KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)"

Transkripsi

1 KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Mitha Yuni Astuti A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2 2

3 3

4 KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) Mitha Yuni Astuti, A , Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewaganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, xix+99 halaman (termasuk lampiran) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi karakter nasionalisme pada film Soegija, Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek utama adalah pemain pada film Soegija. Objek utama adalah karakter nasionalisme pada film Soegija. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1) film Soegija menceritakan tentang perjuangan Soegijapranata dalam mengusir penjajahan Jepang dan Belanda. Isi cerita pada film Soegija berisi karakter nasionalisme yang pantas untuk dicontoh terutama karakter nasionalisme yang dimiliki Soegijapranata dan pejuang Indonesia; 2) Deskripsi nasionalisme pada film Soegija yaitu: a) hasrat untuk mencapai kesatuan, b) hasrat untuk mencapai kemerdekaan, c) hasrat untuk mencapai keaslian, d) hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa; 3) Deskripsi karakter nasionalisme pada film Soegija berkisah tentang kepahlawanan Soegijapranata beserta pejuang Indonesia dalam melawan penjajah Jepang dan Belanda. Karakter nasionalisme tersebut sesuai dengan materi yang termuat dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA kelas X pada kompetensi dasar 1.4 menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Materi dalam kompetensi dasar tersebut mengajarkan sebagai warga negara yang baik harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi ditunjukkan dengan sikap setia pada bangsa dan negara serta rela berkorban dalam situasi apapun demi mencapai kemerdekaan Indonesia Kata kunci: Karakter Nasionalisme, Film Soegija, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1

5 PENDAHULUAN Nasionalisme merupakan bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab merosotnya sikap nasionalisme pada diri anak karena zaman globalisasi, yaitu rasa nasionalisme dikalangan generasi muda semakin memudar. Hal ini dapat dibuktikan banyak generasi muda yang lebih memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaan Indonesia. Sebagai contoh generasi muda selalu menganggap produk luar negeri lebih baik dari pada produk nasional, sehingga karakter nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini dalam diri anak agar dapat menjadi manusia yang dapat mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme tidak terlepas dari dorongan untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, untuk itu perlu adanya penanaman pendidikan karakter kepada diri setiap individu khususnya generasi muda karena pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia. Sikap dan moral peserta didik dapat ditempuh melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewaarganegaraan. Nasionalisme merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewargenegaraan di SMA kelas X dengan standar kompetensi menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapakan generasi muda menjadi manusia yang berkualitas dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat mewujudkan citacita bangsa Indonesia. Pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa dituntut untuk memiliki karakter nasionalisme. Karakter nasionalisme dapat ditunjukkan dalam film Soegija. Film Soegija mengangkat kisah perjuangan Segijapranata dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di masa perang kemerdekaan tahun Soegijapranata adalah seorang uskup pribumi pertama di Indonesia dan juga pahlawan nasional dengan posisi sebagai pemimpin gereja katolik, Soegijapranata memang tidak ikut berperang untuk melawan penjajah tetapi perannya untuk Indonesia sangat besar. Soegijapranata membantu rakyat Indonesia dengan melalui jalan diplomasi agar dapat menghentikan penjajahan, memberi bantuan makanan, obat-obatan, selimut terlebih dahulu kepada rakyat 2

6 kemudian yang terakhir baru diberikan untuk para imam, ikut langsung berinteraksi dengan masyarakat sekitar pada waktu dilanda perang dan membuka gereja sebagai tempat perlindungan untuk penduduk. Perjuangan yang dilakukan Soegijapranata juga dibantu oleh pejuang-pejuang Indonesia hingga akhirnya tercapai kemerdekaan tanggal 27 Desember Film Soegija dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam mencapai tujuan yang terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan dapat menambah pengetahuan sejarah bagi generasi muda. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang Konstruksi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija, Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. METODE PENELITIAN A. Waktu Penelitian Tahapan penelitian dilakukan kurang lebih empat bulan, yaitu bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Mei B. Jenis dan Strategi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2010:15), metode penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Strategi penelitian merupakan satu cara untuk mengumpulkan data-data yang menjadi objek, subjek, variabel serta masalah yang akan diteliti, agar data yang diperoleh lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai, studi kasus dalam penelitian ini adalah karakter nasionalisme pada film Soegija dengan analisis isi. C. Subjek dan Objek Menurut Maryadi dkk. (2010:13), Subjek penelitian mencakup semua pihak yang dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. 3

7 Subjek dalam penelitian ini adalah Film Soegija, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Konstruksi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija. D. Sumber data Menurut Maryadi dkk. (2010:13), sumber data adalah sumber darimana data diperoleh, baik berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen, arsip, dan benda-benda lain. Sumber data dari penelitian ini ada dua, yaitu Sumber data primer dan sumber data sekunder. Dalam penelitian ini sumber data primer adalah film Soegija. Film yang menceritakan Soegijapranata dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tahun Soegijapranata adalah seorang uskup pribumi pertama di Indonesia dengan posisi pemimpin gereja katolik yang berjuang melawan penjajah walaupun tidak ikut perang, tetapi dapat meringankan penderitaan rakyat Indonesia di tengah kekacauan perang. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur situs internet dan novel Soegija berkaitan dengan film Soegija. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi dokumentasi dan studi kepustakaan. Adapun Instrumen pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono (2010:223) menjelaskan bahwa: Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasanya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itusendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya Berdasarkan pernyataan di atas, maka yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Selain peneliti sendiri sebagai instrumen kunci dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen lain, yaitu kisi-kisi telaah, dokumen, dan pustaka. 4

8 F. Keabsahan Data Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui validitas data. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data perpanjangan waktu dengan penyimakan berulang-ulang, mencatat, dan dokumentasi. Sehingga data yang diperoleh benar-benar valid. G. Teknik Analisis Data Menurut Patton sebagaimana dikutip oleh Tohirin (2012:142), analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Penelitian ini menggunakan analisis isi yang digunakan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam setiap adegan maupun dialog pada film Soegija. H. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagaimana dirumuskan oleh Moleong (2004: ), yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pra lapangan merupakan tahap yang dilakukan mulai dari pembuatan usulan penelitian sampai memperoleh izin meneliti. 2. Tahap Penelitian Lapangan. Tahap penelitian lapangan diharapkan mampu memahami latar belakang masalah dan persiapan diri yang mantab untuk memasuki lapangan. Penelitian berusaha untuk menggali mngumpulkan data untuk dibuat analisis data, yang selanjutnya data dikumpulkan dan disusun. 3. Observasi. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara observasi secara langsung. 4. Tahap analisis data. Setelah data terkumpul cukup, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui permasalahan yang diteliti. 5. Analisis dokumentasi. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi pada kegiatan ini digunakan untuk mencatat tanda-tanda yang ada pada film, gambar-gambar yang mempunyai hubungan dengan karakter nasionalisme yang dipotong kemudian dianalisis oleh peneliti. Berdasarkan teori di atas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut: 5

9 1. Melakukan telaah dokumen mengenai teori yang terkait karakter nasionalisme guna merumuskan indikator. 2. Indikator di atas digunakan untuk menelaah film Soegija agar dapat menemukan gambar dan dialog mengenai karakter nasionalisme pada film Soegija untuk pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 3. Hasil analisis di atas dapat digunakan untuk kepentingan skripsi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di tempat tinggal peneliti dengan menggunakan subjek film Soegija. Objek penelitian adalah karakter nasionalisme yang terdapat dalam film Soegija. Analisis penelitiannya adalah analisis isi sehingga tidak memerlukan tempat atau lokasi yang khusus. Peneliti hanya melakukan penyimakkan terhadap setiap adegan maupun dialog dan pemutaran film berulang-ulang untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Isi Cerita film Soegija Film Soegija ini dimulai ketika Jepang datang ke Indonesia pada tahun 1942, pada waktu itu Mariyem terpisah dengan kakaknya yaitu Maryono. Lingling terpisah dengan Ibunya. Keterpisahan itu tidak hanya dialami oleh orang yang dijajah tetapi juga dialami oleh penjajah. Nobozuki adalah seorang tentara Jepang yang terkenal kejam tetapi tidak pernah tega membunuh anak-anak karena mempunyai anak yang tinggal di Jepang. Tentara Jepang datang di Gereja Randusari Semarang dengan menahan romo dan suster dan meminta agar Soegijapranata merelakan Gereja Randusari Semarang agar dijadikan tempat markas Jepang tetapi Soegijapranata menolak serta rela berkorban demi mempertahankan gereja tersebut. Soegijapranata tidak mau menyerahkan gereja karena tetap mempertahankan keaslian gereja sebagai tempat ibadah kepada Tuhan, bukan dijadikan sebagai markas tentara Jepang. Semua itu dilakukan oleh Soegijapranata sebagai pengabdian terhadap gereja dan membela tanah air dengan mengusir penjajah dari Bumi Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono 6

10 (2007:208) tentang pengertian nasionalisme merupakan suatu sikap ingin membela tanah air (negara) dari penguasaan dan penjajahan bangsa asing. Soegijapranata memang tidak ikut dalam berperang tetapi perjuangannya sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia, karena rakyat kelaparan maka Soegijapranata mengusahakan agar memberikan terlebih dahulu makanan untuk rakyat kemudian yang terakhir diberikan pada romo di Intermiran. Semua dilakukan demi kecintaannya terhadap bangsa Indonesia. Soegijapranata rela mengutamakan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan pribadi. Hal ini sesuai pendapat Nanchoco s (2007) tentang ciri-ciri nasionalisme mengenai memiliki rasa cinta pada tanah air (patriotisme) dan menempatkan kepentingan kepentingan bersama daripada kepentingan sendiri dan golongan atau kelompoknya. Tokoh-tokoh utama difilm ini disatukan pada acara persiapan perayaan paskah di Gereja Bintaran Yogyakarta. Peristiwa itu kelihatan membahagiakan karena perang dunia ke 2 telah selesai dengan menyerahnya Jepang pada pasukan sekutu karena dua kota yaitu Hiroshima dan Nagasaki dibom atom sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul pagi, Soekarno dan Muhammad Hatta dapat memproklamasikan kemerdekaan. Lebih membahagiakan, Lingling dapat bertemu dengan ibunya dan cita-cita Mariyem menjadi seorang perawat dapat tercapai, tetapi tiba-tiba datang serangan dari pasukan Belanda. Perintah Jenderal Soedirman melakukan perang Gerilya, perintah Sri Sultan mogok bersama-sama kecuali Rumah Sakit, tempat ibadah dan pelayanan umum. Perang dunia sudah selesai tetapi perang kemerdekaan Indonesia belum terselesaikan, karena ekonomi Belanda mengalami krisis akibat perang dunia. Belanda sudah mendapat bantuan dari Marshall Plan tetapi dana itu diselewengkan untuk membiayai tentara Belanda agar menjajah kembali Indonesia. Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah berusaha membantu konflik antara Indonesia dan Belanda dengan perjanjian gencatan senjata tetapi Belanda selalu mengingkari perjanjian dan melakukan perlawanan militer. Belanda sudah masuk kota dan pengungsi sangat panik. Soegijpranata berusaha melindungi pengungsi dengan membuka Gereja Bintaran Yogyakarta sebagai tempat perlindungan bagi penduduk yang membutuhkan tempat untuk 7

11 berlindung. Peran Mariyem pada waktu dijajah Belanda, Mariyem juga berusaha melindungi dan merawat pasien di Rumah Sakit. Film Soegija ini ada aspek kemanusiaan yaitu Robert membunuh pejuang Indonesia dan menemukan bayi dari pejuang tersebut dengan lemah lembut Robert menggendong bayi itu karena ia sendiri rindu dengan ibunya, di tengah perang Hendrick jatuh cinta pada Mariyem tetapi cintanya tidak dapat disatukan karena perang dan akhirnya Hendrick pulang ke Belanda. Kondisi semakin memprihatinkan, secara mendadak tentara Belanda yaitu Robert datang ke Rumah Sakit untuk mencari pejuang Gerilya Indonesia tetapi Mariyem berani melawan Belanda dan melindungi pasien yang berada di Rumah Sakit, tetapi Mariyem dengan berani melawan dan bertekad mengusir Belanda. Semua itu dilakukan Mariyem sebagai kecintaan pada tanah air dan juga membela bangsa Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiyono (2007:208) tentang pengertian nasionalisme merupakan suatu sikap ingin membela tanah air (negara) dari penguasaan dan penjajahan bangsa asing. Tokoh lain juga ditampilkan yaitu Lantip, seorang komandan pejuang kemerdekaan Indonesia. Rasa persaudaraan dan solidaritas Lantip bersama pejuang Indonesia membuat rencana dan serangan umum untuk melawan pejajah secara besar-besaran, pejuang lainnya juga menggerakkan Ibu-ibu dengan membuat nasi bungkus, dan akan melawan penjajah dari semua penjuru Yogyakarta. Semua dilakukan secara bersama-sama dan bersatu padu untuk mengusir pendudukan Belanda. Hal ini sesuai dengan pendapat Nanchoco s (2007) tentang ciri-ciri nasionalisme mengenai senantiasa membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan anti kekerasan antar kelompok masyarakat dengan semangat persatuan. Film Soegija ini juga menampilkan sosok tokoh yang lucu yaitu Banteng. Banteng adalah seorang pejuang muda yang tidak pernah sekolah, sehingga sulit untuk membaca, tulisan yang dapat dibaca adalah kata MERDEKA. Banteng secara mendadak ikut melawan ke markas Belanda, dengan pistolnya Banteng berani menembak Robert hingga mati. Semua itu dilakukan Banteng karena untuk mengusir Belanda dari Bumi Indonesia dan memperjuangkan demi mencapai 8

12 kemerdekan Indonesia serta membela tanah air Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat Nanchoco s (2007) tentang ciri-ciri nasionalisme mengenai memiliki rasa cinta pada tanah air (patriotisme). Pejuang Indonesia tidak akan menyerah dalam melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda. Belanda akhirnya tidak tahan dengan perlawanan pejuang-pejuang Indonesia sehingga pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam, Belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan negara Indonesia. 2. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija Nasionalisme yang terdapat dalam film Soegija meliputi: hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Karakter nasionalisme yang terdapat dalam film Soegija sesuai dengan pendapat Hertz sebagaimana dikutip oleh Moesa (2007:34) berkaitan dengan cita-cita nasionalisme. 3. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Karakter nasionalisme terdapat dalam film Soegija. Karakter nasionalisme merupakan salah satu materi pelajaran yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dari kurikulum sekolah guna membina perkembangan anak didik sesuai dengan nilainilai Pancasila, agar dapat mencapai perubahan secara optimal dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Daryono dkk. (2011:1) terkait dengan pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Karakter nasionalisme yang terkandung dalam film Soegija merupakan salah satu nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka pembentukan karakter bangsa. Hal ini sesuai dengan pendapat Ardianto dan Erdinaya (2005:136) terkait dengan fungsi film. Karakter nasionalisme sangat penting bagi kehidupan manusia. Ajaran tentang pentingnya memiliki sikap nasionalisme terhadap bangsa dan negara termuat dalam buku pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA kelas X 9

13 pada kompetensi dasar 1.4 menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini sesuai dengan pendapat Hertz sebagaimana dikutip oleh Listyarti dan Setyadi (2008:33) terkait dengan indikator nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Sikap nasionalisme yang terdapat dalam film Soegija yaitu: a) perjuangan untuk mewujudkan nasionalisme yang meliputi persatuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, keagamaan, persekutuan dan solidaritas, b) Perjuangan untuk mewujudkan pembedaan diantara bangsa-bangsa, yang meliputi perjuangan untuk memperoleh kehormatan, kewibawaan, gengsi dan pengaruh. Hal ini sesuai dengan pendapat Hertz sebagaimana dikutip oleh Moesa (2007:34) terkait cita-cita nasionalisme. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Isi Cerita Film Soegija Pendudukan Jepang ternyata tidak lebih baik dari Belanda, ketika Jepang datang ke Indonesia tahun Jepang mulai menahan rakyat Indonesia. Mariyem terpisah dengan kakaknya karena ditembak mati Jepang. Lingling terpisah dengan Ibunya karena ditahan Jepang. Soegijapranata memang tidak ikut dalam berperang tetapi perjuangannya sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Pejuang Indonesia sudah berusaha merebut senjata Jepang tetapi Jepang hanya mau menyerahkan senjata pada sekutu. Soegijapranata membuat surat untuk diberikan pada Perdana Menteri Syahrir supaya Semarang segera dibentuk pemerintahan daerah untuk mengatasi bencana dan kekacauan yang menimpa penduduk. Keadaan ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut Soegijapranata akan mengupayakan gencatan senjata karena banyak daerah yang tidak ada pemimpin. Yogyakarta menjadi benteng terakhir pertahanan keamanan negara, para pejuang dari seluruh tanah air berkumpul dan ikut meramaikan kota Yogyakarta. Soegijapranata mengirim surat ke vatikan dan Monsinyur Willekens memberitahu bahwa Semarang sudah tenang karena adanya gencatan senjata untuk sementara 10

14 ini keuskupan Semarang pindah ke Yogyakarta untuk mendukung Indonesia. Peristiwa itu membahagiakan karena perang dunia ke 2 telah selesai dengan menyerahnya Jepang pada pasukan sekutu karena dua kotanya dibom atom sehingga dapat memproklamasikan kemerdekaan. Kejadian itu sangat membahagiakan, Lingling dapat bertemu dengan ibunya dan cita-cita Mariyem menjadi seorang perawat dapat tercapai. Jepang kalah perang, Belanda mulai datang karena perjanjian gencatan senjata telah di ingkari. Belanda sudah masuk kota dan rakyat Indonesia sangat panik. Soegijapranata berusaha melindungi rakyat Indonesia dengan membuka gereja Bintaran Yogyakarta sebagai tempat perlindungan bagi penduduk yang membutuhkan tempat untuk berlindung. Peran Mariyem pada waktu dijajah Belanda. Mariyem juga berusaha melindungi dan merawat pasien di Rumah Sakit. Tokoh lain juga ditampilkan yaitu Lantip, Lantip bersama pejuang Indonesia membuat rencana dan serangan umum untuk melawan pejajah secara besarbesaran, pejuang lainnya juga menggerakkan Ibu-ibu dengan membuat nasi bungkus, dan akan melawan penjajah dari semua penjuru Yogyakarta. Pejuang Indonesia tidak akan menyerah dalam melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda. Belanda akhirnya tidak tahan dengan perlawanan pejuang Indonesia sehingga pada tanggal 27 Desember 1949 di Amsterdam, Belanda mengakui kemerdekaan negara Indonesia. 2. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada film Soegija Adapun gambaran karakter nasionalisme yang ditemukan pada film Soegija yaitu: hasrat untuk mencapai kesatuan, hasrat untuk mencapai kemerdekaan, hasrat untuk mencapai keaslian, dan hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. 3. Deskripsi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Film Soegija mengisahkan tentang kepahlawanan Soegijapranata beserta pejuang-pejuang Indonesia dalam melawan pendudukan Jepang dan penjajahan Belanda, kecintaan Soegijapranata dan para pejuang Indonesia terhadap bangsa Indonesia mendorong kerelaan mengorbankan harta dan nyawa demi membebaskan Indonesia dari penjajahan Jepang dan Belanda. Karakter 11

15 nasionalisme tersebut sesuai dengan materi yang termuat dalam Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA kelas X pada kompetensi dasar 1.4 menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Materi dalam kompetensi dasar mengajarkan bahwa sebagai warga negara Indonesia yang baik harus memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Kecintaan terhadap bangsa Indonesia ditunjukkan dengan sikap setia pada bangsa dan negara serta rela berkorban dalam situasi apapun demi mencapai kemerdekaan Indonesia. Karakter nasionalisme yang terkandung pada film Soegija diharapkan dapat memberikan contoh bagi generasi muda agar dapat lebih mencintai tanah air dan berani mempertaruhkan nyawa untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. IMPLIKASI Kesimpulan di atas memberikan implikasi sebagai berikut: 1. Penanaman karakter nasionalisme melalui film Soegija dapat disajikan dengan lugas dan jelas. 2. Karakter nasionalisme yang terdapat pada film Soegija dapat memberikan contoh dan manfaat kepada peserta didik agar lebih mencintai tanah air Indonesia serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, saran yang dapat penulis kemukakan sebagai berikut: 1. Terhadap Keluarga a. Keluarga perlu memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan terhadap tanah air Indonesia dan penghormatan pada bangsa Indonesia. b. Keluarga perlu memberikan contoh dengan menanamkan sejak dini karakter nasionalisme kepada anak agar kelak waktunya sudah dewasa dapat menerapkan karakter tersebut dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. 12

16 2. Terhadap Generasi Muda dan Masyarakat a. Sebagai generasi muda harus lebih meningkatkan rasa nasionalisme terhadap negara Indonesia untuk mewujudkan cita-cita serta tujuan negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. b. Sebagai masyarakat diharapkan selalu memberi perhatian kepada generasi muda berkaitan dengan upaya pembelajaran karakter nasionalisme dan mengarahkan generasi muda dapat menunjang peningkatan pengetahuan mengenai pendidikan. 3. Kepada Sekolah a. Diharapkan mampu menanamkan sikap cinta pada tanah air dan menghormati serta menghargai jasa-jasa pahlawan. b. Diharapkan mampu membangun mental generasi muda, agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, bermoral, bertanggung jawab serta menjadi generasi penerus bangsa yang berpendidikan. 4. Kepada Guru a. Diharapkan Guru selalu menanamkan semangat pada peserta didik agar dapat mencapai keberhasilan. b. Diharapkan Guru menggunakan film sebagai media untuk pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 5. Kepada Pemerintah a. Pemerintah diharapkan untuk lebih menghargai dan menghormati aspirasi dari para generasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih maju dan berkualitas. b. Pemerintah diharapkan memperhatikan kesejahteraan rakyat Indonesia serta membuka lebih banyak lowongan pekerjaan agar tidak terjadi kemiskinan. 6. Bagi Peneliti Berikutnya a. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang sejenis. b. Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian berikutnya yang sejenis. 13

17 DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Budiyono, Kabul Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta. Daryono, M. dkk Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta. Listiyarti, Retno dan Setiadi Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga. Maryadi, dkk Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhammmadiyah Surakarta. Moleong, J. Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moesa, Ali Machsan Nasionalisme Kiai Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta. Nanchoco s Semangat Nasionalisme dan Patriotisme dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari ( semangat-nasionalisme-dan-patriotisme.html). Diakses pada hari Jumat tanggal 6 Desember 2013 pukul 20:20 WIB. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Tohirin Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 14

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa Indonesia. Bangsa akan maju jika para pemuda memiliki karakter nasionalisme. Nasionalisme merupakan bagian penting

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA. (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan. Kewarganegaraan)

KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA. (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan. Kewarganegaraan) KONSTRUKSI KARAKTER NASIONALISME PADA FILM SOEGIJA (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR PENANAMAN NILAI PATRIOTISME MELALUI TOKOH WAYANG BIMA PADA CERITA BRONTOYUDHO DALAM LAKON DURYUDONO GUGUR (Analisis isi video untuk pembuatan media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA (Studi Hermeneutika pada Lagu-lagu Perjuangan Ciptaan C. Simanjuntak) Oleh: RIKA WULANDARI A220090128

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah lokal mempunyai fungsi utama untuk menyempurnakan faktafakta yang berguna dalam menyusun sejarah nasional, terutama sejarah perjuangan pergerakan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH) KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. MUATAN MATERI PENDIDIKAN BELA NEGARA (Analisis Isi Pada Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX Karangan Agus Dwiyono dkk Serta Pelaksanaannya Di SMP Muhammadiyah 7 Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu proses pemuliaan diri yang di dalamnya terdapat tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN KERJA KERAS PADA TOKOH MARTINI-KUSNADI DALAM FILM CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PESAN NILAI KESETIAKAWANAN SOSIAL PADA FILM RUMAH TANPA JENDELA NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

PESAN NILAI KESETIAKAWANAN SOSIAL PADA FILM RUMAH TANPA JENDELA NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai PESAN NILAI KESETIAKAWANAN SOSIAL PADA FILM RUMAH TANPA JENDELA (Analisis Semiotik Pada Film Rumah Tanpa Jendela) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn)

KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn) KONSTRUKSI NASIONALISME PADA FILM TANAH SURGA KATANYA (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran PPKn) NASKAH PUBLIKASI untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penghadangan terhadap tentara Jepang di daerah Kubang Garut oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA 1 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Nacha Sumandari Universitas Jambi nachasumandari@gmail.com ABSTRAK Memudarnya nilai-nilai pendidikan

Lebih terperinci

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila 1. Nilai Semangat Pendiri Negara Sebelum kamu mempelajari tentang semangat kebangsaan para pendiri negara

Lebih terperinci

KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah kompleks, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013) PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

EDY NOVIYANTO A

EDY NOVIYANTO A ANALISIS KESESUAIAN SUBSTANSI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DENGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan suatu negara bukanlah suatu hal yang mudah. Perjuangan tersebut membutuhkan pengorbanan besar. Penjajah yang mencoba menguasai

Lebih terperinci

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1 ASPEK PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS (Analisis Isi pada Film 5 Cm sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM (Analisis Isi pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan Pelaksanaannya di MTs Negeri Surakartaa II Tahun Pelajaran 2012/2013) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi, mendengarkan radio, membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pahlawan Indonesia memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia dari penjajah dari generasi ke generasi sangatlah sulit, satu pahlawan gugur, lahir pahlawan

Lebih terperinci

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai Karim 1 Mahir Karim Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 9 September 2011 PERANG DI INDONESIA Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai ada orang Indonesia

Lebih terperinci

PROFIL NASIONALISME DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Geneng Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2012)

PROFIL NASIONALISME DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Geneng Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2012) PROFIL NASIONALISME DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Geneng Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2012) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan MUATAN PENDIDIKAN DEMOKRASI GUNA MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI Analisis Buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI Karangan Setiadi dan Retno Listyarti serta Pelaksanaannya di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A220110047

(Analisis Isi 2014/2015) persyaratan. Sarjana S-1. Diajukan Oleh: A220110047 MUATAN MATERI PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN PELAKSANAANNYA DALAM PROSESS PEMBELAJARAN (Analisis Isi Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Siswa Kelas VIII Terbitan Kemendikbud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) MUATAN NILAI KARAKTER NASIONALISME PADA LAGU-LAGU SLANK (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat

BAB V PENUTUP. bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun , masyarakat BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pada masa Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949, masyarakat Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali,

Lebih terperinci

PENGGAMBARAN KARAKTER KERJA KERAS PADA FILM MENEBUS IMPIAN (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENGGAMBARAN KARAKTER KERJA KERAS PADA FILM MENEBUS IMPIAN (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENGGAMBARAN KARAKTER KERJA KERAS PADA FILM MENEBUS IMPIAN (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena yang terdapat dikalangan masyarakat seperti saat ini, telah menunjukan adanya penurunan budaya dan karakter bangsa. Hal ini terlihat dari gaya hidup,

Lebih terperinci

MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN IDEOLOGI NEGARA

MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN IDEOLOGI NEGARA MUATAN MATERI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN IDEOLOGI NEGARA (Analisis Isi pada Buku Pelajaran Pendidikan Kewaragnegaraan Kelas VIII Karangan Dadang Sundawa, dkk dan Pelaksanaannya di SMP Muhammadiyah 4 Surakarta

Lebih terperinci

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan

Lebih terperinci

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan MUATAN MATERI PENDIDIKAN KETERBUKAAN DAN KEADILAN DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA Analisis Isi Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK dan MAK Kelas XI Pengarang Retno Listyarti dan Setiadi serta

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI) MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI) Setiap 10 November segenap bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan. Secara khusus, Hari Pahlawan adalah untuk mengenang

Lebih terperinci

NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KIAI (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KIAI (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KIAI (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENGGAMBARAN KARAKTER CINTA TANAH AIR DAN NASIONALISME PADA FILM LASKAR PEMIMPI (Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani *

Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Pemenuhan Hak-Hak Veteran Republik Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 06 Desember 2015; disetujui: 21 Desember 2015 Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hari merdekanya Indonesia menjadi momentum yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Hal tersebut bisa diperoleh setelah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai drajat Sarjana S- 1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai drajat Sarjana S- 1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ANALISIS PENGEMBANGAN KARAKTER KERJA KERAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn)

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn) KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn) NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan

Lebih terperinci

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia Aktivitas 5.9 Carilah permasalahan dalam pelaksanaan otonomi daerah di daerah kalian yang dapat membahayakan prinsip negara kesatuan. Diskusikan dalam kelompok mengapa masalah tersebut ada? Apa akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan 2. Makna Proklamasi Kemerdekaan Perhatikanlah, bagaimana kemeriahan yang terjadi ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dirayakan. Sungguh meriah, bukan? Kemeriahan yang dilakukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA FILM 3600 DETIK (Analisis Isi Penokohan Pemeran Utama Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian materi pembelajaran sejarah bangsa sejak belia dapat menumbuhkan semangat nasionalisme sejak dini. Berdasarkan pendapat Nuraeni dikutip Gemari edisi 88 (2008

Lebih terperinci

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16

AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA AMANAT MENTERI SOSIAL RI PADA UPACARA PERINGATAN HARI PAHLAWAN 10 NOVEMBER 2O16 Assalamu alaikum. Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua; Saudara - saudara para peserta

Lebih terperinci

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Gambar 5.8 merupakan salah satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci