BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permendiknas nomor 22 (2008:3) menggambarkan tentang tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
THE EFFECT OF TEACHER CERTIFICATION PROGRAMS, TEACHER MOTIVATION AND SCHOOL CLIMATE ON TEACHER PERFORMANCE (Case Study : SMK IBNU AQIL BOGOR) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional No. 20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. seperti model pembelajaran, hasil-hasil penelitian, produk-produk lulusan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. negara. Pendidikan tidak terlepas dari Kurikulum pendidikan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam UU RI tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia. Oleh karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permendiknas nomor 22 (2008:3) menggambarkan tentang tujuan pendididikan nasional yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta karakter bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi manusia yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pemerintah menerbitkan UU nomor 14 tahun 2005, tentang guru dan dosen. Penjabarannya antara lain diterbitkanya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, nomor 18 tahun 2007 (pasal 1.1), tentang sertifikasi guru dalam jabatan, dengan lebih mudah dikenal program sertifikasi guru, program tersebut sebagai motivasi peningkatan kinerja guru. Disyahkannya UU No. 14 Tahun 2005 tersebut memberi gambaran arah paradigma baru dunia pendidikan, terutama bagi guru dan dosen, yaitu memberi perhatian dan perlindungan khusus terhadap guru dan dosen, selain itu pertimbangan disyahkannya undang-undang tersebut untuk peningkatan kesejahteraan guru dan dosen, sekaligus meningkatkan kualitas kinerja guru dan dosen untuk menjamin peningkatan mutu pendidikan. 1

2 Permasalahan pendidikan di Indonesia saat ini antara lain rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah berdasarkan catatan atau laporan Bank Dunia nomor 16369-IND, study IEA (International Association for Education Achivement) di Asia Timur menunjukkan bahwa keterampilan membaca untuk anak sekolah tingkat dasar pada umumnya berada pada tingkat terendah, anak Indonesia hanya mampu menguasai 30 % dari materi bacaan, sukar menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman atau penalaran. Mutu pendidikan Matematika dan IPA urutan 32 dan 38, di ASEAN urutan ke-empat dari lima negara peserta (Isjoni, 2009 : 45). Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah telah diupayakan antara lain meningkatkan standar lulusan minimal S1 mengadakan perubahan kurikulum dari waktu kewaktu dengan tujuan pengembangan kurikulum, peningkatan kinerja guru, pengadaan alat-alat pelajaran termasuk buku-bukunya, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan pengawasan dan menejemen sekolah, adanya bantuan operasional sekolah atau yang di singkat BOS, usaha yang diupayakan tersebut sebagian di daerah menunjukan peningkatan yang berarti, tetapi sebagian besar yang lain termasuk di daerah, masih belum adanya perubahan. Kwalitas pendidikan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) faktor siswa, 2) faktor guru, kurikulum, angaran pendidikan, sarana dan prasarana, 3) adanya faktor lingkungan sekitar, sebab-sebab lain (Depdiknas, 2008 : 7).

3 Melalui UU nomor 14 tahun 2005 tersebut diharapkan adanya peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja guru, dengan memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan guru. UU tersebut memiliki tiga fungsi yaitu: Pertama sebagai landasan yuridis bagi guru bila terjadi perbuatan semena-mena dari siswa, orang tua dan masyarakat, kedua untuk meningkatkan profesionalisme guru, ketiga untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Kinerja guru merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan tersebut, dan kinerja guru sebagai komponen utama dalam proses pendidikan, serta gurulah sebagai ujung tombak yang mempunyai andil paling besar terhadap berhasilnya pendidikan. Guru merupakan ujung sentral pendidikan, berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula. Penguasaan kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran, kualitas kinerja guru tersebut dapat tercapai melalui suatu proses yang panjang, ditentukan oleh berbagai faktor pendukung yang saling berkaitan, untuk itu sangat perlu dilakukukan berbagai program kegiatan untuk meningkatkan kualitas kinerja guru sehingga timbulnya semangat dan gairah baru dan adanya rasa percaya diri guru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Program sertifikasi yang diselenggarakan oleh pemerintah, salah satu program kegiatan pendorong yang dapat menggairahkan kerja guru dan dosen, dengan harapan mnimbulkan motivasi kerja, Peningkatan kinerja guru, melalui semakin untuk semua guru dan dosen yang pelaksanaannya bertahap. Guru dan dosen sebagai peserta sertifikasi harus memenuhi persyaratan, seperti pada standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang tertuang pada Peratuaran Menteri

4 Pendidikan Nasional, nomor 16 tahun 2007, yaitu kualifikasi akademik guru melalui pendidikan formal; harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi, kualifikasi akademik guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan; kualifikasi yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidangbidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayaan dan kesetaraan bagi seseorang guru yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakan. (Tim Sertifikasi Guru, 2008 : 2) Mengantisipasi permasalahan yang mungkin timbul dari persyaratan peserta sertifikasi guru yang telah disyaratkan dalam aturan. Guru yang tidak tecantum dalam persyaratan di atas, pemerintah menerbitkan penambahan peryaratan baru agar guru yang tidak tersertifikasi bisa tersertifikasi yaitu, melalui PP nomor 74 tahun 2008 dan Permendiknas nomor 10 tahun 2009 persyaratan khusus diperuntukkan bagi yang rata-rata umurnya di atas 50 tahun, masa kerja di atas 20 tahun, golongan minimal IV/a, guru yang tidak memiliki kualifikasi S1, bisa jadi peserta ataupun langsung mendapatkan sertifikat pendidik. Sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk meningkatkan semangat dan gairah baru untuk meningkatkan kinerja para guru. Solusi yang diusahakan pemerintah ini diharapkan dapat menimbulkan persepsi yang baik terhadap

5 program sertifikasi, sehingga sertifikasi berjalan terus hingga guru dan dosen tersertifikasi semua. Walaupun pemerintah telah mencari banyak solusi tetapai program sertifikasi guru yang sedang berjalan menimbulkan beberapa persepsi guru terhadap sertifikasi tersebut yang berbeda-beda. Perbedaan persepsi guru tentang sertifikasi diantara guru yang satu dengan yang lain ini, apakah ada kolerasi terhadap peningkatan atau penuruan kinerja guru? Motivasi kerja guru sebagai salah satu aspek dalam pencapaian tujuan pendidikan yang sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi merupakan suatu pendorong yang dapat mengubah energi dalam diri guru ke dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran, tinggi rendahnya motivasi kerja guru berdampak pada kinerja guru yang mempengaruhi kwalitas pendidikan. Kinerja guru menurut Munir (2008:30) adalah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/pekerjaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga pendidikan. Kinerja guru juga disamakan hasil kerja guru yang menjadi tanda keberhasilan lembaga pendidikan dan orangorang yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut. Berdasarkan pengamatan adanya permasalahan-permasalahan di sekitar guru, ada 2 guru terpaksa dan ingin memaksakan diri menjadi peserta sertifikasi lebih dulu, ada guru 2 peserta sertifikasi tidak lulus, 3 guru yang tidak perminggu, dokumen persyaratan sertifikasi khususnya penyusunan portofolio Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

6 Data Keadaan Guru SMP N I Mojogedang, Karanganyar Tahun 2010-2011 No. Keadaan guru Jumlah % Keterangan 1 Guru yang sudah tersertifikasi 23 35,82 % 2 Guru yang belum tersertifikasi a. Proses menunggu lulus: 6 b. Menunggu panggilan : 13 33 64.18 % Data ini berubah c. Tidak memiliki S1 : 8 berubah-ubah 3 4 d. Tidak ada kemauan : 6 Gurub tidak lulus sertifikasi Guru lulus sertifikasi belum 2 3,1 % setiap saat mendapat tunjangan(mengajar kurang 24 tatap muka) 4 5,2 % Sejalan dengan itu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara menerbitkan keputusan Nomor : 25/KEP/M/PAN/4/ 2002 tentang Pedoman pengembangan budaya kerja Aparatur Negara untuk menjadi acuan dan pedoman bagi instansi pemerintah. Hal tersebut dilakukan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku aparatur (guru) dalam melaksanakan tugas dan fungsi sehari-hari.welly (2007:28). Supaya tujuan yang diinginkan dapat dicapai, maka sebagai guru hendaknya memiliki kinerja yang baik, prestasi sosial, dan dibutuhkan situasi lingkungan yang nyaman. Mencapai suatu tujuan hendaknya sangat perlu adanya kecerahan pikiran, hati dan keikhlasan, menampilkan kinerja guru yang terbaik, terciptanya iklim yang sejuk dan nyaman, seperti ada pepatah jawa yang mengatakan entuk iwake nanging ora buthek banyune (mendapatkan ikannya

7 tetapai tanpa meperkeruh airnya), sehingga beberapa indikator keberhasilan seperti efektifitas, efisiensi, pembelajaran dan pertumbuhan yang dialami, serta adanya kepuasan dapat tercapai (Moordiningsih. 2005 :2-3). Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, serta dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kinerja guru, maka judul penelitian yang saya ajukan: Hubungan Antara Persepsi Guru terhadap Program Sertifikasi, Motivasi Kerja Guru, dan Iklim Sekolah, dengan Kinerja Guru. B. Perumusan Masalah Penelitian Ada 4 masalah yang akan dibahas dalam penelitian, yaitu: 1. Adakah hubungan yang signifikan antara persepsi guru terhadap program sertifikasi, motivasi kerja, iklim sekolah, dengan kinerja guru? 2. Adakah hubungan yang signifikan antara persepsi guru terhadap program sertifikasi dengan kinerja guru? 3. Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi kerja guru, dengan kinerja guru? 4. Apakah hubungan yang signifikan antara iklim sekolah dengan kinerja guru? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru terhadap program sertifikasi, motivasi kerja, dan iklim sekolah dengan kinerja guru. 2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru terhadap program sertifikasi dengan kinerja guru.

8 3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru. 4. Untuk mengetahui hubungan antara iklim sekolah dengan kinerja guru D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama Psikologi Pendidikan. b. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan inspirasi dan kajian peningkatan kualitas kinerja guru. c. Bagi para peneliti, penelitian ini dapat dijadikan acuan referensi dalam penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru memberikan motivasi diri guru meningkatkan kinerjanya. b. Bagi kepala sekolah atau pimpinan sekolah dapat memotivasi guru, berkaitan dengan kinerja guru. c. Bagi Dikdasmen sebagai bahan acuan penyususnan perencanaan peningkatan prestasi kerja guru sebagai peningkatan kinerja guru.