing... ii. Halaman Pengesahan Skripsi... iii. Halaman Pernyataan... iv

Sambutan oleh: Ibu Shinta Widjaja Kamdani Ketua Komite Tetap Kerjasama Perdagangan Internasional Kadin Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

hambatan sehingga setiap komoditi dapat memiliki kesempatan bersaing yang sama. Pemberian akses pasar untuk produk-produk susu merupakan konsekuensi l

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL BALIKPAPAN, 19 JUNI 2013

PENDAHULUAN Pembicaraan pertanian di bawah proposal juga diajukan oleh negara-negara membangun komitmen pemerintah untuk

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

Dr Erwidodo Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian. Workshop Pra-Konferensi PERHEPI Bogor, 27 Agustus 2014

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

RESUME. Liberalisasi produk pertanian komoditas padi dan. biji-bijian nonpadi di Indonesia bermula dari

TUGAS MATA KULIAH HUKUM EKONOMI INTERNASIONAL. Posisi Indonesia dan Perkembangan Perundingan WTO (Doha Development Agenda) APRILIA GAYATRI

LAPORAN DELEGASI DPR RI ANNUAL 2011 SESSION OF THE PARLIAMENTARY CONFERENCE ON THE WORLD TRADE ORGANIZATION

BAB II. WTO, PAKET BALI DAN PERJANJIAN PERTANIAN (Agreement on Agliculture/AoA) WTO

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS, POKOK DAN FUNGSI

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PERESMIAN PERLUASAN PABRIK PT. BAYER INDONESIA CIMANGGIS, DEPOK, JAWA BARAT RABU, 27 MEI 2015

Latar Belakang dan Sejarah Terbentuknya. WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO) Bagian Pertama. Fungsi WTO. Tujuan WTO 4/22/2015

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

Pilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN

MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI, M E M U T U S K A N :

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4, Jakarta Telp : Fax :

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PENINJAUAN PEMBANGUNAN PABRIK BAHAN BAKU OBAT PT. KALBE FARMA Tbk CIKARANG, JAWA BARAT RABU, 27 JANUARI 2016

SALINAN. t,',?s r. *, J.Tnt NOMOR 17 TAHUN Menimbang : a. pembangunan nasional di bidang ekonomi dalam rangka memajukan kesejahteraan umum

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

TERM OF REFERENCE (TOR)

Proyek TPSA Mensponsori Peserta Konferensi WTO Tingkat Menteri Ke-10

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

PENDAHULUAN Latar Belakang

Keywords: ASEAN Economic Community, Micro, Small and Medium Enterprises, Monopoly

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Phone/Fax:

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN CINA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA (Studi Kasus : Dampak pada Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia (TPT))

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016

2016, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Ne

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Yose Rizal Damuri

Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB I PENDAHULUAN. sehingga perdagangan antar negara menjadi berkembang pesat dan tidak hanya

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B. PASAR NON TRADISIONAL Negara tujuan / mitra dagang yang ekonominya kuat atau menengah yang berpotensi menjadi mitra dagang.

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang krusial. Oleh karena itu, menjadi negara maju adalah impian

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA RAPAT KERJA KEMENDAG TAHUN 2016 JAKARTA, 27 JANUARI 2016

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. A. Latar Belakang

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

Penguatan Kemampuan Perundingan Pejabat Pemerintah Dalam Perdagangan Sektor Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema

Transkripsi:

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KENDARI, 30 MEI 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan oleh Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tanggal 30 Mei di Swiss-belhotel Kendari. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh sekira 100 peserta yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, pelaku usaha, asosiasi, dan akademisi yang berada di kota Kendari. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut dipaparkan 4 topik yaitu: (i) Rencana Isu Konferensi Tingkat Menteri WTO ke - IX 2013 yang disampaikan oleh Direktur Kerja Sama Multilateral; (ii) Perkembangan Posisi Indonesia Pada Sektor Jasa Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang disampaikan oleh Kasubdit Jasa Transportasi dan Logisitik Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa; (iii) Indonesia Menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015 yang disampaikan oleh Kasubdit Mitra Dialog I Direktorat Kerja Sama ASEAN; dan (iv) Perdagangan Internasional (Peluang atau Tantangan Terhadap Perekonomian Indonesia) yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo Sulawesi Tenggara. II. PEMBAHASAN 1. Rencana Isu Konferensi Tingkat Menteri WTO ke - IX 2013 Pada paparan ini disampaikan keputusan General Council WTO yang telah memutuskan Indonesia sebagai tuan rumah KTM IX WTO pada tanggal 3-6 Desember 2013 di Bali. Adapun beberapa isu yang akan menjadi isu pada KTM IX WTO antara lain: a. Trade Facilitation yang mempunyai tujuan antara lain: Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 1

- Menciptakan suatu regulasi untuk terwujudnya kerja sama yang efektif dan harmonis antar Negara Anggota WTO khususnya sektor kepabeanan serta instansi yang berwenang lainnya di bidang Fasilitasi Perdagangan. - Mewujudkan iklim perdagangan yang kondusif dengan mengurangi hambatan hambatan di sektor arus lalu lintas ekspor impor. - Memberikan dukungan bantuan teknis serta capacity building bagi Negara Negara berkembang dan LDC s dengan menjunjung semangat Special and Differential Treatment (S&DT). b. Least developed countries (LDCs package) yang merupakan upaya negara LDCs untuk menembus akses pasar negara anggota WTO. LDCs Pertama kali disampaikan pada Ministerial Conference 8 Desember 2011, yang sebelumnya sudah dalam sidang informal Trade Negotiation Committee (TNC) pada bulan Mei 2011 bahwa KTM WTO 8 dapat menjadikan beberapa LDCs isu menjadi early harvest. LDCs package mencakup antara lain: (i) Duty free-quota free; (ii) Rules of Origin under Duty Free Quota Free; (iii) The LDCs Services waiver; dan (iv) Cotton c. Tariff Rate Quota (TRQ) merupakan kebijakan perdagangan untuk membatasi masuknya impor produk tertentu dengan cara menerapkan tingkat tarif yang lebih rendah atau nol untuk produk impor dalam kuantitas tertentu (in-quota tariff) dan penerapan tingkat tarif yang lebih tinggi untuk volume di atas kuota (out-quota tariff). Indonesia merupakan salah satu anggota yang memiliki komitmen TRQ atas produk milk and cream of fat and its product dan rice. Mengingat Indonesia menerapkan applied tariff impor atas produk tersebut lebih rendah dari in quota tarif, maka Indonesia tidak memiliki TRQ underfill. Bahkan Indonesia telah memberikan akses pasar yang lebih besar dari yang dikomitmenkan untuk produk beras dan milk. d. Public stockholding for Food Security Negara Berkembang (G-33) menginginkan pengecualian atau perlakuan berbeda (S&DT) yang diberikan kepada negara berkembang bahwa pemerintah dapat melakukan: (i) Pembelian stok pangan dengan tujuan Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 2

mendukung produsen berpendapatan rendah (low income and poor resources producers/petani miskin); dan (ii) Pemerintah dapat melakukan dukungan dalam rangka farmer settlement, program land reform, pembangunan pedesaan dan keamanan penghidupan desa (melalui pengecualian reduction dalam perhitungan komitmen subsidi dalam Domestic Support yang trade distorting). e. Information Technology Agreement (ITA) AS dan EU menyampaikan proposal ITA Expansion (ITA II), yang memperluas cakupan produk ITA dalam ITA I. Posisi Indonesia belum berminat untuk berpartisipasi dalam ITA II karena perkembangan yang ada dari ITA I tidak menunjukkan adanya pertumbuhan industri Information and Communications Technology (ICT) di Indonesia. f. Strategi Pemerintah Indonesia akan menjembatani beberapa negara key players untuk isu deliverables pada KTM WTO sebagai isu yang balance menguntungan bagi negara berkembang dan negara maju. 2. Perkembangan Posisi Indonesia Pada Sektor Jasa Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Paparan diawali dengan penyampaian Peranan Jasa dalam Perdagangan Internasional sebagai bidang yang paling cepat berkembang dibandingkan dengan bidang lainnya. Selanjutnya secara umum dipaparkan mengenai esensi GATS, dengan salah satu concern terletak pada adanya kesulitan yang ditemui dalam melakukan perundingan jasa secara multilateral karena adanya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi masing-masing negara anggota yang mempengaruhi kemampuan suatu negara dalam menghasilkan peraturan/kebijakan dan cara pandangnya. Adapun untuk perundingan perdagangan jasa di ASEAN dipaparkan mengenai prinsip dasarnya yaitu legally binding, GATS Plus. Liberalisasi jasa pada kerangka ASEAN dilakukan melalui putaran negosiasi di bawah Coordinating Committee on Services (CCS). ASEAN memfasilitasi free flow of services, penyusunan saling pengakuan kualifikasi tenaga kerja profesional (mutual recognition Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 3

arrangements). Adapun perkembangan pada perundingan ASEAN antara lain: (i) ASEAN telah menyelesaikan delapan Paket Komitmen AFAS sampai dengan tahun 2012, dengan 80 subsektor jasa telah diintegrasikan; dan (ii) Saat ini negara-negara ASEAN telah memasuki Paket Komitmen AFAS ke-9 dengan 104 subsektor yang akan diintegrasikan. Sebagai penutup, pembicara juga menyampaikan tantangan persaingan harus dihadapi dan peluang yang harus mampu dimanfaatkan dalam menghadapi persaingan global maupun regional. 3. Indonesia Menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pada paparan ini disampaikan beberapa hal terkait dengan kesiapan Indonesia menghadapi AEC serta peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia antara lain: a. Bahwa setiap negara membutuhkan dan pasti melakukan hubungan dengan negara lain, baik politik maupun ekonomi. b. ASEAN terbentuk didasarkan karena rasa kebersamaan tentang perlunya kestabilan politik dan keamanan di wilayah Asia Tenggara. Namun hal tersebut tidak cukup, sehingga cakupan dari tujuan pembentukan ASEAN diperluas untuk bagaimana bisa menyejahterakan penduduk di wilayah Asia Tenggara, yaitu dengan memberdayakan ekonomi. c. Proses integrasi ekonomi telah dimulai sejak tahun 1977 pada saat FTA disepakati dan visi Masyarakat Ekonomi ASEAN 20120 disepakati pada saat Bali Concord 2003 dan pada tahun 2007 pencapaian visi dipercepat menjadi 2015. d. Ada empat aspek perekonomian dalam MEA yang akan diintegrasikan yaitu bahwa ASEAN Harus menjadi pasar dan basis produksi tunggal, kawasan yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan kawasan yang terintegrasi dengan perekonomian dunia. e. Untuk mempersiapkan dalam menghadapi MEA, masyarakat diharapkan dapat mempersiapkan diri, terutama dalam hal Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 4

meningkatkan kemampuan atau skill dan kompetensi dari masingmasing individu. f. Bahwa dengan adanya MEA ini, akan membawa beberapa peluang dan manfaat, diantaranya bahwa dengan MEA akan mendorong investasi ke dalam negeri, karena investasi sangat penting untuk pertumbuhan perekonomian. Selain itu dengan adanya pasar tunggal dalam MEA, akan membuat orang untuk membuka usaha. g. Namun di luar itu semua, tentunya kita juga memiliki beberapa masalah dalam negeri dalam menghadapi MEA, namun dalam masalah-masalah tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan bahwa Indonesia tidak siap menghadapai MEA, karena pemerintah sudah mempunyai beberapa strategi untuk mengatasi masalah-masalah dalam negeri, di antaranya yaitu: perbaikan infrastruktur fisik (transportasi, telekomunikasi, jalan tol dan retrukturisasi serta revitalisasi), peningkatan iklim usaha yang kondusif, reformasi kebijakan, reformasi kelembagaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. 4. Perdagangan Internasional (Peluang atau Tantangan Terhadap Perekonomian Indonesia) Pada paparan ini disampaikan beberapa hal terkait teori mengenai perdagangan internasional dan faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional. Alasan untuk melakukan perdagangan luar negeri antara lain: (i) Untuk memperoleh barang atau sumber daya yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri; (ii) Untuk meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja dalam negeri; (iii) Untuk memperluas pasar produk dalam negeri; (iv) Untuk mendapatkan teknologi yang lebih modern dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya di dalam negeri; (v) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi; dan (vi) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Perdagangan Internasional antara lain: (i) Memiliki jumlah penduduk besar; (ii) Memiliki banyak sumber daya, terutama sumber daya alam. (iii) Jumlah pengusaha dan industri masih terbatas, terutama yang berorientasi ekspor. (iv) Masalah infrastruktur, Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 5

energi, dan air bersih; (v) Penguasaan dan penerapan teknologi masih rendah; dan (vi) Adanya berbagai kesepakan dalam perdagangan internasional (antar negara dan kawasan). Sebagai penutup, pembicara juga menyampaikan kondisi perekonomian di Sulawesi Tenggara. III. DISKUSI TANYA JAWAB Pertanyaan: a. Ferry Fadli, Fakultas Ekonomi-Universitas Muhammadiyah Kendari: (i) Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki sumber daya alam yang melimpah, khususnya barang tambang yang sudah banyak diekspor ke manca negara. Namun kenapa kondisi masyarakatnya masih terlihat kurang sejahtera. Sehingga ada kesan yang kaya hanya pengusaha dan pemerintahnya saja; (ii) Diharapkan penambahan seminar atau workshop yang menyajikan kiat-kiat apa saja yang harus dilakukan mahasiswa untuk menghadapi pasar bebas dan materi kewirausahaan. b. Mustar, Fakultas Ekonomi-Universitas Haluoleo: (i) Bagaimana posisi Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menyikapi perdagangan internasional; (ii) Bagaimana dampak ekonomi dari kerja sama perdagangan internasional, apakah akan membawa keuntungan atau kerugian. c. Laode Arifin, Fakultas Hukum-Universitas Haluoleo: Apakah wujud nyata dari hasil sosialisasi yang telah dilakukan pemerintah. d. Nuraini, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik-Universitas Haluoleo: Sejauh mana peran pemerintah dalam perdagangan internasional, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Sedangkan jika ditilik dari kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang masih serba kekurangan dan angka kemiskinan yang semakin tinggi. e. Heriyanti, Fakultas Hukum-Universitas Haluoleo: (i) Akan sangat banyak unsur-unsur asing masuk ke Indonesia ketika penerapan AEC 2015, khususnya Jasa advokat atau pengacara, hal ini akan meningkatkan kompetisi di sektor jasa tersebut (ii) Jika dilihat dari perjanjian internasional Indonesia Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 6

harus membuka pasarnya untuk investor asing tanpa adanya perbedaan perlakuan, namun demikian pemerintah juga berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melindungi investor dalam negeri. f. Kadar, Fakultas Ekonomi-Universitas Haluoleo: (i) Indonesia adalah negeri agraris, namun kenapa kebijakan terhadap sektor pertaniannya tidak seperti negara maju; (ii) Sulawesi Tengara ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun dalam penerapannya pemerintah kurang melakukan investasi di sektor hilir. Hal ini mengakibatkan barang tambang dari Sulawesi Tenggara di ekspor dalam bentuk mentah yang tentunya tidak membantu ekonomi masyarakat di kawasan tersebut. Jawaban: a. Terkait peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Gerakan kewirausahaan yang akan meningkatkan SDM sebenarnya sudah menjadi agenda pemerintah. Untuk itu peran perguruan tinggi adalah mendirikan suatu unit pelatihan atau pengembangan kewirausahaan yang dana operasionalnya dianggarkan oleh pemerintah. Selain itu pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk membangun pengetahuan masyarakatnya terhadap pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Untuk itulah peran dari Kementerian Koordinator Perekonomian untuk mengoordinir persiapan-persiapan yang perlu dilakukan masyarakat Indonesia dalam menyongsong MEA tersebut. b. Terkait akses informasi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan informasi terkait hal tersebut. Namun khusus untuk sosialisasi, saat ini Pemerintah hanya melakukannya dengan bekerja sama dengan Disperindag Provinsi. Jika pihak akademisi memerlukan seminar atau workshop terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN yang lebih terperinci lagi, maka dapat menghubungi Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan. Melalui sosialisasi, pemerintah dapat mengetahui sektor mana yang perlu ditingkatkan dan yang perlu dikembangkan, yang kemudian dituangkan dalam kebijakan-kebijakan yang akan melindungi sektor tersebut dari efek negatif perjanjian perdagangan Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 7

internasional. Terkait informasi akses pasar, masyarakat dapat menghubungi Atase Perdagangan atau Kepala ITPC Kementerian Perdagangan ataupun menghubungi Kedutaan Besar di negara tersebut. c. Terkait dengan daya saing Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap perdagangan internasional. Dari data ekspor, terlihat bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara banyak mengekspor barang tambang dalam bentuk mentah atau ore. Dari struktur pendapatan adalah 45% bersumber dari pertanian dan 44% dari Jasa, sektor industri hanya 11%. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil sumber daya alam tidak direspons oleh industri pengolahan, sehingga proses transformasi ekonomi tidak berjalan seperti di negara maju. Komoditi andalan Provinsi Sulawesi Tenggara seperti Kakao dan Mete banyak diekspor melalui pelabuhan provinsi lain terutama Makassar dan Surabaya. Hal ini adalah tugas pemerintah daerah yang harus menyediakan infrastruktur yang dapat mendistribusikan komoditi dan industri yang dapat mengolah bahan mentah. Pemerintah pusat dalam hal ini juga telah menerbitkan peraturan yang melarang ekspor barang mentah. Sehingga akan mendorong peningkatan sektor hilir, kesempatan kerja dan nilai tambah suatu barang. Termasuk juga membangun UKM, saat ini Kemenko Perekonomian sudah membangun inkubator wirausaha untuk meningkatkan daya saing dari UKM. Untuk subsidi pertanian yang dapat meningkatkan daya saing. Di dalam WTO subsidi sebenarnya sudah dikategorikan, seperti Green Box (subsidi yang diperbolehkan), Amber Box (subisidi yang mendistorsi perdagangan, namun harus diturunkan secara bertahap), Red Box (subsidi yang dilarang). Untuk itulah negara-negara maju akan menurunkan subsidi pertaniannya secara bertahap karena akan mendistorsi perdagangan. d. Terkait akan banyaknya para pelaku bisnis asing yang masuk. Kesepakatan perdagangan internasional mengharuskan Indonesia memperlakukan investor tanpa ada diskriminasi. Untuk itu jika ada sektor jasa yang mengalami tekanan dari asing, maka masyarakat dapat menggugat pemerintah. Selain itu sebenarnya dalam kesepakatan perdagangan telah dibuat Daftar Negatif Investasi, disitulah sektor-sektor yang tidak boleh dimasuki oleh asing Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 8

ditetapkan. Namun,kita juga tidak perlu khawatir dengan asing, karena kita bicara jasa, yang lebih banyak commercial present-nya daripada investasi, di mana bentuk usaha itu harus dalam Perseroan Terbatas sehingga kepemilikannya dibatasi atau tidak 100%. e. Terkait perluasan akses pasar. Pemerintah dalam melakukan hubungan dagang internasional melakukannya melalui dua jalur yaitu pasar tradisional dan nontradisional. Namun terkait kondisi ekonomi dunia yang sedang turun maka pemerintah selalu meningkatkan akses pasar di pasar nontradisional. Melalui misi dagang dan pameran produk Indonesia akan semakin dikenal diseluruh dunia. IV. PENUTUP Guna mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan, telah dilakukan penyebaran kuesioner kepada para peserta. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 70 kuesioner yang telah diisi dengan baik, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pemahaman peserta sosialisasi di Kota Kendari adalah 79%. Dalam seminar, para peserta seminar mengharapkan pemerintah dapat lebih mengedepankan kepentingan ekonomi dalam negeri dahulu, serta memperbanyak Seminar atau Workshop yang dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya seperti Pelatihan Berwirausaha. Hal ini diharapakan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia ketika AEC mulai diberlakukan secara resmi. Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 9

Foto Kegiatan Sosialisasi di Kendari Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 10

Foto Kegiatan Sosialisasi di Kendari Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 11