BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pengamatan dan analisis mengenai Sistem Pemutusan

dokumen-dokumen yang mirip
The Presenting MSDM PemutusanHub ungan Kerja (PHK)

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

III. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial Pancasila. Dasar Hukum Aturan lama. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) JENIS-JENIS PHK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

Kasus Drydocks, Batam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISA KASUS PERSELISIHAN PERBURUHAN Diah Lestari Pitaloka S.H.

BAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR

Christian Daniel Hermes Dosen Fakultas Hukum USI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/85 TENTANG PELAKSANAAN TATA CARA PEMBUATAN KESEPAKATAN KERJA BERSAMA (KKB) MENTERI TENAGA KERJA,

PERATURAN PEMERINTAH NO. 01 TH 1985

PENEGAKAN HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN MELALUI PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Yati Nurhayati ABSTRAK

Alasan 08/01/2015. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc. Undangundang. Keinginan karyawan. Keinginan perusahaan. Kontrak kerja berakhir

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUBUNGAN INDUSTRIAL, PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL, DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Prinsip Dasar PPHI dan Macam-Macam Perselisihan. Disusun oleh : M. Fandrian Hadistianto

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

Oleh: Marhendi, SH., MH. Dosen Fakultas Hukum Untag Cirebon

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pekerjaan. Pada dasarnya, memiliki pekerjaan merupakan hak yang

FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINSTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perselisihan Hubungan Industrial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum tentang Hukum Ketenagakerjaan. Menurut Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang

Anda Stakeholders? Yuk, Pelajari Seluk- Beluk Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Hubungan Industrial

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Oleh : Gunarto, SH, SE, Akt,MHum

SURAT PERJANJIAN KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Makalah Ketenagakerjaan Sengketa Hubungan Industrial (Hukum Perikatan) BAB I PENDAHULUAN

Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

PROSEDUR MENYAMPAIKAN PENGADUAN PENYELESAIAN KELUH KESAH DALAM HUBUNGAN INDUSTRIA

PPHI H. Perburuhan by DR. Agusmidah, SH, M.Hum

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

Beberapa Cara Penyelesaian Sengketa Perburuhan Di dalam Dan Di Luar Pengadilan

STIE DEWANTARA Aspek Ketenagakerjaan Dalam Bisnis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pasal 150 UUK KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pemutusan Hubungan Kerja

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kerja yang dianut di Indonesia adalah sistem hubungan industrial yang

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan patokan-patokan perilaku, pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beragam seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai, tenaga kerja, dan lain-lain.

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NO.KEP.15A/MEN/1994 TENTANG

Implementasi UU 13/2003 terhadap Pemutusan Hubungan Kerja Disebabkan Perusahaan Dinyatakan Pailit

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

ABSTRACT. * Tulisan ini bukan merupakan ringkasan skripsi **

Meminimalkan Konflik dalam PHK

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4

BAB V PENUTUP. pekerja / buruh dengan pengusaha, berpotensi menimbulkan perbedaan

BEBERAPA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PERBURUHAN DI DALAM DAN DI LUAR PENGADILAN

ETIKA BISNIS. Smno.tnh.fpub2013

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. OLEH : Prof. Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. untuk bermasyarakat serta berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan. otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. masa kerja maupun karena di putus masa kerjanya. Hukum ketenagakerjaan

SILABUS. A. Identitas Mata Kuliah. 1. Nama Mata Kuliah : Perselisihan Hubungan Industrial. 2. Status Mata Kuliah : Wajib Konsentrasi

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA SESI: X HR SEPARATION. Pengertian Alasan Proses Undang-undang

BERITA NEGARA. No.11, 2014 KEMENAKERTRANS. Data. Informasi. Ketenagakerjaan. Klasifikasi. Karakteristik. Perubahan.

Tata Cara Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja/PHK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dimana perlindungan tersebut menurut hukum dan undang-undang yang berlaku. Karena pada

V FUNGSI PERUSAHAAN 5.1. PERSONALIA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu badan usaha yang dibuat untuk mencari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemerdekaan ketenagakerjaan di Indonesia diatur dengan ketentuan Undang-

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

Transkripsi:

86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan dan analisis mengenai Sistem Pemutusan Hubungan Kerja Karyawan, yang telah penulis lakukan di PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem penerapan pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh PT. Asuransi jasa Indonesia (Jasindo), didasarkan pada alasanalasan yang kuat yang sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan dan undang-undang tenaga kerja yang berlaku. Alasan-alasan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pengusaha melakukan kesalahan kepada karyawan b. Karyawan meninggal dunia c. Karyawan mengundurkan diri d. Berakhirnya kesepakatan kerja waktu tertentu e. Calon karyawan tidak memenuhi syarat f. Karyawan tidak mencapai standar kinerja individu karyawan yang ditetapkan g. Masa sakit yang berkepanjangan h. Tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan i. Pelanggaran peraturan tata tertib dan disiplin

87 j. Pemberhentian karena karyawan ditahan/dihukum yang berwajib k. Pemberhentian umum l. Pemberhentian karena lanjut usia m. Perkawinan antar karyawan Dengan mempertimbangkan segala hal di atas, maka diharapkan dapat memberikan kebijakan yang terbaik untuk para pihak baik atasan maupun bawahan, walaupun tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK) harus menjadi pilihan terakhir dalam mengatasi masalah pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), sebelum mem-phk karyawan melakukan pengumpulan bukti-bukti untuk memperkuat alasan PHK karena karyawan melakukan kesalahan atau pelanggaran berat berupa penggelapan uang, dengan menunjukan bukti-bukti sebagai berikut: a. Karyawan tertangkap tangan saat melalukan pelanggaran b. Karyawan mengakui perbuatannya tanpa tekanan c. Adanya laporan kejadian yang dibuat oleh pihak yang berwenang di perusahaan dan didukung oleh beberapa orang saksi. Dengan dilakukannya pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut, maka PHK diatas termasuk ke dalam sifat pemutusan hubungan kerja secara tidak hormat. Hal lain pun dapat menjadikan terputusnya hubungan kerja yaitu karena berakhirnya kontrak untuk

88 perjanjian kerja, Pemensiunan dan Pemberhentian umum. Dimana jenis kompensasi PHKnya akan diberikan kepada karyawan yang bersangkutan, tentunya dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). 2. Mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemutusan hubungan kerja dapat disamaratakan untuk seluruh karyawan, karena PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dapat melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa izin kepada panitia daerah dan panitia pusat dalam kondisi sebagai berikut: a. Karyawan dalam masa percobaan, paling lama 3 bulan dan hanya diadakan untuk satu kali percobaan. b. Karyawan mengajukan pengunduran diri atas kemauan sendiri c. Karyawan yang hubungan kerjanya telah berakhir atau selesai 3. Perhitungan uang pesangon ditetapkan berdasarkan perhitungan satu tahun masa kerja efektif dihargai satu bulan pendapatan dan paling banyak dua belas bulan pendapatan. Sedangkan untuk uang penghargaan masa kerja perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun sama dengan 2 bulan pendapatan. b. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun sama dengan 3 bulan pendapatan. c. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun sama dengan 4 bulan pendapatan.

89 d. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun sama dengan 5 bulan pendapatan. e. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun sama dengan 6 bulan pendapatan. f. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun sama dengan 7 bulan pendapatan. g. Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun sama dengan 8 bulan pendapatan. h. Masa kerja 24 tahun atau lebih sama dengan 10 bulan pendapatan Untuk uang penggantian hak yang seharusnya diterima oleh karyawan adalah cuti besar yang belum diambil, dan biaya atau ongkos pulang untuk karyawan dan keluarganya ke tempat dimana karyawan diterima bekerja. 4. Masalah yang dihadapi oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dalam pemutusan hubungan kerja (PHK), umumnya adalah terjadinya konflik yang menimbulkan perselisihan antara atasan dan bawahan atau antara pimpinan dan karyawan yang bersangkutan, dimana karyawan yang di-phk mencurigai atasan menekan haknya untuk mendapat uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sebagai kompensasi PHK. Disisi lain atasan atau pimpinan menilai tuntutan karyawan berlebihan, tidak sesuai dengan peraturan. Perselisihan tersebut meliputi:

90 a. Perselihan hak, perselisihan yang timbul karena kelalaian salah satu pihak, sehingga menimbulkan keluh kesah karyawan yaitu dimana karyawan merasa diperlakukan tidak adil atau tertekan dari tindakan atasan yang bersangkutan. b. Perselisihan kepentingan, perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat atau perbuatan dalam syaratsyarat dan perjanjian kerja, sehingga salah satu pihak akan dirugikan. c. Perselisihan dalam serikat karyawan, perselisihan yang timbul karena perbedaan pendapat mengenai perjanjian kerja, hal-hal yang harus diperhatikan dalam PHK, sampai pada kompensasi PHK. 5. Solusi yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia untuk mengatasi masalah dalam pemutusan hubungan kerja, dapat dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat yang dilakukan oleh pihak atasan dan bawahan yang bersangkutan, penyelesaian dengan cara diatas disebut penyelesaian secara bipartit. Apabila penyelesaian dengan cara bipartit tidak berhasil, maka dapat pula diselesaikan dengan cara Penyelesaian di luar Pengadilan (Arbitrase, Konsiliasi dan Mediasi) dan Penyelesaian melalui Pengadilan (Pengadilan Hubungan Industrial dan Mahkamah Agung), penyelesaian melalui Mahkamah Agung dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui Kasasi dan Peninjauan kembali.

91 5.2 Saran Dengan tidak bermaksud melangkahi wewenang perusahaan dan dengan pengetahuan terbatas, penulis akan mencoba memberikan saran yang berkaitan dengan penerapan sistem pemutusan hubungan kerja karyawan yang dimaksudkan untuk memberikan masukan pada perusahaan, yaitu: 1. Untuk mengurangi masalah perselisihan yang terjadi antara atasan dan bawahan, apabila pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh perusahaan karena alasan apapun, sebaiknya perusahaan lebih bersifat terbuka terhadap karyawannya. Artinya perusahaan harus dapat membina hubungan kerja yang harmonis, serasi dan kooperatif agar terciptanya suasana kerja yang baik, sehingga apabila PHK dilakukan dalam bentuk apapun karyawan akan menerima dengan baik pula. 2. Untuk mengantisipasi adanya perbedaan pendapat yang menjadi penyebab terjadinya perselisihan kepentingan dan perselisihan dalam serikat karyawan, sebaiknya perusahaan melakukan musyawarah antara serikat karyawan dengan pimpinan disertai unit pengelola sumber daya manusia untuk pembuatan peraturan kekaryawanan, syarat-syarat pemutusan hubungan kerja dan peraturan kerja bersama guna menyatukan pemikiran, pendapat serta hak dan kewajiban para pihak, sehingga tidak akan terjadi keluh kesah karyawan yang dapat merugikan salah satu pihak dalam perusahaan.

92