Bilge keel. Bilge keel. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) G-174

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Analisis Sloshing 2D pada Dinding Tangki Tipe Membran Kapal LNG Akibat Gerakan Rolling di Gelombang Regular

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-139

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ELLIPTICAL BULB TERHADAP HAMBATAN VISKOS DAN GELOMBANG PADA KAPAL MONOHULL DENGAN PENDEKATAN CFD

PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT

Analisa Kombinasi Hub Cap dan Ducted Propeller Dengan Pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamic)

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

ANALISA HAMBATAN KAPAL AKIBAT PENAMBAHAN STERN TUNNELS PADA KAPAL TROPICAL PRINCESS CRUISES MENGGUNAKAN METODE CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC)

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

DESAIN DAN ANALISA STATIK SISTEM PENGGERAK ITS AUV-01 (AUTONOMUS UNDERWATER VEHICLE)

PREDIKSI TAHANAN KAPAL CEPAT DOLPIN DENGAN METODE EKSPERIMEN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) G-47

Perhitungan Wave Making Resistance pada Kapal Katamaran dengan Menggunakan CFD

Analisa Sudut Serang Hidrofoil Terhadap Gaya Angkat Kapal Trimaran Hidrofoil Menggunakan Metode Computational Fluid Dynamics (Cfd)

ANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD

MODIFIKASI BENTUK BURITAN PADA SHALLOW DRAFT BULK CARRIER UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI SISTEM PROPULSI

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

Analisis CFD Pengaruh Penambahan Elliptical Bulb Terhadap Hambatan Viskos dan Gelombang Pada Kapal Monohull

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

OPTIMALISASI DESIGN TRIPLE SCREW PROPELLER UNTUK KAPAL PATROLI CEPAT 40M DENGAN PENDEKATAN CFD

Studi Kasus : Penerapan Energy Saving Device dalam Rangka Menaikkan Efisiensi Thrust pada Kapal Tanker Pertamina Ltdw

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Perencanaan Water Jet Sebagai Alternatif Propulsi Pada Kapal Cepat Torpedo 40 M Untuk Meningkatkan Kecepatan Sampai 40 Knot

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK

Yogia Rivaldhi

ANALISA PENGARUH VARIASI SUDUT RAKE PROPELLER B-SERIES TERHADAP DISTRIBUSI ALIRAN FLUIDA DENGAN METODE CFD

ANALISA HAMBATAN AKIBAT PENAMBAHAN STERN FLAP PADA KAPAL KRI TODAK MENGGUNAKAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS TEMPERATUR DAN ALIRAN UDARA PADA SISTEM TATA UDARA DI GERBONG KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI DENGAN VARIASI BUKAAN JENDELA

Jurnal Teknik Perkapalan - Vol. 4, No. 4 Oktober Arief Situmorang 1, Parlindungan Manik 1, Muhammad Iqbal 1 1)

OPTIMASI PANJANG CADIK KAPAL NELAYAN 3 GT

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull

Analisis Ukuran dan Bentuk Layar Kapal Ikan Jenis Purse Seine; Studi Kasus: KM Maju

STUDI PERANCANGAN VOITH TURBO FIN BERULIR PADA TUGBOAT DENGAN PENDEKATAN CFD

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

ANALISA PENGARUH POSISI SAIL DAN PENAMBAHAN TAKIK PADA TAIL KAPAL SELAM TERHADAP GAYA HAMBAT SECARA KOMPUTASIONAL

Desain Ulang Kapal Perintis 200 DWT untuk Meningkatkan Performa Kapal

PENGARUH JARAK RUDDER DAN PROPELLER TERHADAP KEMAMPUAN THRUST MENGGUNAKAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

ISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

ANALISA PENGARUH BENTUK FOIL SECTION NOZZLE TERHADAP EFISIENSI PROPULSI PADA KAPAL TUNDA

EFEKTIVITAS TATA LETAK SEA CHEST TERHADAP PENDINGINAN MOTOR INDUK KAPAL

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kendaraan. truk dengan penambahan pada bagian atap kabin truk berupa

STUDI NACA 0024 DAN 2624 SEBAGAI MEKANISME PENGGERAK KAPAL KECIL (BOAT) 12,2 M DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI GELOMBANG AIR LAUT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

Analisa CFD Pengaruh Penambahan Appendage pada Lambung Katamaran terhadap Hambatan Viskos

Sistem Propulsi Kapal LOGO

ANALISA GERAKAN SEAKEEPING KAPAL PADA GELOMBANG REGULER

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA LAMBUNG KAPAL IKAN TRADISIONAL

Kajian Teknis Fenomena Getaran Vorteks pada Variasi Jumlah Oscillating Part Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air Laut

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

POWER UNTUK MENGGERAKKAN KATAMARAN

Analisa Hambatan Kapal dengan Bulbous Bow dan tanpa Bulbous Bow di Perairan Dangkal

OPTIMISASI BENTUK BULBOUS BOW DENGAN MENGGUNAKAN KONEKSI (LINK) ANTARA MAXSURF DAN MICROSOFT EXCEL (STUDI KASUS : KAPAL TANKER 6500 DWT)

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Pengembangan Software Loading Manual Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT

STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA ENGINE PROPELLER MATCHING PADA KAPAL PERINTIS BARU TYPE 200 DWT UNTUK MEDAPATKAN SISTEM PROPULSI YANG OPTIMAL

ANALISA HAMBATAN AKIBAT PENAMBAHAN STERN WEDGE PADA KRI TODAK MENGGUNAKAN METODE CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC)

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP POLA ALIRAN DAN POWERING PADA KAPAL PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT

ANALISA PENGARUH VARIASI KECEPATAN TERHADAP TEKANAN, KECEPATAN ALIRAN FLUIDA DAN NILAI HAMBATAN TOTAL PADA KAPAL KRISO 3600 TEU MENGGUNAKAN CFD

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

5 PEMBAHASAN 5.1 Dimensi Utama

Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)

STUDI HAMBATAN DAN KECEPATAN KAPAL TIPE LAMBUNG SERIES 60 DITINJAU DARI TIGA BENTUK HALUAN KAPAL

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA

ANALISA PENGARUH LETAK LUNAS BILGA TERHADAP PERFORMA KAPAL IKAN TRADISIONAL (STUDI KASUS KAPAL TIPE KRAGAN)

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan Variasi Bidang Trim tab Pada Kapal Pilot Boat 15,85 meter dengan mengunakan Pendekatan CFD

IRVAN DARMAWAN X

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH GAYA GELOMBANG LAUT TERHADAP PEMBANGKITAN GAYA THRUST HYDROFOIL SERI NACA 0012 DAN NACA 0018

ANALISA ALIRAN FLUIDA UDARA MASUK TERHADAP KEBUTUHAN UDARA PEMBAKARAN DIESEL ENGINE

ANALISA TAHANAN KAPAL PATROLI X MENGGUNAKAN METODE KOMPUTERISASI

Analisa Performance Propeller B-Series dengan Pendekatan Structure dan Unstructure Meshing

UPN "VETERAN" JAKARTA

STUDI PERANCANGAN ROV (REMOTELY OPERATED VEHICLE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MANEUVERING DI BAWAH LAUT DENGAN PENDEKATAN CFD

BAB I PENDAHULUAN. aerodinamika pesawat terbang adalah mengenai airfoil sayap. pesawat. Fenomena pada airfoil yaitu adanya gerakan fluida yang

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-174 Simulasi Penggunaan Fin Undership Terhadap Tahanan dan Gaya Dorong Kapal dengan Metode Analisa CFD Joko Susilo, Agoes Santoso, Tony Bambang Musyiradi Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: joko.susilo10@mhs.ne.its.ac.id, silo.sukses@gmail.com Abstrak Desain lambung kapal di masa ini banyak mengalami modifikasi, modifikasi yang dilakukan sangat memperhatikan nilai hambatan yang terjadi ketika lambung kapal mengalami modifikasi. Tahanan total sangat diperhatikan karena semakin kecil tahanan total maka semakin kecil pula gaya dorong yang dibutuhkan untuk menggerakkan kapal tersebut, sehingga keuntungan dapat didapatkan dari segi penghematan tenaga penggerak kapal. Penambahan variasi sirip (fin) pada area bawah lambung kapal merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengubah besarnya nilai tahanan dan gaya dorong yang ditimbulkan oleh kapal. Tujuan penambahan dan pengaturan posisi sirip pada area bawah lambung kapal adalah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai gaya dorong dan tahanan kapal. Perhitungan tahanan dapat dilakukan secara manual serta melalui metode simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Penambahan sirip pada area bawah lambung kapal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan gaya dorong dan tahanan kapal. Hasil simulasi CFD menunjukkan presentase perubahan nilai tahanan sebesar 0.19% dan kenaikan gaya dorong sebesar 0.98% untuk tipe sirip tunggal 01A. Kenaikan gaya dorong terbesar didapatkan dari sirip ganda tipe 02B, yaitu sebesar 1.02%. Kata Kunci CFD, Gaya Dorong, Sirip, Tahanan Kapal. K I. PENDAHULUAN apal merupakan alat transportasi yang sangat diperlukan saat ini, mengingat kebutuhan masyarakat dan industri yang semakin pesat. Sebuah kapal dapat dikatakan efektif dan efisien apabila dapat memenuhi beberapa persyaratan, salah satunya adalah pemenuhan waktu operasi kapal, semakin cepat sebuah kapal menempuh jarak yang dituju maka kapal tersebut semakin efisien. Pada masa ini banyak modifikasi dan perlakuan yang dilakukan terhadap sebuah kapal demi memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian juga dalam hal pengoperasian supply vessel untuk mengantarkan crew yang bekerja di sebuah anjungan diatas laut. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan adanya penambahan fins pada area dibawah lambung kapal, penambahan pada bagian ini dilakukan dengan tujuan mengarahkan aliran fluida dibawah lambung kapal yang mengarah pada propeller kapal lebih selaras. Penambahan Fins diharapkan mampu memperkecil tahanan viskos kapal, penelitian ini menganalisa tahanan viskos pada kapal sebelum dan sesudah adanya penambahan fins. Dari penelitian ini akan diketahui apakah dengan adanya fins mampu memperkecil tahanan kapal mengingat penambahan fins merupakan tahanan lambung kapal (Appendages Resistance) pada kapal. Penelitian ini juga akan membuktikan bagaimana arah aliran dari air yang terletak dibawah lambung kapal apakah selaras menuju propeler atau malah menimbulkan turbulensi baru pada area dibawah lambung kapal. Dari penelitian ini diharapakan akan didapatkan data seberapa besar pengaruh Fins terhadap tahanan kapal dan bagaimana pengaruhnya terhadap nilai gaya dorong yang dihasilkan yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam perancangan desain modifikasi lambung kapal yang lebih efektif. A. Umum II. TINJAUAN PUSTAKA Kapal merupakan salah satu moda transportasi yang digunakan untuk keperluan jalur perairan dan digunakan untuk berbagai kepentingan, baik transportasi barang, maupun transportasi manusia dalam berbagai kepentingan diatas air, berbagai teknologi diuji dan digunakan demi mendapatkan desain kapal terbaik dan efektif dalam hal operasional kapal. Fins atau sirip atau biasa disebut bilge keel merupakan penambahan komponen pada lambung kapal untuk menjaga stabilitas kapal ketika terjadi rolling dan dipasang pada area bilga untuk menjaga kondisi kapal tetap stabil. Bilge keel Bilge keel Gambar. 1. Ilustrasi peletakan dan posisi sirip pada lambung kapal

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-175 Kedua sirip bilga yang terpasang mempunyai tujuan sebagai penstabil kapal apabila mengalami rolling Pada penulisan tugas akhir ini akan di analisa pemasangan fins pada area dibawah lambung kapal sebagai salah satu cara untuk meningkatkan performa dan kecepatan kapal dengan harapan mampu menurunkan tahanan viskos kapal dan mengatur aliran gelombang dibawah lambung kapal yang menuju ke propeller. Dengan adanya sirip diharapkan mampu meningkatkan laju aliran fluida dan menurunkan tekanan fluida yang menabrak komponen badan kapal. Penambahan pada daerah Trailing edge pernah dilakukan sebelumnya pada daun propeller oleh Jatmiko [1]. B. Fin Stabilizer Fin stabilizer adalah suatu peralatan roll damping system yang dipasang pada lambung kanan dan kiri kapal bagian bawah yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kapal pada saat kapal berada di atas air dan bekerjanya berdasarkan prinsip pengontrolan posisi fin. Peralatan ini dimaksudkan untuk mengurangi pengaruh gerakan roll (oleng) kapal yang disebabkan gelombang air laut. Tujuan dipasang fin stabilizer adalah untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang atau ABK (Anak Buah Kapal) dan keamanan peralatan didalamnya serta peningkatan akurasi sistem senjata pada kapal perang. Terutama pada kapal perang jenis kapal cepat dan tipe patroli, dimana kapal-kapal tipe ini memiliki berat yang ringan karena sebagian dari badan kapal terbuat dari logam. software maxsurf tidak sedetail analisa menggunakan metode CFD. Melalui metode pengujian dengan CFD akan diketahui besarnya perubahan kecepatan aliran yang terjadi pada area Tabel 1. Hasil pengujian nilai tahanan total akibat adanya penambahan fin pada area bawah lambung kapal menggunakan maxsurf. Speed Resistant (Holtrop) Knots m/s (kn) (Kw) (Hp) 8 4.11552 21.39 88.03 118.05 9 4.62996 27.99 129.59 173.79 10 5.1444 41.41 213.03 285.68 11 5.65884 55.28 312.82 419.50 12 6.17328 74.86 462.13 619.73 dibawah lambung kapal, sehingga presentase kenaikan tahanan akibat adanya penambahan fin dapat diketahui, lebih dari itu analisa juga dilakukan terhdapa besarnya perubahan gaya dorong yang dihasilkan oleh propeller akibat arus ikut yang menuju propeller, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan terhadap modifikasi fin yang akan dilakukan,berikut merupakan peletakan fin pada area bawah lambung kapal yang sudah disimulasikan menggunakan software maxsurf untuk mengetahui besarnya tahanan total yang ditimbulkan. Gambar. 2. Posisi Fin Stabilizer pada kapal patroli Pada masa ini banyak modifikasi yang dilakukan dan mencoba mengubah prinsip Fin stabilizer untuk digunakan pada kapal supply vessel untuk mengatur aliran fluida di bawah lambung kapal dengan tujuan mengarahkan aliran fluida bawah lambung kapal agar terpusat dan menuju ke propeller dengan sempurna untuk menambah gaya dorong yang dihasilkan oleh kapal. Pengujian terhadap tahanan kapal akibat adanya fins pada area lambung kapal juga sudah dilakukan menggunakan software maxsurf oleh Willy [2]. Pengujian membuktikan bahwa penambahan fin menunjukkan kenaikan tahanan pada area bawah lambung kapal dan tidak mempunyai pengaruh terhadap stabilitas kapal, namun aliran turbulen pada area bawah kapal menjadi hal yang perlu dikaji kembali pada penelitian ini mengingat tingkat ketelitian Gambar. 3. Ilustrasi penempatan fins pada area bawah lambung kapal C. Tahanan Kapal Tahanan kapal secara garis besar dapat didefinisikan sebagai suatu gaya yang bekerja melawan gerakan kapal. Gaya tersebut ditimbulkan akibat adanya kontak langsung antara kapal dan fluida. Tahanan kapal total dapat dibagi menjadi beberapa komponen, diantaranya adalah tahanan viskos (R V ), gelombang (R W ) dan udara (R A ). Karena nilai tahanan udara sangat kecil, sekitar 4% dari tahanan total, maka perannya seringkali diabaikan. Rumus tahanan dapat disederhanakan menjadi. RT = R v + R w (1) Dimana R T merupakan tahanan total kapal (N), Kemudian R V merupakan tahanan viskos (N), R W merupakan tahanan gelombang (N). Komponen tahanan viskositas dapat ditunjukkan pada sebuah persamaan sebagai berikut : C v = C F + K C F (2)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-176 Dimana C v merupakan koefisien tahanan viskos, kemudian C F merupakan koefisien tahanan gesek dari sebuah kapal dan K merupakan konstanta. Tahanan gesek merupakan komponen tahanan yang terkait dengan gaya yang timbul akibat dari gesekan antara molekul fluida. Penyebab utama tahanan ini adalah viskositas, kecepatan kapal dan luas permukaan basah. Rumus umum dari tahanan gesek kapal menurut Lewis Edward [3] adalah : Rf = ½ ρ. Cf. S. V 2 (3) Dimana R f merupakan tahanan gesek (N), ρ merupakan massa jenis fluida (kg/m 3 ), Cf merupakan koefisien gesek, S merupakan luasan area yang tercelup dalam air (m 2 ), dan V adalah kecepatan kapal (m/s). D. Gaya Dorong Kapal Merupakan komponen yang sangat penting yang mana digunakan untuk mengatasi Tahanan (Resistance) atau Gaya Hambat kapal. Pada kondisi yang sangat-sangat ideal, besarnya gaya dorong yang dibutuhkan mungkin sama besar dengan gaya hambat yang terjadi dikapal. Gerakan kapal di fluida bekerja seperti sistem sumbu orthogonal yaitu 3 (tiga) buah sumbu x, y, dan z, ditempatkan sedemikian rupa, pusat sumbu berimpit dengan titik berat kapal. Bidang x, dan y satu bidang dengan permukaan bumi (sejajar). Gambar. 4. Komponen Gaya yang bekerja pada kapal Gerakan kapal dibebani 4 (empat) gaya yang tidak tergantung satu sama lainnya : a. Gaya hidrostatik yaitu massa kali percepatan grafitasi bumi (mg). b. Hambatan hidrostatik (gaya apung) F atau γv. Seperti halnya mg, tekanan atau gaya ini selalu sejajar dengan Zo. c. Resultante gaya hidrodinamik (F) yang didesakkan oleh air pada kapal sebagai akibat gerakan menerjang air tersebut. Gaya F dapat diuraikan dalam 2 (dua) ; komponen gaya angkat (L) dan komponen tahanan (atau drag) R (atau D). Dimana L tegak lurus terhadap kecepatan kapal dan R (atau D) sejajar V. d. Gaya dorong (T), yang di desakkan oleh air pada pendorong kapal, umumnya berlawanan arah dengan R. E. Simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) Simulasi adalah tiruan dari sebuah sistem dinamis dengan menggunakan model komputer yang digunakan untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan kinerja sistem.definisi lain dari simulasi adalah Cara untuk mereproduksi kondisi situasi, dengan menggunakan model untuk mempelajari, menguji, pelatihan, dll. Simulasi merupakan teknik atau cara penyelesaian persoalan melalui pengolahan data operasi sistem imitasi untuk memperoleh data output penyelidikan atau percobaan penelitian sebagai bahan solusi persoalan ataupun sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan dan perbaikan struktur dan operasi sistem ril. CFD merupakan analisa sistem yang melibatkan aliran fluida, perpindahan panas, dan fenomena yang terkait lainya seperti reaksi kimia dengan menggunakan simulasi komputer. Metode ini meliputi fenomena yang berhubungan dengan aliran fluida seperti sistem liquid dua fase, perpindahan massa dan panas, reaksi kimia, dispersi gas atau pergerakan partikel tersuspensi. Program CFD yang digunakan disini adalah sebagai alat bantu pemodelan atas konfigurasi sistem penggerak yang akan dianalisa, baik itu untuk kondisi aktual / sebenarnya maupun konfigurasi rancangan yang akan dianalisa. Dari pemodelan ini nantinya akan diperoleh data yang kemudian akan dianalisa lebih lanjut sehingga hasil akhirnya dapat diperoleh sebagai acuan perhitungan tahanan dan gaya dorong pada tipe lambung kapal supply vessel yang paling optimal. A. Studi Literatur III. METODOLOGI PENELITIAN Kajian studi dilakukan berhubungna dengan konsep penelitian dan perhitungan terhadapa pengaruh adanya penambahan komponen pada area bawah lambung kapal baik secara numeric maupun menggunakan perangkat lunak (software). Selain itu pengkajian dilakukan juga terhadap teori dan analisa pada CFD yang sudah dilakukan sebelumnya melalui referensi penelitian, buku literature, pencarian melalui internet hingga pembelajaran langsung kepada para ahli, guru maupun pihak pihak yang berhubungan langsung dengan studi terhdaap anlisis menggunakan pendekatan Computational Fluids Dynamics. B. Penggambaran Model dan Variasi Model Fin Penggambaran model fin terhadap badan kapal pada bagian dibwah area lambung kapal. Penggambaran dilakukan dengan memvariasikan bentuk dari fin yang terpasang pada lambung kapal. Pengambaran dilakukan dengan bantuan software ANSYS ICEM CFD. Model yang digunakan adalah lambung kapal jenis U pada sebuah supply vessel 50 m. Dari model yang sudah ada, penggambaran dilanjutkan dengan software ICEM CFD untuk menggambarkan lambung kapal yang tercelup di bagian air. Penggambaran terbatas hingga sarat kapal, karena input dari CFD adalah untuk badan kapal yang menabrak aliran secara langsung untuk mempermudah dalam batasan pada software CFD nantinya. Gambar. 5. Penggambaran dan variasi model fin pada kapal menggunakan perangkat lunak ICEM CFD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-177 Tabel 5. Hasil variasi Fin terhadap tekanan yang diterima lambung kapal pada kecepatan 12 knot No Variasi fin Velocity (m/s) Pressure (Pa) 1 FIN 00 4.332 2,020 2 FIN 01 4.391 2,046 3 FIN 1A 4.386 2,014 4 FIN 1B 4.338 2,021 5 FIN 2A 4.362 2,020 6 FIN 2B 4.347 2,018 7 FIN 2C 4.383 2,047 Secara umum proses simulasi CFD melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama prepocessor terdiri adri input masalah aliran melalui interface kemudian mengubahnya sesuai kebutuhan dari model yang akan disimulasikan. Tahapan solver adalah tahapan dimana model telah di variasikan domain dan semua data inputan yang dilakukan sudah sesuai dan siap di running dan menghasilkan data yang bisa dimunculkan pada tahapan pos processor untuk melihat variasi data yang muncul. Setelah model lambung kapal selesai digambarkan maka langkah selanjutnya adalah memvariasikan pemasangan Fin pada area dibawah lambung kapal, adapun variasi dan penamaan Fin yang akan dipasang pada lambung kapal adalah sebagai berikut : a. Model FIN 00 Merupakan model lambung kapal yang tidak menggunakan tambahan Fin, model ini juga dianalisa sebagai nilai pembanding perubahan yang terjadi apabila dilakukan modifikasi terhadap area di bawah lambung kapal menggunakan Fin. b. Model Fin Tunggal 01,FIN 01A, FIN 01B Merupakan model Fin yang pertama akan disimulasikan, berupa sirip tunggal yang terletak di bawah lunas kapal, c. Model Fin Ganda 02A, FIN 02B, FIN 02C Fin ganda yang akan disimulasikan. Penggunaan Fin ini prinsipnya menyamai sirip yang berada pada papan selancar untuk mengarahkan aliran fluida tepat ke bagian buritan atau propeller kapal sehingga mampu meningkatkan besaranya kecepatan aliran yang menuju ke propeller. Fin ganda bertujuan membagi aliran bawah lambung kapal agar besarnya tekanan fluida di bawah area lambung kapal menurun. C. Simulasi CFD Pada tahapan simulasi menggunakan perangkat lunak CFD dilakukan terhadapa tujuh variasi model penggunaan fin. Tabel 2. Dimensi dan variasi penggunaan model fin tunggal pada area bawah lambung kapal MODEL FIN 01 FIN 01A FIN 01 B Panjang 30 m 30 m 30 m Lebar 0.4 m 0.5 m 0.6 m Tinggi 0.5 m 0.8 m 1.0 m Tabel 3. Dimensi dan variasi penggunaan model fin pada area bawah lambung kapal MODEL FIN 02 A FIN 02 B FIN 02C Panjang 30 m 30 m 30 m Lebar 0.5 m 0.5 m 0.5 m Tinggi 0.8 m 0.8 m 0.8 m Length 2 m 3 m 4 m IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Tahapan dimana analisa data dilakukan terhadap hasil simulasi CFD yang sudah dilakukan, analisa mengenai hasil simulasi, pengaruh penambahan fin undership. Analisa perbandingan model kapal yang menggunakan fin maupun terhadap kapal yang tidak diberi variasi model fin. Data yang didapat dari perhitungan akan di tabulasikan juga dalam tabel sehingga memepermudah dalam melihat hasil perubahan yang terjadi. Tabel 4. Hasil variasi Fin terhadap tahanan lambung kapal pada kecepatan 12 knot No Model Fin Va wallsheer F Drag (N) 1 FIN 00 6.445 31.2 35.99357 2 FIN 01 6.454 33.64 39.49702 Tabel 3 diatas FIN 01A menunjukkan 6.450 nilai 30.58 perubahan kecepatan 36.37366 aliran yang 4 terjadi FIN akibat 01B adanya 6.425 fin undership 30.93 dari berbagai 36.82628 model baik 5 menggunakan FIN 02A fin tunggal 6.423 dan 30.93 menggunakan 38.05735 fin ganda. 6 FIN 02B 6.404 33.33 41.0106 7 FIN 02C 6.473 30.93 38.0546

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-178 paling kecil adalah Fin tipe 01 A, dan untuk pengaruh nilai terbesar adalah fin tipe 02B. Selain kecepatan dan tahanan yang dianalisa, komponen utama yang dikaji dari penelitian ini adalah perubahan gaya dorong yang dihasilkan akibat adanya penambahan Fin yang berpengaruh terhadap kecepatan aliran yang menuju ke propeller. Tabel 6. Hasil variasi Fin terhadap tekanan yang diterima lambung kapal pada kecepatan 12 knot No Model Fin Va Thrust (KN) 1 FIN 00 6.445 32.0290 2 FIN 01 6.454 32.0142 Tabel 3 tabel FIN hasil 01A simulasi 6.450 (tabel 4, tabel 32.3435 5, tabel 6) yang didapat dalam 4 kemudian FIN 01B di plotkan 6.425 ke dalam 32.0289 grafik untuk lebih mengetahui 5 FIN hubungan 02A dari 6.423 masing 32.3087 masing perubahan yang dilakukan terhadap hasil tahanan dan gaya dorong yang 6 FIN 02B 6.404 32.3572 dihasilkan oleh kapal sebagai akibat adanya penambahan komponen 7 Fin pada FIN area 02C diabwah 6.473 lambung kapal. 32.0141 Pada gambar 8 tersebut terlihat bahwa tekanann terbesar yang diterima oleh badan kapal terjadi pada Fin tipe 01 dengan nilai melebihi 2040 Pa dan pengaruh terkecil terdapat pada Fin tipe 01 A dikisaran nilai 2010 Pa. Gambar. 9. Grafik Hubungan antara variasi bentuk fin dengan perubahan nilai thrust yang dihasilkan oleh kapal. Dari grafik yang terdapat pada gambar 4.11 diketahui bahwa terjadi peningkatan seiring perubahan variasi bentuk dan juga jarak antara Fin ganda. Kenaikan terbesar terjadi pada Fin jenis 01A pada angka 32.345 KN dan diikuti oleh model Fin type 02B pada nilai 34.572 KN dan menunjukkan kenaikan yang relative kecil akibat adanya modifikasi penambahn Fin pada area bawh lambung kapal. Kenaikan nilai thrust yang terjadi dari semua variasi sangatlah kecil kurang dari 2 %. Gambar. 7. Grafik Hubungan antara variasi bentuk fin dengan perubahan nilai tahanan kapal. Dari gambar 7 dapat diketahui hubungan antara variasi penggunaan fin tunggal dan ganda, tahanan terbesar terlihat pada penggunaan variasi Fin tipe FIN 02B pada kisaran 41,01 KN, sementara perubahan terendah terdapat pada variasi Fin tipe FIN 01A dengan nilai 36,37 KN. Kenaikan terendah terjadi sekitar 0.015 %.sementara kenaikan tahanan terbesar ada di nilai 13.93 % pada FIN tipe 02B. Sehingga dapat dikatakan untuk model fin dengan pengaruh nilai tahanan V. KESIMPULAN Penambahan dan pengaturan posisi fin undership mempunyai pengaruh minimal terhadap kenaikan nilai tahanan dan gaya dorong kapal. Pengaruh kenaikan nilai tahanan terbesar pada penambahan jenis fin tunggal tipe 01 dengan kenaikan nilai tahanan sebesar 3.50 KN dan untuk jenis fin ganda terdapat pada tipe fin 02 B sebesar 6.01 KN. Presentase kenaikan tahanan minimum sesuai simulasi CFD terdapat pada fin tipe 01A dengan nilai kenaikan 0.015% dan kenaikan terbesar terdapat pada fin 02B dengan nilai kenaikan 13.9 %. Perubahan gaya dorong terbesar ditunjukkan pada variasi fin

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-179 tunggal tipe 01 A sebesar 0.98 % untuk variasi fin ganda tipe 02B sebesar 1.02%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Agoes Santoso, dan bapak Ir. Tony Bambang M. atas bimbingan dan bantuannya dalam penyelesaian jurnal ini. Seluruh staf dan karywan Jurusan Teknik Sistem Perkapalan ITS Surabaya yang etelah membantu segala urusan administrasi dari penulis. Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. DAFTAR PUSTAKA [1] Jatmiko, edi. 2005 Studi Penyempurnaan Rancangan Screw Propeller Untuk Peningkatan Efisiensi Kapal Laporan Tugas Akhir, ITS. Surabaya. [2] Willy,Wishnu. 2013. Anallisa Efisiensi Penggunaan Fins Undership Terhadap Tahanan dan Stabilitas Kapal. Laporan Tugas Akhir, ITS. Surabaya. [3] Lewis, Edward V. 1998. Principles of Naval Architecture Volume II:Resistance, Propulsion and Vibration. Society of Naval Architects & Marine Engineers.