BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan. Bimbingan diartikan sebagai suatu proses. mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. individu yang lain dalam hal apapun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB II BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

tingkat keberhasilan proses konseling dan pemberian layanan pada klien. Secara luas, karakteristik konselor mencakup kualiatas kepribadian, sikap

a. Pengertian Bimbingan Mengenai pengertian bimbingan telah banyak dikemukakan oleh para ahli, yaitu diantaranya sebagai berikut:

DESKIPSI PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTS NEGERI GORONTALO. Irma Amir, Maryam Rahim, Meiske Puluhulawa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. anak berkebutuhan khusus yang secara fisik mempunyai keterbatasan, agar semakin berkembang dan terarah.

Sesungguhnya dengan dzikir tenteramlah segala qolbu. (Al-Ra du: 28). 2

BAB 1 PENDAHULUAN. unik dan mereka lebih tertarik dengan dirinya sendiri hanya saja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

DAFTAR PUSTAKA. Adz Dzaki Hamdani Bahran, Psikoterapi Dan Konseling Islam, Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan. untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan

Al Ulum Vol.64 No.2 April 2015 halaman

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN PENDIDIKAN EMOSI SEJAK DINI PADA ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER POSITIF DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah dengan dicantumkannya bimbingan dan konseling pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya, Dalam usahanya untuk mencapai tujuan hidup tidak jarang manusia

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Syamsu Yusuf Ln, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2002, Hal: 95 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan yang baik merupakan sesuatu hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy)

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang suatu proses perubahan yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, PT.Renaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm 94

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan mencapai tujuannya. Seperti, pada fase kanak-kanak orang harus

KONSELING KELUARGA DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL: STRATEGI MEWUJUDKAN KEHARMONISAN DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam menjalin hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vivit Puspita Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kathryn Geldard dan David Geldard, menangani Anak dalam Kelompok, Pustaka Pelajar, 2013, hlm. 63 2

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

1 Agus Retnanto, Bimbingan dan Konseling, Kudus, STAIN, 2009, hal Ibid halaman 110

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Dari beberapa bab sebelumnya, peneliti telah menjelaskan tentang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang dalam prakteknya, anak tidak selalu memahami arti. mendengarkan ceramah dari guru, mengerjakan tugas, dan belajar

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

JURNAL HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI (SELF ESTEEM) DENGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu dalam mengenyam pendidikan tingkat

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK KELAS X MAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan dalam bidang pendidikan dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pergaulan sehari-hari adalah sikap rendah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam setiap proses kehidupan, manusia mengalami beberapa tahap

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan sesuatu permasalahan urgent. dibidang pendidikan, dengan berkembangnya teknologi berakibat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Percaya akan diri sendiri dalam melakukan sesuatu. Percaya diri wajib dimiliki oleh siswa agar mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya, karena dengan rasa percaya diri siswa akan lebih mudah mengeluarkan potensi yang ada pada dirinya dalam mendapatkan prestasi, namun untuk mendapatkan kepercayaan diri siswa harus percaya dengan potensi yang dimiliki agar perasaan itu muncul dan membuat siswa percaya akan kemampuan yang dimilikinya dari pada harus menggantungkan diri kepada orng lain. Dengan menanamkan rasa percaya diri kepada siswa sejak dini membuat mereka bisa lebih aktif dalam setiap pembelajaran yang diberikan disekolah, Dengan begitu siswa bisa mengaktualisasikan setiap potensi yang dimiliki. Dengan percaya diri siswa bisa membangun pribadi yang baik dan membuat pola fikir yang lebih positif. Tidak percaya diri adalah sikap yang ada pada diri yang tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki. Jika siswa memiliki rasa tidak percaya diri maka akan mengganggu pertumbuhan psikologis siswa dan membuat siswa akan selalu berfikir negative, pasrah akan keadaan, dan selalu merasa rendah diri. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta mampu membentuk homeostatis akan dapat meningkatkan kesehatan mental para anggota keluarganya, dan kemungkinan dapat meningkatkan ketahanan anggota keluarganya dari gangguan-gangguan mental dan ketidakstabilan 1

2 emosional keluarganya. 1 Keluarga mempunyai arti yang penting buat anak, kehidupan keluarga tidak hanya memberikan jaminan makan pada anak dengan demikian hanya memperhatikan pertumbuhan fisik anak, melainkan juga memegang fungsi lain yang lebih penting bagi perkembangan mental anak. 2 Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Dengan berinfaq diharapkan siswa bisa saling merasakan keadaan satu sama lain, dan menumbuhkan rasa simpati. Siswa di ajarkan berinfaq agar mereka belajar ikhlas dalam menyisihkan uang jajan dengan mengharap keridhoan dari Allah swt. Mengeluarkan infaq untuk mereka yang membutuhkan merupakan suatu latihan bagi orang muslim agar ia bisa bersikap baik kepada mereka dan membantu mereka. Dan memunculkan tanggung jawab dalam membantu oran yang kekurangan dan memotivasinya untuk bekerja lebih giat agar dapat membantu mereka. 3 Dengan sedekah pula kaum muslimin belajar untuk mencintai sesamanya dan melepaskan sikap egois, tamak, kikir dan membanggabanggakan diri. Berinfaq tidak akan mengurangi harta seseorang melainkan akan menambah harta orang tersebut, karena berinfaq bisa menenangkan dan membersihkan jiwa. Hubungan antara berinfaq dan tidak percaya diri (minder) terhadap siswa yang berekonomi rendah yakni dengan menggunakan terapi pembiasaan infaq. Bahwasanya dengan berinfaq jiwa seseorang akan 1 Moeljono Notosodirdjo Latipun, Kesehatan Mental, (UPT. Penerbitan UMM, 2005) Hal125 2 Ibid, Hal204 205 3 Dr MUsfir bin Said Az zahrani, Konseling Terapi, (Gema Insani, 2005) Hal486 487

3 merasa lebih tenang dalam menjalani kehidupan, dan dilakukan secara istiqomah. Tidak harus menunggu kaya terlebih dahulu dalam melakukan sedekah, karena dengan ekonomi yang rendah tidak menjadi penghalang bagi kita untuk melakukan kebaikan terhadap sesama. Dengan membiasakan berinfaq maka akan tumbuh dalam diri siswa rasa simpati, tanggung jawab saling membantu sesama yang membutuhkan dan percaya bahwa Allah akan mengganti kebaikan yang kita lakukan meski tidak di ganti dengan harta yang berlimpah namun terkadang Allah menggantinya dengan ketenangan pada diri kita ataupun tumbuhnya rasa percaya diri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana keadaan anak yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin sepanjang sidoarjo? 2. Bagaimana penerapan terapi pembiasaan dzikir bagi anak yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin sepanjang sidoarjo? 3. Bagaimana upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan dzikir?

4 C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi untuk mencegah terjadinya pembahasan yang terlalu luas. adalah sebagai berikut: 1. Dalam melakukan penelitian ini peneliti akan meneliti tentang bagaimana Upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan dzikir di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. 2. Adapaun yang menjadi obyek kepala sekolah, guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran, teman dan orang tua di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui keadan siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. 2. Untuk mengetahui penerapan terapi pembiasaan dzikir bagi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. 3. Untuk mengetahui upaya guru BK dalam mengatasi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah dengan terapi pembiasaan dzikir. E. Manfaat Penelitian

5 Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan praktis. 1. Secara teoritis a. Dengan mengetahui tentang upaya guru BK dalam mengatasi siswa kurang percaya diri akibat ekonomi rendah melaui terapi pembiasaan zikir di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. Maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan teoritis khususnya dalam masalah penerapan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi siswa yang kurang percaya diri. b. Dapat menambah kepustakaan sebagai bantuan dan studi banding bagi mahasiswa dimasa mendatang. 2. Secara praktis a. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat khususnya wali kelas dan guru pembimbing sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru pembimbing untuk anak didiknya. b. Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam memberikan bantuan bagi para guru dan guru bimbingan konseling untuk menentukan kebijaksanaan dalam mengembangkan dan

6 meningkatkan upaya guru BK dalam mengatasi siswa yang minder akibat ekonomi rendah melalui terapi pembiasaan infaq di MA Bahauddin Sepanjang Sidoarjo. F. Definisi Operasional a. Bimbingan dan Konseling Pada dasarnya bimbingan merupakan upaya pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. 4 Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri daam menyelesaikan masalah yang di hadapinya. 5 Bimbingan (guidance) dan penyuluhan (counseling) oleh beberapa ahli psikologi dan pendidikan, diberikan beberapa perumusan sesuai dengan aspek yang mereka tekankan. Menurut A.J. Jones : Bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada 4 Dr. Achmad Juntika Nurihsan M.Pd, Bimbingan & Konseling, (PT. refika aditama,2006) Hal7 5 Ibid Hal9

7 orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan permasalahan. 6 Definisi yang dikemukakan dalam Jear Book of Education 1995, bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social. 7 Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025/O/1995 mengemukakan bahwa : Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbigan social, bimbingan belajar, dan bimbngan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku. 8 Kurikulum 1975 mengartikan bimbingan sebagai : suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataankenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam 6 Dr. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (PT BPK Gunung Mulia,2002) Hal11 7 Djumhur, BP Di Sekolah, (C.V. Ilmu) Hal25 8 Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc. Ed, Panduan kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (PT Rineka Cipta,2001) Hal67

8 rangka perkembanganya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri, dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. 9 Bimbingan perkembangan di lingkungan pendidikan merupakan pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik yang dilakukan secara berkesinambungan agar mereka dapat memahami dirinya, lingkungan dan tugas-tugasnya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri, menyesuaikan diri, serta bertindak wajar sesuai dengan keadaan dan tuntutan lembaga pendidikan, keadaan keluarga, masyarakat dan lingkungan yang akan dimasukinya kelak. b. Definisi Minder Minder adalah salah satu gangguan sikologis yang terjadi pada diri seseorang yang diakibatkan kurangnya rasa percaya terhadap diri sendiri yang diakibatkan oleh asumsi-asumsi internal. Ciri-ciri orang yang minder: 1. Menganggap dirinya tidak mampu 2. Cenderung menyalahkan diri sendiri 3. Sering menyendiri 9 Drs. Yusup Gunawan, MSc. Dkk, Pengantar Bimbingan Dan Konseling, (Gramedia Pustaka Utama,1996) Hal40

9 4. Maladaktif 5. dll salah satu factor yang menjadi penyebab minder yang di alami seseorang yang menjadi pengamatan peneliti adalah keadaan ekonomi keluarga yang rendah. Ciri-ciri orang yang minder di akibatkan ekonomi keluarga yang rendah adalah : 1. cenderung kurang menyukai orang-orang yang kaya 2. cenderung berteman dengan yang sederajat 3. cenderung enggan untuk unjuk gigi C. definisi dzikir Dzikir berakar dari kata dzakara, menurut Amin Syukur bermakna ingat/mengingat, mengambil pelajaran, memperhatikan, mengenang, mengenal, atau mengerti. Kata dzikir dalam sudut pandang Al-Quran maupun menurut para sufi memiliki kesamaan tujuan, yaitu agar setiap manusia jangan sampai lupa kepada tuhannya. G. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahsan ini peneliti akan menjelaskan mengenai beberapa uraian pada pembahasan skripsi setelah proposal ini sudah dibuat dan sudah memenuhi kriteria yang sesuai dengan aturan sebuah karya tulis, dalam skripsi akan di bahas dalam V bab.

10 Pada BAB I berisi tentang Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang dari permasalahan yang diteliti dan dalam hal ini peneliti akan menjelaskan mengenai alasan diangkatnya judul penelitian ini yaitu Bagaimanakah Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen. Selain itu dalam BAB I juga berisi tentang: Rumusan Masalah, Fokus penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian apabila dikaji dari segi teoritik dan praktis. Pada BAB II berisi tentang kajian teoritis mengenai judul dari penelitian ini yaitu Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen. Dalam bab ini akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu kajian tentang: Pendekatan Psikoanalisi, Anxiety (kecemasan), Penyesuaian Interpersonal dan Tahap Adolesen. Sedangkan BAB III berisi tentang metodologi Peneletian yaitu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yang meliputi: jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data, dan teknik keabsahan data. Pada BAB IV membahas tentang hasil peelitian yang dilakukan peneliti dengan judul skripsi Implementasi Pendekatan Psikoanalisis dalam Mengatasi Anxiety Terhadap Penyesuaian Interpersonal pada Tahap Adolesen.

11 Sedangkan BAB V berisi tentang penutup, yang mana dalam penelitian ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran peneliti bagi penelitian.