I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

GUBERNUR JAWA TENGAH

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

SAMBUTAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL DALAM RANGKA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI KE-71 TAHUN 2016

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

SATUKAN LANGKAH UNTUK NEGERI, #YUKJADIPAHLAWAN

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

BAB I PENDAHULUAN I.1

Sikap Kepahlawanan dan

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2015

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat game

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA UPACARA BENDERA TANGGAL 17 AGUSTUS 2012 TINGKAT KABUPATEN KULONPROGO Wates, 17 Agustus 2012

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG PENETAPAN, PENGHARGAAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PAHLAWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2015

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERENGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN/TUNJANGAN KEPADA PENRINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan

Meneladani Sikap Pahlawan Kita, Yos Sudarso.

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNDANG -UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG VETERAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SALATIGA SAMBUTAN WALIKOTA SALATIGA PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT KE-71 KEMERDEKAAN RI TINGKAT KOTA SALATIGA TAHUN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SAMBUTAN

Sambutan Kepala Perpustakaan Nasional RI Pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan ke-65 Republik Indonesia

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi. berperan penting dalam berbagai sektor kehidupan manusia.

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

PEMBELAJARAN SEJARAH DAN NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

Mam MAKALAH ISLAM. Pesan Mohamad Roem Seputar Kepahlawanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Review Roman "Anak Semua Bangsa" : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

SAMBUTAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN ARSIP CITRA DAERAH KOTA BANJARMASIN 24 SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DALAM PEMBENTUKKAN KARAKTER. Abdul Rahman HS. Ma ruf, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi**

Edwin Mirza Chaerulsyah Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani *

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

Transkripsi:

2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut memiliki makna bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia telah menyatakan kepada bangsa-bangsa lain yang ada di dunia maupun kepada bangsa Indonesia sendiri bahwa bangsa Indonesia telah merdeka dan berdaulat, sehingga bangsa-bangsa lain wajib menghormati bangsa Indonesia secara layak sebagai bangsa dan negara yang mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat. Pernyataan merdeka bangsa Indonesia mempunyai arti bahwa sejak saat itu bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib tanah airnya sendiri dalam segala aspek kehidupan. Kemerdekaan yang telah dicapai tentunya tidak terlepas dari perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa dan raga serta berjuang tanpa pamrih demi tercapainya cita-cita nasional yakni lepas dari belenggu penjajahan. Sikap para pahlawan bangsa tersebut merupakan cermin dari sikap keberanian dan keajegan yang syarat akan pesan-pesan yang terkait dengan nilai-nilai kepahlawanan seperti keteladanan, rela berkorban, cinta tanah air kerja keras, keteladanan, kejujuran, demokratis, mandiri, bertanggungjawab, menciptakan kesetaraan sosial yang terangkum dalam nilai nasionalisme, patriotisme dan kewarganegaraan. Semboyan merdeka atau mati yang diusung oleh para pejuan pada saat itu, merupakan bukti akan keberanian yang merupakan

3 pancaran dari sikap vitalitas yang tinggi dalam memperjuangkan kebebasan bangsa dari belenggu penjajahan yang tidak mengenal prikemanusian dan prikeadilan. Menurut Peraturan Presiden No.33 tahun 1964 pasal 1 menyebutkan bahwa pahlawan sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang gugur atau tewas atau meninggal dunia karena tindak kepahlawanannya yang cukup mempunyai mutu dan nilai jasa perjuangan dalam suatu tugas perjuangan untuk membela bangsa dan negara. Bentuk perjuangan para pahlawan bangsa tersebut mengandung makna yang dalam yaitu para pejuang terdahulu dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan berjuang bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri ataupun kelompoknya akan tetapi para pahlawan berjuang atas adanya panggilan hati, berjuang tanpa pamrih atau imbalan. Menurut Dr. Kabul Budiyono nilai yang terkandung dalam nilai kejuangan dan kepahlawanan terdapat tiga kandungan kemuliaan yang terdiri dari nilai nasionalisme, nilai patriotisme, dan nilai kewarganegaraan. Nilai Nasionalisme adalah sebagai sikap yang ingin ingin menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan dapat digambarkan sebagai suatu semangat atau rasa memiliki sebuah bangsa dan Negara. Penjabaran dari nilai-nilai kepahlawanan tersebut adalah adanya kesediaan untuk berkorban jiwa dan raga demi membela dan menegakan jati diri bangsa dan negara. Adapun Nilai Patriotisme dapat diartikan sebagai suatu semangat atau rasa rela berkorban tanpa pamrih untuk menyerahkan harta benda bahkan mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan serta memelihara hasil kemerdekaan yang telah dicapai. Adapun nilai kewarganegaraan mengandung makna bahwa setiap individu memiliki kewajiban tertentu sebagai seorang warga negara. Menjadi warga negara berarti mempunyai hak sosial dan ikut serta dalam proses kehidupan sosial dalam berbangsa dan bernegara.(kabul Budiyono.2007:66).

4 Para pahlawan-pahlawan bangsa tersebut memiliki kesadaran diri bahwa demi keadilan dan kebenaran perjuangan harus dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh rakyat demi terwujudnya tujuan bersama yaitu bebas dari belenggu penjajah. Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan tersebut tidak hanya dilakukan di satu daerah saja akan tetapi perjuangan tersebut dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah perjuangan di Lampung yang dilakukan oleh Pahlawan Nasional Radin Inten II. Perjuangan yang dilakukan oleh Radin Inten II menjadi catatan tersendiri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia terutama bagi masyarakat Lampung karena memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi dalam usaha membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan Belanda. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya dilandasi oleh semangat juang yang tinggi dan sikap rela berkorban tanpa pamrih demi tercapainya kemerdekaan. Semangat rela berkorban dan nilai-nilai kepahlawanan Radin Inten II itulah yang seharusnya diwarisi oleh generasi penerus bangsa. Dengan semangat rela berkorban, cinta tanah air, kebersamaan, dan pantang menyerah yang diusung oleh Radin Inten II, merupakan bukti akan keberanian yang merupakan pancaran dari sikap vitalitas yang tinggi dalam memperjuangkan kebebasan bangsa dari belenggu penjajahan. Nilai-nilai kepahlawanan dari generasi pendahulu sangat dibutuhkan oleh generasi penerus bangsa Indonesia dalam rangka mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dengan penuh pengorbanan. Agar nilai-nilai kepahlawanan tersebut dapat melekat dengan baik didalam kehidupan masyarakat

5 maka dibutuhkan pengetahuan yang baik pula mengenai sejarah perjuangan yang dilakukan oleh Radin Inten II dalam melawan penjajahan Belanda di Lampung yang dalam hal ini khususnya bagi masyarakat Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Apabila pengetahuan masyarakat mengenai sejarah perjuangan Radin Inten II dalam melawan penjajah Belanda di Lampung baik atau memadai maka masyarakat akan dengan mudah dapat memahami nilai-nilai kepahlawanan Radin Inten II sehingga apabila telah dipahami secara mendalam maka masyarakan akan dengan sendirinya menerapkan nilai-nilai kepahlawanan tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, namun apabila pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai sejarah perjuangan Radin Inten II dalam melawan penjajah di Lampung sangat minim maka masyarakat akan sulit untuk menerapkan nilai-nilai kepahlawanan Radin Inten II, sehingga nilai-nilai kepahlawanan Radin Inten II tidak akan melekat dan teraplikasi dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

6 1. Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai nasionalisme. 2. Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai patriotisme. 3. Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai kewarganegaraan. C. Pembatasan Masalah Karena ketiga identifikasi masalah dianggap perlu untuk dikaji lebih dalam maka penulis mengambil seluruh identifikasi masalah untuk dijadikan pokok bahasan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

7 1. Bagaimanakah Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai nasionalisme? 2. Bagaimanakah Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai patriotisme? 3. Bagaimanakah Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai kewarganegaraan? E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai nasionalisme. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai patriotisme. 3. Untuk mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai kewarganegaraan.

8 F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis dan pembaca hasil penelitian dapat memberikan penjelasan mengenai Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ditinjau dari nilai nasionalisme, nilai patriotism, dan nilai kewarganegaraan. 2. Sebagai bahan tambahan materi Sejarah Lokal, khususnya yang membahas tentang sejarah perjuangan Radin Inten II di Lampung. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan dalam rangka menerapkan nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan. G. Ruang Lingkup Penelitian Mengingat masalah di atas cukup umum dalam penelitian, maka untuk menghindari kesalahpahaman, dalam hal ini peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan tujuan penelitian mencakup :

9 1. Objek Penelitian : Persepsi Masyarakat Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan Radin Inten II Di Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan Ditinjau dari nilai nasionalisme, nilai patriotisme dan nilai kewarganegaraan. 2. Subjek Penelitian : Masyarakat Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. 3. Tempat Penelitian : Desa Gedong Harta Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. 4. Waktu Penelitian : Tahun 2012. 5. Bidang Ilmu : Sejarah Lokal.