PEMANFAATAN KOMBINASI LIMBAH ABU AMPAS TEBU DAN ABU KULIT KERANG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETON MUTU K225 DENGAN NaCl SEBAGAI RENDAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN KOMBINASI LIMBAH ABU AMPAS TEBU DAN ABU KULIT KERANG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETON MUTU K225

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LIMBAH CANGKANG KERANG SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN w/c 0,60 DAN 0,65

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB III LANDASAN TEORI

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III LANDASAN TEORI

Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos Abstract

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

ANALISIS PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON TAMBAHAN ABU TERBANG DENGAN BETON NORMAL YANG DIRENDAM DALAM ASAM SULFAT UNTUK BETON MUTU RENDAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

DURABILITAS BETON BUBUK KULIT KERANG DI LINGKUNGAN AIR LAUT

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

Penambahan Abu Ampas Tebu (AAT) dan Limbah Boma Bisma Indra (BBI) untuk Pembuatan Paving Block

BAB III LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN DEBU GRANIT SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA BETON MUTU TINGGI

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

BAB I PENDAHULUAN. campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PECAHAN BATU MARMER SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA KEKUATAN BETON


PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

SARFIN HALIM

PENGARUH SUBSTITUSI ABU KULIT KERANG TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON (EKSPERIMENTAL)

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

PEMANFAATAN BETON DAUR ULANG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR PADA BETON MUTU TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PEMANFAATAN KOMBINASI LIMBAH ABU AMPAS TEBU DAN ABU KULIT KERANG SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA CAMPURAN BETON MUTU K225 DENGAN NaCl SEBAGAI RENDAMAN M. Arriandri Putra Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih KM 32 Indralaya, Sumatera Selatan E-mail: arri.putra91@gmail.com ABSTRAK Bersamaan dengan meningkatnya skala pembangunan semakin besar kebutuhan beton di masa yang akan datang, dengan demikian kebutuhan akan bahan baku semen dan material campuran lainnya seperti agreat kasar, agregat halus, air serta bahan tambahan lainnya akan meningkat pula. Namun bahan baku yang selama ini diperoleh dari alam cenderung menurun akibat eksploitasi yang terus dilakukan. Oleh karena itu, banyak percobaan dilakukan untuk menemukan sumber alami alternatif sebagai substitusi dari agregat alam. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah kulit kerang yang dihaluskan dan abu ampas tebu yang dapat menjadi alternatif sebagai subtitusi semen.dalam penelitian beton dengan campuran abu tebu dan abu kulit kerang direndam dalam larutan NaCl sebagai simulasi air laut. Dari 3 kombinasi yang digunakan hasil yang didapat adalahbeton dengan kombinasi 8% abu tebu + 12% kulit kerang mendapatkan kuat tekan tertinggi yaitu 228.29 kg/cm 2 sedangkan beton normal hanya mencapai 206.89 kg/cm 2.penurunan kuat tekan beton campuran terhadap beton normal yang terbesar terjadi pada beton dengan kombinasi campuran 12%AT+10%K pada umur 14 hari sebesar 19.88%, sedangkan untuk Kenaikan tertinggi terjadi pada beton dengan kombinasi 8% abu tebu+14% sebesar 8.48% ABSTRACT Along with the increasing development of the larger scale concrete needs in the future, thus the need for the raw materials of cement and other materials such agreat mixture of coarse, fine aggregate, water and other additives will increase as well. But the raw material that had been obtained from nature tends to decrease as a result of the continuing exploitation. Therefore, many experiments were carried out to find alternative natural sources as substitution of natural aggregates. One of them is by utilizing waste crushed shells and bagasse ash which can be an alternative as a substitute for cement. In the study of concrete with a mixture of bagasse ash and ash shells immersed in NaCl solution as simulated sea water. 3 used a combination of the results obtained is a combination of concrete with 8% + 12% sugar cane ash shells get the highest compressive strength of normal concrete 228.29 kg/cm2 while only reached 206.89 kg/cm2. The highest reduction in compressive strength of concrete mixagaintsnormal concrete Occur in combination 12%AT+10%K at 14 days. And the highest increase occurs in combination 8% bagasse ash+ 12 % clamshell. 1. PENDAHULUAN Bersamaan dengan meningkatnya skala pembangunan semakin besar kebutuhan beton di masa yang akan datang, dengan demikian kebutuhan akan bahan baku semen dan material campuran lainnya seperti agreat kasar, agregat halus, air serta bahan tambahan lainnya akan meningkat pula. Namun bahan baku yang selama ini diperoleh dari alam cenderung menurun akibat eksploitasi yang terus dilakukan. Oleh karena itu, banyak percobaan dilakukan untuk menemukan sumber alami alternatif sebagai substitusi dari agregat alam. Salah satunya dengan memanfaatkan limbah kulit kerang yang dihaluskan dan abu ampas tebu yang dapat menjadi alternatif sebagai subtitusi semen Sebelumnya telah diadakan penelitian dalam pembuatan beton dengan abu sekam padi dan kulit kerang sebagai subtitusi semen oleh Elsa F sinaga tahun 2012 dengan variasi campuran abu sekam padi 5% ditambah kulit kerang 3%, abu sekam padi 7% ditambah kulit kerang 2%, dan abu sekam padi 9% ditambah kulit kerang 1%. Masing-masing porositasnya adalah 6,89%, 6,33%,dan 6,09%. Daya Serap airnya adalah: 3,06%, 2,77%, dan 2,70%. ISSN: 2355-374X 413 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Sedangkan Kuat tekannya adalah: 16,68 Mpa, 17,13 Mpa, dan 18,73 Mpa. Berdasarkan uraian di atas maka timbullah rencana penelitian mengenai pembuatan beton dengan menggunakan abu ampas tebu dan kulit kerang sebagai subtitusi semen yang diharapkan mampu menghasilkan suatu beton dengan kekuatan yang baik, ramah lingkungan, dan dapat dilihat penggunaannya pada bangunan yang tepat dari jenis beton.. Abu Ampas Tebu (AT). Abu ampas tebu ini diambil dari hasil pembakaran ampas tebu pada pabrik gula daerah belitang yang dibakar antara suhu 600-900 o C sampai menjadi abu. Agar dapat dijadikan sebagai bahan subtitusi semen abu tebu terlebih dahulu disaring menggunakan saringan 200.Hasilpenelitianpenggunaanabuampastebu pada semen menunjukkanpeningkataninitial setting semakin lama, kuattekanmeningkatdanlebihtahanterhadapling kunganagresif. Berikut ini adalah hasil pemeriksaan kandungan senyawa kimia abu ampas tebu di PT. Semen Baturaja yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1 Kandungan Senyawa Kimia Abu Ampas Tebu Komponen Kadar Abu Kulit Kerang SiO 2 73.36 Fe 2 O 3 4.72 CaO 2.3 MgO 0.2 SO 3 0.2 LOI 16.63 Abu Kulit Kerang (CK). Abu kulit kerang merupakan Abu yang dihasilkan dari pembakaran kulit kerang yang dihaluskan, abu ini dapat digunakan sebagai bahan campuran atau tambahan pada pembuatan beton. Penambahan abu kulit kerang yang homogen akan menjadikan campuran beton yang lebih reaktif. Serbuk kulit kerang mengandung senyawa kimia yang bersifat pozzolan, yaitu mengandung zat kapur (CaO), alumina dan senyawa silika sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku beton alternatif. Hasil percobaan kandungan senyawa kimia abu kulit kerang di PT. Semen Baturaja Palembang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2 Kandungan Senyawa Kimia Abu Kulit Kerang Komponen Kadar Abu Kulit Kerang SiO 2 1.98 CaO 28.5 MgO 0 SO 3 0.17 LOI 33.16 2. MATERIAL PENYUSUN BETON 2.1. Pengertian Beton Nama asing dari beton adalah concrete, diambil dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh), yang maksudnya kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Beton pada umumnya merupakan campuran dari tiga komponen, yaitu bahan yang mengikat seperti kapur atau semen, agregat, dan air. Untuk mendapatkan tujuan khusus atau sifat-sifat tertentu, beton di tambah dengan satu atau lebih admixture sebagai komponen keempat dalam campuran. Dalam campuran beton, air dan semen membentuk perekat atau matriks yang mana sebagai tambahan mengisi kekosongan agregat halus, melapisi permukaan agregat halus dan kasar, dan mengikat mereka bersama-sama. Menurut Tri Mulyono pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat halus dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik dari masing-masing bahan penyusun tersebut perlu dipelajari. Sifat beton yang meliputi : mudah diaduk, di salurkan, di cor, di padatkan dan diselesaikan, tanpa menimbulkan pemisahan bahan susunan adukan dan mutu beton yang disyaratkan oleh konstruksi tetap dipenuhi. Sebagian besar bahan pembuat beton adalah bahan lokal (kecuali semen atau bahan tambah kimia), sehingga sangat menguntungkan secara ekonomi. Namun pembuatan beton akan menjadi mahal jika perencanaan tidak memahami karakteristik bahan bahan penyusun beton yang harus disesuaikan dengan perilaku struktur yang akan dibuat. ISSN: 2355-374X 414 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

2.2. Zat- Zat Yang Dapat Mengurangi Kuat Tekan Beton Bahan-bahan yang keberadaannya mungkin memberikan pengaruh yang merugikan terhadap kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan kenampaan jangka panjang disebut zat pengganggu. Bahan-bahan ini dianggap tidak diperlukan sebagai bahan tambah karena lemah, lunak, atau sifat fisik dan sifat kimiawi yang merusak sifat-sifat beton. Ditinjau dari aksinya, zat-zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi 3 macam yaitu : (1) Zat yang mengganggu proses hidrasi semen (2) Zat yang melapisi agregat sehingga mengganggu terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen. (3) Butiran-butiran yang kurang tahan cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antara agregat dan pastanya. Zat-zat pengganggu ini dapat berupa kandungan organik, lempung, atau bahanbahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale lempung, kayu, arang, pyrites, (tanah tambang yang mengandung belerang), dan lain-lain. 2.3. Material PembentukBeton Semenadalah suatu bahan yang meiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen fragmen mineral menjadi suatu massa yang padat. Meskipun defenisi ini dapat diterapkan dalam jenis bahan, semen yang dimaksud adalah bahan yang menjadi mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidrolik (Hydraulik cement). Semen semacam ini terutama terdiri dari silikat (silicate) dan lime yang terbuat dari kapur dan tanah liat (batu tulis) yang digerinda, di campur, di bakar dalam pembakaran kapur (klin), dan kemudian dihancur menjadi tepung. Semen semacam ini secara kimia dicampur dengan air (hydration) untuk membentuk massa yang mengeras. Semen hidrolik biasa digunakan dalam pembuatan beton bertulang yang di sebut dengan semen Portland Agregat. Menurut Retno Susilorini pada buku Teknologi Beton Lanjutan Durabilitas Beton, agregat berfungsi sebagai bahan pengisi beton yang melekat dengan bantuan pasta semen. Agregat terdiri dari agregat kasar dan agregat halus. Beberapa karaktersitik agregat yang patut mendapat perhatian adalah porositas, distribusi gradasi dan ukuran, penyerapan kelembaban, bentuk dan tekstur permukaan, kekuatan pecah, modulus elastisitas, dan keberadaan zat-zat yang dapat merusak beton. Jikadilihatdarisumbernya, agregatdapatdibedakanmenjadiduagolonganya ituagregat yang berasaldarialamdanagregatbuatan.contohagre gat yang berasaldarisumberalamadalahpasiralamidanke rikil, sedangkancontohagregatbuatanadalahagregat yang berasaldari stone crusher, hasilresiduteraktanurtinggi,pecahangenteng, pecahanbeton, fly ash dariresiidu PLTU, danlainnyamenurut Tri MulyonopadabukuTeknologiBeton AirMenurutRr. M.I. Retno Susilorinipada buku Teknologi Beton Lanjutan Durabilitas Beton tahun 2011, air yang digunakan dalam campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali zat organis atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau tulangan.beberapa pendapat menyatakan bahwa jenis air yang paling sesuai untuk campuran beton adalah air yang memiliki standar air minum, namun pada kenyataannya tidak semua jenis air dengan standar air minum memberikan kinerja yang baik untuk campuran beton. Penggunaan air di daerah pantai, air dengan kualitas buruk dan mengandung kotoran dan bakteri jelas dihindari. 3. METODE PENELITIAN Secara umum kegiatan penelitian ini dilakukan seluruhnya di Laboratorium Bahan dan Beton Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya. Dimulai dengan melakukan studi literatur melalui jurnal dan studi eksperimental dengan mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan penelitian ini. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian material untuk menganalisa keadaan material yang akan digunakan dalam campuran beton sesuai dengan aturan ASTM C-33. Setelah semua data material didapat barulah dilakukan perhitungan Job MixFormula(JMF) sesuai dengan aturan SNI 03-2834-2000, setelah dilakukan perhitungn maka didapatkan komposisi campuran untuk satu benda uji berbentuk kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm sebagai berikut: ISSN: 2355-374X 415 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

Tabel 3 Proporsi campuran Proporsi PerencanaanCampuran Quantity (kg) Semen Baturaja 1.645 Sand Tanjung Raja 3.141 Crushed Stone 1/2 Lahat 4.715 Water 0.700 Jumlah semen yang didapat dari tabel diatas disubstitusi sebagian dengan abu tebu dan abu kulit kerang, untuk perubahan komposisi campuran dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Komposisi abu tebu dan kulit kerang BC 1 BC2 BC 3 Persentase Abu Tebu Abu Kulit Kerang 8% 0.1316 14% 0.2303 10% 0.1645 12% 0.1974 12% 0.1974 14% 0.1645 Semen Setelah itu dilanjutkan pembuatan benda uji yang sesuai dengan kuat tekan rencana. Pada penelitian ini benda uji yang digunakan adalah berbentuk Kubus dengan ukuran 15cm x 15cm x 15 cm. Setelah benda uji selesai dicetak maka dilanjutkan dengan proses perendaman benda uji, pada penelitian ini menggunakan NaCl sebagai rendaman, kemudian dilakukan pengujian kuat tekan beton untuk masingmasing kuat tekan rencana. Langkah selanjutnya data-data yang didapat dari hasil pengujian diolah dan dianalisa untuk ditarik kesimpulan dari hasil pengujian tersebut. 4. Hasil dan Pembahasan Setelah dilakukannya pengujian kuat tekan beton dengan umur 7,14,dan 28 hari didapatkan hasil perbedaan kuat tekan antara beton normal, beton kombinasi campuran 8%AT+14%K,10%AT+12% K, dan 10%AT+12%K yang direndam dengan air rendaman NaCl (air garam),rangkuman hasil kuat tekan beton tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini: KUAT TEKAN (kg/cm2) 250 225 200 175 150 125 100 75 50 25 0 Grafik Hubungan Antara Kuat Tekan Beton dengan Variasi %Abu Tebu + % Cangkang Kerang Pada Rendaman NaCl 228.79 206.89 212.18 192.55 172.92 160.08 147.24 144.22 136.67 134.41 135.92 129.88 7 Hari BN B-8%T+14%K B-10%T+12%K B-12%T+10%K Persentase Abu Ampas Tebu dan Abu Cangkang Kerang Gambar 1 Diagram Hubungan Kuat Tekan Beton dengan Persentase Campuran Abu Ampas Tebu dan Abu Kulit Kerang Terhadap Umur 7,14 dan 28 hari Untuk persentase penurunan kuat tekan beton dengan campuran abu tebu dan kulit kerang terhadap beton normal yang sama-sama direndam pada larutan NaCl dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5 Persentase penurunan KTB 8%T + 14%K 10%T + 12%K 12%T + 10%K 7 hari -14.62-14.41-17.30 14 hari -14.85-14.98-19.88 28 hari 8.48 2.55-6.93 (Sumber : Hasil Perhitungan Penulis,2014) Pada grafik diatas, dapat dilihat pada umur 7 hari kuat tekan beton normal yang direndam dengan Larutan NaCl jauh lebih tinggi dibandingkan dengan beton campuran abu tebu dan kulit kerangyaitu sebesar 160.08 kg/cm 2, sedangkan untuk kuat tekan beton campuran 8% AT + 14% K, 10% AT+ 12% K, dan 12%AT+10%K berturut-turut sebesar 136.67 kg/cm 2, 134.41 kg/cm 2, 129.88 kg/cm 2. Terjadi perbedaan yang cukup jauh antara beton normal dengan beton campuran abu tebu dan kulit kerang, penurunan kuat tekan terbesar terjadi pada beton dengan kombinasi campuran 12%AT+10%K yaitu sebesar 17.30 % terhadap beton normal Pada beton umur 14 hari kuat tekan beton normal masih mendapatkan hasil lebih tinggi jika dibandingkan dengan beton campuran abu tebu dan kulit kerang, yaitu sebesar 172.92 kg/cm 2, sedangkan untuk kuat tekan beton campuran 8%AT+14%K, 10%AT+12%K dan 10%AT+12%K berturutturut sebesar 147.24 kg/cm 2, 144.22 kg/cm 2, 135.92 kg/cm 2. Masih terjadi perbedaan yang cukup jauh antara beton normal dengan beton campuran abu tebu dan kulit kerang, 14 Hari 28 Hari ISSN: 2355-374X 416 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan

penurunan kuat tekan terbesar terjdi pada beton dengan kombinasi 12%AT+10%K yaitu sebesar 19.88 % terhadap beton normal Pada umur 28 hari beton dengan campuran 8% AT + 14% K mendapatkan nilai tertinggi diantara beton yang lainnya 228.29 kg/cm 2, sedangkan kuat tekan beton normal hanya mencapai 206.89 kg/cm 2 tidak dapat mencapai kuat tekan rencana. Untuk beton dengan campuran 10%AT+12%K dan 12%AT+10%K secara berturut-turut mendapatkan kuat tekan sebesar 212.18 kg/cm 2 dan 192.55 kg/cm 2, kedua kombnasi ini juga tidak dapat mencapai kuat tekan rencana. Kenaikan kuat tekan terbesar terjadi pada beton dengan kombinasi campuran 8% AT+14% K yaitu sebesar 8.48%, sedangkan untuk kombinasi campuran 10%AT+12%K naik sebesar 2.55%. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa beton dengan campuran abu tebu dan kulit kerang tidak berpengaruh besar dalam menaikkan kuat tekan beton, tetapi dengan penambahan campuran ini dapat membuat beton lebih tahan terhadap rendaman NaCl. Untuk beton dengan kombinasi campuran 8% AT+14% K merupakan kombinasi yang paling efektif dibandingkan dengan kombinasi lain. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan hasil pengolahan data mengenai penggunaan campuran kombinasi abu tebu dan cangkang kerang sebagai bahan subtitusi semen pada beton, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Untuk penurunan kuat tekan beton campuran terhadap beton normal yang terbesar terjadi pada beton normal pada umur 7 hari sebesar 11.06%, sedangkan untuk penurunan terkecil terdapat pada beton dengan campuran 10%T+12%K pada umur 14 hari sebesar 0.52% 2. Beton dengan campuran abu tebu dan kulit kerang tidak berpengaruh besar dalam menaikkan kuat tekan beton, tetapi dengan penambahan campuran ini dapat membuatbeton lebih tahan terhadap rendaman NaCl. 3. Kuat tekan beton dengan kombinasi campuran 8% abu tebu+14% cangkang kerang merupakan kombinasi yang paling efektif dibandingkan dengan kombinasi lain. SARAN 1. Untuk mendapatkan kuat tekan beton yang optimum sebaiknya digunakan campuran dengan kombinasi 8% abu tebu + 14% cangkang kerang karena jika dibandingkan dengan kombinasi lain hanya kombinasi ini lah yang dapat mencapai kuat tekan rencana. 2. Sebaiknya abu tebu dan cangkang kerang dihaluskan terlebih dahulu sampai menyerupaai kehalusan semen, sehingga material tersebut dapat menggantikan sebagian peranan DAFTAR PUSTAKA DepartemenPekerjaanUmum,1989.LPMB.Tat acararencanapembuatancampuranbet onnormal, SKSNI03-2834- 2000,DepertemenPekerjaanUmum, Bandung. Dipohusodo,I.1999.StrukturBeton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1990-03 GramediaPustakaUtama: Jakarta. Mulyono,T. 2003. TeknologiBeton,Andi Offset,Yogjakarta. Nawi, E.G.1990. Beton Bertulang Suatu PendekatanDasar,Terjemahan BambangSuryoatmojo,Eresco,Bandung. Putra, Rahmadsyah Yazid., dan Nursyamsi. 2013. Perbandingan Antara Pengaruh Variasi Substitusi Abu Cangkang Kerang Dan Abu Cangkang Kelapa Sawit 10-30% Terhadap Waktu Ikat Semen Dan Kuat Tekan Beton, Universitas Sumatera Utara, Medan. Rompas, Gerry Phillip. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Sebagai Subsitusi Parsial Semen Dalam Campuran Beton Ditinjau Terhadap Kuat Tarik Lentur Dan Modulus Elastisitas, Universitas Sam Ratulangi. Rezeki, Ade Sri., dan Rahmi Karolina. 2013. Pengaruh Substitusi Abu Kulit Kerang Terhadap Sifat Mekanik Beton (Eksperimental), Universitas Sumatera Utara, Medan. Yusnar, Cut. 2013. Karakteristik Durabilitas Beton Agropolimer Kombinasi Dengan Memanfaatkan Limbah Abu Sekam Padi, Abu Ampas Tebu Dan Kapur Sebagai Bahan Alternatif Pengganti Semen, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh. ISSN: 2355-374X 417 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan