PENGUJIAN KANDUNGAN ESDD DAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI SEKAM PADI

dokumen-dokumen yang mirip
FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM PADI YANG TERKONTAMINASI POLUTAN INDUSTRI

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

PENGUJIAN ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERKONTAMINASI GARAM MENGAKIBATKAN ARUS BOCOR FLASHOVER PADA PERMUKAAN

KEKERASAN PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI BERPENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

SIFAT ISOLATOR PANAS PAPAN SEKAM PADI DENGAN VARIASI RESIN DAN UKURAN PARTIKEL

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Bab III Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. PROSEDUR PERCOBAAN. XRD dilakukan di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Bandung dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Alat uji tarik

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

Pengukuran Indeks Polusi Pada Sistem Minahasa Berdasarkan Nilai Esdd Dan Nsdd

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain

ANALISIS PENGARUH POLUTAN PADA ISOLATOR KACA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Analisis ketahanan..., Niken Swastika, FT UI, Universitas Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

Transkripsi:

PENGUJIAN KANDUNGAN ESDD DAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI SEKAM PADI Syafriyudin Jurusan teknik Elektro, FakultasTeknologi Industri Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta dien@akprind.ac.id ABSTRACT Isolator has an important role for set on distribution network and etc such to prevent a short circuit problems, because main of isolator function is for separate two apparatus with low or high tension. Test in this research is for hydrofobic and ESDD test. The fill materials are sillicone rubber and hull of rice with amount 1% to 4% of test materials weight, the materials in use is blend of DGEBA (Diglycidil Eter of Bisphenol A) as main matter and MPDA (Methaphenylene Diamine) for stringent substance with comparison 1:1, whereas silicone rubber and hull of rice materials is 1:1 comparison with amount from 1%,2%,3%,4% and aging variation from and 96 hours with measurement of test matter mmx mm x 5 mm for hydrofobic and ESDD characteristic test. The polutant spreading made equal, with composition 4 gr of kaloin and 1 ml destilation fluid for twice of spreading. In fact, the result of hydrofobic characteristic test very influence on UV shining, whereas ESDD not effected on UV,but on polutant degree that patch on isolator surface. Keyword : epoxy resin, hidrophobic, ESDD, rice hull. INTISARI Isolator memiliki peranan yang sangat penting dipasang pada jaringan transmisi, jaringan distribusi dan sebagainya, untuk mencegah terjadinya hubung singkat karena fungsi isolator itu sendiri adalah memisahkan dua bagian yang bertegangan. Pengujian pada penelitian ini adalah pengujian sifat hidrofobik dan ESDD dengan bahan pengisi silicone rubber dan sekam padi dengan kadar dari 1% sampai 4% dari berat bahan uji, bahan yang digunakan merupakan campuran dari DGEBA (Diglycidil Eter of Bisphenol A) sebagai bahan utama dan MPDA (Methaphenylene Diamine) sebagai pengeras dengan perbandingan 1 : 1, sedang bahan pengisi silicone rubber dan sekam padi dengan Perbandingan 1 : 1 dengan kadar dari 1%, 2%, 3%, 4%, dan variasi penuaan dari dan 96 jam dengan ukuran bahan uji mm x mm x 5 mm untuk pengujian sifat hidrofobik dan ESDD (Equivalent Salt Deposit Density). Penyemprotan polutan dibuat sama, dengan komposisi 4 gr kaolin dan 1 ml air destilasi untuk dua kali penyemprotan. Pada pengujian sifat hidrofobik ternyata hasilnya sangat berpengaruh pada penyinaran UV, sedangkan ESDD tidak berpengaruh pada UV tetapi pada kadar polutan yang menempel pada permukaan isolator. Kata kunci : resin epoksi, sifat hidrofobik, ESDD, sekam padi. PENDAHULUAN Peralatan listrik harus memiliki kualitas yang baik guna menyalurkan energi listrik yang berkesinambungan, aman, andal dan dalam segi biaya seekonomis mungkin. Termasuk isolator didalamnya, karena isolator memiliki peranan yang sangat penting (dipasang pada jaringan transmisi, jaringan distribusi dan sebagainya), untuk mencegah terjadinya hubung singkat karena fungsi isolator itu sendiri adalah memisahkan dua bagian yang bertegangan. Sampai sekarang ini isolator yang banyak digunakan pada jaringan transmisi dan distribusi adalah dari bahan porselin dan kaca. Dalam penelitian ini digunakan bahan isolasi dari bahan Resin epoksi, karena memiliki kelebihan dari pada bahan yang terbuat dari porselin dan kaca, antara lain dalam hal pembuatan dan berat bahan. Kelebihan material polimer (resin epoksi) adalah memiliki sifat dielektrik, resistivitas volume, sifat termal, kekuatan mekanik, ringan, pemasangan dan penanganan yang lebih baik daripada porselen/keramik dan gelas serta dapat dibuat pada suhu ruang sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan. Meskipun mempunyai berbagai keunggulan yang dimiliki, material polimer seperti resin epoksi, umumnya rentan terhadap pengaruh lingkungan (intensitas radiasi ultra violet, Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2, Desember 29, 143-149 143

temperatur, kelembaban atau hujan), polusi dapat menyebabkan terjadinya degradasi dan selanjutnya menyebabkan terjadinya penuaan (aging). Berbagai pustaka menyebutkan bahwa penuaan material polimer terutama disebabkan oleh energi foton yang dihasilkan oleh radiasi ultra violet dari matahari disamping oleh kontaminasi polutan. Efek polutan pada isolator akan berpengaruh pada tingkat ESDD (Equivalent Salt Deposit Density), campuran polutan semakin tinggi ESDD juga akan semakin tinggi sehingga kinerja bahan seperti arus bocor juga akan semakin tinggi, tetapi tegangan flashover semakin kecil (Berahim, 2). 3%, 4% dari berat bahan uji. Sekam padi yang digunakan merupakan sekam yang sudah terhindar dari kotoran seperti daun padi atau sejenisnya. Sekam padi merupakan hasil samping penggilingan padi selitar 2% dari hasil gabah keing giling. Sebagaimana tumbuh tumbuhan lain, sekam padi juga mempunyai kandungan silika yang tinggi. Semua struktur silika dari sekam padi dan abu sekam adalah amorf(duri, 23). untuk silicone rubber yang digunakan adalah jenis pasta, karena mempunyai daya rekat yang sangat bagus dibandingkan dengan silicone biasa. Isolator merupakan bagian dari jaringan transmisi dan jaringan distribusi tenaga BAHAN DASAR BAHAN PENGISI baha n uji DG EB A MP DA Tot al Seka m padi Silico n rubbe r Total D9F1 126 126 252 14 14 28 D8F2 112 112 224 28 28 52 DF3 98 98 196 42 42 84 D6F4 84 84 168 56 56 112 Gambar 1 Sekam padi dan silicone rubber Tabel 1 Data komposisi dan bahan pengisi material uji listrik. pada penelitian ini bahan yang digunakan untuk membuat isolator adalah resin epoksi dengan bahan pengisi sekam padi. Resin Epoksi Polimer adalah salah satu bahan rekayasa bukan logam (non-metallic material) yang penting. Sedangkan resin epoksi sebagai polimer merupakan polimer non-vinil. Sampel uji yang digunakan pada penelitian merupakan specimen dari material resin epoksi dengan jenis Diglycidil Ether of Bhispenol A dengan agen pematangan berupa Methaphenylene Diamine. Bahan polimer resin epoksi yang digunakan dengan nama pasar PONAL satu paket yang terdiri dari resin dan hardener. dengan nilai perbandingan skiometrik 1:1, dengan ukuran x mm, dengan ketebalan 5 mm. Silicon Rubber dan Sekam Padi Sekam padi dan silicone Rubber merupakan bahan pengisi yang dicampurkan dengan perbandingan 1:1, dan 1%, 2%, 144 Peralatan Pengujian 1. Alat pencetak bahan uji Peralatan dari bahan kaca yang dilapisi plastik supaya tidak lengket/melekat pada kaca dan permukaan tetap licin, serta seperangkat alat cetak yang dapat memuat 5 sampel bahan uji dengan ukuran masingmasing sampel 5 mm, timbangan untuk mengukur berat dari bahan pengisi, silicon rubber dan resin epoksi sesuai dengan variasi yang telah ditentukan, dan tempat pencampuran bahan yang berupa wadah untuk proses pengadukan campuran antara bahan pengisi, silicon rubber dan resin epoksi untuk kemudian dimasukkan ke alat pencetak. 2. Kotak penyinaran Bahan uji setelah diberi polutan parangtritis buatan, maka akan diberikan pada penyinaran simulasi radiasi ultraviolet dalam kotak tertutup dengan kapasitas penyinaran Syafriyudin, Pengujian Kandungan ESDD dan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Bahan Pengisi Sekam Padi

3 V/cm dan panjang gelombangnya sebesar kira-kira 25 mm. kotak tempat penyinaran terbuat dari kayu yang bagian dalamnya diberi lapisan alumunium foil dan terdapat rak-rak penyangga untuk meletakkan sampel uji sesuai dengan lamanya waktu penyinaran. 3. Lemari uji Lemari uji adalah alat yang dipergunakan untuk pengkabutan dan benda uji dalam hal ini bahan isolasi resin epoksi diletakkan di dalam lemari uji dengan jarak 4 cm dari nozzle penyemprot pengkabutan polutan buatan (IEC 5, 1991). 4. Kompresor dan Nozzle Satu unit kompresor dan penyemprot (nozzle) merupakan alat penyemprot polutan buatan pada permukaan benda uji yang terpasang di dalam lemari uji. 5. kamera digital dan seperangkat computer kamera digunakan untuk memotret dari tetesan air destilasi. Sedangkan computer untuk mengetahui besar sudut kontak dengan menggunakan proyektor berskala. 6. seprangkat alat uji ESDD Alat uji ESDD berupa konduktan meter yang digunakan untuk mengukur konduktivitas larutan polutan buatan. dengan alat cetak. Alat cetak terdiri dari 3 lapis yaitu alas, sekat dan tutup. Alas berukuran 1 9 cm dan sekat berukuran 5 cm sebanyak 8 buah, 2 9 cm sebanyak 1 buah dan untuk tutup berukuran 1 9 cm. setiap proses percetakan dihasilkan keping bahan uji dengan waktu kurang lebih 24 jam. Alir pembuatan bahan uji digambarkan pada gambar 3. mulai Penimbangan Pencampuran Bisphenol A + MPDA + Sekam Padi + Silicon Rubber Penuangan cetakan Pengeringan Pemotongan, pengamplasan, pengeboran selesai Gambar 3 Proses pembuatan bahan uji Proses diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Gambar 2 Konduktan meter Metode Pematangan Sampel Sampel dicetak dengan menggunakan kaca dengan tebal 5 mm kemudian dilapisi palstik mika untuk mencegah sampel lengket 1. Penimbangan bahan uji. Bisphenol A (DGEBA), MPDA dan sekam padi ditimbang dengan komposisi yang diinginkan. Komposisi Bisphenol A (DGEBA) dan MPDA mempunyai perbandingan yang sama. 2. Pencampuran Bisphenol A (DGEBA), MPDA, silicone rubber dan sekam padi. Bahan-bahan yang dibutuhkan dicampur dalam satu tempat kemudian diaduk selama kurang lebih 5 menit atau sampai adukan merata. 3. Penuangan kecetakan Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2, Desember 29, 143-149 145

Campuran yang telah diaduk tadi dituangkan kedalam cetakan yang sudah disiapkan kemudian ditutup dengan penutup yang telah disediakan dan dijepit menggunakan penjepit khusus. 4. Menghilangkan gelembung udara (void) Setelah campuran dituangkan pada cetakan kemudian ditutup maka akan timbul gelembung udara (void). Untuk menghilangkan void dilakukan dengan cara menusuk/menekan menggunakan kawat pada bidang cetakan. 5. Pengeringan Bahan uji yang telah dituangkan dan void telah hilang maka dibiarkan selama kurang lebih 24 jam untuk mendapatkan bahan uji yang benar-benar kering. 6. Pembongkaran, pemotongan, pengamplasan dan pengeboran. Setelah kurang lebih 24 jam maka cetakan segera dibongkar, kemudian dilakukan pemotongan bahan uji yang telah kering tadi dengan ukuran cm. pengamplasan dilakukan pada sisi samping bahan uji agar bentuk bahan uji sesuai. Pengeboran dilakukan untuk proses penggantungan ketika bahan uji diberi polutan. Table 2 Komposisi kimia polutan dari daerah parangtritis Nama Unsur ka + Na + Ca ++ Mg ++ kcl Komposisi Polutan Nacl CaCl 2 MgCl 2 6H 2 O Data Polutan (ppm) 1,1 183,3 35,135 28,8 Berat Polutan (mgr) 2,82 466,2196 9,4996 243592 Jumlah 89,4656 Penyinaran bahan uji dengan ultraviolet Pengaruh sinar UV terhadap bahan isolator resin epoksi dapat diketahui dengan melakukan uji pengaruh sinar UV. Uji ini dilakukan dengan memberi perlakuan penyinaran yang bervariasi 24 jam, 48 jam, 2 jam, 96 jam. Penyinaran dilakukan dalam sebuah ruangan berukuran 5cmX5cmX5cm dengan kemiringan 45 O (standar ASTM 233). Ruangan ini dibuat dari kayu dengan dilapisi dengan aluminium foil pada sisi dalamnya dengan tujuan untuk mengopyimalkan sinar UV keluar kontak. Sumber sinar UV berasal dari 4 buah lampu UV 15 watt merk Philips. Data teknis seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4 Sampel Hasil Cetakan Pemberian Polutan Buatan Dalam pemberian lapisan cemar buatan dilakukan dengan menyemprotkan dalam sampel. Penyemprotan dilakukan tidak langsung mengenai bahan uji. Penyemprotan dilakukan berdasarkan waktu dengan rentang 1 menit, keadaan ini dilakukan untuk mempertahankan komposisi lapisan cemar buatan. Dalam pemberian lapisan cemar buatan bahan uji digantungkan dalam lemari kaca dan disemprot dari samping. Setiap 1 ml larutam cemar buatan ditambahkan bahan kaolin seberat 4 gram sebagai inert (IEC 5). Gambar 5 Kotak penyinaran UV Pengujian sifat Hidrofobik Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk anatara permukaan bahan uji dengan air destilasi yang diteteskan kepermukaan bahan uji. Sudut kontak berkaitan dengan karakteristik isolator yaitu sifat menyerap air (hydrophilic) atau sifat tolak air (hydrophobic). 146 Syafriyudin, Pengujian Kandungan ESDD dan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Bahan Pengisi Sekam Padi

Berikut adalah prosedur untuk pengujian sifat hidrofobik : 1. Mempersiapkan sampel uji. 2. Mempersiapkan peralatan pengujian yaitu kamera digital dan seperangkat computer. 3. Melakukan pengujian yaitu dengan memberi tetesan air sebanyak 5µl pada permukaan sampel uji, setelah itu dilakukan pemotretan tetsan air tersebut. 4. Menghitung besarnya sudut kontak θ dari hasil pemotretan dengan menggunakan proyektor berskala. 6. Mengukur konduktivitas dan suhu larutan pencuci dengan menggunakan konduktan meter. PEMBAHASAN Hasil pengujian sifat hidrofobik Dalam pengujian sifat hidrofobik ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sudut kontak. Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan bahan uji dengan air destilasi yang diteteskan kepermukaan bahan uji. Sudut kontak berkaitan dengan karakteristik isolator yaitu sifat menyerap air (hydrophilic) atau sifat tolak air (hydrophilic). Untuk hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengukuran sudut kontak Gambar 6 Alat uji sifat hidrofobik Pengujian ESDD (Equivalent Salt Deposit Density) Pengukuran ESDD ditujukan untuk mengukur kepadatan timbunan garam dari larutan pengotor (polutan) yang menempel pada permukaan bahan (isolator). Berikut prosedur untuk pengukuran ESDD : 1. Memasukkan air destilasi sebanyak 2ml ke gelas ukur. 2. Menuangkan air destilasi tersebut ke dalam gelas plastik kapasitas 5ml dan memasukkan kapas bersih ke dalam gelas. 3. Mencatat konduktivitas dan suhu air destilasi menggunakan Konduktan meter. 4. Memasukkan sampel uji yang telah terlapisi polutan ke dalam mangkok porselin, kemudian membersihkan dengan menggunakan kapas. Bahan uji Lama penyinaran (jam) Sudut kiri Sudut kanan Sudut hidrofobik 24 5 6 55 D9F1 48 3 5 4 2 5 4 45 98 5 6 55 8 4 24 5 6 55 D8F2 48 5 5 5 2 5 5 5 98 45 6 52 8 8 8 24 DF3 48 6 65 62 2 6 6 6 98 55 55 55 65 6 24 5 6 55 D6F4 48 4 4 4 2 5 8 98 5 58 54 Rumus : 5. Menuangkan kembali air bekas cucian bahan ke gelas plastik 5ml. Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2, Desember 29, 143-149 14

sudut hidrofobik (derajat) 9 8 6 5 4 3 2 1 8 4 6.5.5 62.56 55 5 5 45 52.5 55 54 4 24 48 2 96 Lama Penyinaran (jam) D9F1 D8F2 DF3 D6F4 ambar Grafik sudut kontak Pembahasan Pengujian sifat hidrofobik Pada hasil pengujian sifat hidrofobik yang dapat dilihat pada tabel 3 ataupun gambar. Hasil tersebut menunjukan bahwa lama penyinaran UV sangat mempepengaruhi nilai sudut kontak suatu isolator resin epoksi. Hal ini ditunjukan dengan semakin menurun nilai suduut kontak pada lama penyinaran 96 jam. karena semakin lama penyinaran UV dilakukan maka akan merusak secara molekuler bahan isolator resin epoksi tersebut. Akan tetapi dari hasil pengujian ini terdapat beberapa pengujian yang menyimapng dari teori yaitu terjadi kenaikan nilai sudut kontak, terutama pada lama penyinaran 2 dan 96 jam. hal ini dimungkinkan terjadi Karena factor ketidak presisiannya timbangan pada saat pembuatan bahan uji. Pengujian ESDD (Equivalent salt Deposit Density) Dalam pengukuran nilai ESDD terlebih dahulu diukur nilai konduktivitas sebelum dan setelah dicuci. Kemudian hasil tersebut kemudian dikoversikan ke suhu 2 C dengan menggunakan factor koreksi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa nilai dari hasil pengukuran kadar polutan yang menempel pada permukaan isolator resin epoksi. G Langkah 2 : Langkah 3 : Ba ha n uji D9 F1 D8 F2 D F3 D6 F4 Tabel 4 Pengukuran nilai ESDD La ma pen yina ran (ja m) sesudah berpolutan Konduktivitas (μs/cm) suh σ σ 2 u 29 22 24 29 53, 48 29 59 2 29 2,1 96 29 95 29 23, 24 29 6 48 29 42 2 29 8 96 29 8,3 29 46, 24 29 1 48 29 62,3 2 29 6,1 96 29 1, 8 29 36,8 24 29 63, 48 29 33 2 29 9 96 29 5,3 D 2 (%) ESSD (mg/cm 2 ) 186 9,2332 e-4,151 169 43,35,22,3431 2591 49,182,25,24 6229 59,82,3,31 1 865 8,86,4,6856 893 195 9,48,136 2 e-4 3181 63,21,32,4655 4 363 35,1,1,2598 418 64,86,33,5338 8 4199 6413,33 162 3 182 3,959,19,386 2 529 59,1,3,511 9 2292 51,41,26,3188 1826 4994,25,39 6 959 83,18,43,6833 3 9555 3,36 4 51,98 244 2 839 62,13,15,1814 5569,26,436 6283,13,26 2843,41,15 134,32,433 86 Data hasil pengujian ESDD yang terdapat pada tabel 4 dibawah ini sebelumnya dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini : Langkah 1 : σ 2 = σθ [1 b (θ 2)] 148 Syafriyudin, Pengujian Kandungan ESDD dan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Bahan Pengisi Sekam Padi

menahan air agar tidak masuk ke dalam bahan isolator. DAFTAR PUSTAKA Gambar 8 Grafik pengukuran ESDD Pembahasan Pengujian ESDD Berdasarkan pengukuran konduktivitas pada bahan uji isolator resin epoksi yang terkena polutan menunjukkan bahwa lama penyinaran UV tidak berpengaruh pada nilai ESDD karena variasi polutan yang menempellah yang akan berpengaruh pada nilai ESDD. Semakin banyak polutan yang menempel makan semakin besar pula nilai ESDDnya. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian tentang kinerja bahan isolasi resin epoksi sebagai bahan isolator tegangan tinggi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian tersebut sebagai berikut : 1. Menurut teori tentang penyinaran UV bahwa nilai sudut kontak akan semakin menurun jika dilakukan penyinaran dengan kurun waktu yang lama, akan tetapi pada pengujian kali ini terjadi peningkatan nilai sudut kontak pada lama penyinaran 2 dan 96 jam pada semua perbandingan kecuali perbandingan DF3. Hal ini terjadi karena faktor proses pembuatan bahan uji DF3 sangat baik, sehingga karakteristik bahannya bagus. 2. Sinar UV dalam jumlah dan waktu penyinaran yang lama dapat merusak bahan isolator resin epoksi secara molekuler. 3. Radiasi sinar UV ternyata hanya sedikit berpengaruh pada nilai ESDD bahan uji. Karena pengaruh terbesarnya adalah pada banyaknya kadarr polutan yang menempel pada isolator tersebut. 4. Sudut hidrofobik mencerminkan sifat kedap air dari permukaan bahhan, semakin besar sudut kontaknya maka semakin baik sifat bahan untuk dapat Aryanto, Yudhi., 2 Pengaruh Polutan Garam Parangtritis Terhadap Kinerja Mekanis Bahan Isolasi Resin Epoksi Dengan bahan Berpengisi Silicon Rubber Dan Abu Sekam Padi, Skripsi, UMS, Surakarta. Berahim, H., 2, Pengaruh polutan terhadap kinerja bahan isolasi epoksi resin untuk isolator seminar nasional dan workshop seminar teknik teganngan tinggi 111, pp 18-112, UI, Jakarta. Duri, Sajaratud, 23, Isolasi Silikat dan Sekam Padi, Tesis, ITS, Surabaya. Krisyanto, Epin, Sifat Hidrofobik bahan isolasi resin epoksi berpengisi Hitemp Red Sillicone rubber dan abu sekam padi pada kondisi dipercepat, skripsi, UMS, Surakarta. Mustofa, M. W., 25, Pengaruh Polutan parangtritis Terhadap Sifat Hidrofobik dan Pengujian spectroscopy infra merah pada Bahan Isolasi Resin Epoksi, Skripsi, IST AKPRIND, Yogyakarta. Saito, Shinroku., Surdia, Tata., 1999, Pengetahuan Bahan Teknik, Prandnya Paramita, Jakarta. Siswanto, 25, Pengujian Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) pada bahan Isolasi Resin Epoksi, Skripsi, IST AKPRIND, Yogyakarta. Stevens, M. P., lis Sopyan., 21, Kimia Polimer, Prandnya Paramita, Jakarta. Syafriyudin., 23, Pengaruh Polutan Industri Terhadap Kinerja Bahan Isolasi Resin Epoksi, Tesis, UGM, Yogyakarta. Wahada, Giyardi, 23, Pengaruh siinar ultra violet terhadap bahan isolasi resin epoksi dengan pengisi pasir silikadan lem silicone rubber terkontaminasi polutan parangtritis, Tugas akhir, UGM, Yogyakarta. Wasito, 23, pengaruh lama waktu penyinaran ultra violet terhadap karakteristik bahan isolasi resin epoksi dengan pengisi karet silicon dan pasir silica terkontaminasi poluttan industri Tugas akhir, UGM, Yogyakarta. Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 2, Desember 29, 143-149 149