Kata Kunci: Analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, tes sumatif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai standar yang telah disesuaikan UU No 20 tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional bertujuan memberikan persamaan persepsi terhadap

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

ANALISIS SOAL. 1. Analisis Butir Soal 2. Analisis Perangkat Soal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV EFEKTIVITAS PERMAINAN BAHASA SHUNDUQ AL-ASY YA (KOTAK BARANG) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA ARAB

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

ANALISIS SOAL. 1. Analisis Butir Soal. 2. Analisis Perangkat Soal

BAB I PENDAHULUAN. kepada persaingan global. Tantangan dan perkembangan pendidikan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran.

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Butir Soal Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada Kelas XII di SMK Ma arif 2 Gombong Tahun Ajaran 2014/2015

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK. Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMP NEGERI 1 KUALA TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB II. PENGUASAAN KONSEP FISIKA BAGI MAHASISWA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1994:132), dengan desain static group pretes-postes design (Fraenkel & Wallen,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap materi pembelajaran matematika yang nantinya akan di deskripsikan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Peternakan Negeri Lembang Cikole

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur yang telah

Konsep Dasar Pengajaran Remedial untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Peserta Didik dalam Mempelajari Statistika

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Kandanghaur kabupaten Indramayu. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Halimah Wahyuningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Kualitas Butir pada Tes Formatif KD3.1, KD 3.2 dan KD 3.3 Mata Pelajaran Geografi Semester Gasal Kelas X SMA Negeri 1 Manyar

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

Transkripsi:

Kata Kunci: Analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, tes sumatif. 1

Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir Soal Tes Sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 i Kadek Widiasih Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas egeri Gorontalo Anggota Sayama Malabar Sance Lamusu ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu: Bagaimanakah kategori soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015?, Bagaimanakah tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015?, dan Bagaimanakah daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015?. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif-kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh soal tes sumatif Ujian Akhir Semester Ganjil beserta hasil jawaban siswa. Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan di atas, data-data tersebut dianalisis dengan teknik dokumentasi, wawancara, baca, dan catat. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, dilakukan analisis terhadap soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS). Hasilnya menunjukkan bahwa 1) kategori soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) terdapat 16 (32%) butir soal yang tidak sesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat guru; 2) tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) tidak ada soal yang termasuk kategori sukar (0%), 35 termasuk kategori sedang (70%), dan 15 termasuk kategori mudah; 3) daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) terdapat 10 soal kategori baik (20%) dan 40 soal kategori tidak baik (80%). Simpulannya tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 belum penunjukkan proporsoinal dan perlu diadakannya revisi. 2

PEDAHULUA Tes merupakan salah satu alat untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang tehadap pertanyaan (Widoyoko, 2012:1). Hasil tes yang diperoleh akan menjadi cermin baik tidaknya tes yang digunakan. Gambaran mengenai baik-buruknya suatu perangkat tes dapat dilihat dari kualitas soal yang digunakan. Tes dengan kualitas yang baik akan memiliki butir-butir soal yang baik. Oleh karena itu, setelah proses evaluasi dilakukan, guru perlu melakukan tindak lanjut dengan memperbaiki hasil yang telah diperoleh. Dalam hal ini dilakukan analisis butir soal agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas memadai. Dengan menganalisis butir soal dapat diperoleh informasi kekurangan sebuah soal. Butir soal yang baik adalah yang tingkat kesulitannya cukupan, tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau terlalau sulit tidak baiknya karena kuduanya tidak mencerminkan capaian hasil pembelajaran yang dilakukan, karena baik sisa kelompok tinggi maupun rendah sama-sama berhasil atau gagal (urgiyantoro, 2010:194). Menganalisis butir soal berarti melihat aspek tingkat kesukaran, daya beda suatu soal. Mengukur indeks kesukaran untuk mengetahui tingkat kesulitan dan kemudah suatu soal, dan mengukur daya beda untuk mengetahui tingkat kesukaran, sedang, dan mudahnya suatu soal yang akan diujikan. urkancana (1983:134) mengemukakan bahwa analisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soalsoal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Sedangkan analisis daya beda 3

artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan tes dalam kategori lemah atau tinggi prestasinya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, selama ini tim pembuat soal tes Sumatif UAS Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sudah pernah melakukan analisis butir soal yang disusun. Hal ini disebabkan atas kesalahan penyajian soal tes Sumatif UAS tidak hanya diakibatkan pada kurang telitinya siswa dalam mengerjakan tes, akan tetapi diakibatkan oleh lemahnya butir soal yang disusun. Oleh sebab itu, analisis terhadap soal tes Sumatif penting dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal dan penyajian mutu soal yang akan diujikan pada tahun-tahun selanjutnya. Sehubungan dengan permasalahan ini, teori yang melandasi adalah teori yang dikemukakan oleh urgiyantoro (1987: 126-127) mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis butir soal dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Mengukur skor pada jawaban siswa dari skor yang tertinggi berturut-turut sampai skor yang terbawah. 2) Mengambil sebanyak 27,5 % jumlah siswa dari skor yang tertinggi dan 27,5 % dari skor terendah. Kelompok yang pertama disebut kelompok tinggi (kelompok siswa yang skornya tinggi), sedangkan yang kedua disebut kelompok rendah, dan sisanya sebagai kelompok tengah. Pembagian menjadi tiga kelompok tersebut terutama disarankan jika jumlah siswa cukup besar, sebaliknya jika hanya sedikit, cukup dibedakan menjadi kelompok tinggi dan kelompok rendah saja. 4

3) Menganalisis jawaban benar atau salah per butir soal per siswa. Analisis ini hanya dilakukan terhadap jawaban siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah. Sedangkan kelompok tengah ditinggalkan. Berdasarkan analisis atau identifikasi ini akan dapat dihitung tingkat kesukaran dan daya beda masing-masing butir soal. urgiyantoro (1987:126) mengemukakan analisis butir soal dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap tingkat kesukaran dan daya beda butir soal. Tingkat kesukaran dan daya beda dijelaskan sebagai berikut ini. 1) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran butir soal biasanya juga diartikan sebagai tingkat kesulitan soal. Menurut Oller (dalam urgiyantoro, 1987:128) mengatakan bahwa tingkat kesulitan (item difficulty) adalah pertanyaan tentang seberapa mudah dan sulit butir soal bagi siswa yang dikenai pengukuran. Dalam hal ini, Oller sendiri lebih suka mempergunakan istilah item facility (tingkat fasilitas) karena hal yang dimaksud sebenarnya adalah seberapa besar suatu butir soal memberi fasilitas atau kemudahan bagi siswa. Butir soal yang baik adalah yang tingkat kesulitannya cukup, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau sulit sama tidak baiknya karena keduanya tidak dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dan siswa kelompok rendah. Butir soal yang demikian dianggap tidak memberi informasi apa-apa tentang pembedaan prestasi antara tiap individu. 5

Untuk menghitung indeks tingkat kesulitan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: jumlah jawaban betul kelompok tinggi (FH) ditambah jawaban betul kelompok rendah (FL) dibagi jumlah siswa kedua kelompok tersebut (). Jika ditulis dengan rumus, indeks tingkat kesuitan (IF) tersebut adalah sebagai berikut. IF Ket. IF FH FL FH FL (urgiyantoro, 1987:128) = Indeks tingkat kesukaran yang dicari = Jumlah jawaban betul kelompok tinggi = Jumlah jawaban betul kelompok rendah = Jumlah siswa kedua kelompok 2) Daya Beda Daya beda (item discriminability) maksudnya adalah seberapa besar suatu butir soal dapat memebedakan antara siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah. Butir soal yang baik adalah dapat membedakan antara kedua kelompok tersebut secara layak. Hal itu berdasarkan logika bahwa siswa dari kelompok tinggi seharusnya dapat menjawab dengan betul yang lebih banyak daripada kelompok rendah (Oller dalam urgiyantoro,1987:129). Daya beda soal dihitung berdasarkan perbedaan jumlah jawaban betul untuk tiap butir soal antara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Jika terjadi kelompok rendah menjawab betul lebih banyak daripada kelompok tinggi, butir soal yang bersangkutan kurang baik karena menyalahi logika. Untuk mencari indeks daya beda suatu butir soal dilakukan dengan cara sebagai berikut: jumlah jawaban betul kelompok tinggi dikurangi jumlah jawaban betul kelompok rendah kemudian dibagi 6

jumlah siswa kelompok tinggi atau rendah (27,5 persen). Jika ditulis dengan rumus indeks daya beda tersebut adalah sebagai berikut. FH FL ID (urgiyantoro, 1987: 129) Ket. ID FH FL = Indeks daya beda yang dicari = Jumlah jawaban betul kelompok tinggi = Jumlah jawaban betul kelompok rendah = Jumlah subjek kelompok tinggi atau rendah, atau 27,5 % subjek METODE PEELITIA Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarakan data apa adanya tentang hasil penelitian mengenai hasil jawaban siswa menjawab tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS). Objek dalam penelitian ini adalah soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS). Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik dokumentasi, tehnik wawancara, tehnik baca, dan tehnik catat. Tehnik analisis data dilakukan dengan cara, 1) mengidentifikasi jawaban benar dan jawaban salah pada lembar jawaban siswa; 2) mengklasifikasi jawaban benar dan jawaban salah pada lembar jawaban siswa sesuai urutan skor dari yang tertinggi sampai yang terendah; 3) mengukur tingkat kesukaran item tes dapat diketahui dari besar kecilnya angka tingkat kesukaran yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh urgiyantoro (1987:128) yaitu FH FL IF untuk mengetahui 7

daya beda butir soal menggunakan rumus ID FH FL dan lebih jelasnya telah disajikan pada kajian teori; 4) menguraikan analisis soal tes sumatif berdasarkan tingkat kesukaran dan daya beda soal; 5) menyimpulkan hasil analisis data. HASIL DA PEMBAHASA Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat, bahwa tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 berdasarkan kategori Taksonomi Bloom masih terdapat soal yang tidak sesuai dengan kisi-kisi soal yang dibuat guru. Pada kisi-kisi guru terdapat 4 soal pengetahuan (C1), 8 soal pemahaman (C2), 22 soal penerapan (C3), 7 soal analisis (C4), 6 soal sintesis (C5), 3 soal evaluasi (C6). Soal-soal yang tidak sesuai berdasarkan analisis Taksonomi Bloom sebanyak 16 butir soal (32%) terdapat pada nomor 2, 12, 16, 19, 20, 23, 24, 25, 28, 39, 40, 41, 42, 44, 45, dan 48. Soal yang sesuai berdasarkan penentuan kisi-kisi oleh guru dan analisis Taksonomi Bloom sebanyak 34 butir soal (68%). Pada tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 tidak proporsional. Dari 50 butir soal, yang tergolong sukar tidak ada (0%), yang tergolong sedang 35 butir (70%), dan yang tergolong mudah (30%). Soal yang baik bila tingkat kesukarannya mampu membedakan kemampuan siswa kelompok tingggi dan siswa kelompok rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat oll 8

(dalam urgiyantoro, 1987:128) yang menyatakan bahwa butir soal yang baik adalah yang tingkat kesukarannya cukupan, tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit sama tidak baiknya karena keduanya tidak dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dan siswa kelompok rendah. Butir soal yang demikian tidak memberikan informasi apa-apa tentang perbedaan prestasi antara tiap individu. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 pada kategori baik 10 butir (20%), tidak baik 40 butir (80%). Hal ini membuktikan bahwa daya beda butir soal tes tersebut masih sangat lemah. Hasil perhitungan daya beda soal rata-rata memperoleh skor <0,25. Oleh karena itu, Oller (dalam urgiyantoro, 1987:130) menyatakan bahwa butir soal yang baik indeks daya pembedanya paling tidak harus mencapai 0,25 atau bahkan 0,35. Butir soal yang indeks daya pembedanya yang kurang dari 0,25 dianggap tidak layak, dan harus direvisi atau diganti. Sebuah butir soal dinyatakan layak jika tingkan kesukaran dan daya beda butir soal dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan. Walaupun tingkan kesukaran telah memenuhi standar, tetapi daya bedanya rendah, di bawah 0,25, butir soal tersebut tetap dinyatakan tidak layak. Demikian pula sebabliknya. Hal ini biasanya sulit untuk dipenuhi terutama yang terkait dengan daya beda soal. Hal ini tetap dilakukan untuk memperoleh tingkat kepercayaan suatu tes. 9

SIMPULA Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1) Kategori soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 berdasarkan analisis Taksonomi Bloom menunjukkan beberapa kategori yang tidak sesuai yaitu sebanyak 16 butir soal (32%) dan butir soal yang sesuai sebanyak 34 (68%). 2) Tingkat kesukaran butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukkan soal yang tergolong sukar tidak ada, soal yang tergolong sedang 35 butir (70%), dan soal yang tergolong mudah 15 butir (30%). 3) Daya beda butir soal tes sumatif Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA egeri 4 Kota Gorontalo Tahun Ajaran 2014/2015 masih sangat lemah, sebab soal yang tergolong baik 10 butir (20%), sedangkan soal yang tergolong tidak baik 40 butir (80%). DAFTAR RUJUKA urgiyantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE urkancana, Wayan. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha asoinal. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta 10