ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

BAB II KAJIAN TEORI. industri. Istilah kinerja berasal dari kata Job performance (prestasi kerja). Kinerja

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi Konselor

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1.1 Menguasahi ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi petugas pelaksana pelayanan konseling. Sebutan pelaksana pelayanan ini

PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

BAB II LANDASAN TEORI Kompetensi Profesional guru pembimbing berdasarkan SKAKK

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN IDEAL KONSELOR (STUDI HERMENEUTIKA GADAMERIAN)

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK)

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap

TANTANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MUTU

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESIONAL KONSELOR MASA DEPAN DAN TANTANGAN DI ERA GLOBALISASI. Oleh: Hartono 1

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENGEMBANGAN PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING YANG BERORIENTASI KURIKULUM 2013

JURNAL RICKY HANDOKO NPM:

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TRILOGI PROFESI KONSELOR DAN PENGELOLAAN BERBASIS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. baik lingkungan fisik maupun metafisik. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BK (Survei pada Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama dan Sederajat Se-Kecamatan Citeureup)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

EVALUASI PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU PAI

KOMPETENSI KONSELOR SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BK. Wiwik Kusdaryani Siti Fitriana

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Oleh : Agus Basuki, M.Pd Dosen : BK/PPB/FIP UNY

Oleh: DR.DADANG JUANDI, S.Pd.,M.Si. PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara

Aspek dan Indikator Kompetensi Profesional Guru Bimbingan dan Konseling

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh: Drs. Kuntjojo

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

PERKEMBANGAN, PARADIGMA, VISI DAN MISI SERTA TRILOGI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING A. Perkembangan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling

CIRI-CIRI SUATU PROFESI ADA STANDAR UNJUK KERJA YANG BAKU DAN JELAS. ADA LEMBAGA PENDIDIKAN KHUSUS YANG MENGHASILKAN PELAKUNYA DENGAN PROGRAM DAN JENJ

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ihsan Mursalin, 2013

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu dengan keluarnya Permendiknas No. 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (SKAKK). Permendiknas ini memberikan tiga ketentuan yang sangat mendasar dan opresional, yaitu bahwa: 1. Konselor adalah seseorang yang berkualifikasi Sarjana (S-1) Bimbingan dan Konseling dan bergelar Konselor (Kons.) lulusan program Pendidikan Profesi Konselor (PPK). 2. Butir-butir standar kompetensi konselor yang tertuang di dalam empat bidang kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi keribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat bidang kompetensi ini dijabarkan menjadi 17 kompetensi inti, yang selanjutnya secara menyeluruh dirinci menjadi 76 kompetensi yang semuanya harus dikuasai dan diimplementasikan oleh konselor. 3. Penyelenggara pendidikan yang satuan pendidikannya memperkerjakan konselor wajib menerapkan standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri paling lambat 5 tahun setelah Peraturan Menteri ini mulai berlaku. Ketiga ketentuan pokok tersebut mengamanatkan untuk dilaksanakannya langkah strategi sebagai berikut: Mengembangkan dan memantapkan program pendidikan profesional dua tahap berkesinambungan, yaitu (a) program pendidikan Sarjana (S-1) bidang Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai landasan kualifikasi akademik, untuk selanjutnya dimatangkan melalui (b) program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) sehingga yang bersangkutan menjadi Konselor (disingkat Kons.) yang menguasai teori, praksis dan praktik pelayanan profesional. Untuk mewujudkan kedua jenis program pendidikan tersebut, terlebih dahulu perlu disusun kurikulum untuk masing-masing jenis program, yaitu kurikulum program Sarjana (S-1) BK dan kurikulum program PPK yang keduanya secara berkesinambungan dan terpadu membentuk perangkat pembinaan kompetensi konselor dalam keempat bidang kompetensi, ke 17 kompetensi inti, dan ke 76 kompetensi konselor yang bersifat standar. Selanjutnya kedua perangkat kurikulum tersebut diimplementasikan masing-masing pada program pendidikan Sarjana (S-1) BK dan program PPK yang sudah ada dan/atau yang hendak dibuka/dikembangkan di LPTK. Penyelenggaraan program pendidikan Sarjana (S-1) BK dan program PPK dengan pengimplementasian kurikulum yang dimaksudkan itu perlu dilaksanakan secara intesif dan ekstensif di LPTK seluruh Indonesia untuk memenuhi amanat Permendiknas butir 3 di atas, baik pada tataran program pendidikan dalam-jabatan bagi calon-calon Konselor yang telah berjabatan tetap pada satuan pendidikan tertentu, dan tataran program pendidikan prajabatan bagi calon-calon konselor yang belum berjabatan yang dimaksudkan itu. Naskah ini memberikan uraian awal tentang pokok-pokok materi ajar yang dijabarkan dari setiap kompetensi yang ada di dalam SKAKK, yang selanjutnya dibahas dan diarahkan untuk dikemas menjadi matakuliah-matakuliah dalam perangkat Kurikulum Program Sarjana (S-1) BK dan Kurikulum Program PPK. Pembahasan yang dimaksud mengintegrasikan kemajuan ilmu dan teknologi dalam bidang serta pengalaman penyelenggaraan pendidikan profesional konselor, baik jenjang pendidikan sarjana maupun profesi yang selama ini terlaksana. 1

STANDAR KOMPETENSI KOMSELOR (Permendiknas No. 27 Tahun 2008:SKAKK) ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) JENJANG PENDIDIKAN SARJANA (S-1) BK (Akademik) KURIKULUM JENJANG PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR (PPK) Bidang Kompetensi/Kompetensi Inti Kompetensi Materi Mata Kuliah Materi Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 A. KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan 2. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli 1.1 Menguasai ilmu endidikan dan landasan keilmuannya 1.2 Mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan dan proses pembelajaran 1.3 Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan 2.1 Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan dalam upaya pendidikan 2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan dalam upaya pendidikan 2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan dalam upaya pendidikan 2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan dalam upaya pendidikan 2.5. Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran bimbingan dan dalam upaya pendidikan Kaidah keilmuan pendidikan dan proses pembelajaran serta kaidah budaya dalam pendidikan Wawasan lapangan kaidah pendidikan dan proses pembelajaran serta kaitannya dengan budaya Kaidah-kaidah : Prilaku pembelajaran Perkembangan individu Kepribadian Kegiatan belajar Keberbakatan Kesehatan mental kaidahkaidah perilaku, perkembangan dan pebedaan individu, kepribadian, kegiatan belajar, keberbakatan, kesehatan mental Dasar Keilmuan Pendidikan dan Proses Pembelajaran Psikologi Umum Psikologi Perkembangan Psikologi Kepribadian Psikologi Belajar Kesehatan Mental (Profesi) Aplikasi kaidah-kaidah keilmuan pendidikan dan proses pembelajaran pelayanan Variasi budaya dan kaitannya dengan pendidikan dan Aplikasi kaidah-kaidah psikologi umum, pembelajaran, belajar, kepribadian, kesehatan mental dan perbedaan individu dalam jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung. MK 5 : Konseling Lintas Budaya 2

1 2 3 4 5 6 3.1 Menguasai esensi bimbingan dan Esensi pelayanan BK pada berbagai Kapitaselekta Pelayanan BK Implementasi pada satuan jalur pendidikan formal, jalur, jenis dan jenjang pendidikan I. Lembaga Formal (usia dini, pelayanan BK pada nonformal dan informal menengah dan perguruan tinggi) berbagai jalur, jenis 3.2 Menguasai esensi bimbingan dan pelayanan BK pada berbagai jalur, II. Lembaga Non Formal dan jenjang pada satuan jenis pendidikan umum, jenis dan jenjang pendidikan. III. Lembaga kerja pendidikan: kejuruan, keagamaan, dan khusus IV. Keluarga sekolah/madrasah, 3.3 Menguasai esensi bimbingan dan instansi/lembaga kerja, pada satuan jenjang pendidikan usia dini, organisasi masyarakat dasar dan menengah, serta tinggi. dan keluarga. 3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN 4. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 5. Menghargai dan menjunjung tinggi nilainilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih 6. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat 4.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 4.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain 4.3 Berakhlak mulia dan berbudi luhur 5.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi 5.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya 5.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya 5.4 Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya. 5.5 Toleran terhadap permasalahan konseli 5.6 Bersikap demokratis. 6.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten ) 6.2 Menampilkan emosi yang stabil. 6.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan 6.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi Iman dan taqwa, tolerasi terhadap agama lain, serta akhlak mulia dan budi luhur. Soft skill kehidupan beragama, akhlak mulia dan budi luhur Kaidah-kaidah harkat dan martabat manusia (HMM): hakikat manusia, dimensi kemanusiaan, dan pancadaya Kaidah-kaidah kehidupan bahagia / efektif sehari-hari (KES) dan KES-T (terganggu) Kaidah-kaidah tentang masalah atau kasus Kaidah-kaidah HAM Variasi budaya dan hubungannya pengembangan HMM, KES dan KES- T, masalah/ kasus dan HAM Kaidah-kaidah tentang pribadi yang kuat dan terpuji,: o Kewibawaan, kejujuran, sabar, ramah, dan konsisten o Emosi yang stabil Empati, toleransi dan menghormati konseli/klien :KTPS ( Klien tidak Pernah Salah ) aplikasi pribadi yang kuat dan KTPS Pendidikan Agama Pengembangan Pribadi Efektif (termasuk didalamnya psikologi kepribadian dan pengembangan budi pekerti luhur) Filsafat tentang Manusia Kesehatan Mental Studi Kasus Variasi dan Interaksi Budaya Pengembangan Pribadi Efektif (masuk di dalamnya psikologi kepribadian dan pengembangan budi pekerti luhur) keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa tolerasi beragama, akhlak mulia dan budi luhur dalam jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung. Implementasi pengembangan HMM, kaidah-kaidah KES dan KES-T, HAM serta penanganan kasus variasi budaya dalam pelayanan Implementasi pribadi yang kuat dan KTPS dalam jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung. dalam MK1, 2, 3, 4 6) MK 4: Program dan Praktik Konseling Karir MK 6: Konseling dalam Keluarga dan Pemuda MK 5 : Konseling Lintas Budaya 3

7. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi C. KOMPETENSI SOSIAL 1 2 3 4 5 6 7.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, Pengembangan Pribadi Efektif Implementasi pribadi inovatif, dan produktif yang kuat dalam jenisjenis 7.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri layanan dan 7.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan kegiatan pendukung 7.4 Berkomunikasi secara efektif Kaidah-kaidah tentang pribadi yang: o Cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif o Bersemangat, berdisiplin dan mandiri, o Berpenampilan menarik dan menyenangkan o Berkomunikasi secara efektif aplikasi kaidah-kaidah pribadi tersebut di atas 8. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja 9. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan 8.1 Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru, wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di tempat bekerja 8.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja 8.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi) 9.1 Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan dan untuk pengembangan diri dan profesi 9.2 Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan 9.3 Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan untuk pengembangan diri dan profesi Kaidah-kaidah tentang: o Trilogi pendidik (terutama konselor dan guru) o Pelayanan BK berbasis kinerja, o Organisasi profesi BK dan kerjasama antar profesi aplikasi kaidah-kaidah profesi pendidik atau konselor dan pengelolaan pelayanannya Perangkat organisasi profesi BK dan pengembangannya Wawasan dan partisipasi dalam organsisi profesi BK Profesionalisasi Pendidik dan Konselor (termasuk di dalamnya trilogi profesi pendidikan konselor, serta pengelolaan berbasis kinerja. Profesionalisasi Pendidik dan Konselor (termasuk di dalamnya trilogi profesi pendidikan konselor, serta pengelolaan berbasis kinerja. trilogi pendidik dan konselor, pengelolaan berbasis kenerja dalam pelayanan serta kerjasama antar profesi. Partisipasi dalam organisasi profesi MK 8 : Kode etik Organisasi serta Pengembangan profesi 10. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi 10.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan kepada organisasi profesi lain 10.2 Memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan 10.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain. 10.4 Melaksanakan referal kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan pelayanan pendidikan dan BK berbasis kinerja serta kerjasama antar profesi pengelolaan berbasis kinerja dan kerjasama intra dan atar profesi Manajemen Pelayanan BK Implementasi trilogi profesi Konselor dan pengelolaan berbasis kinerja dalam pelayanan konseli ng Team work dan team building dan pelayanan dalam MK 7) 4

1 2 3 4 5 6 D. KOMPETENSI PROFESIONAL 11. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli 12. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan 11.1 Menguasai hakikat asesmen 11.2 Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan bimbingan dan 11.3 Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan 11.4 Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli. 11.5 Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli. 11.6 Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan 11.7 Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan 11.8 Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan dengan tepat 11.9 Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen 12.1 Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan. 12.2 Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan. 12.3 Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan. 12.4 Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja. 12.5 Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan. 12.6 Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan. Kaidah-kaidah tentang: o Hakikat asesmen o Terbaik asesmen dalam Pelayan BK o Penyusunan/pengembangan instrumen BK o Pengadministrasian, pengolahan data, dan penggunaan hasil instrumentasi dalam BK Tanggung jawab/etika dalam penggunaan instrumen dalam pelayanan BK penggunaan instrumen dalam pelayanan BK Kaidah-kaidah tentang dasar dan implementasi pelayanan BK : o Hakikat pelayanan o Arah dan wilayah o Pendekatan/model/jenis layanan dan kegiatan pendukung o Format pelayanan dasar, arah, dan operasional pelayanan BK Pengukuran dalam Pendidikan Instrumentasi dalam BK Dasar-dasar BK Pendekatan/Model Pelayanan BK Jenis dan Format Pelayanan BK: I. Perorangan ( perorangan) II. Kelompok (bimbingan kelompok dan kelompok) III. Klasikal (informasi, penempatan dan penyaluran, penguasan konten) IV. Lapangan (orientasi) V. Pendekatan Khusus ( kosultasi, mediasi,) VI. Jarak Jauh pemilihan, pengadministrasian, pengelolaan data dan penggunaan hasil instrumen tasi dalam jenis-jenis layanan dan kegiatan penduikung. Implementasi dasar, pendekatan./model, jenis layanan dan kegiatan pendukung dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan analisis proses, hasil dan tindaklanjutnya. MK 1 Program dan Pratik Instrumentasi dalam Konseling. MK 2 : Program dan Pratik Konseling Perorangan. MK 3 : Program dan Pratik Bimbingan dan Konseling Kelompok 5

1 2 3 4 5 6 13.1 Menganalisis kebutuhan konseli Perangkat Kinerja Konselor: Implementasi POAC 13.2 Menyusun program bimbingan dan I. Perencanaan dan dalam kinerja konselor: yang berkelanjutan berdasar pengorganisasian kegiatan o Pengungkapan kebutuhan peserta didik secara kebutuhan sasaran komprehensif dengan pendekatan II. Pelayanan BK layanan melalui perkembangan kegiatan instrumentasi 13.3 Menyusun rencana pelaksanaan program o Perencanaan program bimbingan dan berdasarkan hasil 13.4 Merencanakan sarana dan biaya analisis kebutuhan penyelenggaraan program bimbingan dan 13. Merancang program Bimbingan dan Konseling 14. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif 14.1 Melaksanakan program bimbingan dan. 14.2 Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan. 14.3 Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli 14.4 Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan Kaidah-kaidah tentang kinerja konselor: o Analisis kebutuhan sasaran layanan/peserta didik/ klien/konseli o Penyusunan program pelayanan menyeluruh dan berkelanjutan(seperti: tahunan, semester, bulanan, mingguan, harian) o Rencana pelaksanaan kegiatan layanan dan pedukung o Sasaran dan biaya Wawasan lapangan/operasional kaidah-kaidah POAC dalam kinerja konselor. Kaidah-kaidah tentang kinerja konselor: o Pilar pembelajaran klien/konseli melalui layanan : high touch dan high tech o Prinsip : Efektif, efisien, kolaboratif o Bidang pengembangan: pribadi, sosial, akademik (belajar), karir, kehidupan berkuarga dan keberagamaan o sarana dan biaya Wawasan lapangan/operasional dalam pengimplementasi program pelayanan BK. Pelayanan BK Pelayanan BK Karir Implementasi POAC dalam kinerja konselor: o Pelaksanaan program dengan menerapkan pilar pendidikan, prinsip pelaksanaan o Pelaksanaan program dalam bidang pelayanan pribadi, sosial, akademik (belajar), karir, kehidupan berkuarga dan keberagamaan o sarana dan biaya MK 4 : Program dan Praktik Konseling Karir MK 6: Konseling dalam Keluarga dan Pemuda 15. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling. 15.1 Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan 15.2 Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan. 15.3 Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan bimbingan dan kepada pihak terkait 15.4 Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan Kaidah-kaidah tentang : o Dimensi AKUR dalam evaluasi hasil o Evaluasi proses, hasil dan tindak lanjut layanan o Penginformasian data dan penggunaan hasil layanan evaluasi Wawasan lapangan/operasional dalam pengimplementasi program pelayanan BK Evaluasi Layanan Konseling evaluasi dalam penggunaan hasil evaluasi dan tindak lanjutnya 6

1 2 3 4 5 6 16.1 Memahami dan mengelola kekuatan dan Kaidah-kaidah tentang : Pribadi Kinerja Konselor keterbatasan pribadi dan profesional. o kekuatan dan keterbatasan kemampuan diri, 16.2 Menyelenggarakan pelayanan sesuai konselor kewenangan, motivasi dengan kewenangan dan kode etik o kewenangan dan kode etik kerja, dan referal profesional konselor pelayanan 16.3 Mempertahankan objektivitas dan menjaga o asas-asas pelayanan agar tidak larut dengan masalah konseli. o referal 16.4 Melaksanakan referal sesuai dengan o motivasi altruistik keperluan wawasan lapangan profesional 16.5 Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi 16.6 Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor 16.7 Menjaga kerahasiaan konseli 16. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional dalam MK 7) 17. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan 17.1 Memahami berbagai jenis dan metode penelitian 17.2 Mampu merancang penelitian bimbingan dan 17.3 Melaksaanakan penelitian bimbingan dan 17.4 Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan Kaidah-kaidah tentang : o Jenis dan metode penelitian o Rancangan dan pelaksanaan penelitian dalam bidang pendidikan o Penggunaan hasil penelitian pendidikan dan Praktik penelitian bidang BK Skripsi Implementasi pengumpulan dan pengolah data serta penggunaan hasil-hasil penelitian dalam pendidikan dan dalam MK 8) 7