Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT Coca-Cola Distribution Indonesia, Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

PENGARUH INSENTIF MATERIAL DAN NON MATERIAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN YANG DIMEDIASI OLEH SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Pengaruh Kompensasi, Iklim Organisasional, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Madu Baru Yogyakarta

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN PRESTASI KERJA (Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah Malang)

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

Ananda Eka Puteri Hamidah Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Karakteristik Individu Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan Pada PT Perkebunan Nusantara XII Kantor Wilayah I Jember

PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PGASCOM PALEMBANG

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal 1-7

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH KOMITMEN DAN SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA STAFF PENGAJAR NEW SURABAYA COLLEGE SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI T E R H A D A P K I N E R J A K A R Y A W A N BANK MANDIRI KCP BOYOLALI Oleh: Betiningsih

PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA (Studi pada karyawan PT Perkebunan Nusantara X (PG Watoetoelis) Sidoarjo)

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA (SURABAYA BRANCH) SKRIPSI

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPENSASI, DAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR DPRD PROVINSI JAWA TENGAH. Slamet Riyadi UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

JURNAL ENDANG MARGI NINGSIH

Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan Pada Bojana Tour Blitar

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA (Studi pada Karyawan Hotel Grand Pujon View Kabupaten Malang)

Universitas Diponegoro,

Andika, et al,. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Karyawan...

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PEMASARAN PT. NYONYA MENEER SEMARANG

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA KARYAWAN PT. CITRA SUKAPURA MEGAH

Pengaruh Motivasi, Pelatihan Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PGASCOM PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN

Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi pada UD. Merpati Mas Kediri) ABSTRAK 1.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA PADANG

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

ABSTRACT. Keyword: financial compensation, no financial compensation, job satisfaction, achievement employee work ABSTRAK

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. POS DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI VARIABEL INTERVENING KOMITMEN ORGANISASI PADA CV. AUTO 99 MALANG

PENGARUH BUDAYA TERHADAP KOMUNIKASI ORGANISASI PADA UMKM WARUNG KOPI BLANDONGAN YOGYAKARTA

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Blitar)

PENGARUH KEPEMIMPINAN, HUBUNGAN KERJA, DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BINTANG BALI INDAH DENPASAR

Pengaruh Sistem Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Pada Karyawan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Jember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SAROLANGUN. Dahmiri Kharisma Sakta Universitas Jambi

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VI (PERSERO) UNIT USAHA OPHIR.

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Tunas Jaya Cibinong)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk KC Malang)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE.

PENGARUH PENILAIAN KERJA, KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI MOTIVASI PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG UNDIP SEMARANG

PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Garam (Persero) Surabaya - Jawa Timur)

PENGARUH INSENTIF DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PABRIK KELAPA SAWIT 1 PADA PT PERKEBUNAN MITRA OGAN BATURAJA

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT OPERASIONAL PT.

Aulia Nur Amalita Hamidah Nayati Utami Yuniadi Mayowan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP DISIPLIN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912 Cabang Celaket Malang)

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

Rita Mustika Sihotang, Agus Hermani DS, Sri Suryoko Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro.

PENGARUH PELATIHAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT TRIAS SENTOSA, KRIAN SIDOARJO

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup faktor stres kerja terhadap turnover intention

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Susu Aneka Rasa Mommy Cow Tulungagung

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT PLN (Persero) CABANG MALANG DISTRIBUSI JAWA TIMUR SKRIPSI

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Jabro Wasisto Hamidah Nayati Utami Muhammad Faisal Riza Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO GRESIK SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA MELALUI VARIABEL INTERVENING KEPERCAYAAN MEREK ( Studi Kasus Pada JNE Cabang Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DISTRO INSPIRED 27 SOEKARNO HATTA MALANG SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI, KONFLIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

BAB III METODE PENELITIAN. dalam jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian yang

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

BAB III METODE PENELITIAN

The Influence of Communication Supervisor on Job Satisfaction and Affective Commitment Organization. Abstract

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN GREEN MARKETING MELALUI DESAIN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP BRAND IMAGE DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ABSTRAK

PENGARUH PRAKTEK-PRAKTEK MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL) MANADO

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

Julia Astriviani Bintoro Hamidah Nayati Utami Mochammad Soe oed Hakam Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA KINERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) APJ PURWOKERTO

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Kantor Pusat PT Varia Usaha Gresik

PERCEPTION OF COMPENSATION AND JOB SATISFACTION ON EMPLOYEES OF PT KUDA INTI SAMUDERA, SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

Tri Y. Evelina 1. Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia Malang. ABSTRAK ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

VOL. 5 (2): 94-103, 2011 Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT Coca-Cola Distribution Indonesia, Surabaya Nuruni Ika Kusuma Wardhani Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Effect of Organizational Culture on Job Satisfaction and Employee Performance of PT Coca Cola Distribution Indonesia, Surabaya ABSTRACT Human resources plays a very important role because human factors (man) determine the viability of companies, so that companies always involve human beings in realizing their goals. This study took PT. Coca Cola Distribution Indonesia in Rungkut, Surabaya, which the employees' performance was decrease, marked by high of employee's absenteeism rate. The aim of this study was to determine the effect of organizational culture on performance through employees' job satisfaction. Data collected from 110 employees. Measurement techniques used semantic differential scale. Sampling technique was purposive sampling. Data analyzed with path analysis. Results showed that (1) organizational culture has positive effect on job satisfaction, (2) job satisfaction has positive influence on employee performance, 3) organizational culture has positive effect on employee performance. Keywords: Organizational Culture, Job Satisfaction, Employee Performance Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting karena faktor manusia (man) menentukan kelangsungan hidup dari suatu perusahaan sehingga tidak ada satupun perusahaan yang tidak melibatkan manusia dalam merealisasi tujuannya. Manusia merupakan salah satu dari beberapa faktor produksi yang sangat sulit dikendalikan, hal ini disebabkan oleh adanya ciri dan sifat khusus dari faktor produksi tersebut sehingga seringkali menimbulkan kesulitan-kesulitan apabila tidak dipahami dengan baik. Orang-orang yang bekerja dalam organisasi perusahaan, mereka adalah para anggota organisasi yang diharapkan berperan serta dalam mensukseskan tujuan organisasi tersebut. Namun demikian mereka juga merupakan individu-individu yang mempunyai tujuan tertentu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Mereka bertindak dan berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan, dimana hal itu merupakan pernyataan dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat sesuatu untuk mencapainya sebagai tujuan atau hasil. Suatu organisasi akan berjalan lancar bila semua jasa yang akan disumbangkan individu organisasi mendapat perhatian dan imbalan yang seimbang. Robbins (1996) menyatakan bahwa budaya organisasional merupakan suatu sistem makna bersama, sesungguhnya antar budaya perusahaan dengan kepuasan kerja karyawan memiliki keterkaitan erat dimana budaya dikatakan memberi pedoman bagi karyawan bagaimana dia mempersepsikan budaya suatu organisasi, berinteraksi dengan kelompok atau rekan kerja baik dengan pimpinan, kemudian dengan sistem dan administrasi dalam organisasi atau Korespondensi: Dra. Ec. Nuruni Ika Kusuma Wardhani, MM. Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, UPN Veteran Jawa Timur. Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar, Surabaya. E-mail nuruni63@yahoo.co.id

Budaya Organisasional, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Karyawan PT Coca-Cola (Wardhani) 95 perusahaan. Perusahaan pada dasarnya telah memiliki budaya masing-masing yang memberi pengaruh terhadap elemen-elemen organisasi tersebut, dan hal ini juga harus dijalankan oleh setiap karyawan selama karyawan itu menjalankan pekerjaannya. Di samping karyawan yang bekerja dalam organisasi perusahaan berperan serta meningkatkan image dan reputasi pelayanannya, setiap individu (karyawan) mempunyai tujuan tertentu antara lain memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusia yang lebih lanjut akan meningkatkan kinerja karyawan. Masalah meningkatkan kinerja karyawan bukanlah monopoli perusahaan yang mencari keuntungan saja, melainkan juga merupakan kepentingan organisasi-organisasi lainnya yang menjual produk atau jasanya kepada masyarakat. Itulah sebabnya kini pemerintah pun bekerja keras untuk membangun pusat-pusat pelatihan misalnya balai latihan kerja dan menggerakkan semua aspek. Hal ini dapat dimengerti terlebih karena selama ini terdengar nada sumbang bahwa produktivitas manusia Indonesia sangat rendah, citra yang demikian ini hendaknya perlu diperbaiki. Di dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, maka instrument yang dipergunakan oleh perusahaan yang berkaitan langsung terhadap kinerja karyawan antara lain adalah penilaian atas kebersamaan antar karyawan, kedisiplinan, kerapian, kualitas kerja, dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Berdasarkan beberapa teori diatas, maka penelitian ini mengambil obyek PT. Coca Cola Distribution Surabaya yang bergerak dalam bidang minuman ringan. Berdasarkan dari data yang diperoleh dari perusahaan terjadi penurunan kinerja karyawan. Data yang mendukung permasalahan kinerja karyawan pada periode tahun 2006 adalah kurangnya kedisiplinan karyawan dan ketepatan waktu karyawan yang dapat dilihat dari masih adanya karyawan yang sering terlambat datang ke kantor. Selain itu seringnya absensi (alpha) yang dilakukan oleh sebagian karyawan dinilai masih cukup tinggi oleh perusahaan karena pada tahun 2006 total absensi (alpha) yang dilakukan karyawan mencapai 303 hari dan total absensi (alpha) yang dilakukan karyawan tersebut mengalami kenaikan sebanyak 17 hari atau 5% dari total absensi (alpha) karyawan tahun 2005 yang berjumlah 286 hari. Penurunan kinerja perusahaan salah satunya disebabkan oleh kinerja karyawan yang kurang baik. Penurunan kinerja ini kemungkinan disebabkan karena karyawan merasa tidak puas dengan gaji yang mereka peroleh, kurangnya pengawasan yang dilakukan manajer terhadap karyawannya dan kurangnya kesemoatan promosi dan kenaikan jabatan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Luthans (2006) menyatakan terdapat hubungan yang kuat antara kepuasan dan kinerja, kepuasan lebih mempengaruhi kinerja daripada kinerja mempengaruhi kepuasan. Karyawan yang puas akan memiliki kinerja yang lebih baik daripada karyawan yang kurang puas. Menurunnya kinerja karyawan perlu mendapatkan perhatian khusus dari pihak perusahaan. Dalam menciptakan kinerja karyawan yang baik akan bergantung pada aspek-aspek yang diperkirakan secara langsung berperanan. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh budaya organisasional terhadap kepuasan kerja karyawan, pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan pengaruh budaya organisasional terhadap kinerja karyawan PT. Coca Cola Distribution Surabaya. Budaya Organisasional Keberadaan budaya dalam suatu organisasi atau disebut dengan budaya organisasional tidak bisa dilihat oleh mata tapi bisa dirasakan keberadaannya melalui perilaku anggota atau karyawan didalam organisasi itu sendiri. Kebudayaan tersebut memberikan pola, cara-cara berpikir, merasa, menanggapi dan menuntun para anggota organisasi dalam mengambil keputusan maupun kegiatankegiatan lainnya dalam organisasi. Oleh karena itu budaya organisasional akan berpengaruh juga terhadap efektif tidaknya suatu organisasi.

96 Karisma, Vol.5(2): 94-103, 2011 Menurut Robbins (2002), budaya organisasional merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya. kelompok manusia. Pengertian budaya yang diungkap diatas merupakan pengertian budaya atau kebudayaan masyarakat secara umum. Sedangkan pengertian budaya dalam organisasi tentunya lebih khusus, yaitu budaya di lingkungan organisasi. Karakteristik Budaya organisasional Luthans (2006) mengatakan bahwa budaya organisasional itu sangat kompleks. Meskipun terdapat sejumlah masalah dan ketidak setujuan berkaitan dengan konseptualisasi budaya organisasional, kebanyakan definisi, termasuk yang sebelumnya, mengakui pentingnya norma dan nilai yang sama yang memandu perilaku anggota organisasi. Kenyataannya ada penelitian yang membuktikan bahwa pendatang baru tidak hanya perlu diajarkan nilai-nilai budaya, tetapi mereka juga perlu mencari dan mempelajari budaya organisasional. Budaya organisasional punya sejumlah karakteristik penting. Beberapa diantaranya adalah: Aturan perilaku yang diamati Ketika anggota organisasi berinteraksi satu sama lain, mereka menggunakan bahasa, istilah, dan ritual umum yang berkaitan dengan rasa hormat dan cara berperilaku. Norma Ada standar perilaku, mencakup pedoman mengenai seberapa banyak pekerjaan yang dilakukan, yang dalam banyak perusahaan menjadi Jangan melakukan terlalu banyak, jangan terlalu sedikit. Nilai Dominan Organisasi mendukung dan berharap peserta membagikan nilai-nilai utama. Contoh khususnya adalah kualitas produk tinggi, sedikit absen, dan efisiensi tinggi. Filosofi Terdapat kebijakan yang membentuk kepercayaan organisasi mengenai bagaimana karyawan dan pelanggan diperlakukan. Aturan Terdapat pedoman ketat berkaitan dengan pencapaian perusahaan. Pendatang baru harus mempelajari teknik dan prosedur yang ada agar diterima sebagai anggota kelompok yang berkembang. Iklim Organisasi Ini merupakan keseluruhan perasaan yang disampaikan dengan pengaturan yang bersifat fisik, cara peserta berinteraksi, dan cara anggota organisasi berhubungan dengan pelanggan dan individu dari luar. Kepuasan Kerja Salah satu gejala yang paling meyakinkan dari rusaknya kondisi dalam suatu organisasi adalah rendahnya kepuasan kerja. Sebaliknya, kepuasan kerja yang tinggi diinginkan oleh para manajer

Budaya Organisasional, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Karyawan PT Coca-Cola (Wardhani) 97 karena dapat dikaitkan dengan hasil (positif) yang mereka harapkan. Kepuasan kerja yang tinggi merupakan tanda organisasi yang dikelola dengan baik dan pada dasarnya merupakan hasil manajemen perilaku yang efektif. Menurut Martoyo (2000) kepuasan kerja adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara balas jasa karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Locke (dalam Luthans, 2006), kepuasan kerja adalah keadaan emosi yang senang atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seorang pekerja terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap (positif) karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dan ditugaskan kepadanya dilingkungan kerjanya. Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan (positif) atau menyenangkan yang timbul dari diri seorang karyawan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Bagi seorang karyawan kepuasan kerja timbul bila keuntungan yang dirasakan dari pekerjaan yang dilakukan olehnya dianggap cukup memadai bila dibandingkan dengan apa yang telah dia lakukan atas pekerjaannya tersebut. Menurut Luthans (2006) dimensi pekerjaan telah diidentifikasi untuk mempresentasikan karakteristik pekerjaan yang paling penting dimana karyawan memiliki respons efektif. Kelima dimensi tersebut adalah: Pekerjaan itu sendiri Dalam hal dimana pekerjaan memberikan tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima tanggung jawab. Gaji Gaji adalah sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam organisasi. Kesempatan Promosi Kesempatan promosi berkaitan dengan kesempatan untuk maju dalam organisasi. Pengawasan Pengawasan berkaitan dengan kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku. Rekan Kerja Rekan kerja berkaitan dengan tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis dan mendukung secara sosial. Kinerja Definisi kinerja dalam model pengharapan adalah individu bahwa upaya yang mereka keluarkan mengarah ke suatu evaluasi yang mendukung dan evaluasi tersebut akan menghasilkan imbalan yang mereka hargai. Jadi jika harapan yang diharapkan oleh individu untuk dicapai tidak jelas, jika kriteria untuk mengukur sasaran tersebut masih samar-samar, dan jika individu kekurangan keyakinan diri bahwa upaya mereka akan mengarah kepenilaian yang memuaskan mengenai kinerja mereka atau meyakini bahwa akan ada pembayaran yang tidak memuaskan oleh organisasi sasaran kinerja mereka

98 Karisma, Vol.5(2): 94-103, 2011 tercapai, maka dapat diharapkan bahwa individu-individu akan bekerja cukup jauh di bawah potensial mereka. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang). Pengertian kerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001) Sementara Rivai & Basri (2005) mendefinisikan kinerja sebagai hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target, atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu : kemampuan, keinginan, dan lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai kriteria yang baik sesungguhnya orang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan demikian, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Banyak cara untuk mengukur pelaksanaan penilaian kinerja, seperti penghematan, kesalahan dan sebagainya. Namun menurut Dharma (2003) hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal berikut: Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan. Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan yaitu seberapa baik penyelesaiannya.ini berkaitan dengan bentuk pengeluaran. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Kepuasan Kerja Sesungguhnya antara budaya perusahaan dengan kepuasan kerja karyawan terdapat hubungan, dimana budaya dikatakan memberi pedoman seorang karyawan bagaimana dia mempersepsikan karakteristik budaya suatu organisasi atau perusahaan, nilai yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja, berinteraksi dengan kelompoknya dengan sistem dan administrasi, serta berinteraksi dengan atasannya. Hasil penelitian Rongga (dalam Soedjono, 2005) menyatakan bahwa budaya organisasional dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. H1. Budaya organisasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Coca Cola Distribution Indonesia di Rungkut Surabaya. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Betapapun sempurnanya rencana organisasi dan pengawasan bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira perusahaan tidak akan memperoleh hasil yang sebenarnya dicapai. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa manusia beserta kepuasan kerja berperan dalam

Budaya Organisasional, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Karyawan PT Coca-Cola (Wardhani) 99 mencapai kinerja yang diharapkan. Menurut Luthans (2006:246) terdapat hubungan yang kuat antara kepuasan dan kinerja, kepuasan lebih mempengaruhi kinerja daripada kinerja mempengaruhi kepuasan. Karyawan yang puas akan memiliki kinerja yang lebih baik daripada karyawan yang kurang puas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningkatnya kepuasan kerja yang dirasakan akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. H2. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Coca Cola Distribution Indonesia di Rungkut Surabaya. Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Kinerja Adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasional dengan kinerja organisasi yang dapat dijelaskan dalam model diagnosis budaya organisasional bahwa semakin baik kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasional makin baik kinerja organisasi tersebut. Menurut Molenaar (2002), Kotter & Heskett (dalam Koesmono, 2005) mengatakan bahwa budaya mempunyai kekuatan yang penuh, berpengaruh pada individu dan kinerjanya bahkan terhadap lingkungan kerja. Karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dalam keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja individual. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan logistik, masing-masing kinerja individu yang baik agar menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula. Budaya organisasional yang kuat di perusahaan merupakan hasil penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya. H3. Budaya organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Coca Cola Distribution Indonesia di Rungkut Surabaya. Metode Penelitian Sampel Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Coca Cola Distribution Indonesia di Rungkut Surabaya. Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah Kepuasan Kerja H1 H2 Budaya Organisasional H3 Kinerja Gambar 1. Model Penelitian

100 Karisma, Vol.5(2): 94-103, 2011 teknik non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil orang mempunyai ciri-ciri spesifik yaitu usia, pendidikan terakhir dan telah bekerja minimal 2 tahun. Sesuai dengan Sugiyono (1999) maka pengambilan sampel adalah jika n (populasi) sebesar 160 dengan tingkat kesalahan 5% maka besar sampel yang digunakan 110 karyawan. Pengukuran Variabel Budaya organisasional merupakan cara yang mengandung unsur norma-norma dan nilai-nilai yang dapat mengarahkan perilaku karyawan di dalam lingkungan. Budaya organisasional diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Luthans (2006) yang terdiri dari 6 item. Instrumen dibuat dalam semantic differential scale 7 poin dari 1 (jelek) sampai 7 (baik). Pengujian validitas dengan menggunakan confirmatory factor analysis menunjukkan bahwa 6 item tersebut valid. Alpha untuk intrumen ini adalah 0,686 (reliabel). Kepuasan kerja merupakan hasil dari presepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka di PT. Coca-Cola Distribution Surabaya. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Luthans (2006). Instrumen dibuat dalam semantic differential scale 7 poin dari 1 (jelek) sampai 7 (baik). Pengujian validitas dengan menggunakan confirmatory factor analysis menunjukkan bahwa 5 item tersebut valid. Alpha untuk intrumen ini adalah 0,773 (reliabel). Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya di PT.Coca- Cola Distribution Surabaya. Kinerja diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dharma (2003) yang terdiri dari 3 item. Intrumen dibuat dalam semantic differential scale 7 poin dari 1 (jelek) sampai 7 (baik). Pengujian validitas menunjukkan bahwa 3 item tersebut valid. Alpha untuk intrumen ini adalah 0,709 (reliabel). Analisis Data Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah path analisis. Analisis path atau analisis jalur adalah teknik untuk menganalisis jenis hubungan sebab akibat ini yang tersusun pada regresi ganda umum. Hasil Untuk menguji analisis jalur diperlukan identifikasi jalur pada setiap tahap yang didasarkan pada nilai beta (standardized coeficients) hasil analisis regresi. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh koefisien jalur dan nilai koefisien korelasi antar variabel sebagai berikut: Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Kepuasan Kerja Hasil persamaan regresi mengenai pengaruh budaya organisasional terhadap kepuasan kerja menunjukkan bahwa budaya organisasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Budaya Organisasional, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Karyawan PT Coca-Cola (Wardhani) 101 kepuasan kerja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Standardized Coefficients Beta untuk budaya organisasional sebesar 0,001 dengan tingkat signifikansi 0,01 (Tabel 1). Jadi, budaya organisasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Semakin baik persepsi karyawan mengenai budaya organisasional, semakin tinggi kepuasan kerja. Dengan demikian, hipotesis 1 didukung. Pengaruh Budaya Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Hasil persamaan regresi mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja menunjukkan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Standardized Coefficients Beta untuk kepuasan kerja sebesar 0,888 dengan tingkat signifikansi 0,000 (Tabel 2). Jadi, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja. Semakin tinggi kepuasan kerja, semakin tinggi kinerja. Dengan demikian, hipotesis 2 didukung. Hasil persamaan regresi mengenai pengaruh budaya organisasional terhadap kinerja menunjukkan bahwa budaya organisasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Standardized Coefficients Beta untuk budaya organisasional sebesar 0,090 dengan tingkat signifikansi 0,004 (Tabel 2). Jadi, budaya organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja. Semakin baik persepsi karyawan mengenai budaya organisasional, semakin tinggi kinerja. Dengan demikian, hipotesis 3 didukung. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis pertama didukung, dengan nilai pengaruh sebesar 0,001 dengan signifikan sebesar 0,010. Sesungguhnya antara budaya perusahaan dengan kepuasan kerja karyawan terdapat hubungan, dimana budaya dikatakan memberi pedoman seorang karyawan bagaimana dia mempersepsikan karakteristik budaya suatu organisasi atau perusahaan, nilai yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja, berinteraksi dengan kelompoknya dengan sistem dan administrasi, serta berinteraksi dengan atasannya. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Rongga (dalam Soedjono, 2005) yang menyatakan bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hipotesis kedua didukung, dengan nilai pengaruh sebesar 0,888 dengan signifikan sebesar 0,000. Hasil ini dapat mendukung pernyataan Luthans (2006) menyatakan terdapat hubungan yang Tabel 1. Hasil Pengujian Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Kepuasan Kerja Variabel independen Beta t Sig. Keterangan Budaya organisasional 0,001 3.066 0,010 Signifikan Variabel dependen: kepuasan kerja Tabel 2. Hasil Pengujian Pengaruh Budaya Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Variabel independen Beta t Sig. Keterangan Kepuasan kerja Budaya organisasional 0,888 0,090 20,541 6,208 0,000 0,004 Signifikan Signifikan Variabel dependen: Kinerja

102 Karisma, Vol.5(2): 94-103, 2011 kuat antara kepuasan dan kinerja. Karyawan yang puas akan memiliki kinerja yang lebih baik daripada karyawan yang kurang puas. Hipotesis ketiga didukung, dengan nilai pengaruh sebesar 0,090 dengan signifikan sebesar 0,004. Hasil ini mendukung pernyataan Molenaar (2002), Kotter dan Heskett (dalam Koesmono, 2005), yang menyatakan bahwa budaya mempunyai kekuatan yang penuh, berpengaruh pada individu dan kinerjanya bahkan terhadap lingkungan kerja. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Path analisis untuk menguji pengaruh budaya organisasional terhadap kepuasan dan kinerja karyawan maka dilihat dari tingkat probabilitas arah hubungan kausal dijabarkan sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama yang menyatakan budaya organisasional berpengaruh positif terhadap kepuasan karyawan dapat diterima kebenarannya. 2. Hipotesis kedua yang menyatakan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja dapat diterima kebenarannya. 3. Hipotesis ketiga yang menyatakan budaya organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dapat diterima kebenarannya. Penulis Dra. Ec. Nuruni Ika Kusuma Wardhani, MM adalah dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Referensi Dharma, A. (2003). Manajemen Supervisi : Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Djokosantoso, M. (2003). Budaya Korporat Dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Koesmono, T. (2005). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 7 (1): 78-92. Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi, Edisi 10. Yogyakarta: Andi. Mangkunegara, A. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Martoyo, (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Budaya Organisasional, Kepuasan Kerja, dan Kinerja Karyawan PT Coca-Cola (Wardhani) 103 Rivai, V. & Basri, A. F. (2005). Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Robbins, S. P. (2001). Perilaku Organisasi, Jilid 1, Edisi ke-8. Jakarta: Prenhallindo. Soedjono (2005). Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 7 (1): 120-132. Sugiyono (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.